Anda di halaman 1dari 24

Obat Anestesi Lokal

Pembimbing : dr. Agus Saptiady, Sp.An

Naufal Bahira
(1102013209)

Kepanitraan Klinik Ilmu Anestesi


Rumah Sakit Tk.II Moh. Ridwan Meuraksa
2019

Anestesi Lokal

◈ Anestesi lokal didefinisikan sebagai suatu tindakan yang menyebabkan hilangnya sensasi rasa nyeri
pada sebagian tubuh secara sementara yang disebabkan adanya depresi eksitasi di ujung saraf atau
penghambatan proses konduksi pada saraf perifer.

◈ Anestesi lokal menghilangkan sensasi rasa nyeri tanpa hilangnya kesadaran yang menyebabkan anestesi
lokal berbeda secara dramatis dari anestesi umum

◈ Anestetik lokal adalah obat yang menghasilkan blokade konduksi atau blokade lorong natrium pada
dinding saraf secara sementara terhadap rangsang tranmisi sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf
sentral atau perifir.

2
Terbagi Menjadi 2 Golongan
Golongan Ester (-COOC-) Golongan Amida (-NHCO-)
Kokain Lidokain (Xylocaine, Lignocaine)
Benzokain (Amerikain) Mepivakain (Carbocaine)
Amerocaine Prilokain (Citanest)
Prokain (Novocaine) Bupivacain (Marcaine)
Tetrakain (Pontocaine) Etidokain (Duranest)
Kloroprokain (Nesacaine) Dibukain (Nupercaine)
Ropivakain (Naropin)
Levobupicaine (Chirocaine)

3
Perbedaan Ester dan Amida

ESTER AMIDA
◈ Kurang stabil dalam larutan ◈ Sedikit dimetabolisir dan
◈ Waktu paruh sangat pendek cenderung terjadi akumulasi
(1 menit) dalam plasma
◈ Dimetabolisme di hepar
◈ Eleminasi waktu paruh sekitar
2-3 jam
◈ Larutan dapat disterilkan
dengan autoklaf

4
Topikal Infiltrasi Blok Saraf ARIV Epidural Spinal Intratekal

ESTER

Prokain - + + - - +
Kloroprokain - + + - + -
Tetrakain + - - - - +
AMIDA

Lidokain + + + + + +
Etidokain - + + - + -
Prilokain - + + + + -
Mepivakain - + + - + -
Bupivakain - + + - + +
Ropivakain - + + - + +
Levobupivakain - + +5 - + +
Lama Kerja
Klasifikasi Potensi Mula Kerja Toksisitas
(Infiltrasi, Menit)
ESTER

Rendah
Prokain 1 (rendah) Cepat (fast) 45-60
Sangat
Kloroprokain 3-4 (tinggi) Sangat cepat(very rapid) 30-45
rendah
Tetrakain 8-16 (tinggi) Lambat (low) 60-180
Sedang

AMIDA

Lidokain 1-2 (sedang) Cepat (rapid) 60-120


Sedang
Etidokain 4-8 (tinggi) Lambat (slow) 240-480
Sedang
Prilokain 1-8 (rendah) Lambat 60-120
Sedang
Mepivakain 1-5 (sedang) Sedang (moderate) 90-180
Tinggi
Bupivakain 4-8(tinggi) Lambat 240-480
Rendah
Ropivakain 4(tinggi) Lambat 240-480
Rendah
Levobupivakain 4(tinggi) Lambat 240-480

6
Mekanisme Kerja Anestesi Lokal

Mengakibatkan blokade pada Terjadi depolarisasi pada


kanal selaput saraf

Bergabung dengan Mencegah peningkatan permeabilitas Tidak terjadi


reseptor spesifik yang sel saraf terhadap ion natrium dan konduksi saraf
terdapat pada kanal Na kalium

7
1
Farmakokinetik

8
Absorbsi Sistemik Dipengaruhi Oleh :

Tempat Suntikan Penambahan Karakteristik Obat Anestesi


Vasokonstriktor Lokal

Kecepatan absorbsi sistemik Adrenaline 5mcg/ml atau Obat Anestesi Lokal terikat
sebanding dengan banyaknya 1:200.000 membuat kuat pada jaringan sehingga
vaskularisasi tempat suntikan : vasokonstriksi pembuluh darah dapat diabsorbsi secara lambat

pada tempat suntikan sehingga


Absorbsi Intravena > Trakeal > dapat memperlambat absorbsi
Interkostal > Kaudal > sampai 50%
Paraservikal > Epidural >
Pleksus Brakial > Skiatik >
Subkutan
9
2
Efek Samping

10

Kardiovaskular Pernafasan Sistem Saraf Pusat Muskuloskeletal
1. Depresi automatisasi 1. Relaksasi otot polos 1. Pusing Bersifat miotoksik
miokard bronkus (bupivakain>lidokain>prok
2. Kepala Terasa Ringan
2. Dilatasi arteriolar 2. Henti napas akibat ain). Tambahan adrenalin
3. Pandangan Kabur
paralise saraf frenikus berisiko kerusakan saraf.
3. Dosis besar dapat
4. Depresi Pernapasan
menyebabkan 3. Paralise interkostal
disritmia/kolaps atau depresi langsung 5. Tidak Sadar
sirkulasi pusat pengaturan 6. Koma
napas
7. Dan Lain-lain.

11

Teknik/Cara Pemberian

1. Topikal  Anestesik lokal disemprotkan pada mukosa/kulit

2. Infiltrasi  Anestesik lokal di infiltrasikan di bawah kulit

3. Blok Syaraf  Anestesik lokal disuntikkan sekitar syaraf perifer

4. Blok Epidural  Anestesik Lokal disuntikkan pada ruang epidural

5. Blok Spinal  Anestesik lokal disuntikkan pada ruang subdural

6. Intravena Regional  Anestesik Lokal disuntikkan pada I.V abggita atas/bawah,

setelah terlebih dahulu vena dikosongkan dan panggal angggota di bebat

12
3
Jenis-Jenis
Anestetikum Lokal

13

Prokain
 Untuk infiltrasi, blok, spinal, epidural.

 Merupakan obat standard untuk perbandingan potensi dan


toksisitas terhadap jenis obat-obat anestetik lokal yang lain

 Dosis 15 mg/kgbb

 Untuk infiltrasi: larutan 0,25-0,5 % dosis maksimum 1000 mg.


Onset: 2-5menit, durasi 30-60 menit. Bisa ditambah adrenalin
(1: 100.000 atau 1:200.000).

 Dosis untuk blok epidural (maksimum) 25 ml larutan 1,5%.

 Untuk kaudal 25 ml larutan 1,5%.

 Spinal analgesia 50-200 mg, tergantung efek yang dikehendaki,


lamanya (duration) 1 jam

14

Lidokain
 Sering dipakai untuk surface analgesi, blok infiltrasi, spinal,
epidural dan caudal analgesia dan nerve blok lainnya.

 Dibandingkan prokain, onset lebih cepat, lebih kuat, lebih mahal


dan durasi lebih lama. Potensi dan toksisitas 10 kali prokain.

 Konsentrasi efektif minimal 0,25%

 Infiltrasi, mula kerja 10 menit, relaksasi otot cukup

 Kerja sekitar 1-1,5 jam tergantung konsentrasi larutan

 Dosis maksimum dewasa yang aman adalah 4 x 2,2 ml ampul atau 3


mg/kg

 Penambahan 1:80.000 epinefrin memperpanjang efektivitasnya


lebih dari 90 menit dan meningkatkan dosis maksimum dewasa
yang aman sampai 10x2,2ml ampul atau 7 mg/kg

15

Bupivakain
 Bupivakain merupakan anestetikum lokal yang termasuk dalam
golongan amida amino.

 Bupivakain mempunyai mula kerja yang lambat tapi masa kerjanya


panjang. Digunakan untuk anestesi infiltrasi, blok saraf, epidural
dan anestesi intratekal.

 Bupivakain larutan polos yang berkonsentrasi antara 0.25-0.5%


digunakan untuk anestesi blok dan infiltrasi dimana efek anestesi
mula kerja lebih lambat dibanding lidokain, tetapi lama kerja
sampai 8 jam.

 Formulasi bupivakain sekitar 0,25-0,75% dengan dan tanpa


epinefrin (biasanya 1:200 000).

 Dosis maksimum bupivakain yang direkomendasikan adalah 90


mg.

16

Perbedaan antara Prokain, Lidokain, & Bupivakain
Prokain Lidokain Bupivakain
Golongan Ester-COOC- Amide-CNH- Amide-CNH-
Onset 2 Menit 5 Menit 15 Menit
Durasi 30-45 Menit 45-90 Menit 2-4 Jam
Metabolisme Plasma Hepar Hepar
Dosis
12 mg/kgBB 6 mg/kgBB 2 mg/kgBB
Makksimal
Potensi 1 3 15
Toksisitas 1 3 10

17

Mepivakain
 Anestetikum lokal golongan amida yang bersifat
farmakologiknya mirip lidokain

 mula kerja yang lebih cepat daripada prokain dan masa lama
kerja yang menengah

 Mepivakain menghasilkan vasodilatasi yang lebih sedikit dari


lidokain.

 Mepivakain digunakan untuk anestesi infiltrasi, blok saraf


regional dan anestesi spinal

 Dosis maksimum mepivakain adalah 6,6 mg/kg atau 3,0


mg/lb berat badan dan tidak melebihi 400 mg.

 Satu ampul mepivakain biasanya sudah cukup untuk anestesi


infiltrasi atau blok regional.

18

Prilokain
 Golongan amida dengan efek farmakologi mirip lidokain,
tetapi mula kerja dan masa kerjanya lebih lama.

 Efek vasodilatasinya lebih kecil daripada lidokain, sehingga


tidak memerlukan vasokonstriktor.

 Toksisitas terhadap sistem saraf pusat (SSP) lebih ringan,


penggunaan intravena blok regional lebih aman. Sifat toksik
yang unik dari prilokain yaitu dapat menimbulkan
methemoglobinemia.

 Efek anestesi prilokain kurang kuat dibandingkan lidokain.


Prilokain dipasarkan sebagai solusi 4% dengan dan tanpa
1:200.000 epinefrin. Biasanya digunakan untuk mendapatkan
anestesi infiltrasi dan blok.

 Dosis maksimum yang direkomendasikan untuk prilokain


adalah 8,0 mg/kg untuk pasien dewasa dan maksimum dosis
yang direkomendasikan adalah 600mg.

19

Etidokain
 Etidokain dalam konsentrasi 1,5% dengan 1:200.000 epinefrin telah digunakan dalam prosedur bedah
mulut.

 Ia memiliki masa kerja yang lebih lama dari lidokain 2% dengan epinefrin 1:100.000 bila digunakan sebagai
anestesi blok tetapi tidak seefektif lidokain dengan epinefrin saat digunakan untuk anestesi infiltrasi.

 Dosis maksimum yang direkomendasikan untuk pasien dewasa adalah 8,0mg/kgBB, dengan dosis
maksimum absolut tidak melebihi 400 mg

20

Ropivakain
 Ropivakain dikembangkan setelah bupivakain tercatat dikaitkan
dengan serangan jantung, terutama pada wanita hamil.

 Ropivakain ditemukan memiliki kardiotoksisitas kurang dari


bupivakain.

 Ropivakain diindikasikan untuk anestesi lokal termasuk infiltrasi, blok


saraf, epidural dan anestesi intratekal pada orang dewasa dan anak di
atas 12 tahun.

 Karakteristiknya, yaitu memiliki mula kerja dan masa lama kerja yang
sama dengan bupivakain, dengan potensinya yang lebih rendah sedikit

21

Tetrakain
 Tetrakain merupakan anestetikum lokal golongan ester yang mempunyai
masa kerja yang lama.

 Tetrakain adalah derivat asam para-aminobenzoat.

 Anestetikum lokal ini 10 kali lebih kuat dan lebih toksik daripada prokain.

 Tetrakain menjadi salah satu anestesi topikal yang paling efektif. Tetrakain
mempunyai mula kerja yang lambat untuk anestesi topikal dan masa
kerjanya adalah sekitar 45 menit setelah anestesi topikal

22

Levobupivakain
 Levobupivakain merupakan isomer tunggal bupivakain dan
memiliki keuntungan hanya sedikit efek kardiotoksiknya. Telah
terbukti bahwa bahan ini seefektif bupivakain dan anestetikum
lain. Levobupivakain ini tersedia dalam konsentrasi antara 0,25-
0,75%

 Indikasi:
1. Anestesi pembedahan mayor
2. Minor (infiltrasi lokal, blokade peribulbar pada
pembedahan mata);
3. Penatalaksanaan nyeri (infus epidural kontinyu,
pemberian secara bolus tunggal atau multiple untuk
pasca pembedahan, melahirkan)
4. Untuk analgesia epidural kontinyu, levobupivakain dapat
dikombinasikan dengan fentanil, morfin atau klonidin.

23
Thanks!

24

Anda mungkin juga menyukai