dN
- kN ............... (1)
n
dt
N = jumlah mikrobia ; k = konstanta penurunan jumlah
mikrobia; n = orde reaksi.
• Penurunan jumlah mikrobia selama proses pemanasan
mengikuti reaksi orde 1, sehingga persamaan menjadi :
dN
- kN ............... (2)
dt
Apabila persamaan (2) diintegralkan, maka diperoleh
persamaan :
N
ln - kt ............... (3)
N0
N = jumlah mikrobia akhir; N0 = jumlah mikrobia awal; k =
konstanta laju penurunan mikrobia; t = waktu pemanasan
(dalam menit)
• Persamaan (3) menunjukkan plot kurva semilogaritma dari N
terhadap t. Persamaan tersebut dapat diubah :
N N kt
2,303 log - kt atau log - ............... (4)
N0 N0 2,303
Nilai 2,303 / k sering dinyatakan sebagai nilai D, sehingga :
N t
log - ............... (5)
N0 D
2,303
D ............... (6)
k
Nilai D = waktu penurunan desimal (decimal reduction time)
Untuk Bakteri B :
D121,1 = 0,8 menit N0 = 8 x 106 N = 1/1000 = 10-3
N t
log -
N0 D
10 -3 t
log 6
-
8 x 10 0,8
6
8 x10
t 0,8 x log 7,92 menit
10-3
Contoh 3 :
• Nilai D dipengaruhi oleh suhu Semakin tinggi suhu maka
nilai D semakin kecil artinya, semakin tinggi suhu
pemanasan, maka waktu yang diperlukan untuk
menginaktivasi mikroba akan semakin pendek.
• Gambar 2 memperlihatkan pengaruh suhu terhadap nilai D.
Pada suhu pemanasan yang lebih tinggi, kurva akan semakin
curam yang memberikan slope kurva -1/D semakin besar
atau nilai D semakin kecil.
• Nilai D dari setiap mikroba memiliki sensitivitas yang
berbeda terhadap perubahan suhu dinyatakan dengan
nilai Z perubahan suhu yang diperlukan untuk merubah
nilai D sebesar 90% atau 1 siklus logaritma.
• Misalnya, Clostridium botulinum memiliki nilai Z sebesar 10
0C, artinya untuk merubah nilai D mikroba tersebut dari 0.25
Tentukan nilai z !
2. Tentukan waktu proses pada suhu 280 F jika diketahui
kandungan mikrobia awal adalah 10 spora / g produk dan
diinginkan peluang kebusukannya adalah 1 kaleng dari 10 5
kaleng yang diproduksi (berat produk = 330 g / kaleng).
Diketahui D250 = 1,2 menit dan z = 18 0F
JAWAB :
Untuk mencari D280, maka digunakan persamaan (8)
Tref - T
D T D 0 x 10 z
250 - 280
D 280 D 250 x 10 z
250 - 280
D 280 1,2 x 10 18
0,026 menit
Jumlah spora awal :
N 0 (10 spora / g) x (330 g / kaleng) 3300 spora / kaleng
N t
log -
N0 D
10 -5 t
log -
3300 0,026
3300
t 0,026 x log -5
0,22 menit
10
PARAMETER KECUKUPAN PROSES THERMAL
F
log (rN 0 ) - log (rN)
D
• Jika tujuan dari proses thermal adalah peluang 1 kaleng
(kemasan) mengalami kerusakan (kebusukan) dari total
kaleng (kemasan) yang diproses, maka :
F
log (rN 0 ) - log (rN)
D
F
log (rN 0 ) - log (1)
D
F
log (rN 0 )
D
F
(rN 0 ) 10 D
1 N0
F
r 10 D
Contoh Soal
1. Estimasikan peluang kerusakan dari proses thermal (113 0C)
selama 50 menit ! Diketahui D113 = 4 menit dan jumlah
mikrobia awal 104 per kemasan.
1 N0
F
r 10 D
1 10 4
50
r 10 4
1 10 4
12,5
r 10
r 10 8,5 10 8 x 10 3,16 x 108
Jadi peluang kerusakan adalah 1 kaleng untuk 3,16 x 108
kaleng yang diproses atau 3 kaleng untuk 109 kaleng yang
diproses.
PROSES THERMAL & KUALITAS BAHAN
- Ea
k k 0 exp
RT
• Hubungan antara dua konstanta laju reaksi (k) untuk dua
suhu T1 dan T2 digambarkan dengan persamaan :
k2 Ea 1 1
exp -
k1 R T1 T2
atau
k2 Ea 1 1
log -
k1 2,303R T1 T2
• Diketahui bahwa k = 2,303 / D, sehingga :
k2 D1
log log
k1 D2
• Diketahui bahwa :
T2 - T1
D1
10 z
D2
sehingga
k2 T2 - T1
log 10 z
k1
• Kombinasi dari dua persamaan :
T2 - T1 Ea 1 1
-
z 2,303R T1 T2
• Nilai z sebagai fungsi energi aktivasi dan suhu :
2,303 R
z
EaT1T2
Ea = energi aktivasi (kal / mol) atau (kJ / mol)
R = konstanta gas (1,9872 kal / mol K) atau (8,314 kJ/mol K)
T = suhu (K)
• Untuk kualitas bahan yang dikenai proses thermal, berlaku
juga persamaan :
F
C -
10 D
C0
• Data hasil pengukuran penetrasi panas perlu diolah dengan tujuan untuk
menentukan nilai sterilitas (Fo) dari proses termal yang dilakukan.
• Di antara metode yang dapat digunakan untuk menghitung nilai Fo dari hasil
pengukuran penetrasi panas adalah dengan menggunakan metode trapesium.
Dengan membandingkan nilai Fo pada disain proses termal yang dilakukan
dengan nilai Fo pada suhu standar, maka dapat ditentukan apakah proses
termal yang diterapkan sudah memenuhi kecukupan proses panas atau belum.
• Apabila nilai Fo proses yang diperoleh dari hasil pengukuran penetrasi panas
lebih besar dari nilai Fo pada suhu standar, maka proses termal yang dilakukan
telah mencukupi. Sedangkan apabila nilai Fo proses kurang dari Fo suhu
standar, maka proses termal tidak tercapai (under process).
• Dengan cara seperti ini maka dapat ditentukan apakah suatu disain proses
termal sudah cukup untuk memastikan inaktivasi bakteri atau spora yang tidak
diingin-kan.
• Nilai sterilisasi (Fo) yang didisain sebagai target proses termal dilakukan
pada suhu standar, dimana untuk proses sterilisasi suhu standar yang
umum digunakan adalah 250 0F (121.1 0C).
• Artinya, waktu proses untuk menjamin mikro-organisme telah dibunuh
hingga level yang aman terjadi pada suhu konstan (250 0F). Pada
kenyataanya, sebagaimana telah dijelaskan di atas, proses pemanasan
tidak berlangsung pada suhu konstan.
• Oleh karena itu, nilai sterilisasi (Fo) untuk proses termal yang
sesungguhnya harus memperhatikan pengaruh total dari proses
pemanasan pada fase pemanasan, holding dan pendinginan terhadap
pembunuhan mikroorganisme.
General Method
PERHITUNGAN DALAM PROSES PASTEURISASI KONTINYU