etiologi
• Trauma tumpul, trauma tajam
• trauma iatrogenik (akibat oprasi)
Cedera ureter sangat jarang (1%) dari seluruh cedera traktus urogenital
Klasifikasi trauma ureter
• berdasarkan AAST ( The american association for the surgery of
trauma) adalah sebagai berikut.
• Grade I : Hematom ureter
• Grade II : Laserasi kurang dari 50 % lingkar ureter
• Grade III : Laserasi lebih dari 50 % lingkar ureter
• Grade IV : Terpotong kurang dari 2 cm
• Grade V : Terpotong lebih dari 2 cm
diagnosis
• Cedera ureter dari luar :adanya hematuri pasca trauma
• Cedera ureter iatogenik: dapat ditemukan saat operasi atau pasca operasi
Saat operasi :
Lapangan operasi banyak cairan
Hematuria
Anuria/oligguria jika cedera bilateral
Pasca bedah :
Demam
Ileus
Nyeri pinggang akibat obtruksi
Luka operasi selalu basah
Sampai beberapa hari cairan drainase jernih dan banyak
Hematuria presisten dan hematomma/urinoma di abdomen
Fistul uretrokutan/fistul uretrivagina
kebocoran urin melalui pipa drainase -> berikan zat warna
yang di sekresikan uruin-> periksa warna cairan di dalam pipa
atau pada luka operasi
Pemeriksaan kreatitnin dan ureum cairan yg di ambil dlam
pipa
Pada pemeriksan IVU(IVP) tampak ekstravasi kontras atau
kontras berhenti di daerah lesi atau terdapat deviasi ureter ke
lateral
IVU merupakan gold standard pemeriksaan trauma ureter
Tindakan trauma ureter
• Anastomosis end to end. Cara ini dapat dilakukan jika
tidak ada tegangan (tension) di kedua ujung pro2imal
dan distal pada saat ditegangkan.
• Inplantasi ureter ke buli - buli (neoimplantasi ureter
pada buli - buli, Flap Boari,atau Psoas hitch)
• Uretro - kutaneustomi, yaitu menghubungkan ujung
akhir ureter dengan dunia luar, melalui lubang di kulit
(stoma)
• Transuretro – ureterotomi
• Nefrostomi sebagai tindakan diversi
• Nefroktomi yaitu pengangkatan ginjal