Anda di halaman 1dari 75

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN KEBUTUHAN
CAIRAN DAN NUTRISI
Oleh:
Kelompok 7 (Tujuh)
Ardelia Septiani
Maidy Akmaliyah Putri
Roselina Novianti
Willy Kusuma Dewi
ANAMNESA
Anamnessis gangguan sistem perkemihan

1. Keluhan utama pada gangguan system perkemihan, meliputi :


• Keluhan sistemik : gangguan fungsi ginjal (edema, malaise) atau demam disertai menggigil
akibat infeksi atau urosepsis
• Keluhan lokal : nyeri akibat kelainan pada saluran perkemihan, keluhan miksi , dll
2. Riwayat Kesehatan, Keluarga, dan Psikososial
• Pengumpulan data tentang masalah atau penyakit kesehatan yang sebelumnya dialami
pasien, dapat menambah informasi yang berguna bagi perawat untuk mengkaji lebih lanjut
mengenai masalah perkemihan bagi pasien.
3. Tanda dan Gejala Umum Gangguan Sistem Perkemihan
• Nyeri
• Perubahan dalam berkemih
• Gejala Gastrointestinal
Your Logo or Name Here 3
Anamnessis gangguan sistem pencernaan

Keluhan utama :
• Nyeri
• Mual muntah
• Kembung dan sendawa
• Ketidaknyamanan abdomen
• Diare
• Konstipasi

Your Logo or Name Here 4


PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik gangguan kebutuhan
cairan

• Pengukuran intake dan output cairan


Catat intake cairan per oral maupun parenteral dan output cairan baik
melalui urine, feses, maupun WL Apakah balance cairan seimbang, positif
atau negatif.
• Urine.
Kaji volume,warna, dan konsentrasi urine
• Turgor kulit
Lakukan pemeriksaan turgor kulit dengan cara mencubit dan mengangkat
kulit secara pelan lalu lepaskan. Lihat kerutan kulit kembali dengan cepat.
Your Logo or Name Here 6
Con’t …
• Menimbang berat badan
Timbang berat badan untuk mengetahui retensi atau kehilangan cairan dari
tubuh
• Edema
Periksa edema dengan melihat pitting edema pada pre tibia, maleolus
medialis, atau di atas ostium sacrum.
• Ukur tanda-tanda vital.
Kehilangan cairan digambarkan dengan suhu tinggi, takhikardi, hipotensi
• Ukur nilai centra venus pressure (CVP) yang abnormal

Your Logo or Name Here 7


Pemeriksaan fisik gangguan kebutuhan
nutrisi
• Pemeriksaan Bibir
Dikaji kondisi warna, tekstur, hidrasi, kontur, serta adanya lesi. Normalnya bibir
berwarna merah muda, lembap, simetris, dan halus. Lesi seperti nodul dan
ulserasi dapat berhubungan dengan infeksi, iritasi, atau kanker kulit.
• Pemeriksaan Rongga Mulut
Untuk menilai kelainan atau lesi yang memengaruhi fungsi ingestif dan digestif.
Melihat mukosa bukal, Mukosa normal berkilau merah muda, lunak. basah, dan
halus. Dengan pasien dengan pigmentasi normal. mukosa bukal merupakan
tempat yang paling baik untuk menginspeksi adanya interik atau pucat.

Your Logo or Name Here 8


Pemeriksaan fisik gangguan kebutuhan
nutrisi

• Pemeriksaan Lidah dan Dasar Mulut


• Pemeriksaan ini dilakukan dengan inspeksi secara cermat bagian lidah dan
bagian dasar mulut, catat adanya penyimpangan, tremor, atau keterbatasan
gerak, untuk menguji fungsi safar hipoglosum. Menguji mobilitas lidah,
perawat meminta pasien untuk memosisikan lidah ke atas dan ke samping,
lidah harus bergerak dengan bebas. Memeriksa warna, ukuran posisi, tekstur,
dan adanya lapisan atau lesi pada lidah.
• Pemeriksaan Kelenjar Parotis
• Melakukan palpasi kedua pipi pada daerah parotis untuk mencari adanya
pembesaran parotis
Your Logo or Name Here 9
Pemeriksaan fisik gangguan kebutuhan
nutrisi
• Inspeksi
Dilakukan pada rongga mulut dengan bantuan pencahayaan yang baik. Langkah pertama adalah memeriksa bibir dan
rahang terhadap warna abnormal, tekstur, lesi simetris dan pembengkakan.
• Auskultasi
Dilakukan pada setiap kuadran abdomen selama 3-5 menit untuk memastikan tidak terdengarnya bising usus (BU) dengan
menggunakan diapragma pada stetoskop.
• Palpasi
Adanya oedema
Nyeri tekan pada abdomen
Kelembaban dan kehangatan kulit
• Perkusi
Dilakukan pada keempat kuadran untuk menentukan adanya udara, cairan dalam abdomen dan ukuran organ.
Your Logo or Name Here 10
Pemeriksaan fisik gangguan kebutuhan
nutrisi
• Pada pemeriksaan fisik sistem pencernaan dibutuhkan pemeriksaan
abdomen meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi (auskultasi
dilakukan sebelum palpasi).
• lnspeksi
Keadaan kulit, besar dan bentuk abdomen, simetrisitas; perhatikan adanya
benjolan local, Pembesaran organ atau tumor, peristaltik, pulsasi, dan
perhatikan juga gerakan pasien
• Auskultasi
Dilakukan untuk mendengarkan suara peristaltik usus dan bising pembuluh
darah.

Your Logo or Name Here 11


Pemeriksaan fisik gangguan kebutuhan
nutrisi

• Palpasi
Setiap ada perabaan massa, dicari ukuran/besarnya, bentuknya, lokasinya,
konsistensinya, tepinya, permukaannya, fiksasi/mobilitasnya, nyeri
spontan/tekan, dan warna kulit di atasnya.
• Perkusi
Untuk menentukan orientasi keadaan abdomen secara keseluruhan, ada
tidaknya asites, adanya massa padat atau massa berisi cairan (kista),
menentukan besarnya hati, limpa, adanya udara yang meningkat dalam
\ambung dan usus, serta adanya udara bebas dalam rongga abdomen.
Your Logo or Name Here 12
MASALAH
KEPERAWATAN
1. GLOMERULONEFRITIS (GN)
Konsep Dasar Penyakit
• Definisi
Penyakit yang menyebabkan bagian ginjal penyaring darah (glomeruli) mengalami peradangan. Luka pada ginjal,
membuatnya tidak bisa berfungsi secara maksimal sehingga tidak dapat membuang kotoran dan cairan berlebih
di dalam tubuh. atau
Penyakit yang ditandai dengan terjadinya inflamasi pada glomerolus yang disebabkan oleh invasi bakteri atau
virus tertentu.
• Etiologi
- Infeksi
Glomerulonefritis disebabkan oleh kuman streptococcus beta haemaolyticus golongan A tipe 12, 4, 16, 25 dan
49. Glomerulonefritis dapat berkembang satu atau dua minggu setelah pemulihan 5-10% dari infeksi
tenggorokan atau 25 % pada mereka infeksi kulit (impetigo).
- Noninfeksi
Penyakit sistemik multisystem, seperti pada lupus eritematosus sistemik (SLE), vaskulitis
Your Logo or Name Here 14
Con’t …
Konsep Dasar Penyakit

• Manifestasi Klinis • Patofisiologi


- Hematuria Gangguan glomerulus sebagai respons imunologi akibat
- Oliguria perlawanan tubuh terhadap mikroorganisme. Reaksi
- Edema ringan sekitar mata atau seluruh tubuh antigen dan antibodi membentuk imun kompleks yang
- Gangguan gastrointestinal
menimbulkan respons peradangan dan menyebabkan
- Sakit kepala, merasa lemah
kerusakan dinding kapiler. Akibat hal tersebut, lumen
- Nyeri pinggang menjalar sampai ke abdomen
pembuluh darah mengecil dan menurunkan filtrasi
(Jauhar, 2013, hal. 225)
glomerulus, insufiensi renal, dan perubahan permeabilitas
kapiler. Pada akhirnya, molekul besar seperti protein
disekresikan dalam urine/ proteinuria
Your Logo or Name Here 15
Con’t …
Konsep Dasar Penyakit

• Komplikasi • Pemeriksaan Diagnostik


1) Gagal ginjal akut 1) Tes Urine
2) Penyakit ginjal kronis 2) Tes Darah
3) Tekanan darah tinggi. 3) Tes Pencitraan
4) Sindrom nefrotik 4) Biopsi Ginjal

Your Logo or Name Here 16


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
1. Identitas
• Umur : penyakit glomerulonefritis bisa terjadi pada semua umur tetapi sering ditemukan pada usia 3-7 tahun.
• Jenis kelamin : glomerunefritis dapat menyerang laki-laki maupun perempuan.
• Tempat tinggal : ada tidaknya faktor predisposisi yang berhubungan dengan pola kebiasaan dan higiene
2. Status kesehatan saat ini
• Keluhan utama : Keluhan utama yang menjadi alasan untuk masuk rumah sakit adalah adanya gejala dan tanda urine
tampak kemerah-merahan atau seperti kopi dan sakit pada saat kencing.
• Alasan masuk rumah sakit : Pasien glomerulonefritis kronis mengeluh sakit kepala, demam, dan nyeri panggul.
3. Riwayat Kesehatan
• Riwayat penyakit sekarang: Biasa mengalami gejala hipertensi ringan sampai berat, proteinuria, hematuria, dan oliguria.
• Riwayat penyakit sebelumnya : Penyakit pasien sebelumnya adalah ISPA.
• Riwayat penyakit keluarga : Terdapat salah satu anggota keluarga yang pernah mengalami hipertensi atau peningkatan
kadar BUN dan creatinin serum.
• Riwayat pengobatan : Diberikan obat diuretik untuk mengurangi kelebihan cairan misalnya furosemide dan berikan obat17
Your Logo or Name Here
anti hipertensi
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
4. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kesadaran : Pasien mengalami nyeri abdomen yang disertai kencing kemerahan.
• TTV :
- TD : 120/80 mmHg
- HR : 80 X/menit
- RR : 20 X/menit
- Suhu : lebih dari 36,7°C

Body sistem
Keadaan umum pasien lemah dan terlihat sakit berat dengan tingkat kesadaran biasanya compos mentis, tetapi
akan berubah apabila sistem saraf pusat mengalami gangguan sekunder dari penurunan perfusi jaringan otak
dan kerusakan hantaran saraf sekunder dari abnormalitas elektrolit dan uremia. Pada TTV, sering didapatkan
adanya perubahan.
Your Logo or Name Here 18
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

• B1 (Breathing)
Biasanya tidak didapatkan adanya gangguan pola nafas dan jalan nafas walaupun secara frekuensi mengalami
peningkatan terutama pada fase akut. Pada fase lanjut sering didapatkan adanya gangguan pola nafas dan jalan
napas
• B2 (Blood).
Adanya peningkatan tekanan darah sekunder dari retensi natrium dan air yang memberikan dampak pada
fungsi sistem kardiovaskuler dimana akan terjadi penurunan perfusi jaringan akibat tingginya beban sirkulasi.
• B3 (Brain).
Didapatkan edema wajah terutama periorbital, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, dan mukosa mulut tidak
mengalami peradangan.

Your Logo or Name Here 19


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

• B4 (Bladder).
Inpeksi. Terdapat edema pada ekstremitas dan wajah. Perubahan warna urine output seperti warna urine
berwarna kola dari proteinuri, silinderuri, dan hematuri.
Palpasi. didapatkan adanya nyeri tekan ringan pada areaa kostovetebra. Perkusi. Perkusi pada sudut
kostovertebra memberikan stimulus nyeri ringan lokal disertai suatu penjalaran nyeri ke pinggang dan perut.
• B5 (Bowel).
Didapatkan adanya mual dan muntah, serta anoreksia sehingga sering didapatkan penurunan intake nutrisi dari
kebutuhan.
• B6 (Bone).
Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum sekunder dari edema tungkai atau edema wajah terutama
pada periorbital, anemia, dan penurunan perfusi perifer dari hipertensi.

Your Logo or Name Here 20


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Pemeriksaan persistem
• Sistem pernafasan : Pada fase akut biasanya tidak ditemukan adanya gangguan pada
pola pernafasan dan masalah pada jalan nafas walau secara frekuensi mengalami
peningkatan
• Sistem kardiovaskular : Salah satu tanda khas glomerulonefritis adalah peningkatan
darah sekunder dari retensi natrium dan air yang memberikan dampak pada
peningkatan volume intravaskular. Peningkatan volume cairan intra vaskular akan
berdampak pada sistem kardiovaskular dimana akan terjadi penurunan perfusi
jaringan akibat tingginya beban sirkulasi
• Sistem persyarafan : Akan ditemukan edema pada wajah terutama pada daerah
periorbital, konjungtiva anemis. Pada fase kronik, pada retina mencakup hemoragi,
adanya eksudat, arterior menyempit dan berliku-liku.

Your Logo or Name Here 21


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
• Sistem perkemihan
Inspeksi : Perubahan warna urine berwarna dari proteinuri, silenderuri, hematuri.
Palpasi : Pasien akan mengeluh adanya nyeri tekan ringan pada area kostovertebra.
Perkusi : Pemeriksaan ketuk pada sujud kostovertebra memberikan stimulus ringan lokal
disertai suatu perjalaran nyeri ke pinggang dan perut.
• Sistem pencernaan
Ditemukan keluhan mual dan muntah, serta anoreksia sehingga sering didapatkan
penurunan intake nutrisi dari kebutuhan. Pada fase kronik pasien akan mengalami diare
sekunder, bau mulut amoniak dan peradangan mukosa di mulut, dan ulkus pada saluran
cerna
• Sistem muskuluskeletal
Pasien akan mengalami kelemahan fisik secara umum.
Your Logo or Name Here 22
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
• Sistem endokrin
Terjadi perbandingan albumin dan globulin terbalik dan kolesterol darah meninggi
• Sistem reproduksi
Pada pasien glomerulonefritis kronik terjadi gagal ginjal yang menyebabkan tubuh
menjadi lemah sehingga sistem reproduksi menjadi terganggu
• Sistem penginderaan
Pada indera pembau, pasien glomerulonefritis akan mengalami napas pendek yang
ditandai dengan takipnea, dispnea, serta peningkatan frekuensi.
Pada indera penglihatan, pasien glomerulonefritis akan mengalami edema ringan
disekitar mata.
• Sistem imun
Proses autoimun kuman streptococcus dalam tubuh menimbulkan badan autoimun yang
merusak glomerulus Your Logo or Name Here 23
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
5. Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan laboratorium urin : Pada pemeriksaan urin ditemukan protein
(proteinuria), terdapat darah (hematuria)
• Pemeriksaan laboratorium darah :LED meningkat, kadar Hb menurun sekunder dari
hematuria (gross hematuria) dan BUN cretinin melebihi angka normal
• Test gangguan kompleks imun : Biopsi ginjal dilaksanakan untuk menegakkan diagnosis
penyakit glomerulus
• Pada rontgen : Pemeriksaan sinar-X pada dada menunjukkan pembesaran jantung dan
edema pulmoner
• Elektrokardiogram (EKG) :Mungkin normal namun dapat juga menunjukkan adanya
hipertensi disertai hipertropi ventrikel kiri dan gangguan elektrolit, seperti
hiperkalemia dan gelombang T inverted.

Your Logo or Name Here 24


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
II. Diagnosis Keperawatan
1. Risiko kelebihan volume cairan b.d penurunan volume urine, retensi cairan dan
natrium, peningkatan aldosteron sekunder dari penurunan GFR.
2. Resiko tinggi kejang b.d kerusakan hantaran saraf sekunder dari abnormalitas
elektrolit dan uremia.
3. Nyeri b.d respons inflamasi, kontraksi otot sekunder, adanya inflamasi glomerulus.
4. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakadekuatan intake
nutrisi sekunder dari nyeri, ketidaknyamanan lambung dan intestinal.
5. Gangguan Activity Daily Living (ADL) b.d edema ekstremitas, kelemahan fisik secara
umum.
6. Kecemasan b.d prognosis penyakit, ancaman, kondisi sakit, dan perubahan kesehatan.

Your Logo or Name Here 25


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Risiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan b.d penurunan volume urine, retensi cairan dan natrium,
peningkatan aldosteron sekunder dari penurunan GFR.
• Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam tidak terjadi kelebihan volume cairan sistematik.
• Kriteria evaluasi:
Pasien tidak sesak nafas, edema ekstremitas berkurang, pitting edema (-), produksi urine >600 ml/hr.
Intervensi :
1. Kaji Tekanan Darah
2. Kaji Distensi vena jugularis
3. Ukur intake dan output
4. Timbang berat badan
5. Berikan oksigen tambahan dengan nasal kanul/masker sesuai indikasi
6. Kolaborasi : Berikan diet tanpa garam, Beri diet rendah protein tinggi kalori, beri obat diuretic, pantau
data laboratorium elektrolit kalium
Your Logo or Name Here 26
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2. Risiko tinggi kejang b.d kerusakan hantaran saraf sekunder dari abnormalitas elektrolit dan uremia
• Tujuan: Dalam waktu 3 x 24 jam perawatan risiko kejang berulang tidak terjadi.
• Kriteria evaluasi: Pasien tidak mengalami kejang.
• Intervensi :
1. Kaji dan catat faktor-faktor yang menurunkan kalsium dari sirkulasi
2. Kaji stimulus kejang
3. Hindari konsumsi alkohol dan kafein yang tinggi

Your Logo or Name Here 27


Next ..
3. Nyeri b.d respons inflamasi, kontraksi otot sekunder adanya inflamasi glomerulus
• Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam terdapat penurunan respons nyeri
• Kriteria evaluasi:
- Secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri, skala nyeri 0-1 (0-4).
- Secara objektif didapatkan TTV dalam batas normal, wajah rileks tidak terjadi penurunan perfusi perifer, urine >600
ml/hari
• Intervensi :
1. Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST
2. Anjurkan kepada klien untuk melaporkan nyeri dengan segera
3. Lakukan manajemen nyeri keperawatan
- Atur posisi fisiologis
- Istirahatkan klien
- Berikan O2 tambahan dengan kanula nasal atau masker sesuai dengan indikasi
- Manajemen lingkungan: berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung
- Ajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam
Your Logo or Name Here 28
- Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

4. Nyeri b.d respons inflamasi, kontraksi otot sekunder inflamasi glomerulus


Intervensi:
1. Lakukan manajemen sentuhan
2. Anjurkan kepada klien untuk melaporkan nyeri dengan segera
3. Tingkatkan pengetahuan tentang: sebab-sebab nyeri dan menghubungkan berapa
lama nyeri akan berlangsung
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik

Your Logo or Name Here 29


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

5. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakadekuatan intake


nutrisi sekunder dari nyeri, ketidaknyamanan lambung dan intestinal
Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam pasien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang
adekuat
Kriteria evaluasi: Membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam situasi
individu, menunjukkan peningkatan berat badan
Intervensi :
1. Kaji pengkajian pasien tentang asupan nutrisi
2. Mulai dengan makanan kecil dan tingkatkan sesuai dengan toleransi. Catat tanda
kepenuhan gaster, regurgitasi dan diare
3. Fasilitas pasien memperoleh diet sesuai indikasi dan anjurkan menghindari asupan
dari agen iritan.
Your Logo or Name Here 30
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

6. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakadekuatan intake


nutrisi sekunder dari nyeri, ketidaknyamanan lambung dan intestinal
Intervensi :
1. Berikan diet secara rutin
2. Beri makanan dalam keadaan hangat dan porsi kecil serta diet TKTPRG (Tinggi Kalori
Tinggi Protein Rendah Gula).
3. Berikan nutrisi secara parenteral

Your Logo or Name Here 31


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

7. Gangguan ADL (Activity Daily Living) b.d edema ekstremitas, kelemahan fisik secara umum.
• Tujuan: Dalam waktu 3 x 24 jam Aktivitas sehari-hari klien terpenuhi dan meningkatkan
kemampuan beraktivitas
• Kriteria evaluasi: Klien menunjukkan kemampuan beraktivitas tanpa gejala-gejala yang berat,
terutama mobilitas ditempat tidur.
Intervensi :
1. Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat.
2. Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen misalnya mengerjan saat defekasi
3. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi, bila tak
ada nyeri ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan
4. Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit kritis
5. Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi.
Your Logo or Name Here 32
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
8. Kecemasan b.d prognosis penyakit, ancaman, kondisi sakit dan perubahan kesehatan.
• Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam kecemasan pasien berkurang.
• Kriteria evaluasi: Pasien menyatakan kecemasan berkurang mengenal perasaannya, dapat
mengindentifikasi penyebab atau faktor yang memengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan wajah
rileks.
Intervensi :
1. Kaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan,dampingi pasien dan lakukan tindakan bila menunjukan
perilaku merusak.
2. Hindari konfrontasi
3. Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suasana
penuh istirahat.
4. Tingkatkan kontrol sensasi pasien.
5. Orientasikan pasien terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan.
6. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan ansietasnya.
7. Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekat.
Your Logo or Name Here 33
8. Kolaborasi berikan anti-cemas indikasi, contohnya diazepam
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

IV. Evaluasi
• Hasil yang diharapkan setelah mendapat intervensi, meliputi hal-hal ini sebagai
berikut:
• Kelebihan volume cairan dapat diturunkan atau tidak terjadi.
• Tidak terjadi kejang atau dapat menurukan stimulus kejang.
• Terjadi penurunan skala nyeri.
• Terjadi peningkatan asupan nutrisi.
• Terpenuhnya aktivitas sehari-hari.
• Terjadinya penurunan tingkat kecemasan.

Your Logo or Name Here 34


2. Sindrom Nefrotik
Konsep Dasar Penyakit

• Definisi
Kelainan ginjal yang menyebabkan tubuh mengeluarkan terlalu banyak protein dalam urine.
Akibat kerusakan pada kelompok pembuluh darah kecil di ginjal yang menyaring limbah dan
kelebihan cairan/elektrolit dari darah. Sindrom nefrotik menyebabkan pembengkakan
(edema)
• Etiologi
Sindrom nefrotik biasanya disebabkan oleh kerusakan pada kelompok pembuluh darah kecil
(glomeruli) dari ginjal. Glomeruli menyaring darah saat melewati ginjal, memisahkan hal-hal
yang dibutuhkan tubuh. Glomeruli yang sehat menjaga protein darah (terutama albumin)
yang diperlukan untuk mempertahankan jumlah cairan yang tepat dalam tubuh.

Your Logo or Name Here 35


2. Sindrom Nefrotik
Konsep Dasar Penyakit

• Patofisiologi
• Terjadinya penurunan tekanan onkotik menyebabkan edema generalisata akibat cairan
yang berpindah dari sistem vaskular ke dalam ruang cairan ekstraseluler penurunan
sirkulasi volume darah mengakibatkan sistem renin angiotensin menyebabkan retensi
natrium dan edema lebih lanjut
• Sindrom nefrotik dapat terjadi di hampir setiap penyakit sistemik yang mempengaruhi
glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini dianggap menyerang anak-anak, namun
sindrom nefrotik juga terjadi pada orang dewasa termasuk lansia. Penyebab sindrom
nefrotik mencakup glomerulonefritis kronis, diabetes melitus disertai glomerulosklerosis
interkapiler, amiloidosis ginjal, penyakit lupus erythematosus sistemik, dan trombosis vena
renal.
• Respon perubahan patologis pada glomerulus secara fungsional akan memberikan
berbagai masalah keperawatan pada pasien yang mengalami glomerulus progresif cepat.
Your Logo or Name Here 36
2. Sindrom Nefrotik
Konsep Dasar Penyakit

• Manifestasi Klinis • Komplikasi


Tanda dan gejala sindrom nefrotik meliputi: 1. Pembekuan darah
1) Pembengkakan parah (edema), terutama di sekitar 2. Kolesterol darah tinggi dan trigliserida darah
mata dan di pergelangan kaki dan kaki. 2) Air kencing tinggi
berbusa, yang mungkin disebabkan oleh kelebihan
protein dalam urine. 3. Nutrisi buruk
3) Peningkatan berat badan karena retensi cairan
4. Tekanan darah tinggi
berlebih. 5. Gagal ginjal akut
4) kelelahan 6. Penyakit ginjal kronis
5) kehilangan selera makan
7. Infeksi

Your Logo or Name Here 37


2. Sindrom Nefrotik
Konsep Dasar Penyakit

• Manifestasi Klinis • Komplikasi


Tanda dan gejala sindrom nefrotik meliputi: 1. Pembekuan darah
1) Pembengkakan parah (edema), terutama di sekitar 2. Kolesterol darah tinggi dan trigliserida darah
mata dan di pergelangan kaki dan kaki. 2) Air kencing tinggi
berbusa, yang mungkin disebabkan oleh kelebihan
protein dalam urine. 3. Nutrisi buruk
3) Peningkatan berat badan karena retensi cairan
4. Tekanan darah tinggi
berlebih. 5. Gagal ginjal akut
4) kelelahan 6. Penyakit ginjal kronis
5) kehilangan selera makan
7. Infeksi

Your Logo or Name Here 38


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

I. Pengkajian
1. Keluhan utama yang sering dikeluhkan wajah atau kaki.
• Kaji berapa lama keluhan adanya perubahan urine output
• Kajian onset keluhan bengkak pada wajah atau kaki apakah disertai dengan adanya
keluhan pusing dan cepat lelah.
• Kaji adanya anoreksia pada klien
• Kaji adanya keluhan sakit kepala dan Malaise
Pada pengkajian riwayat kesehatan dahulu, kaji apakah klien pernah menderita penyakit
edema, apakah ada riwayat dirawat dengan diabetes melitus dan penyakit hipertensi
pada masa sebelumnya. Penting di kaji tentang riwayat pemakaian obat-obatan masa
lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat dan dokumentasikan.

Your Logo or Name Here 39


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien lemah dan terlihat sakit berat dengan tingkat kesadaran biasanya
compos mentis.
• B1 (Breathing), biasanya tidak didapatkan adanya gangguan pola nafas dan Jalan napas
Pada fase lanjut sering didapatkan adanya gangguan pola nafas dan jalan nafas yang
merupakan respons terhadap edema pulmoner dan efusi pleura.
• B2 (Blood), sering ditemukan penurunan curah jantung respon sekunder dan
peningkatan beban volume.
• B3 (Brain), didapatkan edema wajah terutama periorbital, sklera tidak ikterik. Status
neurologis mengalami perubahan sesuai dengan tingkat parahnya azotemia pada
sistem saraf pusat.

Your Logo or Name Here 40


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

• B4 (Bladder), perubahan warna urin output seperti warna urin berwarna kola.
• B5 (Bowel), didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia sehingga sering
didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan. Didapatkan asites pada
abdomen.
• B6 (bone), didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum, efek sekunder dari
edema tungkai dari kelebihan fisik secara umum.

Pengkajian Diagnostik
Urinalisis didapatkan hematuria secara mikroskopik, proteinuria, terutama albumin.
Keadaan ini juga terjadi akibat meningkatnya permeabilitas membran glomerulus.

Your Logo or Name Here 41


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

II . Diagnosis Keperawatan
• Resiko kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan volume urine,
retensi cairan dan natrium.
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi yang tidak adekuat efek sekunder dari anoreksia, mual, dan muntah.
• Gangguan Activity Daily Living berhubungan dengan edema ekstremitas, kelemahan
fisik secara umum.
• Kemasan berhubungan dengan prognosis penyakit, ancaman, kondisi sakit dan
perubahan kesehatan.

Your Logo or Name Here 42


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

III. Rencana Keperawatan


• Intervensi yang dilakukan bertujuan menurunkan keluhan klien, menghindari
penurunan dari fungsi ginjal, serta menurunkan resiko komplikasi.
• Untuk intervensi pada masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan, gangguan ADL dan kecemasan, intervensi dapat disesuaikan dengan
masalah yang sama pada pasien glomerulus nefritis akut.

Your Logo or Name Here 43


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Aktual resiko tinggi terhadap kelebihan Intervensi:


volume cairan berdasarkan penurunan volume 1. Kaji adanya edema ekstremitas
urine retensi cairan dan natrium 2. Istirahatkan tirah baring klien pada saat ini masih
terjadi
• Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 jam tidak 3. Kaji tekanan darah
terjadi kelebihan volume cairan sistemik. 4. Ukur intake dan output
• Kriteria Evaluasi: 5. Timbang berat badan
6. Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal atau
- Penurunan keluhan sesak nafas edema masker sesuai dengan indikasi
ekstremitas berkurang 7. Kolaborasi
- Produksi urin 600 ml/hr - Berikan diet tanpa garam
- Berikan daya tinggi protein tinggi kalori
- Berikan diuretik, contoh Furosemide, Sprinolakton
- Adenokortikosteroid, golongan Prednison.
- Pantau data laboratorium elektrolit kalium
Your Logo or Name Here 44
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

IV. Evaluasi
• Setelah mendapat intervensi keperawatan, maka pasien dengan sindrom
nefrotik diharapkan sebagai berikut:
• Kelebihan volume cairan dapat teratasi
• Meningkatnya asupan nutrisi
• Peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari
• Penurunan kecemasan.

Your Logo or Name Here 45


3. Diabetes Insipidus
Konsep Dasar Penyakit
• Definisi
Gangguan yang menyebabkan ketidakseimbangan air dalam tubuh. Ketidakseimbangan ini
mengarah ke rasa haus yang intens bahkan setelah minum cairan (polidipsia) dan ekskresi
sejumlah besar urine (poliuria).

• Etiologi
Diabetes insipidus terbagi menjadi beberaopa macam berdasarkan penyebab yang berbeda.
1. Diabetes insipidus sentral : Karena kelenjar hipofisis atau hipotalamus mengalami
kerusakan
2. Diabetes insipidus nefrogenik : karena ada kerusakan pada bagian tubulus ginjal
3. Diabetes insipidus gestasional : terjadi selama kehamilan
Your Logo or Name Here 46
4. Diabetes insipidus dipsogenik : karena polidipsi
3. Diabetes Insipidus
Konsep Dasar Penyakit

• Patofisiologi
• ADH berperan penting dalam sistem regulasi volume cairan dan osmolalitas plasma tubuh.
ADH diproduksi oleh hipotalamus, kemudian disimpan di hipofisis posterior, dan
disekresikan saat diperlukan. Setelah disekresikan, ADH akan merangsang duktus
kolektikus di nefron ginjal untuk menyerap kembali cairan, mengakibatkan osmolalitas
urine meningkat, dan osmolalitas plasma menurun. Bila osmolalitas plasma turun, sekresi
ADH akan berkurang. Segala kondisi yang mengakibatkan penurunan sekresi ADH atau
berkurangnya respons nefron ginjal terhadap ADH akan menimbulkan diabetes insipidus
(Kusmana, 2016).

Your Logo or Name Here 47


3. Diabetes Insipidus
Konsep Dasar Penyakit

• Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala diabetes insipidus yang paling umum adalah rasa haus ekstrem dan ekskresi
jumlah urine encer yang berlebihan. Pada kondisi yang parah, output urine mencapai 16 liter
per hari apabila pasien mengonsumsi banyak cairan, padahal biasanya orang dewasa yang
sehat akan buang air kecil rata-rata kurang dari 3 liter sehari. Tanda-tanda lain mungkin
termasuk perlu bangun di malam hari untuk buang air kecil (nokturia) dan mengompol.
• Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Memiliki ketidakseimbangan elektrolit

Your Logo or Name Here 48


4. Diabetes Melitus
Konsep Dasar Penyakit
• Definisi
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif,
ditandai dengan adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin,
gangguan kerja insulin, atau keduanya. Kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan
meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang yang
akibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia.
• Etiologi
Terganggunya kemampuan tubuh untuk menggunakan glukosa kedalam sel. Tubuh normal
mampu memecah gula dan karbohidrat yang dimakan menjadi gula (glukosa). Karena sel-sel
tidak dapat mengambil glukosa akibatnya akan menumpuk dalam aliran darah.

Your Logo or Name Here 49


4. Diabetes Melitus
Konsep Dasar Penyakit

• Patofisiologi
• Pasien diabetes mengalami resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif, dan kemungkinan
keduanya. Hiperglikemia dapat merusak fungsi sel-beta pankreas dan memperburuk
resistensi insulin, mengarah ke siklus hiperglikemia yang menyebabkan keadaan metabolik
yang memburuk. Diabetes tipe 2 sering disertai dengan kondisi lain, termasuk hipertensi,
konsentrasi kolesterol low-density lipoprotein (LDL) serum tinggi, dan konsentrasi
kolesterol high-density lipoprotein (HDL) serum rendah, seperti diabetes tipe 2, yang
meningkatkan risiko kardiovaskular. Konstelasi kondisi klinis ini disebut sebagai sindrom
metabolik. Hiperinsulinemia yang terjadi sebagai respons terhadap resistensi insulin dapat
menjadi penyebab kelainan ini.

Your Logo or Name Here 50


4. Diabetes Melitus
Konsep Dasar Penyakit

• Penatalaksanaan Medis
• Pemeriksaan Diagnostik Tatalaksana DM tipe-2 memerlukan terapi agresif
untuk mencapai kendali glikemik dan kendali faktor
1) Tes gula darah (A1C)
risiko kardiovaskular. Hal ini dilakukan karena
2) Tes gula darah acak banyaknya komplikasi kronik yang terjadi. Dalam
3) Tes gula darah puasa Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 di
4) Tes toleransi glukosa oral Indonesia 2011, penatalaksanaan dan pengelolaan DM
dititik beratkan pada 4 pilar penatalaksanaan DM,
yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani dan
intervensi farmakologis.
Your Logo or Name Here 51
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

• 1. Pengkajian
Data indentitas harus diisi sangat akurat.
a. Riwayat Kesehatan
• Riwayat kesehatan sekarang : Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan nyeri, kesemutan
pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata
cekung, Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot,
disorientasi, letargi, koma dan bingung.
• Riwayat kesehatan lalu :Biasanya klien DM mempunyai Riwayat hipertensi, penyakit
jantung seperti Infart miokard
• Riwayat kesehatan keluarga : Biasanya Ada riwayat anggota keluarga yang menderita DM

Your Logo or Name Here 52


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
b. Pengkajian Pola Gordon
1. Pola persepsi
Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan persepsi dan tata laksana hidup sehat
karena kurangnya pengetahuan tentang dampak gangren kaki diabetuk sehingga
menimbulkan persepsi yang negatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak
mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama, lebih dari 6 juta dari penderita
DM tidak menyadari akan terjadinya resiko Kaki diabetik bahkan mereka takut akan terjadinya
amputasi (Debra Clair, journal februari 2011).
2. Pola nutrisi metabolik
Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin maka kadar gula darah
tidak dapat dipertahankan sehingga menimbulkan keluhan sering kencing, banyak makan,
banyak minum, berat badan menurun dan mudah lelah. Keadaan tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat mempengaruhi
status kesehatan penderita. Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek,
mual/muntah. Your Logo or Name Here 53
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
3. Pola eliminasi
Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang menyebabkan pasien
sering kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa pada urine ( glukosuria ). Pada eliminasi alvi
relatif tidak ada gangguan.
4. Pola aktivitas dan latihan
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur,
tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan bahkan sampai terjadi koma.
Adanya luka gangren dan kelemahan otot – otot pada tungkai bawah menyebabkan
penderita tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara maksimal, penderita
mudah mengalami kelelahan.
5. Pola tidur dan istirahat
Istirahat tidak efektif Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka , sehingga klien mengalami
kesulitan tidur.
Your Logo or Name Here 54
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

6. Kognitif persepsi
Pasien dengan gangren cenderung mengalami neuropati / mati rasa pada luka sehingga
tidak peka terhadap adanya nyeri. Pengecapan mengalami penurunan, gangguan
penglihatan .
7. Persepsi dan konsep diri
Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita mengalami
gangguan pada gambaran diri. Luka yang sukar sembuh, lamanya perawatan, banyaknya
biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan
gangguan peran pada keluarga ( self esteem ).
8. Peran hubungan
Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan penderita malu dan menarik
diri dari pergaulan.
Your Logo or Name Here 55
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

9. Seksualitas
Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ reproduksi sehingga
menyebabkan gangguan potensi seks, gangguan kualitas maupun ereksi, serta memberi
dampak pada proses ejakulasi serta orgasme.
10. Koping toleransi
Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan tidak berdaya
karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa marah,
kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain, dapat menyebabkan penderita tidak
mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.
11. Nilai keprercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka pada kaki
tidak menghambat penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola
ibadah penderita
Your Logo or Name Here 56
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2. Pemeriksaan Fisik
• Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan
tanda – tanda vital.
• Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-
kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah
menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah
penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
• Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan
shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur
rambut dan kuku.
Your Logo or Name Here 57
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

• Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi infeksi.
• Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi,
hipertensi/ hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
• Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat
badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
• Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
Your Logo or Name Here 58
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

• Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat
lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
• Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk,
reflek lambat, kacau mental, disorientasi.

Your Logo or Name Here 59


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

II. Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan
keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani.
2. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d kurang pengetahuan
tenatang manajemen diabetes
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi darah ke
perifer, proses penyakit (DM).
4. Resiko kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotik.

Your Logo or Name Here 60


Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

5. Keletihan b.d metabolisme fisik untuk produksi energi berat akibat kadar
gula darah tinggi.
6. Kerusakan integritas jaringan b.d nekrosis kerusakan jaringan (nekrosis
luka gengrene).
7. Nyeri akut b.d kerusakan jaringan akibat hipoksia perifer.
8. Resiko infeksi b.d trauma pada jaringan, proses penyakit (diabetes
mellitus).
9. Defisiensi pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan
pengobatan b.d kurangnya informasi
10. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
Your Logo or Name Here 61
III. Intervensi
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Ketidaksei (00179) Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh Manajemen Nutrisi (1100)
mbangan Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan nutrisi pasien Definisi : menyediakan dan
nutrisi, terpenuhi. meningkatkan intake nutrisi yang
kurang dari (1004) Status Nutrisi seimbang
kebutuhan 1. Asupan makanan dan cairan dari skala 2 (banyak menyimpang dari Aktivitas :
rentang normal) ditingkatkan menjadi skala 4 (sedikit menyimpang dari 1. Instruksikan kepada pasien mengenai
tubuh
rentang normal) kebutuhan nutrisi
(1854) Pengetahuan : diet yang sehat 2. Tentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien
1. Intake nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan individu dari skala 2
untuk memenuhi kebutuhan gizi
(pengetahuan terbatas) ditingkatkan menjadi skala 4 (pengetahuan
banyak) 3. Ciptakan lingkungan yang optimal
pada saat mengkonsumsi makanan

4. Monitor kalori dan asupan makanan


pasien

Your Logo or Name Here 62


2 Resiko Setelah dilakukan asuhan keperawatan, Manajemen Hiperglikemi (2120)
ketidakstabilan diharapkan ketidakstabilan kadar glukosa darah 1. Monitor kadar gula darah, sesuai indikasi
kadar glukosa darah normal. 2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemi: poliuria, polidipsi,
(2300) Kadar glukosa darah polifagi, kelemahan, latergi, malaise, pandangan kabur
atau sakit kepala.
1. Glukosa darah dari skala 2 (deviasi yang
cukup besar dari kisaran normal) ditingkatkan 3. Berikan insulin sesuai resep
menjadi skala 4 (deviasi ringan sedang dari 4. Batasi aktivitas ketika kadar glukosa darah lebih dari
kisaran normal) 250mg/dl, khusus jika ketourin terjadi

(2111) Keparahan Hiperglikemia 5. Fasilitasi kepatuhan terhadap diet dan regimen latihan

1. Peningkatan glukosa darah dari skala 2 Pengajaran: Peresepan Diet (5614)


(berat) ditingkatkan menjadi skala 4 (ringan) 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien mengenai diet yang
disarankan
(1619) Manajemen diri : diabetes
2. Ajarkan pasien membuat diary makanan yang dikonsumsi
1. Memantau glukosa darah dari skala 2
3. Sediakan contoh menu makanan yang sesuai
(jarang menunjukkan) ditingkatkan menjadi
4. Libatkan pasien dan keluarga
skala 4 (sering menunjukkan)
Your Logo or Name Here 63
3 Ketidakefektifan perfusi Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer Pengecekan Kulit (3590)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan,
jaringan perifer 1. Monitor warna dan suhu kulit
diharapkan ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer pasien dapat berkurang. 2. Periksa pakaian yang terlalu ketat
(0401) Status sirkulasi
3. Ajarkan anggota kelurga/pemberi asuhan mengenai tanda-
1. Parestesia dari skala 2 (cukup berat)
tanda kerusakan kulit, dengan tepat.
ditingkatkan menjadi skala 4 (ringan)
2. Asites dari skala 2 (cukup berat) Manajemen Sensasi Perifer (2660)
ditingkatkan menjadi skala 4 (ringan) 1. Monitor adanya Parasthesia dengan tepat
(0407) Perfusi jaringan : perifer
2. Intruksikan pasien dan keluarga untuk memeriksa kulit
1. Parestesia dari skala 2 (cukup berat) setiap harinya
ditingkatkan menjadi skala 4 (ringan)
3. Letakkan bantalan pada bagian tubuh yang terganggu untuk
(0409) Koagulasi darah
melindungi area tersebut
1. Pembentukan bekuan dari skala 2
(deviasi cukup besar dari kisaran Perawatan Kaki (1660)
normal) ditingkatkan menjadi skala 4 1. Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai
(deviasi ringan dari kisaran normal) perawatan kaki rutin
(0802) Tanda-tanda vital
2. Anjurkan pasien dan keluarga mengenai pentingnya
1. Suhu tubuh dari skala 2 (deviasi cukup perawatan kaki
besar dari kisaran normal) ditingkatkan
menjadi skala 4 (deviasi ringan dari 3. Periksa kulit untuk mengetahui adanya iritasi, retak, lesi, dll
kisaran normal)
Your Logo or Name Here 64
4 Keletihan Keletihan Manajemen Energi (0180)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan,
1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan
diharapkan keletihan pada pasien dapat
dikurangi. 2. Anjurkan pasien mengungkapkan perasaan secara verbal
(0002) Konservasi energi mengenai keterbatasan yang dialami
1. Mempertahankan intake nutrisi yang
3. Tentukan persepsi pasien/orang terdekat dengan pasien
cukup
mengenai penyebab kelelahan
(0005) Toleransi terhadap aktivitas
1. Kekuatan tubuh bagian atas dari skala Manajemen Nutrisi (1100)
2 (banyak terganggu) ditingkatkan 1. Intruksikan pasien mengenai kebutuhan nutrisi
menjadi skala 4 (sedikit terganggu)
2. Atur diet yang diperlukan
2. Kekuatan tubuh bagian bawah dari
skala 2 (banyak terganggu) ditingkatkan 3. Anjurkan pasien mengenai modifikasi diet yang
menjadi skala 4 (sedikit terganggu) diperlukan

(0007) Tingkat kelelahan 4. Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan diet untuk
kondisi sakit.
1. Kelelahan dari skala 2 (cukup besar)
ditingkatkan menjadi skala 4 (ringan)
2. Kehilangan selera makan dari skala 2
(cukup besar) ditingkatkan menjadi
skala 4 (ringan Your Logo or Name Here 65
5 Kerusakan (00044) Kerusakan integritas jaringan Pengecekan kulit (3590)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan kerusakan integritas jaringan 1. Monitor warna dan suhu kulit
integritas
dapat berkurang.
2. Periksa pakaian yang terlalu ketat
jaringan (0407) Perfusi jaringan : perifer
3. Monitor kulit dan selaput lendir terhadap area
1. Pengisian kapiler jari dari skala 2 (deviasi yang cukup besar dari kisaran perubahan warna, memar, dan pecah.
normal) ditingkatkan menjadi skala 4 (deviasi ringan dari kisaran normal)
4. Ajarkan anggota kelurga/pemberi asuhan
2. Pengisian kapiler jari-jari kaki dari skala 2 (deviasi yang cukup besar dari mengenai tanda-tanda kerusakan kulit, dengan
kisaran normal) ditingkatkan menjadi skala 4 (deviasi ringan dari kisaran
tepat.

normal)

(1101) Integritas jaringan : kulit dan membran mukosa

1. Perfusi jaringan dari skala 2 (banyak terganggu) ditingkatkan menjadi


skala 4 (sedikit terganggu)

2. Integritas kulit dari skala 2 (banyak terganggu) ditingkatkan menjadi skala


4 (sedikit terganggu)

(1102) Penyembuhan luka : primer

1. Memperkirakan kondisi tepi luka dari skala 2 (terbatas) dotingkatkan


menajdi skala 4 (besar)
Your Logo or Name Here 66
6. Nyeri Akut (00132) (00132) Nyeri akut Manajemen Nyeri (1400)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, Definisi : Pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada
diharapkan nyeri akut pada pasien berkurang.
tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.
(1605) Kontrol nyeri
Aktivitas :
1. Mengenali kapan nyeri terjadi dari skala 2 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
(jarang menunjukkan) ditingkatkan menjadi terhadap pasien
skala 4 (sering menunjukkan) 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
ketidakanyamanan
2. Menggambarkan faktor penyebab dari skala 2
(jarang menunjukkan) ditingkatkan menjadi 3. Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai
skala 4 (sering menunjukkan)
nyeri
4. Gunakan tindakan pengontrol nyeri sebelum nyeri
(3016) Kepuasan klien : Manajemen nyeri
pada pasien bertambah berat
1. Nyeri terkontrol dari skala 2 (agak puas )
ditingkatkan menjadi skala 4 (sangat puas )

2. Tingkat nyeri dipantau secara reguler dari


skala 2 (agak puas ) ditingkatkan menjadi skala 4
(sangat puas ) Your Logo or Name Here 67
7 Resiko infeksi (00004) (00004) Resiko infeksi Kontrol Infeksi (6540)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan tidak Definisi: Meminimalkan Infeksi
terjadi infeksi pada pasien. 1. Anjurkan pasien mengenai teknik mencuci
tangan dengan tepat
(1908) Deteksi risiko
2. Pastikan penanganan aseptik dari semua saluran
1. Mengenali tanda dan gejala yang mengindikasikan IV
risiko dari skala 2 (jarang menunjukkan) ditingkatkan
Perlindungan Infeksi (6550)
menjadi skala 4 (sering menunjukkan)
Definisi: Pencegahan dan deteksi dini infeksi pada
2. Memonitor perubahan status kesehatan skala 2 pasien beresiko
(jarang mnunjukkan) ditingkatkan menjadi skala 4 (sering 1. Monitor kerentanan terhadap infeksi
menunjukkan) 2. Berikan perawatan kulit yang tepat Periksa kulit
dan selaput lendir untuk adanya kemerahan,
(1902) Kontrol risiko kehangatan ektrim, atau drainase

1. Mengidentifikasi faktor risiko dari skala 2 (jarang 3. Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana cara
mnunjukkan) ditingkatkan menjadi skala 4 (sering menghindari infeksi

menunjukkan)

2. Mengenali faktor risiki skala 2 (jarang mnunjukkan)


ditingkatkan menjadi skala 4 (sering menunjukkan) Your Logo or Name Here 68
8 Defisiensi (00126) Defisiensi pengetahuan Fasilitasi Pembelajaran (5520)
pengetahuan 1. Tekankan pentingnya mengikuti evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pengetahuan
(00124) medik, dan kaji ulang gejala yang
pasien mengenai diabetes mellitus tipe 2 bertambah. memerlukan pelaporan segera ke dokter
(1820) Pengetahuan : manajemen diabetes
2. Diskusikan tanda/gejala DM, contoh
1. Pencegahan hiperglikemia dari skala 2 (pengetahuan terbatas) polidipsia, poliuria, kelemahan,
ditingkatkan menjadi skala 4 (pengetahuan banyak) penurunan berat badan

2. Prosedur yang harus diikuti dalam mengobati hiperglikemia dari 3. Gunakan bahasa yang umum digunakan
skala 2 (pengetahuan terbatas) ditingkatkan menjadi skala 4 4. Berikan informasi sesuai tingkat
(pengetahuan banyak) perkembangan pasien

(1621) Perilaku patuh : diet yang sehat Modifikasi Perilaku (4360)


1. Tentukan motivasi pasien untuk
1. Mencari informasi tentang panduan nutrisi dari skala 2 (jarang
perubahan perilaku
dilakukan) ditingkatkan menjadi skala 4 (sering dilakukan)
2. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
(1632) Perilaku patuh : aktivitas yang disarankan kekuatan

1. Membahas aktivitas rekomendasi dengan profesional kesehatan


dari skala 2 (jarang menunjukkan) ditingkatkan menjadi skala 4 Your Logo or Name Here 69
(sering menunjukkan)
Ansietas Pengurangan kecemasan (5820)
9 Ansietas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan,
diharapkan ansietas pasien berkurang. Definisi: Mengurangi tekanan, ketakutan, firasat, maupun ketidaknyamanan terkait
(1211) Tingkat kecemasan dengan sumber-sumber bahaya yang tidak teridentifikasi
1. Perasaan gelisah dari skala 2 Akivitas:
(cukup berat) ditingkatkan menjadi 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
skala 4 (ringan)
2. Berikan informasi faktual tekait diagnosa, perawatan dan prognosis
2. Gangguan tidur dari skala 2 (cukup
berat) ditingkatkan menjadi skala 4 3. Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan
(ringan) 4. Identifikasi saat terjadinya perubahan tingkat kecemasan
(3009) Kepuasan klien : perawatan
5. Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai
psikologis
6. Pertimbangkan kemampuan klien dalam mengambil keputusan
1. Informasi di berikan tentang
perjalanan penyakit dari skala 2 (agak 7. Kaji untuk tanda verbal dan non verbal kecemasan
puas) ditingkatkan menjadi skala 4
(sangat puas) Peningkatan koping (5230)

2. Informasi di berikan mengenai respon Definisi : Fasilitasi usaha kognitif untuk meneglola stressor yang dirasakan, perubahan,
emosional yang biasa terhadap penyakit
atu ancaman yang mengganggu dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan peran
dari skala 2 (agak puas) ditingkatkan
menjadi skala 4 (sangat puas) Aktivitas:
1. Cari jalan untuk memahami prespektif pasien terhadap situasi

2. Kenali latar belakang budaya/spiritual pasien

3. Your Logo or Name Here


Dukung pasien untuk mengklarifikasi kesalahpahaman 70
Merawat Infus
A. Deskripsi
Tindakan keperawatan dalam rangka mencegah terjadinya infeksi akibat yang
dapat ditimbulkan adanya pemasangan alat invasive, yaitu pemasangan infus.
(Intra-vena line)
B. Tujuan
1. Mengobservasi daerah pemasangan infus dan mencegah terjadinya infeksi
akibat pemasangan alat infus
2. Menjaga agar kebutuhan cairan atau nutrisi parenteral tetap adequate
3. Mempertahankan posisi posisi intra-vena line (IV Line) dalam keadaan
adequate

Your Logo or Name Here 71


C. Persiapan Klien dan Alat
1. Pinset anatomis steril: 2 buah
2. Kassa steril
3. plester/hypafic atau transparan dressing dan gunting plester
4. alcohol swab dan lidi kapas
5. Cairan NaCl 0,9%
6. Penunjuk waktu
7. Bengkok 1 buah atau kantung sampah
8. Perlak/pengalas
9. Alat pelindung diri (APD) sesuai kebutuhan; Sarung tangan steril,
Apron/Baraskot, Masker
Your Logo or Name Here 72
D. Langkah-langkah prosedur
1. Fase Kerja
• Membuka Alat yang harus dibuka sebelum memakai sarung tangan
• Pasang perlak dibawah sekitar luka infuse
• Siapkan plester atau transparan dreesing sesuai kebutuhan
• Dekatkan bengkok atau kantung sampah dekat area kerja
• Bila perlu terlebih dahulu klem slang infuse untuk menghentikan sementara cairan Infuse
• Cuci tangan dan memakai sarung tangan
• Membersihkan plester dengan alcohol swab dan buka balutan dengan menggunakan pinset
• Membersihkan bekas plester dengan alcohol swab menggunakan pinset
• Membersihkan daerah sekitar tempat penusukan dcngan kasa yang dibasahi NaCl dan dilanjutkan kasa
kering, sekaligus observasi daerah penusukan adalah tandatanda infeksi/flebitis (merah, bengkak, nyeri)
• Daerah sekitar penusukan ditutup dengan kassa steril dan dirapikan dan diplester tetapi bila memakai
transparan dreesing tidak perlu ditutup dengan kasa.
• Mengatur tetesan infus sesuai program

Your Logo or Name Here 73


E. Hal-hal yang perlu diperhatikan
• Prinsip dari perawatan infus adalah steril, bila sudah ada modem dressing
(transparan dressing) lebih baik digunakan transparan dressing
• Menutup tempat penusukan jarum pada pemasangan infus dengan kasa
dapat menjadi sumber infeksi, karena kasa menjadi tempat sarang kuman
• Bila terdapat pembekuan darah pada slang atau jarum infus tidak boleh
dilakukan suntikan kedalam, harus diusahakan bekuan darah dikeluarkan
dengan cara membuka atau aspirasi bekuan darah agar tidak masuk kedalam
pembuluh darah.
• Pertahankan posisi adequat agar aliran IV-line berjalan dengan lancar.

Your Logo or Name Here 74


Thank You
Kalle Persson
+1 23 987 6554
kalle@email.com
www.fabrikam.com

Anda mungkin juga menyukai