Anda di halaman 1dari 35

 Kata “hak milik” merupakan tarkib idhafah,

dua suku kata, yaitu “hak” dan “milik”. Kata


hak berasal dari lafadh = haqqa-yahiqqu
haqqan, artinya tetap dan wajib.
 Menurut pengertian umum, hak ialah:
َ ‫س ْل‬
‫طةِ أ َ ْوِت َ ْْك ِليًْا‬ ُ ‫ع‬ َ ِ‫ اِ ْخت‬
َّ ‫صاص يُقَ ِ ِّر ِب ِِه ال‬
ُِ ‫ش ْر‬
 "Suatu ketentuan yang digunakan oleh syara'
untuk menetapkan suatu kekuasaan atau
suatu beban hukum"
 Ada juga hak yang didefinisikan sebagai
berikut:
ِِ ‫ش ْخصِ ِلََي ِْر‬ ُ ‫ْئِأ َ ْو َمايَ ِج‬
َِ ِ‫بِ َعلَى‬ ِ ‫شي‬ َ ‫س ْل‬
َّ ‫طةُ َعلَىِال‬ ُّ ‫اَل‬ 
 "Kekuasaan mengenai sesuatu atau sesuatu
yang wajib dari seseorang kepada yang
lainnya"
 Milik Pokok pokok Fiqh
dalam buku
Muamalah dan Hukum Kebendaan dalam
Islam, didefinisikan sebagai berikut:
ِِ ْ‫فِ َوا‬
ِ‫ل ْن ِتًَاعِِ ِع ْن َد َع َد ِم‬ َ َّ ‫ست َ ِب َّدِ ِبـالت‬
ِ ‫ص ُّر‬ ِْ َ‫اح ِب ِهُ ش َْرعاا‬
ِْ َ‫ن ي‬ ِ ‫ص‬َ ِ‫اص يُ ْم ِْك ُن‬
ِ ‫ص‬ َ ‫اِ ْخ ِت‬ 
ِِّ ‫ْال َمانِ ِِع ْالش َْر ِع‬
ِ‫ي‬

 "Kekhususan terdapat pemilik suatu barang
menurut syara' untuk bertindak secara bebas
bertujuan mengambil manfaatnya selama
tidak ada penghalang syar'i."
 Di dalam al-Qur’an banyak ditemukan lafaz
haqq yang pengertiannya adalah “yang tetap
atau benar atau wajib”, antara lain terdapat
dalam surat Yassin ayat 7, berbunyi:
‫ِه ِْم‬ ‫ا ْْكت َ ِِر‬ َِ ‫َع‬
‫لى‬ ُِ ‫القَ ْو‬
‫ل‬ َِّ ‫َح‬
‫ق‬ ‫ لق ِْد‬
َِ‫ليُؤْ ِمنُ ْون‬

 Artinya: Sesungguhnya sudah tetap berlaku


perkataan (ketentuan Allah) atas kebanyakan
mereka (dengan azab) karena mereka tidak
beriman. Tim Dispintalad,
 Haqq, jamaknya adalah huquq yang berarti
kebenaran, kepunyaan, menguasai
menetapkan di lain pihak berarti pula: benda,
milik, wujud, nyata, benar, apa yang
dijaga, hakikat atau sebenarnya, sebagai
lawan dari kiasan. Bahkan ada yang
mengartikan bahw hak ialah hukum yang
ditentukan oleh syari’ (Allah).
 Begitu pula kata milik berasal dari kata:
Memiliki, mempunyai sesuatu.
Pemilik, Penguasa, Allah.
Milik atu harta milik merupakan barang
bernilai ekonomis yang memberikan hak-hak
tertentu kepada pemiliknya.
 Ada pula yang mengartikan hak sama dengan milik, hak milik
diartikan dengan kepunyaan, yaitu hak untuk memegang atau
mengambil keuntungan dari sesuatu benda yang berada di
dalam kekuasaannya. Foqoha berbeda pendapat mengenai
pengertian, yaitu:
 Hak adalah mencakup hal-hal yang sifatnya materi
 Hak adalah mencakup hal-hal yang sifatnya non materi
 Hak sebagai hak atas harta benda dengan segala sesuatu yang
lahir dari suatu akad atau perjanjian, misalnya perjanjian jual
beli.
 Ahli ushul al-fiqh membicarakannya ketika membahas perbuatan
orang mukallaf yang terkait dengan tuntutan syara’.
 Ibu Nujaim berpendapat bahwa hak adalah suatu kekhususan
yang melindungi atau ada hubungannya khusus antara
seseorang dan sesuatu atau kaitan seseorang dengan orang lain
yang tidak dapat diganggu gugat.
 Fathiy al-Duraini (ahli fiqh) berpendapat bahwa hak adalah suatu
kekhususan terhadap sesuatu atau keharusan penunaian
terhadap yang lain untuk memenuhi kemaslahatan tertentu.
 Sedangkan menurut istilah hak adalah
suatu ketentuan yang dengannya syara’ menetapkan
suatu kekuasaan atau suatu beban hukum.
 Menurut Yusuf Musa. “hak adalah penguasaan
terhadap sesuatu di mana penguasanya dapat
melakukan sendiri tindakan-tindakan terhadap
sesuatu yang dikuasainya itu dan dapat menikmati
manfaatnya jika tidak ada penghalang syara’.
 Menurut Muhammad Abu Zahrah, “hak adalah
ketentuan terhadap sesuatu yang menghalangi orang
lain terhadapnya syara’ yang dengannya terdapat
kekuasaan untuk bertindak terhadap barang miliknya
kecuali ada penghalang yang berhubungan dengan
kecakapan seseorang”.
 Kumpulan kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan
syari’ah yang mengatur dengan keharusan untuk
dipatuhi hubungan sesama manusia, baik
mengenai pribadi maupun benda.
Kekuasaan atas sesuatu yang ditetapkan oleh
syara’ atau tuntutan yang wajib bagi seseorang
atas orang lain.
 Sedangkan kata milik menurut istilah dapat
diartikan:
Pengkhususan orang yang menahan atau
menghalangi atas sesuatu syara’ terhadap orang
yang mempunyai sesuatu itu.
 Ketentuan menurut syara’ terhadap sesuatu yang
menghalangi bagi orang lain terhadapnya yang
dengannya terdapat kekuasaan untuk bertindak
terhadap barang miliknya, kecuali ada penghalang
yang berhubungan dengan kecakapan seseorang.
 suatu hak yang ditetapkan oleh syara’ terhadap
suatu benda atau manfaat untuk menjadi milik
seseorang yang telah diperolehnya melalui sebab-
sebab kepemilikan yang diperbolehkan syara’ dan
berwenang untuk menggunakan dan bertindak
sesuai dengan ketentuan syara’ dan bagi orang lain
tidak berwenang, tidak berhak atas benda tersebut
kecuali atas izinnya.
 Dan apabila seseorang telah mempunyai kekuasaan
terhadap sesuatu dan ia menurut syara’ atas dasar
kekhususan tersebut secara bebas bertindak
hukum terhadapnya, seperti menjualnya atau cara
lainnya, serta ia secara pribadi berhak mengambil
manfaat barang tersebut, baik dia sendiri maupun
lewat orang lain dengan cara menyewakan atau
meminjamkannya dan sebagainya, maka barang
tersebut menjadi milik baginya.
 Pada hakikatnya milik dan harta dinisbatkan
kepada Allah dan dinisbatkan kepada manusia, di
mana Allahlah yang memiliki segala sesuatunya
dan diciptakan semuanya itu diperuntukkan bagi
manusia, sebagaimana firman Allah:
‫ح ُِع اْلُ ُم ْو ُِر‬ ِِ ‫ت َواْلَ ْرض َواَلَّى‬
َِ ‫للا ت ُ ْر‬ ِِ ‫س َم َوا‬ ُِ ‫ لَ ِهُ ُم ْل‬
َّ ‫ك ال‬
 Artinya : Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan
bumi. Dan kepada Allahlah dikembalikan segala
urusan (Al-Hadid: 5).
 pemilik yang mutlak terhadap sesuatu adalah Allah,
namun demikian manusia mempunyai hak untuk
menguasai apa yang telah diciptakan Allah untuk
kelangsungan hidupnya, sebagaimana firman Allah dalam
surat ‘Abasa : 24-32 :
َ ‫شقَقًّاِفَِا َ ْن َبتْنَ ِ ِف ْي َِهاِ ُحب‬
ِ‫ًّاِو ِعنَبا‬ َ ِ‫ض‬ َ ‫شقَ ْقنَاِاْلَ ْر‬َ ِ‫صبًّاِث ُ َّم‬ ْ ‫ص َب ْبن‬
َ ِ‫َاِال َما َِء‬ َ ِ‫ام ِهِا َ َّن‬ َ ِ‫انِاِلَى‬
ِ ‫ط َع‬ ُ ‫س‬ ُ ‫ فَ ْل َي ْن‬
َ ‫ظ ِرِاْ ِل ْن‬
َ ‫ِ َمتَاعاِلَّ ُْك ْم‬،‫ِواَبا‬
ِ ‫ِوأل َ ْن َع‬
‫ام ُْك ِْم‬ َ ‫غ ْلب‬
َ ُ‫اِوفَا ِِْك ِهة‬ ُ ِ َ‫ص َدا ِئق‬
َ ‫ِو‬ َ َ‫ِوزَ ْيت ُ ْون‬،‫ا‬
َ َ‫ِون َْخال‬ َ ‫َوقَ ْهنَب‬

 Artinya: Maka hendaknya manusia itu memperhatikan
makanannya, sesungguhnya kami benar-benar telah
mencurahkan air (dari langit), kemudian telah kami belah
bumi dengan sebaik-baiknya, lalu kami tumbuhkan biji-
bijian dari bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan
pohon kurma, kebun-kebun lebat dan buah-buahan serta
rumput-rumputan untuk kesenangan dan untuk binatang-
binatang ternak.”
 Konsep kepemilikan dalam Islam ada dua
bentuk yaitu kepemilikan individu dan
kepemilikan bersama.
 Kepemilikan Individu
 Kepemilikan Bersama
 pemilikan bersama yang merupakan salah
satu yang terpenting dalam hal mengakui
adanya hak orang lain pada tiap-tiap individu
sebagaimana firman Allah dalam surat Adz
Dzariyah: 19:
‫ل َواْل َم ْح ُر ِْو ِِم‬
ِِ ‫سا ِئ‬ ُِّ ‫ َو ِفى ا َ ْم َوا ِل ِه ِْم َح‬
َّ ‫ق ِلل‬
 Artinya: Dan pada harta-harta mereka ada
hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapat bagian
 Tujuannya adalah agar sumber kehidupannya
yang ada tidak dimanfaatkan sebagian orang
dengan sewenang-wenang yang menyebabkan
terlantarnya banyak orang.
 Negara Republik Indonesia yang kita cintai ini,
juga menetapkan kebijaksanaan yang terulang di
dalam UUD 1945 dan GBHN. Pasal 33 ayat 3 UUD
1945 menyatakan:
 Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasi oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
1. Milk al-‘Ain
 Disebut juga milik roqabah, ialah benda itu
sendiri, yaitu benda yang dapat dimiliki, baik
benda yang bergerak dan dapat dipindahkan,
maupun benda tidak bergerak.
2. Milk Manfaah
 Milk Manfaah ialah memiliki hak manfaatnya saja,
seperti membawa kitab, mendiami rumah orang
lain dan status kontrak, dan lain-lainnya.
Dalam fiqh, milik ini dibedakan sesuai dengan macam
milik manfaatnya yang diperoleh, yaitu:
 Hak Syirb, yaitu hak irigasi atau hak memperoleh
jatah air untuk sawah.
 Hak Syurb atau Syafah, yaitu hak untuk memperoleh
bagian air untuk minum bagi manusia.
 Hak Majra’, yaitu hak untuk mengalirkan air di atas
sebidang tanah ke sebidang tanah yang lain selalu
irigasi baginya.
 Hak Ta’li, yaitu menempatkan bangunan di atas
bangunan orang lain
 Hak Jiwar, yaitu hak yang timbul karena bertetangga
secara berbatasan tempat tinggalnya.
 Hak matsil, yaitu hak untuk
membuang air kelebihan
atau air kotor ke tempat
pembangunannya melalui
saluran tertentu.
 Hak murur, yaitu hak lewat
untuk sampai ke tempat
tinggal melalui sebidang
tanah tertentu.
 Milk al-Dain, yaitu berarti sejumlah uang
yang dihutangkan kepada seseorang,
seperti harga barang dan seperti harga benda
yang dirusakkan. Hutang dinamakan hutang
apabila jumlah yang menjadi hutang harus
dibayar dan diakui dan dibayar.
 macam hak milik milk al-din dan milk al-
manfa’ah dibagi menjadi beberapa bagian,
1. Milk al-Tammah, yaitu memiliki wujud
benda dan manfaatnya, dan pemilik
memiliki kebebasan untuk
menggunakannya, memungut hasil dan
melakukan tindakan-tindakan terhadap
benda-benda miliknya sesuai dengan
keinginannya selama tidak bertentangan
dengan aturan-aturan syara.
 Milk al-Naqis,
Memiliki benda tanpa manfaatnya, atau
manfaatnya saja. Milik ini berupa penguasaan
terhadap zat barang disebut milik raqabah,
sedangkan milk al-naqis, yang berupa
penguasaan terhadap manfaat barang disebut
milik manfaat atau intifa’, yaitu hak
mengambil manfaat atau hak guna.
 Milik atas benda saja, milik seperti ini terjadi
apabila zat sesuatu benda adalah milik
seseorang, sedangkan manfaatnya adalah milik
orang lain
 Milik atas manfaatnya saja, dalam contoh
disebutkan diatas, penyewa rumah adalah
pemilik manfaat barang yang dipinjamkan.
Pemilikan manfaat benda adalah dalam sifat
perorangan oleh karena yang menjadi titik berat
tujuannya adalah orang yang berkepentingan,
bukan benda yang diambil manfaatnya.
 Hak-hak kebendaan, adalah milik
atas manfaat benda dalam sifat
kebendaannya, tanpa
memperhatikan faktor orangnya.
Milik seperti ini pada umumnya
terjadi dalam bentuk hak suatu
pekarangan terhadap pekarangan
lain ini biasanya disebut huquq
al-irtifaq yang berarti hak ikut
serta mengambil manfaat
pekarangan orang lain
Pemilikan secara manfaat atau hak inftifa’ itu ada dua
macam yaitu
 pertama, hak inftifa’ syakhsiy, yang berarti hak intifa’
karena pribadi orang tertentu yaitu dia itulah yang
mula-mula berhak mengambil manfaat, sehingga
benda yang bersangkutan terkhusus baginya.
 Kedua yaitu hak intifa’ ‘aini atau hak manfaat barang
atau hak-hak kebendaan, artinya suatu inftifa’
karena materi barang tertentu, hak yang dimaksud
bertalian dengan uqar yang padanya dikenakan hak,
dan hak ini selalu mengikuti uqar kemana saja
berpindah, sehingga hak ini selalu tetap di tangan
seseorang selalu pemangku hak dimaksud
sepanjang dia menjadi pemilik uqar yang
bersangkutan
 Hak Syakhsi, yaitu sesuatu yang ditetapkan
syara’ untuk seseorang terhadap orang lain.
 Hak ‘Aini, ialah hak orang dengan benda,
bukan hak orang dengan orang lain.
 Hak adabity, dinamakan juga hak ibtikar atau
hak karya. Seperti hak kreasi suatu benda,
hak karangan dan hak membuat tulisan.
 Disebabkan ihrazul mubahah (memiliki benda
yang boleh dimiliki)
 Disebabkan al-Uqud (akad)
 Dikarenakan al-Khalafiyah (pewarisan)
 At-Tawalluduh minal mamluk (beranak pinak)
 Yang dimaksud dengan ihrazul Mubahat yaitu
memiliki sesuatu benda yang memang
dapat/boleh dijadikan sebagai obyek
kepemilikan.
Sedang yang dimaksud dengan mubah/boleh
adalah harta yang termasuk kedalam milik
yang dihormati (milik seseorang yang sah) dan
tidak pula sesuatu penghalang yang
dibenarkan oleh syariat dari memilikinya
 Berburu
 Membuka tanah baru yang belum ada
pemiliknya
 Air disungai
 Mengusahakan pertambangan (rikaz)
 Melalui peperangan (rampasan perang)
 Yang dimaksud dengan akad adalah suatu
perikatan antara ijab dan kabul dengan cara
yang dibenarkan syara’ yang menetapkan
adanya akibat-akibat hukum pada obyeknya.
 Akad dilaksanakan secara biasa (sama-sama
ridha dan ada kebebasan untuk menentukan
 selain akad yang dilaksanakan secara biasa
(sama-sama ridha dan ada kebebasan untuk
menentukan), dikenal juga akad yang disebabkan
oleh hal lain:
1. Akad Jabariyah (uqud jabariyah)
Yaitu akad yang keberadaannya berdasarkan
kepada keharusan untuk mendapatkan
keputusan hakim (yang dilakukan secara paksa)
misalnya pelelangan suatu benda jaminan
(seperti hipotek dan credietverband) untuk
pelunasan utang si berutang. Untuk ini kalaupun
penjualan (akad jual beli) tersebut dilakukan
secara paksa, tetap melahirkan hak bagi pihak
pembeli.
2. Akad Istimlah
 Adalah jual beli yang dilakukan untuk
kemaslahatan umum.
 Suatu contoh tanah-tanah disamping masjid,
kalau diperlukan untuk pengembangan
masjid harus dapat dimiliki oleh masjid dan
pemilik tanah harus menjualnya hal ini juga
dikenal dengan tamalluk bil jabriy
 adalah bertempatnya seseorang atau sesuatu
yang baru ditempat lama yang telah hilang
pada berbagai macam rupa hak. atau
 Secara sederhana dapat diartikan bahwa
seseorang memperoleh hak milik disebabkan
karena menempati tempat orang lain.
 Lahirnya hak milik disebabkan khalafiyah ini
dapat dikelompokkan kedalam dua bagian
1. Khalafiyah syakhsy’an syakhsyKhalafiyah jenis
ini sering juga diistilahkan dengan irts, yaitu ahli
waris menempati tempat si pewaris dalam hal
kepemilikan segala harta yang ditinggalkan oleh
pewaris tersebut.
2. Khalafiyah syai’an syaiin
Khalafiyah ini dinamakan juga dengan tadlmin
atau ta’widl atau menjamin kerugian.
Maksudnya, apabila seseorang melakukan
sesuatu perbuatan yang merugikan barang lain,
maka orang tersebut diwajibkan untuk
mengganti kerugian tersebut.
 adalah segala yang lahir/ terjadi dari benda
yang dimiliki merupakan hak bagi pemilik
barang atau benda tersebut,
misalnya:
 Anak binatang yang lahir dari induknya,
merupakan hak milik bagi pemilik induk
binatang tersebut.
 Susu lembu merupakan hak milik bagi
pemilik lembu.

Anda mungkin juga menyukai