Anda di halaman 1dari 17

• Kata “identitas” berasal dari kata identity berarti

ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat


pada seseorang atau sesuatu yang
membedakannya dengan yang lain.
• Sedangkan “Nasional” menunjuk pada sifat khas
kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan, baik
fisik seperti, budaya, agama, bahasa, maupun
non-fisik seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan.
• Jadi, “Identitas nasional” adalah identitas suatu
kelompok masyarakat yang memiliki ciri dan
melahirkan tindakan secara kolektif yang diberi
sebutan nasional.
Next...
• Menurut Koenta Wibisono (2005) pengertian
Identitas Nasional pada hakikatnya adalah
“manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam aspek kehidupan suatu
bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan
yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan
bangsa lain dalam kehidupannya”.
• Identitas nasional merupakan sesuatu yang
terbuka untuk diberi makna baru agar tetap
relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang
berkembang dalam masyarakat.
1. Pola perilaku yang nampak dalam kegiatan
masyarakat:
adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan.
2. Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan
negara:
bendera, bahasa, lagu kebangsaan.
3. Alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai
tujuan:
bangunan, peralatan manusia, dan teknologi.
4. Tujuan yang dicapai suatu bangsa:
budaya unggul, prestasi di bidang tertentu.
• Sejarah
• Kebudayaan:
• Akal budi
• Peradaban: i-pol-ek-sos-han
• Pengetahuan
• Budaya Unggul
• Suku Bangsa 1340 suku bangsa (BPS) :
keragaman/majemuk (Jawa = 41,7 %, Sunda = 15,4 %,
Melayu= 3,4%, Madura= 3,3%, Batak= 3,0 % )
• Agama: multiagama
• Bahasa (± 748 bahasa Ibu) (Bahasa Jawa, Bahasa Melayu
Indonesia, Bahasa Sunda, Bahasa Madura, Bahasa Batak).
a. Tantangan Globalisasi
 bersifat disintegrasi dan mengancam
eksistensi bangsa & negara kesatuan yg
berdasar ideologi pancasila
 tantangan bersifat CENTRIFUGAL
bersumber dari faktor :
1. Ekternal
2. Internal
EKSTERNAL
• Proses globalisasi yg melahirkan :
1. Neoliberalisme boderless world/
2. Kapitalisme one world development

melalui berbagai kesepakatan dlm bentuk :


GATT
WTO
APEC implikasinya: tumbuhnya tata sosial
AFTA baru

• Fenomena globalisasi  neoliberalisme & kapitalisme  keterkaitan,


saling berkepentingan yg menembus batas geografis suatu negara 
melahirkan interdependensi namun tdk menciptakan integrasi dlm
bidang sosial, politik, ekonomi dll
• Era Globalisasi  4 ilmu yg sangat berkembang
1. Ruang Angkasa  (Planet Kepler/sepupunya bumi)
2. Ilmu Nuklir  Three Dimentional Conformal Radiotherapy (3D-
CRT)
3. Bioteknologi  rekayasa genetika, kultur jaringan,
pengembangbiakan sel induk, kloning, dll.
4. Mikroteknologiwafer silikon

• Entrepreneur :
1. Mampu melihat peluang bisnis yang tidak dilihat atau tidak
diperhitungkan orang lain
2. Melakukan inovasi, mengubah keadaan yg kurang menyenangkan
menjadi keadaan yg dia inginkan
3. Pengambil resiko yg bersifat finansial (rugi) ataupun mental (gagal)
• Dengan 3 ciri tsb seorang entrepreneur :
1. perintis kawasan baru
2. penjelajah rimba raya Rugi
3. Pendaki gunung Malu
Terkenal

• Jangan tinggalkan, tetapi justru gunakan pendidikan formal utk


mempelajari lebih banyak hal demi mewujudkan entrepreneur, SEBAB
mengandalkan bakat saja tdk cukup harus didukung ilmu dan
pengetahuan

• Lewat Tangan Entrepreneur :


1. Daerah Grogol (pusat copet)  mall dan hotel
2. Tanah di Pondok Indah yg jauh jakarta perumahan elit
3. Tanah bekas kebun karet jauh dari Jakarta  Bumi Serpong Damai
4. Lakarsantri  Citra Raya  The Singapore of Surabaya
INTERNAL

• Konsekuensi runtuhnya ORBA  32 tahun menegakkan


persatuan & kesatuan melalui pendekatan sekuriti  memasung
hak konstitusi rakyat dg berbagai kebijakan
• Apatisme, budaya diam, pasrah dan nrimo ing pandum 
mencapai puncak kesabaran  melapau batas ambang
• Maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme disegala lapisan
maka etos keadilan dan kebebasan merupakan
kekuatan moral utk mematahkan belenggu kekuasaan yg
merampas hak asasi
• Runtuhnya ORBA  mendorong perubahan menyeluruh
dari kutub “keterpasungan demokrasi” menuju
“kebebasan demokrasi”
• Sayangnya tdk didukung INFRASTRUKTUR MENTAL yg kondusif 
Sehingga 
1. Demokrasi yg mengarah anarki
2. Demokrasi yg kebablasan
• Eksesnya adalah timbul dlm pelaksanaan otonomi daerah dan
desentralisasi pemerintah daerah semakin hari semakin mengarah ke
disintegrasi dan kerancuan dlm memahami arti dan makna identitas
nasional.
• Ernest Renan dlm buku Qu’est ce qu’une nation : hakekat
nasionalisme adl le desire vivre ensemble (keinginan utk hidup
bersama), bertumpu pd kesadaran akan adanya jiwa dan prinsip
spiritual (une ame, un prinsipe spirituel) yg berakar pd kepahlawanan
masa lalu yg tumbuh karena kesamaan penderitaan dan kemuliaan di
masa lalu.
• Kini yg dirasakan adl berkembangnya suasana kecurigaan disertai
hilangnya kepercayaan (trust) antar sesama baik vertikal maupun
horisontal, sejalan dg menjalarnya korupsi dan manipulasi di semua
lini dan tingkatan birokrasi.
b. Revitalisasi Pancasila Sebagai Pemberdayaan
Indentitas Nasional

 Agar identitas nasional di fahami generasi penerus  maka


harus tetap bermakna dlm arti relevan dg dan fungsional bagi
kondisi yg sedang berkembang dlm masyarakat

 Abad XXI  zaman baru yg sarat dg nilai baru yg tdk saja


berbeda, ttp juga bertentangan dg nilai lama sebagaimana
diwariskan nenek moyang.
 Abad XXI
 zaman baru dimana manusia semakin sadar utk berfikir dan
bertindak secara baru.
 kesahihan tradisi, juga niali spiritual yg dianggap sakral kini dikritisi
dan dipertanyakan berdasrkan visi dan harapan tentang masa depan yg
lebih baik.
 Nilai budaya yg kita warisi tdk sebagai barang sudah jadi yg mandheg
dlm kebekuan normatif dan nostalgik, melainkan terus menerus harus
ditumbuhkembangkan dlm demensi ruang dan waktu yg terus
berkembang dan berubah.
 Konsekuensi dan implikasinya adalah : pemberdayaan identitas nasional
perlu revitalisasi nilai yg terkandung dlm pancasila
 Maknanya adalah : pancasila harus diletakkan dlm satu
keutuhan tafsir dlm PEMBUKAAN sebagai “Staat
Fundamental Norm” yg dieksplorasikan pd demensi yg
melekat padanya, yitu :
1. Realitasnya : nilai yg terkandung didalamnya dikonkretisasikan dlm
hidup keseharian sebagai cerminan kondisi objektif yg tumbuh dan
berkembang dlm masyarakat kampus utamanya.
2. Idealitasnya : idealisme yg terkandung didlmnya bukan suatu utopi
tanpa makna, melainkan di objektivasikan sbg kata kerja utk
membangkitkan gairah dan optimisme masyarakat guna melihat hari
depan secara prospektif, menuju hari esok yg lebih baik
3. Fleksibilitasnya : pancasila bukan barang jadi yg sudah selesai dan
tertutup menjadi sesuatu yg sakral, melainkan terbuka bagi tafsir
baru utk memenuhi kebutuhan zaman yg terus berkembang.
 Dengan demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya nilai nilai pancasila
menjadi tetap aktual, relevan serta fungsional sebagai tiang penyangga
bagi kehidupan bangsa dan negara dg jiwa dan semangat Bhineka
Tunggal Ika.

 Pada akhirnya revitalisasi pancasila sebagai manifestasi idenstitas


nasional harus diarahkan pada PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN MORAL

 Moralitas pancasila dpt menjadi dasar dan arah mengatasi krisis dan
disintegrasi yg sudah menyentuh semua segi dan sendi kehidupan

 Perlu diasadari bahwa : moralitas pancasila akan menjadi tanpa makna,


menjadi karikatur apabila tdk disertai dukungan suasana kehidupan di
bidang hukum secara kondusif dan suprematif.
 Moralitas dan hukum ada korelasi yg erat.
dlm arti bahwa :

1. Moralitas yg tdk didukung oleh kehidupan


hukum yg kondusif akan menjadi subjektivitasnya
satu sama lain akan berbenturan.
2. Ketentuan hukum yg disusun tdk disertai dasar
dan alasan moral akan melahirkan suatu
legalisme yg represif, kontra produktif dan
bertentangan dg nilai pancasila
PENGUASAAN KONSEP/DISKUSI
1. Berikan Contoh Identitas Nasional
di Stikes Muhammadiyah
Lamongan!
2. Bagaimana cara menghadapi
tantangan globalisasi baik secara
ekstern & intern!
3. Mampukah Moralitas Pancasila
Sebagai Pemberdayaan Indentitas
Nasional !

Anda mungkin juga menyukai