Anda di halaman 1dari 30

PERAWATAN PALIATIF PADA PASIEN

PENYAKIT TERMINAL : CANCER,


END-STAGE HEART DISEASE
(ESHD), END-STAGE CHRONIC
LUNG DISEASE (ECLD)
CANCER
Insiden dan prevalensi
• Usia <15 tahun di US 11.000 anak pada tahun 2008
• 80 % anak-anak dapat perawatan jangka panjang
(Matzo & Sherman, 2010)

• Pada tahun 2013 di Indonesia 1,4 per 1000 penduduk


atau 330.000
• Penyebab kematian no.7 di Indonesia ialah kanker
payudara & kanker serviks
• Menurut WHO pada tahun 2013, kanker adalah penyebab
kematian no 2 di Indonesia
(jurnal perawatan paliatif dan kualitas
hidup penderita kanker,2016)
Definisi
• Kanker adalah proses yang bermula ketika sel abnomal
diubah oleh mutasi genetik dari DNA seluler.
(Brunner&Suddart,2001)

• Pelayanan paliatif pasien kanker adalah


Pelayanan terintegrasi oleh tim paliatif untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien dan memberikan dukungan bagi keluarga yang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan kondisi pasien
dengan mencegah dan mengurangi penderitaan melalui identifikasi
dini, penilaian yang seksama serta pengobatan nyeri dan masalah
– masalah fisik, psikososial, serta spiritual

(WHO,2002)
Tanda dan gejala
- Nyeri
- Kelelahan
- Insomnia-
- Batuk
- Dispnea
- Dispagia
- Kelelahan
- Bb menurun
- Suara serak
- Sakit kepala
- Mual

(Matzo & Sherman, 2010)


Terapi medis
• Operasi
lumpektomi, eksisi kuadran, mastektomi parsial,
total, atau sederhana
• Terapi radiasi
radiasi sinar eksternal dan brachyterapy adalah
radio terapi yang direkomendasikan untuk pengobatan
kanker saat ini.
• Terapi hormonal
penambahan tamoxifen memberikan hasil yang
optimis terhadap umur panjang.
• Kemoterapi
meningkatkan ketahanan hidup
(Matzo & Sherman, 2010)
• Terapi farmakologis:
-Analgesik Non Opioid
-Analgesik Ajuvan
-Analgesik Opioid
• Terapi non farmakologis :
- Modalitasi fisik
- Latihan fisik
- Perubahan posisi
- Immobilisasi
- Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
- Akupuntur
- Modifikasi kehidupan sehari-hari

Rasjidi, 2010
Isu keperawatan Paliatif
1. Kemoterapi :
• bertujuan untuk perbaikan gejala dan memperlambat
pertumbuhan kanker.
• Menjadi pilihan yang dipilih oleh penderita yang
kankernya tidak dapat dihilangkan/dimusnahkan.
• Pasien kanker yang tidak dapat disembuhkan (end-stage)
sering ditawari pilihan palliative chemotherapy, meskipun
tidak ada kepastian gejala akan hilang atau adanya
perpanjangan hidup.

Matzo & sherman, 2010


END-STAGE HEART
DISEASE (ESHD)
Insiden dan prevalensi
Menurut American Heart Association (2005)
sebanyak 5 juta orang di Amerika didiagnosis
gagal jantung, dan ada 600 ribu kasus baru
setiap tahun. Hampir 75% dari mereka
mengalami gagal jantung pada umur >65 tahun.
Jumlah gagal jantung meningkat 150% selama
20 tahun terakhir.

Matzo & sherman, 2010


Prevelensi
Di indonesia prevelsi penyakit gagal jantung
sebesar 1,5 %. Menurut kelompok umur, PJK
paling banyak terjadi pada kelompok umur 65-74
tahun (3,6%) diikuti kelompok umur 75 tahun
keatas (3,2%), kelompok umur 55-64 tahun
(2,1%) dan kelompok umur 35-44 tahun (1,3%).

(kemenkes, 2013)
Definisi
Gagal jantung merupakan penyakit terminal,
pasien dan keluarga harus menjalani kehidupan
dengan rawat inap, dan penurunan kualitas hidup
meskipun terapi sudah dijalani dengan optimal.

Matzo & sherman, 2010


Tanda dan gejala
1. Dispnea, Ortopnea
2. Batuk kering
3. Hipoksemia
4. Edema paru dan edema perifer
5. Splenomegali
6. Distensi vena jugularis
7. Berat badan meningkat
8. Kecemasan, depresi dan gangguan tidur.
(Matzo & Shermen , 2010)
Matzo & sherman, 2010
The New York Heart Association
functional classification
Tahap awal gagal jantung
A. Kelas 1
Tidak ada gejala dan tidak ada batasan saat
melakukan aktivitas biasa.
B. Kelas 2
Gejala ringan dan sedikit terbatas saat beraktivitas,
nyaman saat istirahat.
Tahap lanjut gagal jantung

C. Kelas 3
Aktivitas terbatas saat gejala muncul, walaupun saat
melakukan aktivitas ringan. Nyaman hanya pada saat istirahat.
D. Kelas 4
tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa, gejala dirasakan
bahkan saat istirahat (saat duduk dan menonton TV).

Matzo & sherman, 2010


Stage
Stage A : Resiko tinggi gagal jantung tapi tanpa penyakit
jantung struktural atau gejala gagal jantung. Contohnya :
pasien dengan hipertensi diabetes, obesitas dll
Stage B : Dengan penyakit jantung struktural tapi tanpa
tanda dan gejala gagal jantung. Contohnya, pasien
dengan serangan jantung
Stage C : Penyakit jantung struktural dengan gejala gagal
jantung. Contohnya, pasien demgan nafas pendek
Stage D : gagal jantung dengan intervensi khusus
Matzo & sherman, 2010
Terapi medis
A. Diuretik
Mengendalikan gejala kelebihan cairan. Tiazid dan loop
diuretik yang paling sering digunakan.
B. ACE Inhibitors
Ideal dalam pengobatan gagal jantung dan terbukti memiliki
pengaruh pada regresi penyakit.
C. ARB
Angiotensin Reseptor Blockers dapat mengurangi mortilitas
dan memperbaiki tanda dan gejala.
D. Spirolonolaktone
Aldeosteron Antagonis dapat mengurangi angka mortalitas.

Matzo & sherman, 2010


E. Digoxin
Obat inotropik positif dapat meningkatkan fungsi pompa
jantung.
F. Antiaritmia
Amiodarone dengan beta-Blockers adalah satu-satunya
intervensi yang belum terbukti meningkatkan resiko
mortalitas pada pasien dengan gagal jantung.

Matzo & sherman, 2010


Perawatan paliatif pada pasien gagal
jantung

a. Pendidikan pasien dan keluarga yang berkelanjutan


harus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas
fungsional dan kualitas hidup.
b. Pendidikan pasien dan keluarga mencakup pilihan
untuk merumuskan dan menerapkan arahan lanjutan
dan peran perawatan paliayif dirumah.
c. Diskusikan saran mengenai alat bantu yang digunakan
d. Kesinambungan antara perawatan inap dan rawat jalan.
e. Komponen perawatan rumah sakit harus mencakup
penggunaan opiod, inotopik dan diuritik IV
f. Prosedur penuh tidak dilakukan dihari akhir
dikehidupannya

Matzo & sherman, 2010


Issue terkait dengan perawatan paliatife
pada pasien gagal jantung
1. Berbicara tentang treatment yang dapat
membingungkan
2. Gambarkan nyeri dan pilihan yang diberikan
3. Berbicara tentang petunjuk yang dinginkan dan
memahami apa yang dinginkan
4. Memberikan salinan petunjuk lanjutan pada semua
penyedia layanan kesehatan

Matzo & sherman, 2010


END-STAGE CHRONIC
LUNG DISEASE (ECLD)
Insiden & Prevalensi

 Tahun 2012 lebih dari 3 juta orang meninggal


disebabkan karna PPOK, yaitu sebesar 6% dari
semua kematian diseluruh dunia. Lebih dari 90%
kematian akibat PPOK terjadi pada negara
berpenghasilan rendah dan menengah
(WHO,2015)

COPD merupakan penyebab kematian ke-4


terbesar di Amerika, 80-90 % COPD berasal dari
orang yang merokok.(Deborah,2010)
Definisi
Penyakit Paru Obstuktif Kronik(PPOK) adalah
penyakit yang ditandai dengan hambatan aliran udara di
saluran nafas(paru-paru) yang tidak sepenuhnya
reversibel. (WHO,2015). Hambatan aliran udara ini bersifat
progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru
terhadap partikel/gas yang beracun atau
berbahaya(Kemenkes,2008)

Matzo & sherman, 2010


Tanda dan Gejala
• Dyspnea
• Anorexia
• Kehilangan berat badan
• Perubahan status mental
• Wheezing
• Ronchi
• Batuk kronik
• Sputum

Matzo & sherman, 2010


Terapi Medis
• Terapi Modalitas : Penghentian merokok, pencegahan
infeksi, memaksimalkan fungsi paru, pengurangan gejala.
• Terapi Farmakologi Respiratory :
Bronchodilator(inhaler,nebulizer,oral), Beta-2-agonis,
short acting beta agonis(pada kasus ringan), long-acting
beta-2 agonis(kasus parah).
• Terapi Oksigen
• Opioid
• Diuretik

Matzo & sherman, 2010


Issue Keperawatan paliatif pada ESCLD
1. Terapi Komplementer
- Guided Imagery
- Relaksasi
-Massage
-Terapi Musik
-Terapi Herbal

Matzo & sherman, 2010


2. Kematian orang dewasa dengan COPD
Pada orang dewasa akan sering mengalami
dispnea, disorientasi, atau kebingungan. Jika terjadi gagal
nafas biasanya akan mengalami hiperkapnia, pasien bisa
menjadi stuppor atau koma.
Intervensi terapeutiknya yaitu dengan memberikan
suplemental oksigen baik melalui mechanical ventilation
atau non-invasif.

Matzo & sherman, 2010


• Gejala Dispnea dapat diatasi dengan Opioid,
bronchodilator, dan anxiolytic.
• Diskusi secara jujur sangat diperlukan untuk mendukung
keluarga menghadapi kematian pasien.
• Managemen dispnea sangat diperlukan untuk mengatasi
panik dan meningkatkan kontrol diri

Matzo & sherman, 2010


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai