Anda di halaman 1dari 87

RANAP JIWA Era BPJS

Luhur Artsonugroho Sp. KJ

Bagian Psikiatri RST Ciremai


Cirebon
WHO Report ttg
Global Burden Disease 2010
• terjadi perubahan jenis penyakit yang
menimbulkan beban bagi negara secara
global
• kasus kematian ibu dan anak paling
besar membebani negara, tapi kini
bergeser ke penyakit kronis, termasuk
penyakit jiwa berat, misalnya
Skizofrenia
• 2016 di dunia terdapat sekitar :
1.35 jt orang depresi,
2.60 jt orang bipolar,
3.21 juta terkena skizofrenia, serta
4.47,5 juta terkena demensia
Data Riskesdas 2013
• gejala DEPRESI & CEMAS untuk usia
15 tahun ke atas mencapai sekitar 14
juta orang atau 6% dari jumlah
penduduk
• prevalensi gangguan jiwa berat 1,7 per
1.000 penduduk = 400.000 orang
• 14,3% di antaranya atau sekira 57.000
orang pernah atau sedang DIPASUNG
• hanya 3.5 % atau 38,260 yang baru
terlayani di SARANA KESEHATAN misal :
RSJ, RSU, PKM dg fasilitas memadai
• INDONESIA merupakan negara yang
memiliki peringkat TERENDAH dalam hal
penyediaan layanan kesehatan jiwa di
Asia
• Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
yang tidak mendapat pengobatan ini
berisiko menimbulkan masalah di
masyarakat dan meningkatkan angka
pemasungan
Indonesia meratifikasi Konvensi
Hak-Hak Penyandang Disabilitas
(CRPD)
• Th 2011
• yang menjamin hak setara bagi semua
penyandang disabilitas termasuk
menikmati hak atas kebebasan dan
keamanan, serta bebas dari penyiksaan
dan perlakuan buruk.
• keadaan disabilitas tidak boleh menjadi
alasan pembenaran dilucutinya
kebebasan
• BBC Indonesia sempat mendatangi
sebuah panti rehabilitasi sosial di
Bekasi, Jawa Barat
• Di sana, puluhan pria, beberapa di
antaranya bertelanjang dada, dirantai
kaki maupunnya tangannya ke tiang-
tiang besi
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia
2016
• tema : “Martabat dalam Kesehatan Jiwa

• setiap orang memiliki hak untuk
dihargai dan mendapatkan perlakuan
layak sesuai dengan harkat dan
martabat sebagai manusia
• menghapus diskriminasi dan stigma
terhadap anggota keluarga atau
siapapun yang memiliki gangguan jiwa
• Kesehatan jiwa merupakan bagian
penting terhadap terciptanya sumber
daya manusia Indonesia yang produktif
dan sekaligus merupakan aset bangsa
yang berharga
Data Gangguan Mental untuk
Lingkup Kabupaten Kuningan
• Populasi Penduduk Kuningan 1,2 juta Jiwa
• Jumlah penderita Gangguan Jiwa Berat /
Psikotik / Skizofrenia = 0,17% x 1,2 juta
pddk = 2040 Orang
• Penderita Gangguan Jiwa yang dipasung =
18,2 % x 2040 = 371 Jiwa
• Penderita Gangguan Mental Emosional /
GME ( Cemas – Depresi ) = 6 % x 1,2 juta =
72 rb Jiwa
Emergensi Psikiatrik
• 1. Gaduh Gelisah
• 2, Tentamen Suicide
• 3. Penelantaran Diri / Neglected
• 4. Sindroma Putus Obat/ Wiyhdrawl Synd.
Gaduh Gelisah
• DD
• 1. GMO ( Delir, Psikotik Organik )
• 2. Skizofrenia
• 3. Bipolar fase Mania
• 4. Depresi Agitatif
• 5. Sindroma Putus Zat
• 6. Dementia dg, Ggg. Perilaku
Klaim BPJS utk. Ranap Jiwa
RS Tipe B kls III
• 1. Skizofrenia
• Ringan : Rp. 4 Jt
• Sedang : Rp. 4,6 Jt.
• Berat : Rp. 5,6 Jt
• 2. Bipolar
• Ringan : Rp. 3.3 Jt
• Sedang ; Rp. 4,4 Jt
• Berat : Rp. 5,7 Jt.
Klaim BPJS utk Ranap Jiwa
RS Tipe B Kls III
• 3. Depresi Mayor
• Ringan : Rp. 4,1 Jt
• Sedang : Rp. 4,8 Jt
• Berat : Rp. 6,8 Jt
Keuntungan Ranap Jiwa
• Kost Rendah
• Infrastruktur Sederhana & Murah
• SDM Perlu Pelatihan sederhana
• Obat2 diberikan yang Murah tp, tetap
Efektip
Skizofrenia
PENDAHULUAN

• Diperkirakan 1% populasi
• Mulai sebelum usia 25 tahun
• Pasien & keluarga sering mengalami diskriminasi
sosial karena tdk dikenalinya gejala gangguan ini
• Etiologi, gambaran klinis, respon pengobatan &
perjalanan penyakit  luas

• Diagnosis berdasarkan:
– Riwayat psikiatri sebelumnya
– Pemeriksaan status mental

• Tdk ada tes laboratorium yang menunjang


SEJARAH
Masalah klinis skizofrenia menarik perhatian
tokoh utama:

• Benedict Morel (1809-1873) psikiater Perancis  istilah


demence precoce untuk pasien dg deteriorasi yang mulai
masa remaja

• Karl Ludwig Kahlbaum (1828-1899)gx/ katatonia

• Ewold Hacker (1843-1909): perilaku bizar pada hebefrenia


EMIL KRAEPELIN (1856-1926),
• Istilah yang disebut DP oleh Morel diganti Dementia
precox
• Gangguan pada proses kognitif (demensia) dan onset
awal (precox) yang perjalanan panjang dg gx umum
waham dan halusinasi
EUGEN BLEULER(1857-1939)
• DP  Skizofrenia
• Adanya perpecahan antara pikiran,emosi &
perilaku
• Tidak ada deteriorasi
• Bedakan dengan kepribadian terbelah/ ganda (Gangguan
identitas disosiatif)  Gangguan Disosiatif (DSM IV/IVR)
• EMPAT A:
– Gx primer - Gx sekunder:
• gg asosiasi • waham,
• gg afektif • halusinasi
• Autisme
• ambivalensi
TEORI LAIN
• Adolf Meyer psikobiologi: Skizofrenia-reaksi
thd kehidupan)
• Harry Stack Sullivan  Isolasi sosial sbg
penyebab gx
• Ernst Kretshmer :
– Skizofrenia  asthenik (kurus,tinggi),
athletik/ dysplastic
– PMD  piknik (pendek,gemuk)
• Gabriel Langfeldt  2 jenis
– True skizophrenia
– Psikosis “skizophrenia like”
• Kurt Schneider  first rank, second rank
symptoms
• Karl Jasper  penyumbang psikoanalisa
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi sepanjang hidup di US: 1%
• Insiden: 0.5 – 5 per 10,000 penduduk,
meningkat pada daerah perkotaan
• Terdapat pada semua kalangan masyarakat
• Dapat terjadi di seluruh dunia

1. Jenis kelamin dan usia


• Laki-laki = perempuan
• Onset L: 10-25 thn , P: 25 – 35 thn, jarang < 10 thn
atau > 60 yhn.
• Hendaya akibat gejala negatif L>P,
• Secara umum: prognosis P lebih baik drpd L
• Skizofrenia onset lambat: > 45 thn.
2. Infeksi dan musim kelahiran
– Orang dengan kecenderungan skizofrenia lahir pada musim
dingin/ awal musim semi,  hipotesis:
• Akibat virus (retrovirus) sebagai penyebab reaksi autoimun
• Perubahan diet
– Frekuensi ↑ sesuai paparan influenza pada musim dingin
pada trimester dua kehamilan
– Akibat faktor genetik yangg tidak dapat tahan karena musim
3. Distribusi geografi
– Prvalensi tinggi pada daerah-daerah tertentu
4. Faktor reproduktif
– Angka perkawinan dan fertilitas ↑ akibat:
• Pengobatan dengan psikotropik
• Kebijakan pintu terbuka RS
• Rehabilitasi dan perawatan berbasis masyarakat
5. Penyakit medis
– Penderita mempunyai angka mortalitas, kecelakaan dan
penyakit medik yang > tinggi
6. Bunuh diri
– 15% meninggal akibat bunuh diri
– Faktor risiko: depresi, tidak bekerja, riwayat bunuh diri
sebelumnya
7. Penggunaan zat
– ¾ dari pasien skizofrenia punya kebiasaan merokok
– 30 – 50% sebagai penyalahguna alkohol, 15 – 25% kanabis
dan 5 – 10% kokain
– Alasan penggunaan: mendapat kesenangan, mengurangi
depresi dan kecemasan
– Komorbid dengan penyalahgunaan zat  prognosis buruk
8. Kepadatan penduduk
– Prevalensi ↑ bila kepadatan penduduk > 1juta dan tidak
didapatkan skizofrenia bila < 10.000
– Stresor sosial pada lingkungan urban  kejadian ↑
9. Faktor sosioekonomi dan budaya
– Skizofrenia terdapat pada semua kelompok budaya dan
tingkat sosek
– Di negara industri, banyak terjadi pada tingkat sosek
rendah
– Menggelandang akibat follow-up yang tidak adekuat 
1/3 – 2/3 gelandangan adalah skizofrenia
– 75% pasien skizofrenia berat tidak bekerja
– Penggunaan antipsikotik merubah perawatan berbasis
RS  berbasis masyarakat
ETIOLOGI:
• Heterogen  Pasien dg Skiz. menunjukkan perbedaan: klinis,
respon pengobatan,dan perjalanan penyakit.
• Termasuk satu gangguan dengan banyak penyebab

• MODEL STRES - DIATHESIS


– Integrasi faktor biologi, psikososial dan lingkungan
– Seseorang mempunyai diathesis (kepekaan) dan dipengaruhi
oleh keadaan stres  akan menimbulkan gx skizofrenia.
– Diathesis maupun stres dapat berasal dari 3 faktor:
Contoh:
• biologik : infeksi,
• Psikologik : situasi klg yg penuh stres atau kematian
keluarga dekat
• Lingkungan : keadaan suatu negara yang kacau, bencana
• NEUROBIOLOGI
– Abnormalitas otak: sistem limbic, kortex frontal,
serebelum dan basal ganglia.
– Dasar abnormalitas otak:
• perkembangan abnormal neuron pada masa
perkembangan
• degenerasi neuron setelah perkembangan
• HIPOTESIS DOPAMIN
–  Skizofrenia disebabkan aktivitas dopaminergik ↑
– Hiperaktivitas dopamine akibat:
• terlalu banyak pelepasan dopamin,
• terlalu banyaknya reseptor dopamin atau
• kombinasi kedua mekanisme ini.
– Dopamin↑ pada sistem limbik dan cortex cerebri.
TEORI LAIN
1. SEROTONIN
2. NOREPINEPHRIN
3. GABA
1. Kehilangan neuron Gabaergik di hipokampus
menyebabkan hiperaktivitas neuron Dopaminergik
dan noradrenergik
4. GLUTAMAT yang >>
5. NEUROPEPTIDA
6. Cholesistokinin dan neurotensin
7. NEUROPATOLOGI SISTEM LIMBIK
ELEKTROFISIOLOGI
• Rekaman EEG abnormal pada pasien
skizofrenia.

• Sesudah tidur terhenti timbul frekuensi spike


meningkat, penurunan alfa, aktivitas delta dan
theta meningkat.

• Lebih serupa epilepticform.

• Sisi kiri lebih abnormal. Lebih tidak mampu


menyaring suara dan peka pada suara latar
belakang sehingga sulit berkonsentrasi dan
mungkin sebagai penyebab halusinasi dengar.
• PSIKONEUROIMUNOLOGI
– Penurunan Interleukin-2 sel T
– Penurunan jumlah dan respon Limfosit perifer
– Adanya antibrain antibody ke otak
– Berhubungan dengan hypotesa infeksi viral

• PSIKONEUROENDOKRINOLOGI
– Abnormalitas tes DST (dexametason suppression
tes)
– Penurunan LH dan FSH
– Penurunan Prolaktin dan GH
• FAKTOR GENETIK
– anak kembar monozigote punya kemungkinan
angka kejadian lebih besar

– pengaruh genetik lebih besar pengaruhnya dari


lingkungan  terbukti angka kejadian hampir sama
antara anak kembar monozigot yang diadopsi dan
yg diasuh orang tuanya sendiri yang skizofrenik.

– Ada peran stress-diathesis model, bahwa terdapat


pengaruh gangguan psikologik dari keluarga pada
anak adopsi dan yang diasuh sendiri.
• FAKTOR PSIKOSOSIAL
1. TEORI INDIVIDU
A. TEORI PSIKOANALITIK
a. SIGMUND FREUD
• Fiksasi perkembangan lbh awal daripada neurosis
• Terdapat defek ego  mempengaruhi interpretasi
realitas dan pengendalian dorongan dari dalam
diri semacam dorongan seksual dan agresi
• Pusat teori:
– decathexis obyek
– regresi akibat respon konflik - frustrasi dg
orang lain
• Gangguan berasal dari distorsi dalam hubungan
timbal balik antara anak-ibu.
b. MARGARET MAHLER
– Seorang pasien skizofrenia tak pernah
mencapai obyek yang menetap/ konstan
(yang dicirikan dengan rasa aman,hasil
kedekatannya dengan ibu semasa bayi)

c. PAUL FEDERN
– Gangguan mendasar adl ketidak mampuan
mencapai diferensiasi diri dan obyek.
d. HARRY STACK SULLIVAN
- gangguan hubungan interpersonal
– skizofrenia adalah cara menghindar dari panik, teror,
disintegrasi diri.
– sumber kecemasan patologik berasal dari
pengalaman trauma masa perkembangan
B. TEORI BELAJAR
– Hubungan interpersonal yang buruk pada skizofrenia
menjadi model yang buruk pada saat masa anak.

2. DINAMIKA KELUARGA
– Anak mendapat pesan yang bertentangan dengan
orang tuanya tentang perilaku, sikap dan perasaan 
kebingungan  menarik diri kedalam keadaan
psikotik.
– KERETAKAN dan KECENDERUNGAN KELUARGA (Theodore
Lidz)
– DUKUNGAN dan PERMUSUHAN SEMU (Lymann Wynne)

3.TEORI SOSIAL  industrialisasi dan urbanisasi


DIAGNOSIS
Kriteria sesuai PPDGJ III
I. Harus ada sedikitnya satu gejala yang jelas atau dua
gejala yang kurang tajam dari yang di bawah ini:
1. Ggn Thought: Thought echo, Thought insertion or
withdrawal, Thought broadcasting
2. Delution: delution of control, delution of influence,
delution of passivity, delution of perception
3. Halusinasi auditorik:
• suara halusinasi yang berkomentar/ mendiskusikan
perihal pasien,
• atau halusinasi lain yang berasal dari salah satu
anggota tubuh
4. Waham-waham menetap yang tidak wajar dan
sesuatu yang mustahil, misalnya mampu
mengendalikan cuaca atau mampu berkomunikasi
denga makhluk lain dari luar dunia ini.
II. Atau paling sedikit dua gelaja dibawah ini yang harus selalu
ada secara jelas:
1. Halusinasi dari panca indera apa saja, bila disertai
waham atau ide-ide yang berlebihan yang menetap,
2. Arus pikiran yang terputus (blocking) atau yang
mengalami sisipan  inkoherensi/ pembicaraan tidak
relevan/ neologisme.
3. Perilaku katatonik: gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu,
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor.
4. Gejala-gejala negatif: sikap apatis, bicara jarang, respon
emosional yang menumpul atau tidak wajar, yang
berakibat penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial.
III. Gejala-gejala tersebut berlangsung minimal satu
bulan.

IV. Harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna


dalam kualitas dari beberapa aspek perilaku pribadi.
KRITERIA SKIZOFRENIA MENURUT BLEULER:
• Gejala Primer:
– gangguan proses pikir,
– gangguan emosi,
– gangguan kemauan,
– otisme
 4A : Autisme, Afek, Asosiasi longgar,
Ambivalensi (Avolition)

• Gejala Sekunder:
– Waham
– Halusinasi
– Gejala katatonik atau gangguan psikomotor lainnya
SUBTIPE SKIZOFRENIA
(DSM IV):
• TIPE PARANOID,
ditandai:
– Preokupasi
– Waham (kejar, kebesaran)
– halusinasi (terutama hal.dengar)
– umur lebih tua (20-30 tahun)
– ego strength lebih baik
– Paranoid tipikal: tegang, pencuriga, berhati-
hati, mudah curiga, tidak ramah
• TIPE TERDISORGANISASI (HEBEFRENIK) :
– regresi, disinhibisi, perilaku tak terorganisir, tak
ada gejala yg memenuhi tipe katatonik
– onset awal <25 th.
– aktivitas aktif tetapi tidak konstruktif
– gangguan proses berpikir menonjol
– daya nilai realitas buruk
– respon emosional dan perilaku tidak serasi,tertawa
tanpa alasan.
– grinning dan grimas
– tolol dan kekanak-kanakan
• TIPE KATATONIK:
– jarang di Amerika Utara dan Eropa
– gejala klasik pada fgs motorik: stupor, negativisme,
rigiditas, gaduh gelisah (excitement) atau posturing.
– kadang ada yang beralih cepat antara gaduh gelisah
dan stupor.
– Gambaran yang ada termasuk: stereotipi, mannerisme,
fleksibilitas serea.
– sering terjadi mutisme
– Perawatan medis diperlukan karena malnutrisi,
kelelahan, hiperpireksia, mencederai diri sendiri

• TIPE TAK TERGOLONGKAN


(UNDIFFERENTIATED):
– tipe tidak dapat digolongkan pada subtipe lain
• TIPE RESIDUAL:
– tidak ada gejala aktif atau gejala yg mencukupi untuk
digolongkan pd. subtipe lain
– Gejala: penumpulan emosi, penarikan sosial,
perilaku eksentrik, pikiran tak logis, asosiasi longgar
– Gejala waham dan halusinasi tidak menonjol

SUBTIPE LAIN :
• TIPE LATEN
– sering merupakan diagnosis untuk pasien dg
kepribadian Skizoid/ Skizotipal (sekarang disebut
GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID &
SKIZOTYPAL, sedang dulu disebut SKIZOFRENIA
AMBANG)
• SKIZOFRENIA SIMPLEKS
– hilangnya dorongan dan ambisi yang bertahap dan
tidak terlihat
– tidak secara jelas psikotik dan tidak mengalami
halusinasi/ waham menetap.
– Gejala primer adalah penarikan diri dari situasi
sosial yang berhubungan dengan pekerjaan
– Harus dibedakan dari: depresi, fobia, demensia,
eksaserbasi suatu kepribadian
– kriteria skizofrenia harus terpenuhi
• GANGGUAN DEPRESI PASCA PSIKOTIK
PADA SKIZOFRENIA
– 25 % pasien Skizofrenia dan berisiko bunuh
diri

• SKIZOFRENIA ONSET DINI


– Minoritas ,manifestasi Skizofrenia pada masa anak
– Dibedakan dengan retardasi mental dan gangguan
autistik
– Gejala sama dengan Skizofrenia dewasa
– onset pelan-2, cenderung kronis, prognosis buruk
• SKIZOFRENIA ONSET LAMBAT
– tidak beda dengan skizofrenia, selain onset >45
tahun
– sering wanita,
– dicirikan dengan gejala paranoid
– prognosis baik,respon baik terhadap medikasi
antipsikotik
KRITERIA DIAGNOSTIK LAIN
• KRITERIA KURT SCHNEIDER

Minimal satu dari kelompok A dan satu dari kelompok B


– Kelompok A. Halusinasi pendengaran: First rank
symptoms
• pikirannya dapat didengar sendiri
• suara-suara yang sedang bertengkar
• suara-suara yang mengomentari perilaku penderita

– Kelompok B. Gangguan batas ego:  Second rank


symptom
• Dipengaruhi kekuatan dari luar
• Pikirannya disedot keluar
• Pikirannya dipengaruhi oleh orang lain atau
dimasukkan ke dalamnya oleh orang lain
• Pikirannya didiketahui atau disiarkan keluar
kepada orang lain
• Perasaannya dibuat oleh orang lain
• Kemauannya atau tindakannya dipengaruhi oleh
orang lain
• Dorongannya dikuasai orang lain
• Persepsi yang dipengaruhi oleh waham
• TES PSIKOLOGI
– Cortex frontotemporal yang patologis mempengaruhi
vigilance, memori dan concept formation-tes 
hasilnya abnormal
– Disfungsi bilateral  berhubungan dengan hendaya
pada atensi, retensi waktu, dan kemampuan problem
solving
– Asimetri otak berhubungan dengan kemampuan
motorik

• TES INTELIGENSI
– Skizofrenia cenderung mempunyai skor yang lebih
rendah dari populasi umum.
– Skor rendah sering didapat pada awal onset berlanjut
dengan deteriorasi seiring perjalanan penyakit
• TES PROYEKSI dan KEPRIBADIAN
– Tes Proyeksi seperti Rorschach dan TAT (Thematic
Apperception Test) menunjukkan ide bizar
– Tes kepribadian MMPI menunjukkan abnormal
– Sumbangan untuk diagnosis dan rencana terapi
minimal
GAMBARAN KLINIS

1. Tanda dan gejala tidak patognomonis  ada pada


gangguan jiwa dan neurologi yang lain, jadi selain
gejala perlu riwayat psikiatrik untuk mendiagnosa
Skizofrenia

2. Gejala berubah sepanjang waktu

3. klinisi harus mempertimbangkan tingkat pendidikan,


kemampuan intelektual, dan budaya pasien
TANDA dan GEJALA PREMORBID
• Kepribadian Skizoid dan skizotipal – pendiam, pasif,
introvert.
• Sebelum terjadi gangguan, pada saat remajanya pasien
tidak punya teman dekat, kencan, dan menghindari kerja
kelompok.
• Pada saat remaja, mungkin saja tiba-2 menunjukkan
perilaku obsesi- kompulsi

• Meskipun MRS dipikirkan sebagai pertanda, namun


gejala sudah ada berbulan- bertahun-2.
• Mungkin diawali keluhan somatik seperti sakit kepala,
sakit pinggang, otot, lemah, dan masalah pencernaan.
• Diagnosis awal mungkin malingering, chronic fatique
syndrome, gangguan somatisasi.
• Keluarga dan temannya melihat bahwa orang dengan
skizofrenia tidak lagi berfungsi baik pada kegiatan
okupasi, sosial dan personal.
• Pada saat ini pasien lebih tertarik pada bidang ide
abstrak, filosofi, keagamaan.
• Terdapat juga gejala prodromal lain seperti afek
abnormal, bicara yang tidak biasa, ide bizar,
pengalaman aneh tentang persepsi.

• GEJALA POSITIF DAN NEGATIF (TJ CROW 1980)


KLASIFIKASI SKIZOFRENIA

• TIPE I • TIPE II
– Cenderung – mempunyai gejala negatif (defisit)
mempunyai gejala – afek mendatar,tumpul
positif (produktif) – alogia (kemiskinan kata dan isi
pembicaraan)
– waham dan halusinasi
– blocking, poor grooming
– CT scan: struktur otak
– kurang motivasi
normal
– anhedonia
– respon baik terhadap
– penarikan diri
pengobatan
– CT scan: struktur otak abnormal
– respon buruk terhadap
pengobatan
• TIPE DISORGANISASI
– Disorganisasi pembicaraan (proses pikir)
– Disorganisasi perilaku
– Defek kognitif
– defisit atensi

• Gejala positif dan negatif lebih lanjut ditelaah Nancy


Andreason
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
• KESAN UMUM
– Penampilan bermacam-2 dan dapat sangat ekstrim
(berdandan buruk, tdk.mandi, pakaian terlalu tebal dll)
– Agitasi sebagai respon terhadap halusinasi
– dapat pula sangat diam seperti pada stupor katatonik.
– Diantara kedua kutub berlawanan tersebut terdapat
gejala banyak bicara dan postur bizar.
– Pada katatonik stupor, pasien seperti tak hidup,
mutisme, negativisme, otomatisme komando, jarang
fleksibilitas serea dan perilaku manerisme
– Individu dengan subtipe katatonia yang kurang
ekstrim  penarikan sosial ,egosentris, kurangnya
pembicaraan spontan atau gerak, dan tidak adanya
perilaku bertujuan.
– Pasien dengan katatonia  duduk diam, berespon
hanya bila perlu. Perilaku kikuk atau gerak kaku
tubuh  menunjukkan gangguan ada di basal
ganglia.
– Perilaku aneh lain adalah tics, stereotipi,
manerisme, ekopraksia (pasien meniru postur atau
perilaku pemeriksa.
• MOOD,PERASAAN, dan AFEK
– dua gejala afektif yang sering ditemukan:
• penurunan respon emosional, kadang cukup parah
 anhedonia
• peningkatan emosi yang tak sesuai, penyerangan
yang ekstrim, kegembiraan, kecemasan.
– afek tumpul/ datar bisa karena:
• gejala penyakit,
• efek parkinsonisme dari obat atau
• depresi
 suatu tantangan bagi kita untuk mengetahuinya.
• GANGGUAN PERSEPSI
– Halusinasi, sering pendengaran: suara mengancam,
kotor, menuduh, menghina.
– Halusinasi raba, penciuman dan rasa jarang. Bila ada,
 pertimbangkan kemungkinan kelainan neurologi.

– Halusinasi kinestetik: sensasi perubahan organ tubuh,


rasa terbakar di otak, rasa tekanan pada pembuluh
darah

– ilusi: dapat timbul pada fase aktif, prodromal atau


remisi
– adanya ilusi dan halusinasi  pikirkan kemungkinan
pengguanaan zat
• PIKIRAN
– Gejala yang sangat sulit dimengerti
– merupakan gejala inti skizofrenia
– gangguan pikiran dibagi menjadi: gangguan isi pikiran, bentuk
pikiran, proses berpikir.

• ISI PIKIRAN
– merefleksikan ide-2, kepercayaan, interpretasi terhadap
rangsangan.
– waham kejar, kebesaran, agama, somatik
– percaya ada kekuatan luar yang mengendalikan atau sebaliknya
– adanya preokupasi pada gagasan yang hanya dapat diketahui/
dipahami orang tertentu, abstrak, simbolik
– waham somatik yang aneh: ada benda asing di dalam testisnya
yg mempengaruhi kemampuan pasien punya anak

– Ideas of reference: merasa fisik bergabung dengan obyek luar/


jagad raya,dan hal ini menyebabkan pasien ragu jenis
kelaminnya .
• BENTUK PIKIR
– tampak dalam ucapan dan tulisan pasien
– dapat berupa asosiasi longgar, tangensialitas, sirkumstansialitas,
neologisme, ekolalia, verbigerasi, word salad, mutisme

• PROSES PIKIRAN
– Gangguan dalam bentuk gagasan dan bahasa yang
diformulasikan.
– Pengamatan ditujukan pada cara berbicara, menulis,
menggambar, perilaku pasien pada terapi okupasi
– Gejala: flight of ideas, blocking, hendaya atensi, kemiskinan isi
pikiran, abstraksi buruk, perseverasi, asosiasi idiosinkratik
(bunyi), melibatkan diri berlebihan, sirkumstansialitas, pikiran
dikendalikan (kekuatan luar telah mengendalikan dirinya), pikiran
siar (orang lain dapat membaca pikirannya dan pikiran mereka
disiarkan melalui tv/radio)
• IMPULSIVITAS,KEKERASAN,BUNUH DIRI,dan
PEMBUNUHAN
– Pengendalian impuls menurun, kepekaan sosial
menurun
– Bunuh diri dan kekerasan dapat merupakan respon
terhadap halusinasi yang memerintah.
– kekerasan: sering pada skizofrenia yg tak diterapi
– Faktor risiko perilaku impulsive dan kekerasan:
waham kejar primer, peristiwa kekerasan
sebelumnya dan defisit neurologis.
– Penanganan emergensi:
• neroleptik, pengekangan, isolasi.
• Lorazepam 1-2 mg dapat diberikan setiap jam.
• Bunuh diri:
– 50% melakukan usaha bunuh diri
– 10-15 % meninggal akibat bunuh diri
– kemungkinan ada depresi yang tak terdiagnosis
– Pencetus lain: perasaan kosong, halusinasi yg
memerintah, ingin bebes dari gangguan jiwa.
– Faktor: Kesadaran pasien akan sakit, laki-2, sarjana,
usia muda, relap, ambisi yang tinggi, ada usaha
bunuh diri sebelumnya, tinggal sendirian

• Pembunuhan:
– diprediksi bila ada: riwayat kekerasan, perilaku
berbahaya saat dirawat, halusinasi, waham yang
mengandung kekerasan
• ORIENTASI
– biasanya baik
– Bila terganggu, pikirkan GMO/ gg neurologik

• DAYA INGAT
– biasanya baik, kadang sulit diuji

• PERTIMBANGAN dan TILIKAN


– biasanya buruk, ada hubungan dengan
kepatuhan terhadap pengobatan
DIAGNOSIS BANDING
1. GANGGUAN PSIKIATRIK SEKUNDER
2. MALINGERING/ BERPURA-PURA & GANGGUAN
BUATAN
• Pada malingering, pasien dapat mengendalikan secara
lengkap gejalanya, ada masalah finansial dan hukum
• Pada Gangguan Buatan:pasien kurang dapat mengendalikan
semua gejala psikotik
3. GANGGUAN PSIKOTIK LAIN
• Skizofreniform: lama gejala 1 – 6 bulan
• Gangguan Psikotik Singkat: lama gejala 1 hari - 1 bulan
• Gangguan Skizoafektif: bila ada gejala manik dan depresi yang
berkembang bersama gejala utama skizofrenianya.
• Gangguan waham: waham tidak aneh ,telah ada selama 1
bulan tanpa ada gejala skizoafektif atau suatu gangguan
mood.
4. GANGGUAN MOOD
• Sulit tapi penting karena beda terapi
5. GANGGUAN KEPRIBADIAN
• Yang mirip adl.Gangguan Kepribadian Skizotipal,
Skizoid dan Ambang.
• Gejala ringan, riwayat gangguan seumur hidup,
tanpa onset yang jelas.
PERJALANAN PENYAKIT dan PROGNOSIS
• PERJALANAN PENYAKIT
– dimulai masa remaja
– bisa sampai satu tahun atau lebih
– periode pemulihan bertahap
– relaps dapat terjadi
– perjalanan klasik: remisi dan eksaserbasi
– dapat terjadi depresi pasca skizofrenia
– rentan stress

• PROGNOSIS
– 50 % relaps disertai Gangguan Mood Berat dan usaha
bunuh diri
– Faktor yang mempengaruhi prognosis:
PROGNOSIS BAIK PROGNOSIS BURUK
• onset tua • onset muda
• faktor presipitasi nyata • faktor presipitasi (-)
• onset akut • onset pelan
• premorbid hubungan • premorbid sos, pek, seksual
sosial, seksual dan buruk
pekerjaaan baik • perilaku otistik, menarik diri
• gangguan mood • bujang, duda, cerai
(terutama depresi) • riwayat klg skizofrenia
• Menikah • sistem support buruk
• Riwayat klg ada • gejala negative
ggn.mood • gejala dan tanda
neurologikal
• sistem support baik • riwayat trauma perinatal
• gejala positif • tidak remisi dalam 3 tahun
• beberapa kali relaps
• riwayat penyerangan
– 20-30 % menjalani kehidupan mendekati
normal
– 20-30 % gejala sedang
– 40-60 % terganggu secara bermakna
– Prognosis pasien Skizofrenia kurang baik
bila dibanding dengan Gangguan Mood,
TERAPI
• Tiga hal yang harus diperhatikan:
1. pendekatan pengobatan secara individual
2. perlu memperhatikan faktor genetik, psikologis dan
lingkungan
3. harus dilihat berbagai aspek, terapi tunggal tidak
akan berhasil baik untuk berbagai penyebab.

• TERAPI BIOLOGI
 FARMAKOTERAPI
– antipsikotika dibagi 2,yaitu:
1. DOPAMIN RESEPTOR ANTAGONIS
– efektif terutama untuk gejala positif
– ada 2 kekurangan utama:
• 25 % cukup tertolong
• 50% tetap terganggu
– ESO: EPS, tardive diskinesia, SNM
– contoh: chlorpromazin, haloperidol

2. SEROTONIN DOPAMIN ANTAGONIS


– EPS minimal, eso pada efek neurologik dan
endokrinologik
– digunakan sebagai antipsikotik standar
– baik untuk gejala negatif
– disebut antipsikotik atipikal
– sebagai pengganti antagonis reseptor dopamine,
– Contoh: clozapin, risperidon, olanzapin, sertindol,
quetiapin, ziprasidon
OBAT LAIN
1.LITHIUM
2.ANTICONVULSAN
3.BENZODIAZEPIN
4.ECT
5.LOBOTOMI

TERAPI PSIKOSOSIAL
– meningkatkan kemampuan sosial,merawat
diri,ketrampilan praktis,komunikasi interpersonal
– Dilakukan di RS, klinik, rumah perkumpulan sosial

TERAPI KELOMPOK
CBT
PSIKOTERAPI INDIVIDUAL
Target Terapi :
• Prinsip : mengembalikan Fungsi Px seperti
sebelum sakit
• Meliputi :
• Recovery fungsi :
• 1. Intelektual
• 2. Sosial
• 3. ADL / Personal
• Parameter :
• Fungsi Kognitif yg mencakup :
1. Daya Ingat
2. Daya Belajar
3. Daya Pikir
• Obat2 generasi baru :
– Tidak turunkan fungsi Kognitif  harga Mahal
– Bisa men Tx Negative Symptom
• Tx lain :
– 1. Stimulasi
– 2. Penerimaan Klg & Lingkungan
– 3. Management Stress
PENTING :
1. Pertahankan KESEMBUHAN selama
mungkin
2. KEKAMBUHAN menurunkan Fungsi
KOGNITIF  Manusia yang tidak
berguna / ROBOT
Pemilihan Obat Antipsikotik
• 1. Pada prinsipnya semua baik
• 2. Disesuaikan dg, Tipe Skizofrenia
• 3. Disesuaikan dg. Symptom yg menonjol
Obat2 Antipsikotik Baru
• Keuntungan :
– ES rendah
– Bisa utk obati Gejala (-)
– Dosis lbh simpel bsa 1-2 X perhari
kepatuhan lbh tinggi
• Kerugian:
– Lbh mahal
– Tidak semua dicover BPJS bl dicover
dosis relatip kecil
– Contoh Obat :
– Risperidon, Olanzapin, Quetiapin,
Aripiprazole, Sustena
Terapi Jk Pj / Long Acting
• Tujuan :
– 1. Utk. Tingkatkan Kepatuhan / perkecil Drop
Out
– 2. Utk px yg sulit per oral
• Indikasi :
• Pada px Skizorenia fase maintenance /
bukan Fase Akut / Kambuh
• Cara Pemberian :
– 1. Diawali dg. Obat oral jenis yg sama 1-2
mggu
– 2. Fase akut sudah dilalui
– 3. Suntikan IM dalam ( gluteus )
• Contoh :
– 1. Sikzonoat Inj
– 2. Haldol Decanoas
– 3. Sustena
– 4, Maintena
• Jk Waktu 4 mgg/Ampul

Anda mungkin juga menyukai