SULIT BERNAFAS
Amalia Nurhidayah
J2A016025
TABLE OF CONTENTS
01 02
LUDWIG ANGINA PHLEGMON
03 04
CELLULITIS PATHOFISIOLOGI
Kata kunci : Pipi bengkak, kesulitan bernafas, infeksi, dasar lidah terangkat, emergensi
5
ANGINA LUDWIG
Angina Ludwig’s merupakan suatu selulitis difus yang mengenai spasia
sublingual, submental dan submandibular bilateral, kadang-kadang
sampai mengenai spasia pharingeal (Berini ; Topazian, 2002).
Selulitis dimulai dari dasar mulut. Seringkali bilateral, tetapi bila hanya
mengenai satu sisi/ unilateral disebut Pseudophlegmon.
6
NORMAL ANATOMICAL AND
LUDWIG’S ANGINA
Malik Neelima Anil. 2012. Textbook Of Oral and Maxillofacial surgery. 2nd. Ed. New Delhi India .
LUDWIG’S ANGINA
Sumber : 1. Lemonick DM. 2002. Ludwig’s Angina: Diagnosis and Treatment. Hospital Physician. p. 31-37
9 Jul
2. Cossio PI, Hinojosa EF, Cruz MAM, Perez LMG. 2010. Ludwig´s angina and ketoacidosis as a first manifestation of diabetes mellitus. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2010
1;15 (4):e624-7
EPIDEMIOLOGY
Angka kejadian pada penyakit ini sekitar 13% dari seluruh infeksi leher dalam.
Walaupun jarang terjadi namun penyakit ini dapat mengancam jiwa.
Phlegmon dasar mulut/ ludwig’s angina secara epidemiologi 90% kasus
disebabkan oleh infeksi akut gigi molar rahang bawah yang menyebar
(infeksi odontogenik) .
Individu yang terkena biasanya berusia 20 hingga 60 tahun, dengan dominasi
laki-laki. Kondisi ini jarang terjadi pada anak-anak tetapi kadang-kadang
muncul tanpa sebab yang jelas. Sebelum pengembangan penisilin oleh
Alexander Fleming dan produksi masal pada 1950-an, angka kematian
yang terkait dengan Ludwig's angina melebihi 50%. Sebagai hasil dari
terapi antibiotik dan teknik bedah saat ini, perkiraan kematian saat ini
berada di kisaran 8%.
Nicholas Costain, BSc, Thomas J. Marrie, MD. 2014.Ludwig’s Angina. The American Journal Of Medicine. University Avenue, Halifax, Nova Scotia, Canada
PATHOGENESIS
Bakteri aerob
dan anaerob
Disertai Infeksi
perikoronitis/ Infeksi mecapai
Infeksi akut Apeks gigi perikoronal faringomaksilaris
pada gigi berada di disekitar M3 dan retrofaring Obstruksi
M2/M3 RB dibawah/dekat jaringan
otot mylohyoid nafas
Infeksi
Infeksi menyebar
submandibular keruang
Infeksi Menyebar ke sublingual
menyebar ruang
submandibula
Malik Neelima Anil. 2012. Textbook Of Oral and Maxillofacial surgery. 2nd. Ed. New Delhi India.
PATHOGENESIS
SPASIA FACIALIS
Ruang diantara otot-otot wajah yang dipisahkan pada jaringan ikat longgar
yang berada pada daerah maksilofasial. Daerah dengan pertahanan paling
lemah apabila terjadi infeksi.
Dibagi menjadi 2 :
1. Spasia Facialis primer : area yang secara klinis dapat dilakukan palpasi
karena terletak superfisial pada wajah. Spasia ini meliputi : bucal space,
canine space, infratemporal space ,sublingual space , submandibular space
dan submental space .
2. Spasia Facialis sekunder : area yang secara klinis sulit untuk dilakukan
palpasi karena dibutuhkan pemeriksaan penunjang untuk evaluasinya.
Spasia ini meliputi : temporal space, parotid space,massetric
space,pterygomandibular space,lateral pharingeal space, retropharingeal
space.
Mardiyantoro fredy. 2017. penyebaran Infeksi Odontogenik dan tatalaksana. Edisi ke 2. Malang inonesia
TREATMENT
Pemeliharaan Terapi
jalan napas supportive
Pembedahan Antibiotik
Malik Neelima Anil. 2012. Textbook Of Oral and Maxillofacial surgery. 2nd. Ed. New Delhi India. 15
Prinsip utama penatalaksanaan :
- Proteksi dan kontrol jalan nafas
- Pemberian antibiotik yang adekuat
- Insisi dan drainase abses
- Pemberian terapi suportif
16
PENANGANAN
17
SPASIA FACIALIS
Christopet JH, Robert ML.2015. Atlas of Operative oal and maxillofacial surgery. UK: Willwy Blackwell
HADITS