Anda di halaman 1dari 77

PENGKAJIAN CEPAT pada

BENCANA

Disampaikan oleh:
Maridi M. Dirdjo
Mengapa kita melakukan kajian-kajian
Bencana?
• Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan
prioritasnya untuk memobilisasi sumber daya.
• Informasi yang lebih baik akan mengarahkan pada
respon yang lebih baik dan akurat.
• Penyampaian information yang lebih cepat akan
berdampak pada pemberian respon yang tepat
waktu.
• Pengkajian yang baik tidak selalu berarti respon
yang baik, namun kajian yang tidak baik hampir
pasti berdampak pada respon yang tidak baik
pula.
Pengertian Kaji cepat bencana dan
dampak bencana -- tanggap darurat

• Istilah “assessment” – kaji cepat


• Pengertian assessment:
memahami situasi untuk dapat
mengidentifikasi masalah, kemampuan/SD
dan konsekuensi
• Tujuan assessment adalah bukan untuk
mengidentifikasi bantuan, akan tetapi mencari
tahu apakah bantuan diperlukan atau tidak.
Kaji Cepat dibagi 2
• Penilaian Kebutuhan (need assessment)
Tujuan: Mendapat data Jumlah dan jenis
bantuan dlm upaya penyelamatan
• Penilaian Kerusakan dan Kerugian (damage &
loss assessment)
Tujuan: Mendapat data korban, kerusakan,
kerugian dampak bencana
Deskripsi Kaji Cepat
• Penilaian kebutuhan adalah serangkaian
kegiatan untuk menentukan jumlah dan jenis
bantuan yang diperlukan dalam upaya
penyelamatan korban bencana meliputi SAR,
bantuan medis, penyediaan pangan,
penyiapan penampungan sementara,
penyediaan air bersih dan sanitasi – (Perka
BNPB no 9 tahun 2008)
PENILAIAN KEBUTUHAN
lanjutan
• Penilaian kerusakan dan kerugian adalah
serangkaian kegiatan untuk pengumpulan
data primer dan sekunder tentang jenis,
waktu, lokasi dan penyebab bencana serta
kondisi mutakhir (korban, kerusakan dan
kerugian serta dampak bencana). – (Perka
BNPB no 9 tahun 2008_
• Catatan: Korban berdasarkan usia, jenis
kelamin, income.
PENILAIAN KERUSAKAN DAN KERUGIAN
Kepentingan dan Peran Kaji dan teliti
• Bencana Kecil  mengetahui kemampuan
masyarakat untuk menangani secara mandiri
(tidak ada korban jiwa, atau korban jumlahnya
tidak banyak)
• Bencana Besar 
– mengetahui kondisi dan mendapatkan data
untuk menentukan peran dalam tanggap darurat
Perbedaan Data
PRIMER SEKUNDER
• Wawancara individu • Data dasar / Baseline:
• Survey lapangan data populasi,
sendiri infrastruktur,
• Observasi langsung informasi dari
bencana sebelumnya
• Komunikasi via
telepon • Gambar satelit
• dll • Foto
• Laporan media massa
• dll
Needs Assessment Task Force
Siklus Kaji Cepat
Memeriksa
informasi

Diseminasi Apakah pengkajian


informasi dibutuhkan?

Manajemen
Informasi

Analisa data yang Perencanaan Misi


dikumpulkan? Pengkajian

Pengkajian lapangan
Siklus Assessment
• Saat tanggap darurat
• Fokus penyelamatan
• Identifikasi korban meninggal,
terluka, selamat dan rentan serta Emergency
identifikasi Assessment
kerusakan/kehilangan

• Saat pemulihan
Reconstruction/ • Fokus kebutuhan
Preparedness
rehabilitation jangka pendek dan jangka
Assessment
Assessment panjang (lokasi aman dan
prinsip berkelanjutan
• Saat kesiapsiagaan
• Fokus pada kesiapan
menghadapi bencana Mitigation
• identifikasi potensi, Assessment/
kekuatan, sumber daya,
sumber dana, dan
Risk Reductions • Saat tidak ada bencana
ketrampilan Assessment • Fokus pencegahan dan pengurangan
• identifikasi resiko dan kapasitas serta
tingkat kerentanan
Persiapan Melakukan kaji Cepat

• Periksa informasi sekunder


• Buat tujuan dan kerangka acuan
• Koordinasi dan kerjasama
• Identifikasi anggota tim pengkajian
• spesifikasi daerah-daerah yang akan dikunjungi
• Identifikasi pihak-pihak yang akan ditemui
• Persiapan keberangkatan, kuesioner dan
piranti manajemen informasi lainnya
Melakukan Pengkajian Lapangan
• Sumber data
• Reliabilitas data
• Pertimbangkan bias
• Cari dampak bencana yang tidak kentara/nyata
• Pikirkan bagaimana informasi yang terkumpul
akan diproses dan disampaikan
Bias dalam Pengkajian

Bias Individu/
Bias Organisasi
Budaya
• Mandat
• Kelas/Etnis
• Proyek
• Agama
• Spesialisasi
• Jender
• Politik
Bias lingkungan •Pengalaman pribadi
• musim • Bahasa
• spasial
• Waktu dalam hari
Pengumpulan Data
Kesalahan yang sering terjadi

• Tidak menggunakan informasi yang ada sebelum


bencana
• Menganggap pengumpulan data primer adalah
satu-satunya solusi
• Membuat desain pertanyaan / kuesioner sebelum
adanya kejelasan tujuan Pengkajian
• Meniadakan bias dan reliabilitas
• Tidak melibatkan orang yang terkena bencana
Analisa
• Lakukan perencanaan analisa sebelum memulai
pengkajian
• Pengumpulan data yang memakan waktu banyak
akan mempersingkat waktu untuk melakukan
analisa
• Analisa dapat dimulai segera, jangan menunggu
semua data terkumpul
• Situasi yang berkelanjutan; kemarin, hari ini dan
besok
• Termasuk identifikasi celah-celah informasi
Analisa Hasil Pengkajian
Beberapa pertanyaan untuk pengecekan
• Apakah informasi anda mendukung atau
bertolakbelakang dengan informasi sekunder?
• Apakah informasi yang didapat dari seseorang
mendukung atau bertolak belakang dengan informasi
dari lainnya?
• Apakah informasi yang dikumpulkan berbagai tim
konsisten?
• Apakah informasinya masuk akal?
Analisa dan Interpretasi

• Cek silang/ kroscek, triangulasi dan bandingkan


• Pertimbangkan metode pengumpulan dan sumber
informasi (reliabilitas / kredibilitas)
• Hati-hati dengan generalisasi
• Pastikan anda mengerti asumsi anda – buat
tertulis/nyata
• Penggabungan analisa – tidak ada ‘one-stop shop’
Kunci Pengkajian yang Sukses
• Pikirkan kepada siapa anda akan menyampaikan
hasil kaji cepat
• Pikirkan tentang masyarakat yang terkena dampak
• Identifikasi sumber informasi yang paling
terpercaya
• Gambarkan situasi keseluruhan, lalu detilnya
• Gunakan standar yang diterima luas
(internasional: Sphere Standards and Indicators)
• Pikirkan kendala dalam melakukan respon
• Tantang asumsi dan kesimpulan anda
Tujuan Assessment Muhammadiyah
• Memberikan data pembanding (objectivikasi
data)
• Melakukan Advokasi kelompok rentan yang
mungkin bisa terlewat
• Kolaborasi sumberdaya Penilai
• Asistensi Pemerintah Lokal
Kepentingan Strategis Muhamamdiyah

• Mendapatkan data untuk menentukan peran


Muhammadiyah dalam tanggap darurat
• Pengerahan sumberdaya Muhammadiyah tepat,
efektif dan efesien
• Mendapat data sumberdaya Muhammadiyah
lokal yang bisa digerakkan dalam tanggap darurat
bencana
• Sumberdaya dan jaringan Muhammadiyah yang
terdampak bencana teradvokasi dalam skema
bantuan tanggap darurat dari pemerintah
Organisasi Posko
Ketua Posko

Wk. Ketua Posko

Sekretaris Bendahara

Administrative Perencanaan Logistik Operasi

• Sekretariat • Kaji cepat • Makanan/supply • SAR


• PR/media center/ - Situasi • Peralatan • Kesehatan
humas - Kerusakan • Transportasi/ • Relawan
• Data • Rencana pengiriman • Psikososial
- relawan tanggap • Komunikasi
- kesehatan darurat • obat-obatan
- donatur
Resources: SDM- SDF

Majelis/ Individual/ Institusi NGO/


Ortom AUM Pemerintah
Lembaga Grup Swasta

POSKO

Daerah terdampak/
survivor
SDM-Hubungan
Majelis/Lembaga/Ortom/Amal Usaha
Emergency Assessment

LAZIZ POSKO/LPB
PW/PD

AMM Majelis/
Universitas
Lembaga

Training/
Koordinasi

Kegiatan di Lapangan
Sumber Informasi
Emergency Assessment

POSKO/LPB
Tim Assessment

PWM UN BNPB BMG


Aisyiyah
PDM

Majelis/ AUM: BPBD Dinas LSM


Lembaga •Sekolah • Kesehatan
•Univ • Sosial
•Panti Asuhan
•Koperasi dll • PU
Arus Kaji Cepat dan Laporan
(emergency assessment and analysis)

Assessment

Assessment DATA
Lapangan

Assessment POSKO/LPB

Assessment Operasi Logistik

Assessment Masyarakat terdampak


Alur data assessment dan operasi
• Ketua Posko  Sekretariat  Tim Kaji Cepat
situasi dan kebutuhan  kegiatan tanggap
darurat
• Up date data assessment/kaji cepat  Jam,
hari, minggu  tim data dan analisa
Apa yang
dikaji & The affected
population
dinilai?
Assessment
Assessment content
process (Risk/opportunity/
The steps means)

1. 2. Understanding
understanding the crisis and its
Analysis of information/ effect
reporting (after the the context
field visit)
Collection of 3.
5 Need,
information (during Understanding
the field visit expectations
who is who
and requests
Preparation (before 4. Local
the field visit strategies and
Decision to do an assessment means
Lesson learned assessment
• Aceh: Kurangnya SDM, Tidak ada form
• Gempa: assessment
– Korban dan survivor (sakit, gangguan, sehat)
– Psikososial
– Water
– Building (sekolah/rumah)
– Livelihood
• Merapi
– Psikososial
• Notes: Gender sensitive data, Capacity building
framework
Aplikasi Kaji-Nilai (Assessment)
Bidang Kesehatan
Siklus Assessment
• Saat tanggap darurat
• Fokus penyelamatan
• Identifikasi korban meninggal,
terluka, selamat dan rentan serta Emergency
identifikasi Assessment
kerusakan/kehilangan

• Saat pemulihan
Reconstruction/ • Fokus kebutuhan
Preparedness
rehabilitation jangka pendek dan jangka
Assessment
Assessment panjang (lokasi aman dan
prinsip berkelanjutan
• Saat kesiapsiagaan
• Fokus pada kesiapan
menghadapi bencana Mitigation
• identifikasi potensi, Assessment/
kekuatan, sumber daya,
sumber dana, dan
Risk Reductions • Saat tidak ada bencana
ketrampilan Assessment • Fokus pencegahan dan pengurangan
• identifikasi resiko dan kapasitas serta
tingkat kerentanan
Hyperacute

akut
Fase Darurat --- Hyper-Acute
• “Detik-detik” paling awal fase darurat
• Sangat mungkin banyak
– korban meninggal
– korban yang berpotensi besar meninggal
• MISI PENYELAMATAN
• Perlu reaksi cepat!
– Asesmen cepat
– Tindakan cepat
• Dilakukan oleh Tim Medis Darurat
• Pencatatan bisa dilakukan setelah tindakan penyelamatan
Fase Darurat --- Hyper-Acute
Fase Darurat --- Hyper-Acute
Fase Darurat --- Acute
• Fase Darurat
• Kehidupan Masyarakat terganggu 
khususnya kesehatan
• Mungkin perlu bantuan pihak luar
• Assess sesegera mungkin, secepat mungkin 
asesmen cepat Perlukah bantuan?
• Misi mempertahankan/memperbaiki fungsi
sosial (kesehatan)
Acute --Asesmen Cepat
Acute --Asesmen Cepat

MDMC
Acute --Asesmen Detil
• Apapun pola pengungsian bencana  masalah kesehatan.
• Masalah kesehatan berawal
– kurangnya air bersih
– sanitasi lingkungan

Pelayanan Kesehatan Yang Dibutuhkan Oleh Pengungsi


meliputi:
– Pelayanan Kesehatan Dasar
– Pelayanan kesehatan jiwa
– Pelayanan promosi kesehatan
– Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Acute --Asesmen Detil
Pelayanan kesehatan dasar yang diperlukan pengungsi meliputi:
• Pelayanan pengobatan
• Pelayanan imunisasi
• Pelayanan kesehatan ibu dan anak
• Kesehatan Ibu dan Anak (kehamilan, persalinan, nifas dan
pasca-keguguran).
• Keluarga berencana (KB)
• Deteksi dini dan penanggulangan IMS dan HIV/AIDS Fungsi
• Kesehatan reproduksi remaja PUSKESMAS
• Pelayanan gizi
• Pemberantasan penyakit menular dan pengendalian vektor
Berpotensi menjadi KLB antara lain: campak, diare, cacar,
malaria, varicella, ISPA, tetanus.
Acute --Asesmen Detil
• Dilakukan dalam waktu yang “lebih longgar”
• As accurate as possible
• Informasi yang digali adalah yang “sesuai dengan
kebutuhan” survivor maupun penolong
• Untuk misi jangka menengah sampai jangka panjang
• Form Asessment Bidang kesehatan:
– Assessment Detil
– Rekam Medis
– Survey Kesehatan Masyarakat
PELAKSANAAN KAJI CEPAT TRC RELAWAN MCMD

A. Persiapan Pelaksanaan Kaji Cepat


a. BPBD Prov menyelesaikan kelengkapan administrasi,
keuangan dan perlengkapan yang diperlukan Tim;
b. Pembagian tugas masing –masing anggota Tim
c. BPBD menginformasikan penugasan TRC kepada
pejabat yang berwenang di BPBD Kab/Kota yang
terkena bencana
B. TAHAP PELAKSANAAN KAJI CEPAT

1. Pemberangkatan TRC (Nasional/ Propinsi/ Kab/ Kota/ Organisasi relawan)


menuju lokasi bencana.
2. Tiba di daerah bencana.
Mengadakan pertemuan awal dengan Kepala Daerah atau pejabat yang
ditunjuk untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Memperkenalkan personil Tim;
b. Menyampaikan maksud, tujuan dan tugas Tim di daerah bencana;
c. Menghimpun informasi mutakhir tentang kejadian bencana;
d. Menyampaikan permintaan personil pendamping dari BPBD Kab/Kota/
Pimpinan Muhammadiyah (PW, PD) (apabila diperlukan)
3. Peninjauan Lapangan di lokasi bencana.
a. Masing-masing sub Tim melakukan peninjauan lapangan untuk
melakukan:
1) Identifikasi terhadap cakupan lokasi bencana, juml korban,
kerusakan sarana dan prasarana, dan sebagainya;
2) Identifikasi kebutuhan mendesak untuk:
a) Pencarian dan penyelamatan korban;
b) Pemenuhan kebutuhan dasar;
c) Penampungan sementara;
d) Perlindungan terhadap kelompok rentan;
e) Pemulihan darurat sarana dan prasarana, al pembersihan puing/
lumpur/ tanah longsor dan sebagainya.
b. TRC BPBD/Kab/Kota/ Organisasi Relawan melalui pola pendampingan untuk
melaksanakan rapat evaluasi dengan sektor terkait untuk membahas:
1) Hasil peninjauan lapangan
2) Pelaksanaan harian penanganan darurat bencana;
3) Perkembangan dampak bencana;
4) Sumberdaya yang masih tersedia;
5) Kendala/hambatan yang dihadapi dan upaya untuk mengatasi
6) Analisa kebutuhan;
7) Rencana selanjutnya.
c. Membantu BNPD, BPBD Propinsi Kab/Kota untuk memberikan Press Release
kepada mass media
d. Mengirimkan laporan Tim tentang perkembangan bencana dan upaya yang
telah dilakukan serta kebutuhan mendesak kepada Kepala Daerah dan Kepala
BNPB dengan tembusan atasan langsung masing- masing anggota BPBD
Prov/Kab/Kota/ Induk Organisasi Relawan
4. Evaluasi.
a. Melanjutkan peninjauan lapangan pada daerah yang belum sempat ditinjau
b. TRC relawan setiap sore hari membantu BNPB, BPBD Kab/Kota melalui pola
pendampingan untuk melaksanakan rapat evaluasi dengan sektor terkait untuk
membahas:
1) Hasil peninjauan lapangan
2) Pelaksanaan harian penanganan darurat bencana;
3) Perkembangan dampak bencana;
4) Sumberdaya yang masih tersedia;
5) Kendala/hambatan yang dihadapi dan upaya untuk mengatasi
6) Analisa kebutuhan;
7) Rencana selanjutnya.
8) Membantu BNPB, BPBD Kab/Kota untuk memberikan Press Release kepada mass
media;
9) Mengirimkan laporan Tim tentang perkembangan bencana dan upaya yang telah
dilakukan serta kebutuhan mendesak kepada Kepala Daerah serta Kepala BNPB
dengan tembusan atasan langsung masing-masing anggota BPBD Prov /Kab/Kota/
Organisasi Induk Relawan
DAFTAR PERLENGKAPAN TRC
1. Perlengkapan Perorangan/Perlengkapan Pribadi:
a. KTP / SIM dan Kartu Golongan Darah
b. Pakaian pribadi dan pakaian tidur selama 3 s.d 7 hari
c. Makanan untuk 3 – 7 hari
d. Jam tangan
e. Sepatu dan sandal
f. Perlengkapan mandi (handuk, peralatan alat mandi, pisau cukur
jenggot/ kumis, gunting kecil dan gunting kuku)
g. HP dan charger
h. Obat-obatan pribadi
1. PERLENGKAPAN PERORANGAN YANG DISIAPKAN BPBD

a. Kartu pengenal TRC dan dogtag (identitas)


b. USB memory stick dan Card Reader
c. Kompas, korek api gas
d. Pakaian lapangan
e. Perlengkapan makan (kompor kecil dengan bahan bakar padat, misting / rantang,
sendok, garpu dan bahan makanan)
f. Kaca mata hitam dan jam tangan
g. Lampu senter dan pisau serba guna
h. Topi, safety hemlet, rompi, tas ransel punggung ukuran/volume 60 liter, jaket,
sarung tangan, sepatu lapangan (safety boot), sepatu banjir (AP boot), weebing
tape (ukuran 2 m), masker, bantal udara, peluit, mantel hujan, matras alas tidur,
sleeping bag dan botol/tempat air minum dengan purification filter.
i. Buku Protap / SOP TRC
j. Buku Agenda / Catatan
k. Buku Format Laporan (Manual book)
l. Nomor telepon penting dan data-data yang diperlukan
m. First Aid kit / P3K
2. PERLENGKAPAN TIM

• Dokumen (Surat Tugas, Surat Pemberitahuan ke daerah dan tiket sarana


transportasi)
• Identitas Tim (Spanduk dan Bendera)
• Fly sheet (kain anti hujan) dan tenda individu
• Peta Lokasi Bencana dan ATK
• Radio komunikasi (Radio HF/SSB, Base Station VHF/UHF FM, Radio Handy
Talky, Radio Receiver) dan battery cadangan
• HP Satelit, HP GSM, HP CDMA beserta battery cadangan dan GPS
• Komputer /Laptop dan printer siap pakai beserta tinta cadangan
• Modem satelit dan GSM, koneksi internet dan USB memory stick
• Kamera digital, handycam dan tape recorder beserta charger-nya
• Lampu darurat / lampu badai
• Genset Portable
• Tongkat
PENETAPAN STATUS DARURAT
UU No 24 Tahun 2007 pasal 51 PP No 21 Tahun 2008 pasal 23
PELAKSANA
Pemerintah atau Pemerintah Daerah Sesuai Skala Bencana

Skala Nasional PRESIDEN

Skala Provinsi GUBERNUR

Skala Kabupaten/Kota BUPATI/WALIKOTA

Saat status keadaan darurat


bencana ditetapkan, BNPB dan UU No 24 pasal 50
BPBD mempunyai kemudahan PP No 21 pasal 24
akses
UU No 24 Tahun 2007 pasal 49
KAJI CEPAT PP No 21 Tahun 2008 pasal 22

TUJUAN
menentukan kebutuhan dan tindakan yang tepat

TIM KAJI CEPAT


MENGIDENTIFIKASI:
KEPALA CAKUPAN LOKASI BENCANA
BNPB MENUGASKAN JUMLAH KORBAN
KERUSAKAN PRASARANA SARANA
BPBD GANGGUAN FUNGSI PELAYANAN
UMUM & PEMERINTAHAN
KEMAMPUAN SUMBER DAYA
ALAM - BUATAN
Laporan Kaji Cepat
• Melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara
periodik kepada Kepala BNPB/ Induk Relawan
dengan tembusan atasan langsung anggota
Tim dari sektor terkait dan SATKORLAK PB/
BPBD Provinsi/ SATLAK PB/ BPBD
Kabupaten/Kota:
– Laporan awal setelah tiba di lokasi bencana.
– Laporan berkala/perkembangan (harian dan
insidentil/ khusus).
– Laporan lengkap/akhir penugasan .
Kelengkapan Formulir sebagai
Dokumentasi Kaji Cepat Bencana
Skema pengiriman laporan
Pengertian Surveilan Bencana
• Surveilans Bencana itu adalah untuk
mengumpulkan data pada situasi bencana,
data yang dikumpulkan berupa jumlah korban
meninggal, luka sakit, jenis luka, pengobatan
yang dilakukan, kebutuhan yang belum
dipenuhi, jumlah korban anak-anak, dewasa,
lansia. Surveilans sangat penting untuk
monitoring dan evaluasi dari sebuah
proses,sehingga dapat digunakan untuk
menyusun kebijakan dan rencana program.
Tujuan Surveilan bencana
• Tujuan Surveilans adalah untuk mendukung fungsi
pelayanan bagi korban bencana secara keseluruhan
untuk menekan dampak negatif yang lebih besar.
• Tujuan khusus:
1. Mengurangi jumlah kesakitan, resiko kecacatan dan
kematian saat terjadi bencana.
2. Mencegah atau mengurangi resiko munculnya penyakit
menular dan penyebarannya.
3. Mencegah atau mengurangi resiko dan mengatasi dampak
kesehatan lingkungan akibat bencana(misalnya perbaikan
sanitasi.)
Manfaat Surveilans bencana
• Mencari faktor resiko ditempat pengungsian seperti air, sanitasi,
kepadatan, kualitas tempat penampungan.
• Mengidentifikasi penyebab utama kesakitan dan kematian
sehingga dapat diupayakan pencegahan.
• Mengidentifikasi pengungsi kelompok rentan seperti anak-anak,
lansia, wanita hamil, sehingga lebih memperhatikan
kesehatannya.
• Pendataan pengungsi diwilayah, jumlah, kepadatan, golongan,
umur, menurut jenis kelamin.
• Mengidentifikasi kebutuhan seperti gizi
• Survei Epidemiologi
– Tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen
kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta
respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat
Peran surveilans bencana
1. Saat Bencana: Rapid Health 2. Setelah Bencana: Data-data
Assesment (RHA), melihat yang akan diperoleh dari
dampak-dampak apa saja yang kejadian bencana harus
ditimbulkan oleh dapat dianalisis, dan dibuat
bencana,seperti berapa kesimpulan berupa bencana
jumlah korban,barang-barang kerja atau kebijakan,
apa saja yang dibutuhkan, misalnya apa saja yang harus
peralatan apa yang harus dilakukan masyarakatuntuk
disediakan, berapa banyak kembali dari pengungsian,
pengungsi lansia, anak-anak,
rekonstruksi dan rehabilitasi
seberapa parah tingkat
seperti apa yang harus
kerusakan dan kondisi sanitasi
diberikan.
lingkungan.
3. Menentukan arah respon/ penanggunglangan dan
menilai keberhasilan respon/ evaluasi.
Pelaksanaan surveilan dalam
bencana
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai