Anda di halaman 1dari 23

Artritis Reumatoid

Gadieh Kasih Muharrom Jr


1102014112

Pembimbing: dr. Abidin Sp.OT

RS TK II RIDWAN MEURAKSA
Definisi

• Artritis Reumatoid (AR)


adalah penyakit autoimun
yang etiologinya belum
diketahui dan ditandai oleh
sinovitis erosif yang
simetris dan pada
beberapa kasus disertai
keterlibatan jaringan
ekstraartikular.
Etiologi

Etiologi RA belum diketahui dengan pasti. Namun,


kejadiannya dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks
antara faktor genetik dan lingkungan (Suarjana, 2009).
Genetik
Hormon Sex
Faktor Infeksi
Heat Shock Protein
Faktor Lingkungan
Faktor Risiko

Faktor risiko dalam peningkatan terjadinya RA antara lain


Jenis kelamin perempuan
ada riwayat keluarga yang menderita RA
umur lebih tua,
paparan salisilat dan merokok.
Obesitas
Prevalensi dan Insidensi
• Di Amerika Serikat dan beberapa daerah di Eropa prevalensi AR
sekitar 1%; sedangkan di Cina sekitar 0,28%. Jepang sekitar
1,7% dan India 0,75%. Insiden di Amerika dan Eropa Utara
mencapai 20-50/100000.
• Di Indonesia dari hasil survey epidemiologi di Bandungan Jawa
Tengah didapatkan prevalensi AR 0,3 %, sedang di Malang pada
penduduk berusia diatas 40 tahun didapatkan prevalensi AR 0,5
%. Di Poliklinik Reumatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo
Jakarta, pada tahun 2000 kasus baru Artritis Reumatoid
merupakan 4,1% dari seluruh kasus baru. Di Poliklinik
reumatologi RS Hasan Sadikin didapatkan 9% dari seluruh
kasus reumatik baru pada tahun 2000-2002.
Manifestasi Klinik
WARNING SIGN’S OF RA :
- Nyeri sendi dan bengkak
- Kekakuan, terutama di pagi hari atau setelah duduk untuk waktu yang
lama
- Kelelahan

-> Rheumatoid artritis mempengaruhi setiap orang berbeda-beda. Bagi


beberapa orang, gejala dapat muncul secara bertahap selama beberapa tahun
tapi pada beberapa orang mungkin akan lebih cepat.
-> Beberapa orang mungkin terdiagnosis RA untuk waku yang singkat
kemudian masuk kedalam fase remisi, yang berarti mereka tidak memiliki
gejala.

 MCP (Metacarpal Phalangeal) and PIP (Proksimal InterPhalang)


joints of hands & MTP (Metatarsal Phalangeal) of feet 90%
 lutut, ankle & pergelangan tangan 80%
 Bahu 60%
 Siku 50%
 Acromion - clavicula , pergelangan kaki 30%
PIP Swelling

Pembengkakan terbatas pada area kapsul sendi


Penebalan sinovial terasa seperti spons yang keras
Ulnar Deviation, MCP Swelling,
Left Wrist Swelling
Manifestasi Ekstra-artikular
 Terjadi 30-40%
 Mungkin dapat terjadi sebelum arthritis
Pada Pasien mungkin di dapati:
 Titer tinggi pada RF (Rheumatoid Faktor) / anti-CCP (Anti-
Cyclic Citrullinated antibody)
 HLA DR4 +
 Pria
 Onset : kecacatan awal
 Riwayat Merokok
Extraarticular Involvement
 Constitutional symptoms ( paling sering) :
Tanda dan gejalanya berupa : penurunan berat badan,
demam >38,3oC , kelelahan (fatigue), malaise, depresi
dan pada banyak kasus terjadi kaheksia, yang secara
umum merefleksi derajat inflamasi dan kadang
mendahului terjadinya gelaja awal pada kerusakan sendi
 Rheumatoid nodules (30%)

 Sjogren’s syndrome (10%) pasien yang memiliki


secondary sjogren’s syndrome. Sjogren’s syndrome
ditandai dengan keratoconjutivitis sicca (dry eyes) atau
xerostomia
Extraarticular Involvement
 Pernafasan- efusi pleura, pneumonitis , pleuro-pulmonary nodules
 Jantung- perikarditis, efusi perikardial, kardiomiopati
 Rheumatoid vaskulitis- terjadi pada <1% penderita, terjadi pada
penderita RA yang sudah kronis
 Hematologi
 Anemia normositik normokrom
 leukositosis / leukopeni
 trombositosis
 Felty’s syndrome
 Chronic nodular Rheumatoid Arthritis
 Spleenomegaly
 Neutropenia
Rheumatoid nodule
•Ini adalah nodul subkutan kecil yang ada
pada permukaan ekstensor tangan,
pergelangan tangan, siku dan punggung
pasien rheumatoid arthritis.

•Saat dipalpasi nodul biasanya tegas, tidak


lembut, dan dekat periosteum, tendo atau
bursa. Nodul ini juga bisa terdapat di paru-
paru, pleura, pericardium, dan peritonuem.
Nodul bisanya benign (jinak), dan
diasosiasikan dengan infeksi, ulserasi dan
gangren

•Dapat muncul meski gejala Rheumatoid


Arthritis lainnya tidak ada
Pemeriksaan Penunjang
 Darah lengkap, TLC, DLC, Hb, ESR & GBP

 Acute phase reactants

 Rheumatoid Factor (RF)

 Anti- CCP antibodies


Rheumatoid Faktor
 Antibodies that recognize Fc portion  Rheumatoid arthritis
of IgG  Sjogrens syndrome
 Vasculitis such as polyarteritis nodosa
 Can be IgM , IgG , IgA
 Sarcoidosis
 85% of patients with RA over the  Systemic lupus erythematosus
first 2 years become RF+  Cryoglobulinemia
 Chronic liver disease
• A negative RF may be repeated 4-6  Infections- tuberculosis , bacterial
monthly for the first two year of endocarditis, infectious mononucleosis,
leprosy, syphilis, leishmaniasis.
disease, since some patients may take
 Malignancies
18-24 months to become seropositive.  Old age(5% women aged above 60)
Radiographic Features

 Peri-articular osteopenia
 Uniform symmetric joint space narrowing
 Marginal subchondral erosions
 Joint Subluxations
 Joint destruction
 Collapse
 Ultrasound detects early soft tissue lesions.
 MRI has greatest sensitivity to detect synovitis and
marrow changes.
Saat ini diagnosis RA di Indonesia mengacu pada kriteria diagnosis menurut
American College of Rheumatology/European League Against Rheumatism 2010,
yaitu :
Penatalaksanaan
 NSAIDS
 Steroids
 DMARDs
 Immunosuppressive therapy
 Surgery
Antiinflamasi non-steroid (NSAID)

• Mengurangi rasa sakit dan pembengkakan dengan


menghambat COX

• Penggunaan kronis harus diminimalkan.

• Efek samping yang paling umum terkait dengan saluran


pencernaan.
 Kortikosteroid, baik sistemik maupun intra-artikular merupakan
tambahan penting dalam pengelolaan RA.
Indikasi untuk steroid sistemik adalah: -
 Untuk pengobatan flare rheumatoid.

 Untuk RA ekstra artikuler seperti vaskulitis rheumatoid dan penyakit paru


interstisial.
 Sebagai bridge theraphy selama 6-8 minggu sebelum tindakan DMARD
dimulai.
 Dosis pemeliharaan 10mg atau kurang predinisolon setiap hari pada
pasien dengan RA aktif.
 Terkadang kehamilan saat DMARD lainnya tidak bisa digunakan.
Immunosuppresive therapy
Agent Usual dose/route Side effects

Azathioprine 50-150 mg orally GI side effects , myelosuppression,


infection,

Cyclosporin A 3-5 mg/kg/day Nephrotoxic , hypertension ,


hyperkalemia

Cyclophosphamide 50 -150 mg orally Myelosuppression , gonadal toxicity


,hemorrhagic cystitis , bladder
cancer

Anda mungkin juga menyukai