Anda di halaman 1dari 25

Bring The Right Bronchodilators

for COPD Patient,


Focusing on LABA/LAMA
Presented by : dr. Sofyan Budi Raharjo,Sp.P, FISR
2

Pendahuluan

Referensi Utama – GOLD 2019

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease

“Global strategy for the diagnosis, management, and prevention


of chronic obstructive pulmonary disease”
Penilaian pasien PPOK berdasarkan GOLD 3

2019
Eksaserbasi sedang ke
berat

≥2 atau ≥1 hingga
di rawat di rumah
sakit
Risiko

0 atau 1 tidak di
rawat di rumah
sakit

mMRC 0-1 mMRC ≥2


CAT <10 CAT ≥10

Gejala
4

Tujuan utama terapi pada pasien PPOK

• Meringankan gejala
• Meningkatkan toleransi olah-raga Mengurangi gejala
• Meningkatkan status kesehatan

dan

• Mencegah progresivitas penyakit


• Mencegah dan mengobati
Mengurangi risiko
eksaserbasi
• Mengurangi mortalitas

GOLD 2019
Tata laksana PPOK GOLD 2019: 5

Terapi farmakologi awal

B
Tata laksana PPOK GOLD 2019:
Follow up treatment

eos: blood eosinophil count. Kadar


eosinophil pada darah (sel/µL)

*pertimbangkan jika eos ≥300 atau


eos≥100 DAN ≥2 eksaserbasi
sedang/1 rawat inap

**pertimbangkan de-eskalasi atau


penggantian terapi jika terjadi
pneumonia, adanya penggunaan
indikasi tidak sesuai, atau respon kecil
terhadap ICS
Tata laksana PPOK GOLD 2019:
Follow up treatment

eos: blood eosinophil count. Kadar


eosinophil pada darah (sel/µL)

*pertimbangkan jika eos ≥300 atau


eos≥100 DAN ≥2 eksaserbasi
sedang/1 rawat inap

**pertimbangkan de-eskalasi atau


penggantian terapi jika terjadi
pneumonia, adanya penggunaan
indikasi tidak sesuai, atau respon kecil
terhadap ICS
8

LABA (Indacaterol)
Indacaterol memiliki mula kerja lebih cepat vs 9

SFC dan Salbutamol


• FEV1 pada 5 menit post dose pada Indakaterol berbeda secara
signifikan dibandingkan dengan SFC, bahkan tetap lebih tinggi
secara numerik dibandingkan Salbutamol (SABA).
INSURE Study

Data are LSM **p<0.01, ***p<0.001 Balint, B. Int. J. COPD. 2010


Indacaterol memiliki onset cepat dan 10

bertahan selama 24 jam


• FEV1 pada 5 menit post dose pada Indakaterol berbeda secara signifikan
dibandingkan dengan Tiotropium, bahkan bertahan selama 24 Jam

INTIME Study

†p<0.05 for Indakaterol 150 µg vs tiotropium at −50


to 30 min, 12 h and 23 h 10 min
p<0.05 for Indakaterol 300 µg vs tiotropium at 5 min
Data are LSM and SE Vogelmeier, C., et al., Resp. Res., 2010
Indacaterol memiliki mula kerja cepat vs 11

tiotropium
• FEV1 pada 5 menit post-dose di hari pertama pada pasien pengguna Indakaterol berbeda
signifikan dibandingkan dengan Tiotropium (p<0.001)
• Perbedaan ini tetap signifikan pada 30 menit (p<0.001) dan 1 jam (p<0.01) post dose.

INTENSITY Study

Buhl, L. Eur Respir J. 2011


Indacaterol menurunkan sesak dan meningkatkan
12

kualitas hidup dibandingkan dengan Tiotropium

• Pasien pengguna Indakaterol megalami penurunan sesak dibandingkan


dengan tiotropium, dilihat dari peningkatan skor TDI (p<0.001) dan
penurunan skor SGRQ (p<0.001) pada minggu ke-12
INTENSITY Study

TDI: Total Dyspnea Index SGRQ: St


George’s Respiratory Questionnaire Buhl, L. Eur Respir J. 2011
13

LABA/LAMA
(Indakaterol/ Glikopironium)
Fixed Dose Combination
Glikopirinium/indakaterol menunjukkan onset
cepat bronkodilatasi cepat dan menetap pada
hari ke-1
• superior terhadap plasebo dan tiotropium pada setiap titik waktu penilaian (p
<0,001)
• superior terhadap indacaterol pada setiap titik waktu penilaian (p<0,01),
kecuali pada 5 menit post-dose;
• superior terhadap glycopyrronium pada setiap titik waktu penilaian (p <0,05),
kecuali 1 jam post-dose

SHINE Study
IND/GLY
n=66
Glikopironium n=63
Indakaterol
n=64
Tiotropium
n=70
Plasebo
n=31

Bateman, D., et al., Eur Respir J 2013


Glikopirinium/indakaterol dapat menurunkan
risiko eksaserbasi sedang-berat sebesar 12 % vs
Glikopironium dan 10% vs Tiotropium
SPARK Study
Glikopirinium/indakaterol secara signifikan 16

menunda waktu pertama kali terjadinya


eksaserbasi vs SFC

FLAME Study
100 ALL
SFC 50/500 μg b.i.d. HR (95% CI):
Percentage of patients with event (%)

90 IND/GLY 110/50 μg q.d. 0.84 (0.78, 0.91), p<0.001


16% risk
reduction
80
70 MODERATE
OR SEVERE
60 HR (95% CI):
0.78 (0.70, 0.86), p<0.001
22% risk
50 reduction
40
30 SEVERE
HR (95% CI):
20 0.81 (0.66, 1.00), p=0.046
19% risk
10 reduction

0
0 6 12 19 26 32 38 45 52
Time to events (weeks)

Wedzicha JA, et al. N Engl J Med 2016


17

Switch to
LABA/LAMA
- Fungsi Paru
Glikopirinium/indakaterol meningkatkan FEV1
pada minggu ke-16 setelah penggantian dari
Tiotropium atau SFC (p<0.001)

POWER
Study

Kaplan, A., et al., Int jour. of copd, 14, p.249.


Glikopirinium/indakaterol meningkatkan skor TDI
pasien dari minggu ke-4 setelah penggantian dari
Tiotropium dan SFC (p<0.001)

POWER
Study

Kaplan, A., et al., Int jour. of copd, 14, p.249.


20

Inhaler dan
Eksaserbasi
Ringkasan Kesalahan Menurut Alat

• Kesalahan kritis lebih sering terjadi pada perangkat yang tidak digerakkan nafas
(pMDI dan soft mist) karena sinkronisasi tangan-paru yang buruk.

60 At least 1 critical error At least 1 critical error


46.9
50 43.8
Patients % (95% CI)

40
32.1
29.3
30
21.2

20 15.4

10

0
Breezhaler® Diskus® HandiHaler® pMDI® Respimat® Turbuhaler®
(n=876) (n=452) (n=598) (n=422) (n=625) (n=420)

Note: Kesalahan yang secara substansial mempengaruhi pengiriman dosis ke paru-paru, kurangnya inhalasi melalui corong untuk semua perangkat, meniup perangkat sebelum
inhalasi (untuk inhaler serbuk kering), didefinisikan sebagai Critical errors

pMDI, pressurized metered dose inhaler


Molimard M, et al. Eur Respir J 2017;49.pii:1601794

21
Kesalahan kritikal berhubungan
dengan eksaserbasi PPOK berat

• Proporsi pasien dengan eksaserbasi PPOK berat (dalam 3 bulan terakhir)


adalah dua kali lipat (6,9%) dengan adanya setidaknya satu kesalahan
kritis, dibandingkan dengan (3,3%), tanpa adanya kesalahan.
p<0.01
45 No-error (n=794)
38.5
40 Critical error (n=975)
32.1
35
Patients % (95% CI)

30
25
20
15 p<0.01
10 6.9

5 3.3

0
Moderate to severe
Moderate-to-severe# # exacerbation
exacerbation in past 3 months Severe
Severe exacerbation
exacerbation+ +
in the past 3 months

in past 3 months in past 3 months

#exacerbation with antibiotherapy, corticotherapy, emergency room visit or hospitalization;


+ exacerbation with emergency room visits or hospitalization
COPD, chronic obstructive pulmonary disease
Molimard M, et al. Eur Respir J 2017;49.pii:1601794

22
BREEZHALER® - Memberikan kepastian dosis obat
terhirup sempurna (Hear, Feel, See )

Memudahkan Bisa digunakan semua


pasien karena Memastikan obat
pemakaian alat
BREEZHALER dihirup sempurna*
dengan benar*
low resistance*

*Chapman KR, Fogarty CM, Peckitt C, et al; INDEED study investigators. Delivery characteristics and patients’ handling of two single-dose dry-powder
inhalers used in COPD. Int J Chron Obstruct Pulmon Dis. 2011;6:353-363:
Tersedia untuk pasien JKN
25

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai