Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

P DENGAN
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DEWASA DI DUSUN TRINI RT
02 RW 16 TRIHANGGO GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA
KELOMPOK I
EVI NURDIANA 1820206036
ERMA FITRIANI 1820206015
UMI SALAM ADE 1820206025
I N G E V E LY S TA R E S LY 1820206004
S A N D R A P U S P I TA N I N G R U M 1820206005
I S M AW I YAT I 1820206017
EKO BUDI SETIYONO 1820206019
ARINI SISKA WARDANI 1820206013
C H A N I FA H E L M AWAT I 1 8 2 0 2 0 6 0 11
R I N A L D Y A N D R I A N S YA H 1820206032

CO-NERS UNISA
2019
DATA UMUN
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. P
2. Alamat : Trini RT 02 RW 16, Trihanggo,
Gamping, Sleman, DI Yogyakarta.
PENJAJAKAN 3. Komposisi keluarga
TAHAP Hub

I
No Nama Jenis Kelamin TTL/Umur Pendidikan
dg KK
04 April 1953 Tidak
1 Tn. P Laki-Laki KK
(66 tahun) Sekolah
04 April 1961 Tidak
2 Ny. K Perempuan Istri
(58 tahun) Sekolah
09 September Perguruan
3 Sdri. M Perempuan Anak 1996 Tinggi
(23 tahun)

CO-NERS UNISA
2019
Tipe Keluarga
Keluarga Tn. P merupakan tipe keluarga inti
(nuclear family). Tn. P tinggal bersama istrinya dan Status Sosial Keluarga
anaknya.
Ekonomi menengah. Selama ini
penghasilan berasal dari Tn. P dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari
Suku selama ini selalu tercukupieluarga Tn. P
Keluarga Tn. P merupakan penduduk asli merupakan keluarga dengan
dan memiliki latar belakang budaya
Jawa. Bahasa sehari-hari menggunakan
bahasa Jawa Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn. P jarang rekreasi. Sesekali
pergi ke tempat wisata bersama anak
dan cucunya.

CO-NERS UNISA
2019
R i w a y a t d a n T a h a p P e r k e m b a n g a n K e l u a r g a

4
– Terkait riwayat kesehatan, Tn. P
– Tahapan keluarga Tn. P
memiliki riwayat hipertensi dan
saat ini adalah tahapan
Ny. K memiliki riwayat diabetes
keluarga dewasa. mellitus.

– Riwayat keluarga sebelumnya keluarga


– Tahap perkembangan Keluarga
Tn. P Tidak memiliki riwayat penyakit
Tn. P sudah memenuhi tugas yang menular dan tidak menular pada
perkembangan keluarganya keluarga sebelumnya.

– CO-NERS UNISA
– 2019

The Power of PowerPoint | thepopp.com


Ecomap Perkumpulan
Pengajian
keluarga dan
interaksi
dengan
Tn. P
masyarakat
Ny. K
Tn. P terkadang mengikuti
Mengikuti kegiatan kegiatan kemasyarakatan.
sosial RT 02 Ny. K tidak terlalu aktif
Pengajian dalam kegiatan masyarakat
karena sakit. Selain itu, Sdri.
M jarang mengikuti kegiatan
di dusun karena bekerja.
CO-NERS UNISA 2019
Struktur Keluarga
Pola komunikasi Struktur kekuatan
Struktur peran
keluarga keluarga

Keluarga selalu berusaha Pengambil keputusan Tn. P berperan sebagai kepala


melakukan komunikasi dua arah, tertinggi dan kehidupan keluarga dan sebagai pencari
setiap mereka berkumpul
sehari-hari adalah Tn. P yaitu nafkah. Ny. P hanya mengurus
bersama akan terbentuk
sebagai kepala keluarga rumah saja serta Sdri. M
komunikasi dua arah antara Tn. P
dan keluarga. Selain itu, kegiatanya adalah bekerja. Tn.
dikarenakan Ny. K mengalami P dan keluarga menjalankan
gangguan pendengaran maka perannya masing-masing
keluarga sering berkomunikasi dengan baik.
dengan isyarat dan suara yang
sedikit keras.

SANDRA PUSPITA NINGRUM | 1820206005 6


7 Pola komunikasi keluarga
Keluarga selalu berusaha melakukan komunikasi dua arah, dan Ny. K
mengalami gangguan pendengaran maka keluarga sering
berkomunikasi dengan isyarat dan suara yang sedikit keras.

– Struktur kekuatan keluarga


Pengambil keputusan tertinggi dan kehidupan
sehari-hari adalah Tn. P yaitu sebagai kepala
keluarga.

SANDRA PUSPITA NINGRUM | 1820206005


8

The Power of PowerPoint | thepopp.com



9
Terdapat empat langkah dalam penatalaksanaan DM tipe
– LATAR BELAKANG II meliputi nutrisi, edukasi, latihan fisik dan terapi
farmakologi.
– kerjasama pasien beserta keluarga juga memiliki andil
– Kurangnya aktivitas fisik pada lansia merupakan faktor yang sangat penting sebagai upaya untuk mencegah atau
yang cukup besar untuk seseorang mengalami memperlambat terjadi komplikasi dan meningkatkan
kegemukan dan melemahkan kerja organ-organ vital kualitas hidup penyandang DM tipe II sehingga perlu
seperti jantung, liver, ginjal dan juga pancreas. Latihan diberikan penjelasan dan pengetahuan tentang diabetes.
membantu otot menyerap gula darah dan mencegahnya
bertambah dalam aliran darah (Stoltz, 2010 dalam
PENDAHULUAN
Tasman, 2017). Menurut Locke (2011), pada penderita
DM tipe II dianjurkan jalan kaki (diluar aktifitas sehari-
– Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis
hari) minimal 3000 langkah sehari selama minimal 30
tertarik untuk melakukan analisis jurnal tentang
menit dengan irama 100 langkah per menit. Ini setara “Pengaruh Latihan Fisik Jalan Kaki Terhadap Penurunan
dengan aktivitas fisik aerobik intensitas sedang. Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II
Di Kota Padang” untuk mengetahui pengaruh latihan fisik
jalan kaki terhadap penurunan kadar gula darah pada
pasien DM tipe II
PENDAHULUAN
– Judul jurnal yang dianalisis dipilih berdasarkan kejadian yang ditemukan di lahan

– RELEVAN praktek pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yaitu adanya
anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus namun kurangnya
SI pengetahuan penderita maupun anggota keluarga tekait cara mengontrol
penyakit DM selain minum obat yang diberikan oleh dokter
MASALAH
– Tujuan analisis jurnal ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan
– TUJUAN fisik jalan kaki terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien DM
tipe II

– Berdasarkan hasil observasi awal di lahan ditemukan bahwa Diabetes Melitus (1,5

– TINGKAT %) menjadi penyakit dewasa dan lansia terbanyak ketiga setelah Hipertensi (12,5%)
dan Asam Urat (2,9 %). Setelah dilakukan kunjungan rumah dalam rangka

KEJADIA pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga, ditemukan bahwa penderita maupun


anggota keluarga belum mengetahui cara mengontrol penyakit DM selain minum
1
N obat yang diberikan oleh dokter
0
11 – NAMA PENELITI
– Tasman.S.Kp.M.Kep.Sp.Kom

– TEMPAT DAN WAKTU


PENELITIAN
– Tempat : Wilayah kerja Puskesmas Pauh kota
Padang

RESUME – Waktu : Februari-Juli 2017


– TUJUAN PENELITIAN
JURNAL – Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
latihan fisik jalan kaki terhadap penurunan kadar
gula darah pada pasien DM tipe II

– METODOLOGI PENELITIAN
– Desain pre eksperiment dengan pendekatan one group pretest-posttest. Non
probability sampling yaitu purposive sampling. Jumlah sampel adalah 24 orang, namun
3 orang responden mengundurkan diri. Pengumpulan data dilakukan dengan
pengukuran kadar gula darah sewaktu secara langsung. Analisa data dengan uji Paired
T-Test dengan interprestasi kemaknaan p<0,0
WHO juga
12 ANALISA JURNAL
memperkirakan jumlah
penyandang diabetes di Indonesia akan

–I
melonjak drastis yaitu akan meningkat hingga
tiga kali lipat dan pada tahun 2030 mencapai
21,3 juta orang.

Peningkatan prevalensi penyakit DM diduga – P Jumlah sampel dalam penelitian ini


ada hubungannya dengan perubahan pola adalah 24 orang, namun yang
hidup masyarakat. Perubahan gaya hidup mengikuti kegiatan penelitian sampai
seperti diet yaitu pola makan tinggi kalori akhir yaitu 21 orang responden. Pasien
DM tipe II yang menjadi sampel
tanpa diimbangi dengan aktifitas olahraga
penelitian diberikan intervensi jalan
yang cukup merupakan predisposisi kaki yang dilakukan 3 kali dalam
terjadinya resistensi insulin di dalam tubuh seminggu selama 30 menit dengan
yang akhirnya akan mengakibatkan DM tipe irama 100 langkah per menit. Jalan
II. Menurut hasil Survey Sosial Ekonomi kaki didahului dengan 5 menit
Nasional (Susenas) 2004, kecenderungan pemanasan dan diakhiri dengan 5
faktor resiko Diabetes Melitus Tipe II terutama menit pendinginan. Intervensi
dilaksanakan di sekitar tempat tinggal
di sebabkan oleh aktivitas fisik yang kurang
masing-masing responden
sebanyak 82,9%.
13 ANALISA JURNAL
Penelitian pada jurnal ini
menggunakan desain pre
eksperiment dengan
pendekatan one group pretest-
–O
posttest. Penelitian ini – C

membandingkan kadar gula Hasil penelitian ini


darah pada responden antara menunjukan penurunan rata-
sebelum dan setelah diberikan rata kadar gula darah dengan
perlakuan yaitu latihan fisik melakukan jalan kaki adalah
50 mg/dl. Hasil uji statistik
jalan kaki
didapatkan nilai p=0,000
(p<0,05) yang berarti dapat
menurunkan kadar gula
darah pasien DM Tipe II.
CRITICAL APPRASIAL
– KOMPONEN YANG ADA – KOMPONEN YANG TIDAK
PADA JURNAL ADA PADA JURNAL
► Judul ► Referensi terbaru
► Tujuan ► Penjelasan kelompok kontrol
► Abstrak ► Kelompok interveni dan kontrol tidak di
► Alasan penelitian matching-kan
► Hipotesis ► Populasi
► Tinjauan pustaka lengkap ► Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
► Penjelasan kelompok intervensi ► Alat pengumpulan data
► Teknik sampling ► Hasil uji instrument
► Kecukupan ukuran sampel ► Cofonding factor
► Pengumpul data ► Ethical approval
► Informed consent
1
► Analisa data dan hasil
► Keterbatasan penelitian

4
► Saran
– HUBUNGAN HASIL PENELITIAN DENGAN KONDISI REAL DI LAPANGAN

– Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di lapangan, terdapat beberapa anggota keluarga yang
terdiagnosa diabetes melitus dan sedang dalam terapi. Penderita DM maupun anggota keluarga
yang lain mengaku belum mengetahui cara mengontrol kadar gula darah selain menggunakan
obat yang diberikan oleh dokter.

– Setelah dilakukan pengkajian lebih lanjut dalam rangka pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga, anggota keluarga dengan penyakit DM mengungkapkan bahwa dalam kesehariannya
hanya melakukan aktivitas ringan di rumah. Keluarga mengatakan belum mengetahui bahwa
aktivitas fisik dapat mempengaruhi kadar gula darah. Setelah diberitahukan terkait efek aktivitas
fisik jalan kaki dalam menurunkan kadar gula darah, keluarga mengatakan senang bisa
mendapatkan informasi kesehatan tersebut. Hal ini dikarenakan aktivitas fisik jalan kaki

1
merupakan kegiatan yang ringan dan mudah dilakukan namun memberikan dampak yang baik
bagi kesehatan. Keluarga mengatakan dapat melakukannya di pagi atau sore hari sebagai
upaya mengontrol kadar gula darah disamping diit dan minum obat

5
– IMPLIKASI KEPERAWATAN
– Pada penyandang DM tipe II, latihan fisik berperan penting dalam mengatur kontrol glikemik yang
optimal. Latihan fisik pada penderita diabetes akan menimbulkan perubahan metabolik, yang
dipengaruhi selain oleh lama, berat latihan dan tingkat kebugaran juga oleh kadar insulin plasma, kadar
glukosa darah, benda keton dan imbangaan cairan tubuh.

– Pada latihan fisik akan terjadi peningkatan aliran darah, menyebabkan lebih banyak jala-jala kapiler
terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan reseptor menjadi lebih aktif. Jalan kaki yang
dilakukan responden yaitu dengan irama 100 langkah per menit yang setara dengan latihan fisik
intensitas sedang. Pada keadaan istirahat metabolisme otot hanya sedikit sekali memakai glukosa
sebagai sumber bahan bakar sedangkan pada saat berolahraga glukosa dan lemak merupakan sumber
energi utama. Setelah berolahraga selama 10 menit glukosa akan meningkat sampai 15 kali jumlah
kebutuhan pada keadaan biasa.

– Pelaksanaan aktivitas fisik jalan kaki untuk menurunkan kadar glukosa darah pada penderita DM Tipe II
diharapkan dapat menjadi alternatif perawatan sederhana bagi keluarga karena aktivitas fisik seperti

1
jalan kaki dapat membantu otot menyerap gula darah dan mencegahnya bertambah dalam aliran darah
sehingga kadar gula dalam darah dapat terkontrol.

6
– REKOMENDASI
– Keluarga telah diberikan informasi terkait pengaruh latihan fisik jalan kaki untuk
menurunkan kadar gula darah pada penderita DM tipe II melalui peyuluhan yang
dilakukan pada saat kunjungan rumah dalam rangka pemberian asuhan
keperawatan keluarga. Penyuluhan tersebut diberikan bersamaan dengan
penyuluhan lainnya seperti terkait penyakit DM, tanda dan gejala, penyebab,
komplikasi, penatalaksanaan, terapi non-farmakologi DM serta pelaksanaan senam
kaki DM.

– Pelaksanaan aktivitas fisik jalan kaki ini sangat direkomendasikan karena


mempunyai banyak manfaat untuk penderita DM. Walaupun demikian, aktivitas
fisik jalan kaki harus dilakukan secara rutin dan teratur. Selain itu, untuk mengontrol
kadar gula darah, penderita DM juga harus menjaga gaya hidup serta minum obat
teratur sesuai dosis yang diberikan oleh dokter 1
7
KELEBIHAN & KEKURANGAN

– KELEBIHAN – KEKURANGAN
► Jurnal ini jelas dan mudah dipelajari. ► Belum ada penjelasan mengenai instrumen
► Jurnal ini memberikan informasi yang apakah telah dilakukan uji validitas dan
bermanfaat kepada pembaca tentang reliabilitasnya atau apakah telah dikalibrasi.
pengaruh aktivitas fisik jalan kaki untuk ► Belum dijelaskan kriteria inklusi dan kriteria
menurunkan kadar gula darah pada eksklusi.
penderita DM tipe II. ► Belum dijelaskan tentang ethical approval
► Hasil penelitian disampaikan secara jelas. dan informed consent.
► Saran untuk penelitian selanjutnya telah ► Menggunakan referensi lama (>5 tahun)
dituliskan seluruhnya dengan referensi terlama yang
► Pelaksanan jalan kaki seperti waktu dan digunakan adalah tahun 2002.
intensitas dijelaskan dengan jelas dan rinci
► Telah dijelaskan terkait keterbatasan
penelitiannya
1
8
– KESIMPULAN
– 19
Diabetes Melitus merupakan penyakit tidak menular
namun jumlah penyandangnya terus bertambah
setiap tahun. Diabetes Melitus tipe II tidak bisa
– Setelah melakukan analisis jurnal penelitian
disembuhkan namun kadar glukosa darah dapat
ini, disarankan kepada tenaga kesehatan
dikontrol untuk mencegah terjadi komplikasi yang
dapat bersifat permanen. Satu dari empat agar menggunakan aktivitas fisik jalan kaki
penatalaksanaan DM tipe II adalah latihan fisik. sebagai alternatif penatalaksanaan dalam
Salah satu jenis latihan fisik yang direkomendasikan upaya mengontrol kadar glukosa darah pada
untuk penderita DM tipe II adalah jalan kaki. penderita DM tipe II. Selain itu, juga dapat
– Aktivitas fisik jalan kaki merupakan salah satu
memberikan informasi dan mengajarkan
alternatif penatalaksanaan yang ringan dan mudah
kepada keluarga terkait manfaat, waktu dan
dilakukan namun memberikan manfaat yang besar.
Aktivitas fisik jalan kaki dapat membantu otot intensitas aktivitas fisik jalan kaki agar
menyerap gula darah dan mencegahnya bertambah keluarga dapat menerapkannya di rumah
dalam aliran darah sehingga kadar gula dalam sebagai salah satu alternatif
darah dapat terkontrol. Hal ini telah terbukti dalam penatalaksanaan untuk mengatasi masalah
banyak penelitian. Oleh karena itu, aktivitas fisik
diabetes melitus.
jalan kaki sangat direkomendasikan untuk penderita
DM tipe II untuk menurunkan kadar gula darah dan
– SARAN
menjaganya agar tetap normal
THANK YOU!

KELOMPOK I
CO-NERS UNISA
2019

Anda mungkin juga menyukai