Anda di halaman 1dari 45

OLEH

SUDARYANTO, S.ST, M.Kes


 Contract Relax Stretching pada otot
gastrocnemius.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan ankle kearah
plantarfleksi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah dorsifleksi ankle
maksimal, dipertahankan selama
10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot gastrocnemius.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan ankle
kearah plantar fleksi sementara
terapis memberikan tahanan
isometrik (dipertahankan
kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah dorsifleksi
ankle maksimal, dipertahankan
selama 10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot soleus.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan ankle kearah
plantar fleksi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah dorsofleksi
ankle, dipertahankan selama 10 –
15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot hamstring.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan hip kearah
extensi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah fleksi hip,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot hamstring.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan hip kearah
extensi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah fleksi hip,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada
serabut lower otot hamstring.
 Untuk Contract Relax, pada
akhir regangan patologis
pasien menggerakkan hip
kearah extensi sementara
terapis memberikan tahanan
isometrik (dipertahankan
kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah ekstensi
knee, dipertahankan selama 10
– 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot medial hamstring dan
adduktor hip.
 Untuk Contract Relax, pada akhir
regangan patologis pasien
menggerakkan hip kearah adduksi
+ extensi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah abduksi hip,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada otot
hamstring dan gastrocnemius.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan ankle kearah
plantar fleksi & hip kearah extensi
sementara terapis memberikan
tahanan isometrik (dipertahankan
kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan stretching
kearah dorsofleksi dan fleksi hip,
dipertahankan selama 10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot adduktor hip (adduktor
magnus, longus, gracilis, dll).
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan hip
kearah adduksi sementara
terapis memberikan tahanan
isometrik (dipertahankan
kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah abduksi hip,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot adduktor hip (adduktor
magnus, longus, gracilis, dll).
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan hip
kearah adduksi sementara
terapis memberikan tahanan
isometrik (dipertahankan
kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah abduksi hip,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot abduktor hip (tensor fascia
latae).
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan hip
kearah abduksi sementara
terapis memberikan tahanan
isometrik (dipertahankan
kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah ekstensi dan
adduksi hip, dipertahankan
selama 10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot abduktor hip (tensor fascia
latae).
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan hip kearah
abduksi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah adduksi hip,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot quadriceps (rectus
femoris).
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan knee
kearah extensi sementara
terapis memberikan tahanan
isometrik (dipertahankan
kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah ekstensi hip,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot rectus femoris.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan knee
kearah extensi sementara
terapis memberikan tahanan
isometrik (dipertahankan
kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah ekstensi hip
dan fleksi knee, dipertahankan
selama 10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot iliopsoas.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan hip kearah
flexi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah ekstensi hip,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot iliopsoas.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan hip
kearah flexi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8
detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah ekstensi hip,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot iliopsoas.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan hip
kearah flexi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8
detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah ekstensi hip,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Realx Stretching pada otot
iliopsoas.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan hip kearah
flexi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah ekstensi hip,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada otot
piriformis.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan hip kearah
abduksi oblique sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah adduksi oblique
(tetap eksorotasi), dipertahankan
selama 10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot piriformis.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan hip
kearah lateral sementara
terapis memberikan tahanan
isometrik (dipertahankan
kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah medial,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot ekstensor wrist.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan wristnya
kearah extensi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah palmar fleksi +
pronasi lengan bawah,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot fleksor wrist.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan wristnya
kearah fleksi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah dorsofleksi
wrist, dipertahankan selama 10 –
15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot fleksor wrist.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan wristnya
kearah fleksi sementara
terapis memberikan tahanan
isometrik (dipertahankan
kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah dorsofleksi
wrist, dipertahankan selama
10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot triceps brachii.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan elbownya
kearah extensi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah fleksi shoulder,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot biceps brachii.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan elbownya
kearah fleksi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8
detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching ekstensi elbow +
ekstensi shoulder, dipertahankan
selama 10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada otot
infraspinatus.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan shouldernya
kearah exorotasi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan stretching
kearah endorotasi shoulder,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada otot
supraspinatus.
 Pada akhir regangan patologis pasien
menggerakkan shouldernya kearah
abduksi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan stretching
kearah adduksi shoulder,
dipertahankan selama 10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada otot
pectoralis major.
 Pada akhir regangan patologis pasien
menggerakkan shouldernya kearah
adduksi horizontal sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan stretching
kearah abduksi horizontal shoulder,
dipertahankan selama 10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot pectoralis major serabut
sternalis.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan shouldernya
kearah adduksi horizontal
sementara terapis memberikan
tahanan isometrik (dipertahankan
kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah abduksi
horizontal, dipertahankan selama
10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada otot
pectoralis major serabut
abdominalis.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan shouldernya
kearah adduksi horizontal
sementara terapis memberikan
tahanan isometrik (dipertahankan
kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching abduksi horizontal,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada otot
upper trapezius.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan shouldernya
kearah elevasi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan stretching
kearah depresi shoulder,
dipertahankan selama 10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada otot upper trapezius.
 Pada akhir regangan patologis pasien menggerakkan
shouldernya kearah elevasi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik (dipertahankan
kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan stretching kearah depresi
shoulder, dipertahankan selama 10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot levator scapula.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan shouldernya
kearah elevasi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah depresi scapula,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot levator scapula.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan shouldernya
kearah elevasi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah depresi scapula,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot ekstensor cervical.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan kepalanya
kearah extensi sementara
terapis memberikan tahanan
isometrik (dipertahankan
kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah fleksi cervical,
dipertahankan selama 10 – 15
detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot rectus capitis dorsalis dan
obliquus capitis inferior.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan kepalanya
kearah extensi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching fleksi cervical dan
kepala, dipertahankan selama 10 –
15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot rectus capitis lateralis.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan kepalanya
kearah extensi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah fleksi kepala +
rotasi kepala, dipertahankan
selama 10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot scaleni serabut anterior.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan kepalanya
kearah lateral fleksi sementara
terapis memberikan tahanan
isometrik (dipertahankan kontraksi
8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah lateral fleksi
kontralateral sedikit rotasi
ipsilateral, dipertahankan selama
10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot scaleni serabut middle.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan kepalanya
kearah lateral fleksi sementara
terapis memberikan tahanan
isometrik (dipertahankan kontraksi
8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah lateral fleksi
kontralateral rotasi ipsilateral
sekitar 45o, dipertahankan selama
10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot scaleni serabut posterior.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan kepalanya
kearah lateral fleksi sementara
terapis memberikan tahanan
isometrik (dipertahankan kontraksi
8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah lateral fleksi
kontralateral dan rotasi ipsilateral
yang maksimal, dipertahankan
selama 10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada
otot quadratus lumborum sisi
kanan.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan badannya
kearah lateral fleksi sementara
terapis memberikan tahanan
isometrik (dipertahankan kontraksi
8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching kearah lateral fleksi
trunk kontralateral.
 Stretching dipertahankan selama
10 – 15 detik.
 Contract Relax Stretching pada otot
quadratus lumborum sisi kiri.
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan pelvic kearah
anterior elevasi dan tungkai kearah
abduksi sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan stretching
dengan menarik trunk kearah dorsal
caudal melalui pelvic (posterior
depresi pelvic), dipertahankan
selama 10 – 15 detik.
 Contract Relax Streching pada
otot erector spine sisi kanan &
quadratus lumborum sisi kanan
 Pada akhir regangan patologis
pasien menggerakkan pelvicnya
kearah dorsal sementara terapis
memberikan tahanan isometrik
(dipertahankan kontraksi 8 detik).
 Pasca relaksasi dilakukan
stretching dengan mendorong
shoulder kearah belakang sambil
menarik pelvic dan lumbal kearah
ventral, dipertahankan selama 10
– 15 detik.

Anda mungkin juga menyukai