Analisis Vitamin
Analisis Vitamin
VITAMIN
Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang essensial untuk pertumbuhan
dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup.
Berbagai fungsi biokimia dan yang umumnya tidak disintetis oleh tubuh
sehingga harus dipasok dari makanan.
Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk
regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan
tubuh.
VITAMIN LARUT
DALAM LEMAK
VITAMIN
VITAMIN LARUT
DALAM AIR
Vitamin Larut di dalam Lemak
Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak ini memerlukan absorbsi
lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbi secara
efisien. Yang merupakan vitamin larut di dalam lemak adalah A,D,E,
dan K.
Vitamin
Dalam bentuk
ester
Akseroftol (Vit A)
Metode Carr-Price
• Untuk pengujian rutin aktivitas vitamin A dan untuk karakterisasi retinoid dan
karotenoid dalam sampel, maka kromatografi cair merupakan pilihan utama
untuk analisis
• Keuntungan nyata kromatografi cair dibandingkan dengan teknik yang lain
adalah kemampuannya untuk memisahkan isomer cis- dan trans dari all-trans
retional dan all-trans-karotenoid, mampu memisahkan karotenoid provitamin A
dari campuran karotenoid kompleks
• Metode-metode selain kromatografi cair seperti metode spektroskopi atau
kolometri akan menghasilkan aktivitas vitamin A yang berlebih.
Prinsip:
Vitamin A akan terekstrak ke dalam larutan organik. Semua transretinol dan 13 cisretinol
diukur dengan HPLC dengan kolom silika. HPLC adalah metode yang akurat digunakan dalam
pengukuran vitamin A
Metode Kromatografi (HPLC)
Preparasi Sampel
• Dimasukkan sebanyak 40 mL sampel kedalam tabung digesti 100 mL ,
• Ditambahkan 10 mL etanolik pirogallol, dan
• Disabunkan dengan etanolik KOH pada suhu ruang 18 jam
Ekstraksi
• Pipet 3mL sampel yang telah terdigesti ke dalam tabung sentrifus 15 mL dan
ditambahkan 2 mL air
• Ekstrak dengan 7 mL heksan-dietileter(85:15)
• Ulangi ekstraksi sebanyak 2 kali
• Masukkan sampel terekstrak ke dalam tabung volumetrk 25 mL dengan heksan.
• Tambahkan sebanyak 1 mL heksadekan +hexan dan diencerkan ke dalam tabung dan
sentrifus dan uapkan dengan nitrogen. Larutkan residu dalam 0,5 mL heptan
Parameter kromatografi
• Kolom: 15 cm x 4.5 mm dipadati dengan 3 mm silika (Apex µm silika)
• Fasa mobil: isokratik, heptane dan isopropanol (1-5%)
• Deteksi: UV 340 nm
• Flow rate:1-2 ml/menit
Vitamin D
• Disebut juga dengan vitamin anti rakhitis
• Vit. D adalah senyawa yang stabil sehingga tidak rusak oleh
pemasakan makanan, penyimpanan atau penanganan pasca panen
• Sumber yang mengandung vitamin D : minyak ikan, keju, telur, dan
lain-lain
• Vitamin D dapat larut dalam minyak & lemak,
alkohol, dan propilen-glikol
• Vitamin D dapat dipengaruhi oleh cahaya serta
bersifat thermolabil
• Vitamin D memiliki spektrum serapan kharakteristik
maximum pada 265 nm
• Metoda utama analisis kadar vitamin D adalah
secara bioassay
Struktur Vitamin D
Analisis Vitamin D
1. Uji Vitamin D dengan Pemanasan menggunakan
Hidrogen Peroksida
Prinsip: Umumnya vitamin D stabil terhadap
pemanasan, asam dan oksigen. Vitamin D secara
lambat didestruksi bila lingkungannya alkalis,
terutama bila terdapat udara dan cahaya.
Pemanasan dengan hidrogen peroksida tidak
merusak vitamin D tetapi vitamin A akan rusak.
Prosedur Uji Identifikasi Vitamin D
Analisa vitamin D dengan antimoni
triklorida
• Vit D2 + D3 dengan antimoni-trikhlorida dlm
khloroform akan berwarna orange-kuning yang
segera mencapai intensitas serapan maximum
pada 500 nm
• Tachysterol memiliki sifat serupa, namun sterol
lain serta vit. A tidak memiliki sifat seperti itu .
Prosedur Analisa
• Dimasukkan 2 ml larutan yang diuji dalam tabung spektrometer
dan ditambah 4 ml larutan jenuh Antimoni-trikhlorida dalam
khloroform bebas air
• Ditunggu 10-15 menit dan serapannya dibaca pada 500 nm
• Kadar vitamin D dapat dihitung dengan persamaan kurva
standar .
Analisa vitamin D dengan
pereaksi gliserol dikhlorohidrin
• Vitamin D2 + D3 bereaksi dengan gliserol
dikhlorohidrin, dengan adanya asetil-khlorida atau
halida-asam lainnya
• Vitamin D2 dengan cepat membentuk warna
kuning, yang kemudian berubah hijau dlm 1
menit dan mencapai maximum dalam 15 menit,
serta akan stabil selama beberapa jam dengan
serapan maximum pada 625 nm
• Dengan ergosterol segera muncul warna pink pucat
yang berubah menjadi orange/ jingga dalam 15-20
menit dan kemudian menjadi hijau-fluoresen
• Dengan 7-dehidrokholesterol tidak nampak warna
pd beberapa menit pertama kmd muncul warna pink
pucat yang akan makin intensif dalam 24 jam
• Dengan kholesterol tidak muncul warna
• Reaksi tersebut dapat membedakan antara vitamin
D2 dari ergosterol dan 7-dehidro-kholesterol; dan
juga membedakan antara ergosterol dengan 7-
dehidrokholesterol
•
KCKT
Jenis sampel: Vitamin D3 dalam jus jeruk
Penyiapan sampel: sampel diekstraksi dengan etil
eter petroleum eter. Sampel ditambah dengan
standart internal vitamin D2, ditambah vitamin C
sebagai antoksidan dan diekstraksi
Kolom: kolom fase normal Inertsil
Fase gerak: Asetonitril-metanol (40:60) selama 20
menit
Detektor: UV-DAD 262 nm
Spektrofotometri
Kromatografi
(KCKT) Selimetri Kolorimeteri
Kromatografi KCKT
Prinsip :
• Untuk produk makanan umum : sampel disaponifikasi
dengan reflux,diestrak dengan heksan dan diinjeksi
kedalam fase normal kolom HPLC yang disambungkan
pada detektor fluoresesnsi
• Untuk margarin dan minyak nabati : sampel dilarutkan
dalam heksan, MgSO4 ditambahkan untuk mengganti air
kemudian difilter dan diuji dengan HPLC
• Untuk minyak : dilarutkan dalam heksan dan diinjeksi
secara langsung ke dalam kolom HPLC
Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
(HPLC)
Untuk produk makanan umum
1.Tambahkan 10 mL pirogallol 6% kesampel, campurkan dan aliri
dengan N2
2.Panaskan pada suhu 70°C .
3.Sonikasi selama 5 menit, didinginkan pada suhu ruang dan
tambahkan NaCl dan air
4.Ekstrak dengna heksana sebanyak 3 kali
5.Tambahkan 0,5 g MgSO4 dan homogenkan
6.Saringlh dan encerkan sampai volume dengan heksan dan injeksi
20µl
Margarin dan minyak nabati
1.Tambahkan 40 mL heksan kedalam 10 g sampel dan homogenkan
2.Tambahkan 3 g MgSO4 dan campur, biarkan 2 jam .
3.Saring dan encerkan sampai volume dengan heksan dan injeksi 20µl
Metode Serimetri
Metode ini berdasarkan atas sifat mereduksi tokoferol setelah
tokoferol asetat dihidrolisis dengan asam. Tokoferol tidak stabil dalam
larutan basa
Metode Kolorimetri
Dalam AOAC (1995), penetapan kadar vitamin E dalam makanan baik
dalam bentuk kering mauun basah dilakukan secara kolorimetri.
Alfa0tokoferol diekstraksi dari sampel dengan pelarut organik. Residu
lemak disabunkan, alfa-tokoferol diisolasi dengan kromatografi lapis
tipis, dan ditetapkan kadarnya secara kolometri
Vitamin K
Vitamin k digolongkan sebagai senyawa kimia : quinone
Sumber yang mengandung vitamin K : susu, kuning telur,
sayuran segar
Spektofoto
Iodimetri
metri
2,6-
Spektrofluo dikllorofeno
rometri lindofel
(DCIP)
Metode Iodimetri
Dasar metode ini adalah sifat mereduksi asam askorbat.
Metode iodimetri (titrasi langsung dengan larutan baku
ioodium 0,1 N) dapat digunakan terhadapa asam
askorbat murni atau larutannya.
Prinsip :
Yodium sebagai oksidator mengoksidasi vitamin
C, kelebihan yodium akan segera terdeteksi
dengan indicator amilum yang dalam suasana basa
berwarna biru muda.
Prosedur
• Timbang 100-300 gram sampel padat
• Hancurkan dalam blender sampai diperoleh slurry
• Timbang 10-30 g slurry masukkan ke dalam labu takar
100 ml
• Tambahkan aquades sampai tanda
• Saring dengan kertas saring atau disentrifuse untuk
memisahkan filtratnya
• Ambil 5-25 ml filtrate dengan pipet
• Masukkan ke dalam erlenmeter 125 ml
• Tambahkan 2 ml larutan amilum 1% (soluble starch) dan
tambahkan 20 ml aquades
• Kemudian titrasi dengan 0,01 N standar yodium
• T.A.T ditandai dengan terbentuknya warna biru muda
Perhitungan:
• 1 ml 0,01 N yodium= 0,88 mg asam askorbat
Metode 2,6-diklorofenolindofenol
(DCIP)
Metode Spektofotometri
Asam askorbat dalam larutan air netral
menunjukkan absorbansi maksimum pada
264 nm dengan nilai E1%= 579. Panjang
gelombang maksimum ini akan bergeser
oleh adanya asam mineral.
Metode Spektrofluorometri
Suatu metode spektrofluorometri untuk menentukan kadar vitamin C
yang mendasar pada reaksi yang dikatalisis oleh hemoglobin telah
dikembangkan.
Metode spektrofluorometri lain untuk analisis kuantitatif vitamin
adalah berdasarkan pada reaksi antara asam askorbat (AA) dengan
metilen biru (MB).
Vitamin B
• 8 vitamin yang larut dalam air dan memilki peran
penting dalam metabolisme sel
• Daftar jenis vitamin B
1. B1 (tiamin)
2. B2 (riboflavin)
3. B3 (niasin , termasuk asam nikotinat)
4. B5 (asam pantotenat)
5. B6 (piridoksin)
6. B7 (dikenal juga vitamin H(biotin)
7. B9 (dikenal sebagai vitamin M dan vitamin
B-c (asam folat))
8. B12 (kobolamin)
Vitamin B1 (Thiamin)
• Berbentuk kristal putih bersifat higroskopis
• Berbau ragi, titik leleh 246-250 C
• BM 337.26
• Mudah larut dalam air
• Membantu sel tubuh mengubah karbohidrat menjadi
energi
• Berperan penting bagi organ jantung, otot dan sistem
saraf agar berfungsi dengan baik
Metode Analisa Vitamin B1 (Thiamin)
I. Metode spektrofluorometri
II. Metode kolorimetri
III. Metode alkalimetri
IV. Metode argentomeri
V. Metdode gravimetri
VI. Kromatografi
Prosedur penetapan kadar vitamin B1 secara
Spektrofluorometri:
1.Penyiapan kolom kromatografi
2.Penyiapan larutan baku Tiamin HCL
3.Penyiapan sampel (ekstraksi)
4.Hidrolisis dengan enzim
5.Pemurnian
6.Oksidasi Tiamin menjadi Tiokrom
Penentuan thiamin dengan Kolorimetri
PRINSIP :
Thiamin + garam reinecke endapan
Endapan + aseton larut diukur kadarnya pada λ 525 nm
PRINSIP :
• oksidasi thiamin menjadi thiokrom (turunan thiamin yang dapat
berpendar dengan sinar UV)
• Bila senyawa yg dapat berfluoresen lain dapat dipisahkan, maka
tingkat fluoresensi thiamin akan proporsional dng kadarnya
• REAGENSIA : kalium ferrisianida 1% baru
Metode analisis vitamin B1, engan fluoremetri
melibatkan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.Hidrolisis asam
2.Hidrolisis enzimatis
3.Pembersihan (clean up) ekstrak
4.Pembentukan tiokrom
Metode Argentometri
Adanya klorida dalam tiamin hidroksida dapat ditetapkan secara
argentometric dengan menggunakan metode Volhard. Pada penetapan
dengan metode Volhard suasananya harus asam sebab jika suasananya
basa akan terjadi reaksi antara perak nitrat dengan basa membentuk
Ag(OH) yang pada tahap selanjutnya akan membentuk endapan Ag2O,
akibatnya perak nitrat tidak hanya bereaksi dengan sampel tetapi juga
bereaksi dengan basa.
Metode Gravimetri
Tiamin dalam tablet vitamin B1 dan dalam injeksi dapat ditetapkan secara
gravimetric dengan cara mengendapkan larutan tiamin menggunakan asam
silikowolframat.
PRINSIP :
Thiamin + garam reinecke endapan dikeringkan ditimbang
*hanya dapat dilakukan jika sampel mengandung banyak thiamin (>50 mg)
*jika kurang, lebih baik menggunakan fluorometer atau kolorimeter
VITAMIN B2 (RIBOFLAVIN)
Bentuk kristal jarum oranye-kuning
Kurang larut dalam air (11 mg/100 ml)
Dalam bentuk kristal bersifat stabil
Dalam bentuk larutan, mudah rusak, terutama
dalam suasana alkalis dan oleh cahaya nampak
maupun sinar UV analisa dilakukan di ruang
gelap
Riboflavin relatif stabil terhadap panas
Penentuan Vitamin B2 (Riboflavin)
Metode Spektrofluorometri
Metode Spektofotometri
Metode Spektrofluorometri
1.Fluorometri langsung
• Prosedur manual. AOAC Official Method 970.65 merupakan metode utama yang
digunakan untuk analisis kandungan riboflavin dalam bahan makanan.
• Metode ini mengukur riboflavin total setelah hidrolisis asam FMN dan FAD menjadi
riboflavin bebas
• Hidrolisis disempurnakan dengan autoklav menggunakan HCL 0,1 N selam 30 menit
• Protein dipisahkan dengan mengatur pH 4,5 dan menyaring atau mensentrifusnya untuk
menjernihkan ekstrak
• pH selanjutnya ditingkan kan secara bertahap sampai pH 6,8 untuk mengecek bahwa
tidak ada pengendapan lanjut yang terjadi
• Prosedur AOAC mencatata bahwa penambahaan natrium hidrosulfit lebih dari 20 mg
tiap tabung dapat mengurangi bahan-bahan berfluoresensi yang mengganggu,yang
dapat menimbulkan ketidakakuratan hasil uji
Cara penetapan langsung dapat digunakan terhadap campuran yang
bebas dari senyawa bewarna yang menggunakan atau senyawa
penganggu lain dan mengandung riboflavin lebih besar dari 0,1%.
10ml susu dlm 125ml erlenmeyer ditambah 25ml 0.1N HCl. Gojog dan
panaskan dlm autoclave 120oC selama 30 menit
Dinginkan dan atur pH dng 1N NaOH menjadi pH 6.0 (jangan lebih karena
akan tidak stabil)
Asamkan kembali dng 1N HCl sampai pH 4.5 kmd pindahkan kedlm labu ukur
100ml, encerkan sampai tanda dng aquades, dan saring dng kertas Whatman
no.42
Ambil filtrat jernihnya, baca transmitannya pada 440-400nm (riboflavin
berfluoresensi pd λ tsb)
Buat kurva standar transmitansi lart standar riboflavin murni dng kadar 0.1 –
0.5 g/ml dg perlakuan sama dng di atas.
VITAMIN B6 (PIRIDOKSIN
Spektofotometri Kolorimetri
Metode Kromatografi
Metode Spektofotometri
Metode Spektofotometri
• metode ini digunakan untuk produk-produk farmasetik dengan
konsentrasi tinggi
•Diukur pada panjang gelmbang 362 nm
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
• Pengembangan metode kromatograf ini untuk analisis vitamin B12
dibatasi oleh sensitifitas dan selektifitasnya yang rendah. Oleh karena
itu, kebanyakan prosedur melibatkan tahapan clean up dan
pemekatan untuk menguji vitamin ini dalam konsentrasi rendah
• Detektor spektrometer massa mampu menawarkan sensitifitas dan
selektifitas yang lebih baik dibandingkan detektor UV
Contoh analisis vitamin B12 dengan KCKT