Kelompok 3 Penulisan Kata
Kelompok 3 Penulisan Kata
4. Kata depan penanda alat atau cara yaitu, dengan dan berkat.
Contoh :
• Tugas kita selesai berkat kerjasama yang baik.
• Shinta berlari dengan sangat cepat.
5. kata depan penanda perbandingan, yaitu “daripada”.
Contoh :
• Rumahku lebih kecil daripada rumah pejabat itu.
• Budi lebih tinggi sekitar 4 cm daripada tinggi Andi.
Ber-
Awalan ber- mempunyai beberapa macam perubahan yaitu bel-
, dan ber-. Imbuhan ber- memiliki beberapa macam makna
yaitu :
Menyatakan kepunyaan : beranak, berotok, beruang.
Menyatakan penggunaan : bersepeda, bermotor.
Menyatakan kegiatan : bertelur, berkarya, bekerja.
Menyatakn jumlah : berdua, bertiga.
Menyatakan suasana hati : bersedih, berbahagia, dan lain-lain.
Ke-
Awalan ke- tidak memiliki bentuk perubahan khusus, tetapi memiliki
makna untuk menyatakan urutan : kesatu, kedua, ketiga, dan lain-lain.
Di-
Imbuhan di- adalah kebalikan dari imbuhan me- yang membentuk kata
dasar bermakna pasif.
Contoh :
Di +siram = disiram
Di + pukul =dipukul.
Ter-
Imbuhan ter- sama dengan imbuhan di- yang membentuk kata kerja pasif.
Namun imbuhan ter- cenderung menyatakan perbuatan yang tidak
disengaja. Imbuhan ter- memiliki beberapa macam makna yaitu :
Menyatakn sifat : terpandai, terbaik, terhebat.
Menyatakan ketidaksengajaan : terbawa, tertinggal.
Menyatakan keadaan telah : tertutup, terbuka, terkunci.
Menyatakan keadaan tiba-tiba : terjatuh.
Pe-
Awalan pe- memiliki macam-macam perubahan bentuk seperrti
yang terjadi pada awalam me- yaitu : peng-, penye, per-. Makna
dari imbuhan pe- adalah :
Menyatakan pelaku, penyebab : pembaca, penulis, pengajar,
pemanis, pemutih.
Menyatakan pekerjaan : perpanjang, perlambat, percantik.
Menyatakan alat : penghapus, penggaris, pengasah.
Menyatakan sifat : pemalu, pemaaf.
Se-
Imbuhan se- membentuk kata dasar. Memiliki makna antara lain :
Menyatakan satu : selembar, sepotong, sebiji.
Menyatakan keseluruhan : sekelas, sekampung, sekota.
Menyatakan sifat : sepandai, secantik, sebesar.
2. Sisipan (infiks)
Sisipan adalah imbuhan yang diletakkan diletakan di tengah-
tengah kata dasar. Bentuk sisipannya antara lain
-el, -em, dan –er. Imbuhan infiks membentuk makna sebagai
berikut :
Menyatakan intensitas dan jumlah : gemetar, gemerincing,
temali.
Menyatakan sifat : temurun, telunjuk, gelembung.
3. Akhiran (sufiks)
Akhiran sufiks adalah imbuhan yang diletakan pada akhir kata
dasar. Bentuk imbuhan sufiks adalah –kan, -I, -an, -kah, -tah,
dan –pun.
4. Awalan-akhiran (konfiks)
Konfiks adalah imbuhan yang diletakan pada bagian awal dan
akhir kata. Imbuhan-imbuhan konfiks di antaranya adalah me-
4. Kata ulang
Kata ulang adalah bentuk kata yang merupakan
pengulangankata dasar. Kata ulang terdiri dari beberapa
macam, yaitu :
a. Pengulangan seluruh
Kata ulang ini terdiri dari kata dasar yang diulang secara
keseluruhan. Misalnya ; buku-buku, anak-anak, ibu-ibu,
bapak-bapak, dan lain-lain.
b. Pengulangan sebagian
Kata ulang ini adalah kata ulang yang terdiri dari kata dasar
yang mengalami pengulangan hanya pada bagian awal atau
akhirnya. Misalnya tetangga, pepohonan, perumahan,
perbukitan dan lain-lain.
Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat+kata benda. Misal : panjang
tangan, tinggi hati, keras kepala.
Kata majemuk yang terdiri atas kata bilangan+kata benda. Misal ;
pancaindra, dwiwarna, sapta marga.
Kata majemuk yang terdiri atas kata kerja+kata kerja. Misal : naik
turun, keluar masuk, pulang pergi.
Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat+kata sifat. Misalnya : cerdik
pandai, besar kecil.
c. Perbedaan kata majemuk berdasarkan hubungan kata
pembentuknya. Ditinjau dari sgi hubungannya.
Kata majemuk yang morfem pertamanya merupakan awalan. Seperti :
pra-sarana, pra-sejarah.
Kata majemuk yang morfem pertamanya merupakan pangkal kata.
Seperti : kapal udara, meja belajar.
Kata majemuk yang morfem keduanya merupakan pangkal kata.
Seperti ; maha-siswa, purbakala.
Kata majemuk yang morfem pertamanya mempunyai hubungan
sederajat dengan morfem keduanya. Seperti : naik turun, besar kecil,
pulang pergi, sanak saudar.
b. Kata tidak baku
Adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan pedoman
atau kaidah bahasa yang sudah ditentukan. Adapun faktor-faktor
yang menyebabkan munculnya kata tidak baku, diantaranya
adalah :
Menggunakan bahasa yang tidak mengetahui bentuk penulisan
dari kata yang dia maksud.
Menggunakan bahasa yang tidak memperbaiki kesalahan dari
pengunaan suatu kata.
Menggunakan bahasa sudah terpengaruh oleh orang-orang
yang sudah biasa menggunakan kata yang tiudak baku.
Menggunakan bahasa yang sudah terbiasa memakai kata tidak
baku.
Contoh kata baku :
Aktif, pasif, apotek, efektif, karena, foto, biosfer dan lain-lain
Contoh kata tidak baku ;
Aktip, pasip, karna, poto, biosfir, dan lain-lain.
5. Kata majemuk
Kata majemuk adalah gabungan dua buah morfen dasar atau
lebih yang mengandung satu pengertian baru. Morfen adalah
bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan atau
mempunyai makna.
a) Pembedaan kata majemuk berdasarkan cara penulisannya
Kata majemuk senyawa
Adalah kata majemuk yang cara penulisannya
dirangkaikan. Misalnya : matahari, hulubalang, bumiputra.
Kata majemuk tak bersenyawa
Adalah kata majemuk yang cara penulisan morfen-morfen
dasarnya tetap terpisah. Misalnya : sapu tangan, kumis
kucing, cerdik pandai.
b. Pembedaan kata majemuk berdasarkan kelas kala
pembentuknya
Kata majemuk yang terdiri dari kata benda+kata benda.
Contoh kapal udara, anak emas.
Kata majemuk yang terdiri dari kata benda+kata sifat. Misal ;
6. Kata baku
a. Kata baku
Adalah kata yang digunakan sudah sesuai dengan pedoman
atau kaidah bahasa yang telah ditentukan. Kata baku
digunakan ketika :
Membuat karya ilmiah.
Membuat surat lamaran pekerjaan.
Membuat surat dinas, surat edaran dan surat dinas lainnya.
Membuat laporan.
Membuat nota dinas.
Saat berpidato dan rapat dinas.
Saat musyawarah atau diskusi.
Surat menyurat antara organisasi, instansi atau lembaga, dan
lain-lain.