ORTOPEDI
Naifah
Aisyah
Agung
Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Bintang Lamumpatue. Makassar. 2000; 1-83.
STATUS LOKALIS
Pemeriksaan fisik ortopedi dilakukan dengan sistematik dengan urutan
sebagai berikut:
• Inspeksi (look)
• Palpasi (feel)
• Penilaian gerakan sendi baik pergerakan aktif maupun pasif (move)
• Auskultasi (listen)
• Pemeriksaan neurologis (neurological examination).
Kebanyakan dari kasus, pemeriksaan yang penting adalah cukup
dengan pemeriksaan look, feel dan move.
Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Bintang Lamumpatue. Makassar. 2000; 1-83.
Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Bintang Lamumpatue. Makassar. 2000; 1-83.
LOOK
KULIT
• Warna kulit dan tekstur kulit
• Apakah terdapat memar, luka, dan ulserasi?
• Sinus dan jaringan parut. Apakah sinus berasal dari permukaan saja,
mencapai tulang atau dalam sendi. Apakah jaringan parut berasal dari luka
operasi, trauma atau supurasi.
• Warna kulit menunjukkan status vascular dan pigmentasi – contoh pallor pada
ischaemia, cyanosis, kemerahan pada proses inflamasi, atau warna dusky
purple menunjukkan luka memar lama.
Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Bintang Lamumpatue. Makassar. 2000; 1-83.
FEEL
Kulit
• Akral hangat / dingin? Lembab / kering? Apakah sensasinya normal?
Jaringan lunak
• Spasme otot, atrofi otot, keadaan membran sinovia, penebalan jaringan
sekitar sinovia, adanya tumor dan sifat-sifatnya, adanya cairan di dalam/di
luar sendi atau adanya pembengkakkan.
Pembuluh darah
• Pulsasi teraba atau tidak? Pulsasi yang abnormal atau tidak ada harus diperhatikan.
Aneurisma biasanya bisa digerakkan dari sisi ke sisi dibanding secara longitudinal,
berpulsasi dan bruit bisa didengar dengan auskultasi.
Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Bintang Lamumpatue. Makassar. 2000; 1-83.
FEEL
Nyeri Tekan
• apakah nyeri setempat atau nyeri yang bersifat kiriman dari tempat lain.
Deformitas Menetap
• pemeriksaan ini dilakukan apabila sendi tidak dapat diletakkan pada posisi
anatomis yang normal.
Pergerakan pasif
• pergerakan sendi dengan bantuan pemeriksa
• Menggerakan sendi pada setiap bidang anatomi dan perhatikan apakah terdapat
perbedaan jarak antara pergerakan aktif dan pasif.
Apley’s System of Orthopaedics and Fractures Ninth Edition.
Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Bintang Lamumpatue. Makassar. 2000; 1-83.
Apley’s System of Orthopaedics and Fractures Ninth Edition
MOVE
Range of movement (ROM)
• Dihitung dalam derajat, dimulai dari posisi anatomis sendi dan berhenti
pada pemberhentian Gerakan, baik karena rasa nyeri atau karena batas
anatomis.
• Agar akurat, ROM sebaiknya diukur dengan menggunakan goniometer
• Bandingkan sisi yang abnormal dengan sisi normal secara aktif dan pasif.
• Perhatikan apakah terdapat krepitasi ketika pemeriksaan dilakukan.
• Dikenal beberapa macam gerakan sendi, yaitu: abduksi, aduksi, ekstensi, fleksi,
rotasi eksterna, rotasi interna, pronasi, supinasi, fleksi lateral, dorsofleksi, plantar
fleksi, inversi dan eversi.
Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Bintang Lamumpatue. Makassar. 2000; 1-83.
LISTEN
Pemeriksaan auskultasi pada bidang ortopedi jarang dilakukan dan
biasanya dilakukan bila ada krepitasi, misalnya pada fraktur.
Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Bintang Lamumpatue. Makassar. 2000; 1-83.
NEUROLOGICAL EXAMINATION
• Jika didapat tanda-tanda kelemahan otot, inkoordinasi, atau
perubahan dalam sensibilitas maka perlu dilakukan pemeriksaan
neurologis.
• Pemeriksaan dilakukan secara sistematis, mulai dari pemeriksaan
secara umum kemudian menilai fungsi motorik (tonus otot, kekuatan
refleks) dan pemeriksaan sensorik (sensibilitas raba dan tekanan).