(QRM)
M. H. A
OUTLINE
• Evaluasi risiko terhadap mutu hendaklah berdasarkan pengetahuan ilmiah dan dikaitkan
dengan perlindungan pasien sebagai tujuan akhir; dan
• Tingkat usaha, formalitas, dan dokumentasi pengkajian risiko mutu hendaklah setara
dengan tingkat risiko yang ditimbulkan
TAHAPAN QRM
• Manajemen Risiko dimulai dengan daftar kemungkinan pertanyaan tentang risiko uang
terlibat dalam proses atau sistem. Potensi risiko terhadap kesehatan dan kualitas produk
harus diidentifikasi.
PENILAIAN RISIKO
• Penilaian Risiko meliputi indentifikasi bahaya yang berhubungan dengan risiko. Berikut
pertanyaan yang dapat mengindentifikasi dan menganalisa risiko.
• - Apa yang mungkin menjadi salah?
• - Probabilitas akan terjadi kesalahan?
• - Apa konsekuensi yang mungkin terjadi (tingkat keparahan)?
PENILAIAN RISIKO
• A) Identifikasi Risiko: Risiko harus diidentifikasi oleh data yang tersedia sebagai data
dari sejarah proses atau sistem, pendapat yang berbeda atau informasi yang berasal dari
pengguna akhir. Pertanyaan “Apa mungkin salah?” Membantu untuk mengidentifikasi risiko
yang terlibat dalam proses atau sistem dan menyediakan dasar untuk penilaian lebih lanjut
dari risiko.
• B) Analisis Risiko: Setelah identifikasi risiko yang terlibat dalam setiap proses atau
sistem analisisnya dilakukan. Bahaya yang terkait dengan risiko yang terdaftar dan
kemungkinan terjadinya dan kekritisan itu ditentukan.
• C) Evaluasi Risiko: Risiko dianalisis dibandingkan terhadap kriteria risiko.
PENGENDALIAN RISIKO
• Pengendalian risiko adalah penerapan metode atau trik untuk mengurangi risiko ke tingkat
yang dapat diterima. Pertama-tama menentukan bahwa risiko berada di atas tingkat yang
dapat diterima. Menentukan cara untuk mengendalikan risiko. Risiko baru tidak harus
dihasilkan sambil mengontrol risiko.
• Selama pelaksanaan langkah-langkah pengurangan risiko, itu dapat mempengaruhi
signifikansi risiko lain yang sudah ada atau menghasilkan risiko baru. Oleh karena itu, kita
harus melakukan penilaian risiko lagi untuk mengevaluasi perubahan dalam risiko selama
pelaksanaan proses pengurangan risiko.
PENGENDALIAN RISIKO
• Ketika proses Manajemen Risiko Mutu telah dimulai, proses tersebut hendaklah
dilanjutkan untuk digunakan dalam kejadian yang mungkin memberi dampak pada
keputusan Manajemen Risiko Mutu awal, baik kejadian tersebut direncanakan (misal, hasil
pengkajian produk, inspeksi, audit, pengendalian perubahan) maupun yang tidak
direncanakan (misal, akar penyebab masalah dari investigasi penyimpangan, penarikan
kembali produk jadi).
Frekuensi pengkajian hendaklah didasarkan pada tingkat risiko.
Pengkajian risiko dapat termasuk mempertimbangkan kembali keputusan penerimaan
risiko.
TINJAU RISIKO
1. IDENTIFIKASI BAHAYA
1.1 Pertimbangan :
Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan bahaya
Jenis kecelakaan yang mungkin dapat terjadi
1. IDENTIFIKASI BAHAYA
Pengertian
Merupakan proses untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap
tingkat risiko kecelakaan akibat kerja. Tujuannya, menentukan prioritas
untuk tindak lanjut karena tidak semua aspek bahaya potensial dapat
ditindak lanjuti.
36
3. MENETAPKAN PENGENDALIAN
Pengertian
Perencanaan penglolaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat
menimbulkan resiko kecelakaan.
Metode Pengendalian Risiko
1. Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi, higiene dan sanitasi
2. Pendidikan dan pelatihan
3. Pembangunan kesadaran motivasi
4. Evaluasi melalui internal audit
5. Penegakan hukum
40
3. MENETAPKAN PENGENDALIAN
Hierarki Pengendalian
Menghilangkan Risiko
Penggantian
Engineering/rekayasa
Administrasi
4. PENERAPAN LANGKAH
PENGENDALIAN
Pemantauan dan tinjauan risiko merupakan langkah terakhir dalam proses ini dan
harus dilakukan pada interval waktu sesuai dengan yang ditetapkan dalam
organisasi.
Untuk menentukan periode monitoring dan tinjauan risiko tergantung pada :
1. Sifat dari bahaya
2. Magnitude risiko
3. Perubahan Operasi
4. Perubahan dari metode kerja
5. Perubahan peraturan dan organisasi.
43
PEMBUATAN SASARAN K3
Sasaran
Organisasi harus menetapkan dan memelihara dokumen sasaran K3 di
setiap fungsi dan level yang relevan dalam organisasi.
Tujuan
Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
harus dikonsultasikan dengan wakil tenaga kerja, Ahli K3, P2K3 dan
pihak-pihak lain yang terkait.
44
Seleksi Prioritas
Pertimbangan:
1. Keberadaan peraturan, persyaratan dan perundang-undangan.
2. Pengendalian risiko yang ada
Dalam menetapkan dan mendokumentasikan sasaran mutu sebaiknya memiliki
nilai-nilai:
Spesifik
Measurable (terukur dan terhitung)
Achievable (dapat tercapai)
Realistic
Time frame (jangka waktu)
MANAJEMEN K3 46
Program manajemen K3 harus menyediakan alokasi tanggung jawab, wewenang dan durasi waktu yang
sesuai dengan aktivitas.
Mengidentifikasi personel yang bertanggung jawab dalam pencapaian K3, identifikasi bahaya potensial dan
pengendalian risiko yang sesuai.
47
• Kecelakaan kendaraan
• Terjatuh
• Keracunan cairan kimia
• Tertimpa
• Kebakaran dan Terbakar
• Keracunan gas kimia
• Dan masih banyak lagi
Menurut sumber National Safety Council, indikasi rata – rata resiko pekerjaan
48
Manufak Transport
Agrikultur Mining Konstruksi Trade Finance Services Total
turing asi
Total 6.1 1.7 7.0 255.2 13.4 25.2 8.3 51.3 368.3
Menurut data dari National Safety Council, nilai rata – rata dari manufacturing
paling tinggi, maksudnya tingkat rata – rata resiko pekerjaan manukturing paling
tinggi diantara yang lainnya.
49
51