Metode Istinbath
Metode Istinbath
Istinbat
h
Ma’nawiya
Lafzhiyya
h (Maqasid
h
Syar’iyah)
3. 1. Cakupan Makna
2. Penggunaan
2. Berdasarkan 4. Makna
1.
Berdasarkan
Berdasarkan Tingkat Berdasarkan 3. Kejelasan/
Terbagimenjadi
Terbagi menjadi44Kategori,
Kategori,yaitu
yaitu: :
(1)Lafazh
(1) Lafazhdari
darimakna
maknayang
yangdiciptakan/cakupan
diciptakan/cakupanmakna
makna
(2) Lafazh dari penggunaan makna
(2) Lafazh dari penggunaan makna
(3)Lafazh
(3) Lafazhdari
darikejelasan/ketidakjelasan
kejelasan/ketidakjelasanmakna
makna
(4)Lafazh
(4) Lafazhdari
daricara
carapengungkapan
pengungkapanmakna
makna
1. KATEGORI CAKUPAN MAKNA
Musytar
‘Aam Khash
ak
A.Bentuk ‘Aam : (1) Isim Mufrad, contoh: QS. Al-’Ashr : 2, (2) Jama’, contoh: QS. al-
Baqarah : 233, (3) Kull dan Jami’, contoh: Qs. Thur : 21, (4) Isim Isyarah, contoh: QS.
Al-Baqarah : 185), (5) Isim Maushul, contoh : QS. Al-’Ashr : 3, (6) Isim Nakirah yang
jatuh setelah nafy, nahyi atau syarat, contoh QS. Al-Mumtahanah : 10.
B.Bentuk Khash : (1) Amr (2) Nahyi (3) Mutlaq suatu makna yang mandiri dan (4)
Muqayyad suatu makna yang jelas dengan ketentuan tertentu.
C.Musytarak : lafazh yang memiliki 2 atau banyak arti, contoh QS. al-Hajj : 18.
2. KATEGORI PENGGUNAAN MAKNA
Ghair Wadih
Wadih Dilalah
Dilalah
A.Wadih ad-Dilaalah : lafazh yang maknanya diketahui dari bentuk asal, tidak terikat faktor lain dan memiliki 4 bentuk yaitu :
(1) Zaahir, lafazh yang dipegang makna zhahirnya sepanjang tidak ada dalil lain yang memalingkan maknanya tapi bisa
ditakwil atau ditakhshish (kemungkinannya lebih lemah), contoh QS. 2 : 275 (2) Nasy, yaitu lafazh yang memiliki hukum
yang jelas, contoh QS 4 : 3 (3) Mufassar, maknanya jelas dan rinci (tidak mungkin ditakwil atau ditakhshish), contoh QS. 65 :
2, dan (4) Muhkam, yaitu maknanya sudah jelas kekuatan kejelasannya melebihi Mufassar, contoh QS. 24 : 3.
B.Ghayr Wadih ad-Dilaalah : lafazh yang maknanya diketahui karena ada pengaruh faktor lain (eksternal) dan memiliki 4
bentuk, yaitu : (1) Khafi, tidak jelas sebab penerapan makna pada kasus serupa, contoh lafazh Saariq pada QS. 5 : 38 (2)
Musykil, tidak jelas sebab dzatnya, menemukan maknanya mesti didukung qarinah, contoh lafazh Quru’ pada QS. 2 : 228,
(3) Mujmal, yaitu memiliki banyak makna yang serupa tapi dibutuhkan keterangan dari syaari’, contoh lafazh Haluu’aa pada
QS. 70 : 19-21, dan (4) Mutasyabih, makna yang tidak menunjukkan makna dimaksud, banyak ditemukan pada ayat atau
teks hadits masalah teologi dan ushuluddin.
4. KATEGORI CARA MENGUNGKAP MAKNA
Juara Umum Lomba Cerdas Cermat tingkat SD/MI di Banjar tahun 1986, 1987, 1988.
Juara Umum Lomba Kaligrafi dari tahun 1986-2000 pada berbagai tingkatan se-Banjar.
Juara Lomba Pidato dan Menulis Ilmiah dalam Bahasa Inggris tingkat SMA/MA se-Kabupaten Majalengka dan Kotamadya Cirebon tahun 1992.
Menulis dan Self Publishing, beberapa diantaranya English Structure for SMA (Entog Computer, 1998), Syarat Alternatif Islam, (Pustaka Al-
Ummah, 1998) Seri Kisah-kisah Islami (Pustaka Al-Ummah, 2002), Karakteristik Istri Shalihah (Pustaka Al-Ummah, 2011), Pelatihan Leadership
(Pustaka Al-Ummah, 2014), menerbitkan ulang terjemahan Abu Sulaiman Assijn tentang Tiada Khilafah tanpa Tauhid dan Jihad karya Abdul
Mun’im Halimah Abu Bashir (Pustaka Al-Ummah, 2015), Road Map Pengembangan ASN Pemerintah Kota Banjar Tahun 2014-2018 dan 2019-2023