Anda di halaman 1dari 7

MACAM-MACAM

SUNNAH/HADITS
Di dalam kitab Bulughul Maram dinyatakan
bahwa hadis-hadis yang diriwayatkan dari Nabi
s.a.w ada bermacam-macam:
 Hadits Mutawatir: oleh banyak orang kepada banyak
orang dan seterusnya demikian hingga tercatat, dengan
beberapa banyak sanad pula.
 Hadits Masyhur/Mustafidl: oleh 3 orang atau lebih
kepada 3 orang atau lebih dan seterusnya begitu hingga
teercatat dengan sanad yang sekurang-kurangnya tiga.
 Hadits aziz: oleh dua orang kepada dua org dan
seterusnya demikian hingga tercatat dengan dua sanad.
 Hadits Gharib: dari seorang kepada seorang dan
seterusnya demikian hingga tercatat dengan satu sanad.
 Selain dari Hadits Mutawatir di atas dinamakan Hadits
Ahad.
 Hadits Ahad yang boleh dipakai ialah
hadits yang mencocoki kepada syarat-
syarat hadits shahih. Tetapi hadits
mutawatir tidak perlu seperti itu, karena
dengan sendirinya-pun hadis mutawatir
lebih bisa dipercaya dariapada hadits
Shahih.
Sunnah mutawatir dibagi
menjadi dua macam:
 Mutawatir lafdliyah: redaksi dan kandungannya
sama, tidak ditemukan perbedaan. Contoh: “maka
barangsiapa membuat kebohongan terhadap saya
dengan sengaja, hendaknya mengambil tempat duduk
dari api neraka (H.R. Bukhari dan Muslim)---sunnah
ini diriwayatkan oleh 200 org sahabat dengan redaksi
yang tidak berbeda.
 Mutawatir Ma’nawiyah: redaksinya berbeda-beda
tetapi maknanya tetap sama. Contoh: hadits tentang
mengangkat tangan ketika berdo’a . --- hadis ini
diriwayatkan oleh 100 org sahabat dengan redaksi
yang berbeda-beda tapi maknanya sama.
Hadits Masyhur
 Sunnah/Hadits yang diriwayatkan oleh lebih dari satu
orang sahabat, tapi tidak mencapai derajat mutawatir, dan
kemudian diriwayatkan oleh generasi berikutnya (tabi’in
dan selanjutnya) dengan jumlah yang banyak, yang ini
mencapai derajat mutawatir.
 Contoh: “Amal-amal itu hanyalah dengan niat, dan
setiap amal hanya akan memperoleh apa yang
diniatkannya. (H.R. Bukhari dan Muslim)----pada
generasi sahabat, hadits ini hanya diriwayatkan oleh
Umar Bin Khatab, Abdullah bin Mas’ud, dan Abu Bakar,
tapi pada generasi tabi’in dan selanjutnya diriwayatkan
oleh jumlah yang banyak sampai mencapai derajat
mutawatir.
Sunnah/Hadits Ahad

 Yaitu, Sunnah/Hadits yang diriwayatkan


oleh satu orang, dua orang atau lebih
yang tidak sampai pada derajat
mutawatir, kemudian diteruskan oleh satu,
dua orang atau lebih pada generasi
berikutnya (tabi’in dan seterusnya) tanpa
mencapai derajat mutawatir.
 Sunnah Ahad ini adalah Hadis yang paling
banyak kita jumpai, yang paling banyak
terdapat dalam kitab-kitab sunnah.
Ditinjau dari segi kualitas atau mulutnya,
Hadits Ahad dibagi menjadi empat macam:

1. Hadits Shahih: hadis yang diriwayatkan oleh orang-orang adil (baik),


kuat hafalannya, sempurna ketelitiannya, sanadnya bersambung
sampai kepada Rasul, tidak mempunya cacat, dan tidak bertentangan
dengan dalil atau periwayatan yang lebih kuat.
2. Hadits hasan: hadis yang diriwayatkan oleh orang adil (baik),
sanadnya bersambung sampai pada Rasul, tidak mempunyai cacat,
dan tidak bertentangan dengan dalil atau periwayatan yang lebih kuat.
Tapi, hafalan atau ketelitian perowinya kurang baik.
3. Hadits Dha’if: haditsnya lemah karena perowinya tidak adil, terputus
sanadnya, punya cacat, bertentangan dengan dalil atau periwayatan
yang lebih kuat, atau karena cacat lainnya. Lebih dari 20 macam
hadis Dha’if.
4. Hadits Maudhu: hadis yang dibuat oleh seseorang (karangan sendiri)
kemudian dikatakan sebagai perkataan atau perbuatan Rasulullah
saw.

Anda mungkin juga menyukai