Anda di halaman 1dari 17

PRESENTASI

KASUS KEMATIAN
PERINATAL
RINGKASAN KASUS PERINATAL I
IDENTITAS PASIEN
Nama : By.Ny.UT
No Kasus : P19001
Umur Ibu : 33 th
GPA : P3A0
Usia Kehamilan : 36 Mgg 5 hari
Berat badan lahir : 2700 gram
Umur Bayi : 14 hari 45 menit
Pendidikan Ibu : SMA
Pekerjaan Ibu : IRT
Riwayat ANC : 8 x
Diagnosa : Asfiksia berat,Neonatal Infeksi
PEMBAHASAN REKOM DI KRIYAD 28-11-
2019
 Pada pengisian kronologi kasus dituliskan diagnosanya
juga peringkatnya. Apakah rujukan atau tindakan sudah
sesuai SOP. Pada kasus ini harusnya disediakan sipep
tidak bisa hanya headbox. Kondisi pasien sudah
cianosis mok saturasi 97%. Pada pemeriksaan laborat
juga masih kurang antara lain gol darah ataupun darah
rutin terutama bila ditemukan bilirubin naik (tetapi
tidak ada refraksi dinding biilirubin meningkat,
menjadikan tanda tanya). Pemberian anoxillin sudah
jarang digunakan.
LANJUTAN.....
 Belum jelas penyebab meninggalnya apakah karena
kecapekan atau karena kejang-kejang atau karena
infeksi? BB 2700 gr harusnya selamat. Bagaimana
kebijakan di RS rujukan: SOP dan alat-alatnya termasuk
sipep. Pada kegiatan AMP harus dilaksanakan sampai
dengan tindak lanjutnya. Kalau RTL nya belum
dilaksanakan makan AMP menjadi belum tuntas. Ibarat
belum dibahas.
 Pada berkas AMP boleh di tambah informasi tambahan
atau dikembalikan untuk dilengkapi. Yang membuat
kelengkapan berkas Otopsi Verbal/ RMP oleh DPJP dan
di acc oleh direktur RS dan dilengkapi
dengandiagnosisnya
RINGKASAN KASUS PERINATAL III
IDENTITAS PASIEN
Nama : By.Ny.K
No Kasus : P19003
Umur Ibu : 19 th
GPA : P1A0
Usia Kehamilan : 37 Mgg
Berat Badan lahir : 2800 Gr
Pendidikan Ibu : SD
Pekerjaan : IRT
Riwayat ANC : 5x
Diagnosa : Asfiksia berat
PEMBAHASAN REKOM DI KRIYAD 28-11-2019

Bayi BB: 2800 gr


 Pada kasus Asfiksia pada bayi
sering berhubungan dengan
kondisi maternal atau ibunya.
Penanganan 1 menit pertama
sangat menentukan kondisi
bayi.
 Prognose jelek apabila
dilakukan resusitasi masih
belum membaik, dan
dikawatirkan terjadi hypoxia
iskemic encelopati (HIE).
LANJUTAN......
 Terjadinya hipoksia blm jelas penyebabnya,
bukan hanya gangguan nafas dimungkinkan sudah
terjadi perdarahan.
 Pemberian terapi pada kasus ini juga masih
kurang dosisnya, sebaiknya diberikan 2x
dosis. Kemudian pemberian Phenobarbital juga
baru 2x diberikan, seharusnya 3x diberikan
baru diberi terapi penitoin. Kemudian melihat
keadaan pasien apakah masih kejang atau sdh
teratasi.
LANJUTAN....
 Kemungkinan terjadi HIE atau trauma
kepala yang disebabkan vakum.
 Pemeriksaan USG kepala dan EEG bisa
dilakukan melihat riwayat kejang
 Pemeriksaan laborat (elektrolit) juga
disarankan
 Apabila kejang tidak teratasi dianjurkan
untuk dirujuk, untuk mekanisme rujukan
dilaksanakan dengan manajemen asfiksia
dan SOP penanganan asfiksia
SESI TANYA JAWAB.......
 PERTANYAAN:
Penanganan kejang dan SOP nya
 JAWAB:
Ditanyakan keadaan saat mengakhiri persalinan, mengapa masih
menunggu, mengapa tidak segera dilaksanakan SC.
 PERTANYAAN:
Kunjungan SpA dan SpOG ke Puskesmas PONED sudah dilakukakn
tapi masih terbatas SDMnya
 JAWAB:
Saran : bila ada keterbatasan SDM maka dilimpahkan ke yang lain
yang berkompeten (missal pelatihan intubasi dll), kaderisasi sesuai
kewenangannya. Atau pendelegasian tugas ke TIM
 PERTANYAAN:
Masih ada RS yang belum mempunyai typis resuscitator
 JAWAB
Bisa menggunakan alat penggati yang sederhana/ metode
sederhana, tapi efektifitasnya juga terbatas
RINGKASAN KASUS PERINATAL IV
IDENTITAS PASIEN
Nama : By.Ny.RM
No Kasus : P19004
Umur Ibu : 29 th
GPA : G2P0A1
Usia Kehamilan : 40 Mgg
Berat Badan lahir : 3700 Gr
Pendidikan Ibu : SMA
Pekerjaan : IRT
Riwayat ANC : 4x
Diagnosa : SGNN
HASIL REKOM DI
KRIYAD 28-11-2019
BB 3700 gram
 Curiga ada mekonium atau tidak, apakah ketuban jernih/
tidak, ada kelainan jantung atau tidak, adakah aspirasi
ataukah sudah dikasih minum.
 Ada seseg bila dikasih O2 berlebihan akan menyebabkan
tertutup salurannya.
 Diagnose harus ditegakkan
 Disarankan hisap lender dan foto rontgen
 Pemeriksaan USG dan Eco adalah pengganti stetoskop,
fungsional ecografi untuk kedaduratan bukan mau
mengambil ranah Sp R, karena SpA sudah mulai
diajarkan.
SESI TANYA JAWAB......
 PERTANYAAN :
Ada persalinan di klinik setelah 24 jam bayi
baru dirujuk
 JAWABAN
Pada saan AMP menentukan klasifikasi sesuai
AMP. Tim manajemen harus menentukan
klasifikasi AMP , ada pemantauan, ada respon
time. PR untuk manajemen : memantau
Tindak lanjutnya, apakah dilaksanakan atau
tidak, apakah ada yang bisa di cegah oleh
medis dan non medis.
Saran : untuk kasus terapi O2 dan jalan nafas
mohon untuk Rekomendasi lebih detil (missal
pengadaan sipep), Resume harus lebih detil,
juga ada resume untuk keseluruhan
LANJUTAN.....
 PERTANYAAN dari IBI :
Menyadari anggota IBI masih ada yang kurang kompeten
serta masih ada yang tidak mentaati sesuai SOP (misal
keterlambatan merujuk) khusunya pada pengisian partograf,
juga pemantauanDJJ kurang mendapat perhatian. Ada
hambatan/masalah dalam komunikasi antara bidan yang
merujuk dengan bidan penerima rujukan di RS. Mohon
bantuan/dukungan untuk membina bidan terutama di klinik
untuk meningkatkan kompetensi atau mengupdate ilmu ke
petugas di klinik.
 JAWAB:
Saran untuk memperbaiki sistemnya. Misal yg merujuk bisa
menghubungi tim manajemen saat akan merujuk.
Informasi kepada semua bidan merujuk, apabila merujuk
kegawatdarutan maternal neonatal bisa langsung ke RS
meskipun tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu.
KESIMPULAN DOKTER GATOT IRAWAN S, SP.A

 Diprioritaskan mana yang mempunyai daya


ungkit jangan sampai terulang kembali kasusu
yang sama.
 Ada masalah asfiksia, ada masalah resusitasi,
ada masalah komplikasi.
 Perkiraan kasus yang terjadi hanya 1% dengan
kondisi jelek/ gawatdarurat.
 Jangan takut untuk merujuk kasus
kegawatdaruratan
 Dinas kesehatan disarankan untuk memantau
tindaklanjutnya juga terkait sertifikasi/perijinan.
KESIMPULAN DOKTER ANNE

 Dalam melaksanakan AMP formulirnya


harus di tandatangani dari pihak
manajemen RS/ Direktur sehingga hasil
rekomendasi tidak sia-sia
 Dalam menghadapi kasusu persalinan ada 2
nyawa yang perlu diperhatikan, dan perlu
ada kolaborasi antara SpA dan SpOG
 Tantangan untuk mekanisme rujukan 
untuk semua kasus terutama kasus resti
bisa menjadi rujukan kasus terencana
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai