Anda di halaman 1dari 30

Stres, Koping dan Adaptasi

Keluarga

NS. MARIYATI, M.KEP.,SP.KEP.J


KONSEP DASAR
STRES DAN KOPING
Stres adalah ketidakmampuan mengatasi
ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik,
emosional, dan spiritual manusia yang pada
suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan
fisik individu tersebut
Stres adalah persepsi seseorang terhadap
sesuatu yang dianggap sebagai ancaman.
Stres Baik atau Stres Buruk

Stres baik adalah apabila stres


dianggap sebagai sebuah motivasi
positif, menyenangkan dan sebagai
sesuatu yang menguntungkan.
Stres buruk adalah stres yang
membuat marah, tegang, bingung,
cemas, merasa bersalah dan
kewalahan.
Stres Akut dan Stres Kronis

Stres akut muncul cukup kuat , tetapi menghilang


dengan cepat. Misalnya: mencari ruang parkir di
tempat kerja, terburu- buru mencari nomer
telepon, dan terlambat datang ke rapat.
Stres kronik adalah stres yang tidak terlalu kuat
namun dapat bertahan sampai berhari hari,
berminggu- minggu bahkan berbulan- bulan.
Contoh stres kronik: masalah keuangan, hubungan
yang buruk dengan teman, dan kejenuhan kerja.
Stres Keluarga
◦ Stressor keluarga dapat
berupa peristiwa atau
pengalaman pinterpersonal
(didalam atau diluar
keluarga), lingkungan,
ekonomi atau social
budaya.
Koping keluarga
Koping adalah respon (kognitif perilaku atau
persepsi) terhadap ketegangan hidup eksternal
yang berfungsi untuk mencegah, menghindari,
mengandalkan distress emosional.
Koping keluarga didefinisikan sebagai proses
aktif saat keluarga memamfaatkan sumber yang
ada dan mengembangkan perilaku serta
sumber baru yang akan memperkuat unit
keluarga dan mengurangi dampak peristiwa
hidup penuh stres.
FASE WAKTU STRES DAN
STRATEGI KOPING
1. Periode Antre stres
Periode stres sebelum benar-benar melawan
stresor, antisipasi kadang mungkin terjadi,
terdapat kesadaran terhadap bahaya yang
mengancam atau ancaman situasi yang
dirasakan. Jika keluarga atau orang yang
membantu dapat mengidentifikasi stressor yang
akan datang, bimbingan antisipasi serta strategi
koping pencegahan dapat dicari atau diberikan
untuk memperlemah atau mengurangi dampak
stresor.
2. Periode Stres Aktual
Strategi koping selama periode stress biasanya
berbeda intensitas dan jenisnya dari strategi
yang digunakan sebelum awitan stressor dan
stress. Mungkin terdapat stratergi defensive
dan bertahan yang sangat dasar digunakan
selama periode ini jika stress dalam keluarga
sangat berat. 
3. Periode Pasca Stres
Strategi koping yang diterapkan setelah periode stres
akut, disebut fase pascatrauma yang terdiri dari
strategi untuk mengembalikan keluarga ke keadaan
homeostasis yang seimbang. Untuk meningkatkan
kesejatreaan keluarga selama fase ini, keluarga perlu
saling bekerja sama, saling mengungkapkan
perasaan dan memecahkan masalah atau mencari
atau memanfaatkan dukungan keluarga untuk
memperbaiki situasi penuh stres.
Empat kemungkinan hasil
akhir pasca stres antar lain;
1. Keluarga berfungsi pada tingkat yang
lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.
2. Keluarga berfungsi pada tingkat yang
lebih rendah dari pada sebelumnya
3. Keluarga berfungsi pada tingkat yang
sama dengan prastres
4. Perpecahan keluarga (seperti:
perpisahan, perceraian dan
pengabaian).
TEORI STRES
KELUARGA
Teori stress keluarga Hill (1999) ABCX  
Kerangka ABCX ini memilki dua bagian, antara lain:
Pernyataan yang berhubunagan dengan penentu
krisis keluarga: A (peristiwa dan kesuliatan yang
terkait) yang berinteraksi dengan B (sumber
berhadapan dengan krisis keluarga) yang
berinteraksi dengan C ( definisi yang dibuat keluarga
mengenia peristiwa tersebut) menghasilkan X (krisis)
(Hill,1965).
Next ...
Pernyataan yang lebih berorientasi proses
terkait dengan jalannya penyesuaian
secara krisis.
Hill (1965) menjelaskan bahwa perjalanan
penyesuaian keluarga setelah sebuah krisis
meliputi periode disorganisasi, sudut
pemulihan, reorganisasi dan tingkat baru
fungsi keluarga.
Model Relisience Stress,
Penyesuaian dan Adaptasi
Keluarga
Adalah kerangka teoritis yang juga menekan
penyesuaian dan adap[tasi keluarga saat
keluarga mengalami situasi hidup penuh stress.
Penekanan utama model ini adalah pada
resilience keluarga atau kemampuan mereka
untuk pulih dari peristiwa yang menyedihkan.
Model ini adalah model berbasis kekuatan dan
kemampuan yang mempengaruhi proses
resilience.
Model resilience didasarkan empat
asumsi yang mendasarkan
mengenai kehidupan keluarga,
antara lain:

Keluarga menghadapi kesulitan dan perubahan


keluarga sebagai aspek kehidupan keluarga yang
dialami dan dapat diprediksi sepanjang siklus
kehidupan
Keluarga mengembangkan kekuatan yang
dirancang untuk meningkatkan tumbuh kembang
anggota dan unit keluarga serta melindungi
keluarga dari gangguan utama dalam
mengahadapi transisi dan perubahan keluarga
Keluarga mengembangkan kekuatan dan
kemampuan dasar serta unit yang dirancang untuk
melindungi keluarga dari stresor dan ketegangan
yang tidak diharapkan atau normatif dan
meningkatkan adaptasi keluarga setelah suatu
krisis keluarga atau transisi dan perubahan besar
Keluarga mendapatkan mamfaat dan berperan
pada jaringan hubungan dan sumber dalam
komunitas, terutama selama periode stress dan
krisis keluarga (McCubbin,1991).
STRESOR DAN
DAMPAKNYA
Tahun 1949 awal, para peneliti secara sistematis
meneliti kualitas dan kuantitas perubahan hidup
sreta dampaknya pada kesehatan individu
(Holmes dan Rahe, 1967).
Alat pengkajian yang sering digunakan adalah
family inventory of live events and changes
(FILE) (McCubbin, Patterson, & Wilson, 1983).
◦ FILE adalah instrument yang dapat digunakan
untuk mengkaji atau akumulasi stressor
keluarga.
Tujuh peristiwa hidup yang paling
menimbulkan stress dalam keluarga adalah:
1. Kematian seorang anak
2. Kematian salah satu orang tua atau pasangan
3. Pasangan atau orang berpisah atau bercerai
4. Adanya penganiayaan fisik atau seksual atau
kekerasan dalam keluarga
5. Anggota keluarga mengalami cact fisik atau penyakit
kronik
6. Pasangan atau orang tua berselingkuh
7. Anggota dipenjara atau penahanan sementara pada
anak-anak.
1. Strategi Koping
keluarga internal
a. Strategi hubungan
1) Mengandalkan kelompok keluarga
2) Kebersamaan yang lebih besar
3) Fleksibitas peran
b. Strategi kognitif
1) Normalisasi
2) Pengendalian makna masalah dengan
membingkai ulang dan penilaian pasif
3) Pemecahan masalah bersama
4) Pemecahan masalah bersama
Pemecahan masalah keluarga
yang efektif meliputitujuh langkah
spesifik :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Mengkomunikasikan tentang masalah
3. Menghasilkan solusi yang mungkin
4. Memutuskan satu dari solusi
5. Melakukan tindakan
6. Memantau atau memastikan bahwa tindakan
dilakukan
7. Mengevaluasi seluruh proses pemecahan
masalah
LANJUT ...
c. Strategi Komunikasi
1) Terbuka dan jujur
2) Menggunakan humor dan tawa
Studi mengenai resilience
menekankan bahwa humor tidak terhingga
nilainya dalam mengatasi penderitaan
(Walsh, 1998).
2. Strategi Koping
Keluarga Eksternal
a. Strategi komunitas
b. Memamfaatkan sistem dukungan social
1) Dukungan social keluarga
2) Sumber dukungan keluarga
c. Dukungan spiritual
Agama adalah dorongan yang kuat dan
pervasif dalam membentuk keluarga (Miller,
2000).
Caplan (1976) keluarga memiliki
fungsi pendukung meliputi:
1. Dukungan sosial (keluarga berfungsi sebagi pencari dan penyebar
informasi mengenai dunia)

2. Dukungan penilaian (keluarga bertindaksebagai sistem


pembimbingumpan balik, membimbing dan merantarai pemecahan masalahdan
merupakan sumber sera validator identitas anggota)

3. Dukungan tambahan (keluarga adalah sunber bantuan praktis


dan konkret)

4. Dukungan emosional (keluarga berfungsi sebagai pelabuhan


istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan emosional)

5. Meningkatkan moral keluarga


STRATEGI KOPING
DISFUNGSIONAL KELUARGA
Strategi koping disfungsional yang sering
digunakan adalah:
1. Penyangkalan masalah keluarga
2. Pola dominasi atau kepatuhan ekstrem
(otoritarinisme)
3. Perpecahan dan kecanduan dalam keluarga
4. Kekerasan dalam keluarga
Enam tipe kekerasan
dalam kelurga
1. Penganiayaan pasangan
2. Penganiayaan dan pengabaian anak
3. Penganiayaan saudara kandung
4. Penganiayaan lansia
5. Penganiayaan orang tua
6. Penganiayaan homoseksual
FAKTOR- FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KOPING 
1. Perbedaan Gender
dalam koping
2. Variasi Sosial Budaya
Dalam Koping Keluarga
3. Variasi Sosial Budaya
Dalam Koping Keluarga
AREA PENGKAJIAN
KELUARGA
1. Stressor, Kekuatan, dan Persepsi Keluarga
2. Strategi Koping Keluarga
3. Adaptasi
4. Mengidentifikasi Stresor, Koping dan
Adaptasi
DIAGNOSIS KEPERAWATN
KELUARGA (SDKI, 2018)
1. Kesiapan peningkatan koping keluarga
(D.0090), Hal. 199
2. Penurunan koping keluarga (D.0097), Hal. 212
3. Ketidakmampuan koping keluarga (D.0093),
Hal. 204
4. Kesiapan Peningkatan proses keluarga
(D.0123), Hal. 271
5. Gangguan Proses Keluarga (D.0120), Hal. 266
Next...
6. Berduka (D.0081), Hal. 182
7. Resiko distress spiritual (D.0100), Hal. 218
8. Ketegangan peran pemberi asuhan (D.
0124), Hal. 273
9. Manajemen kesehatan keluarga tidak
efektif (D.0115), Hal. 254
TERIMAKASIH...

Anda mungkin juga menyukai