KONSEPSI : Animisme, Dinamisme, Polytheisme dan Henoteisme, Agama Hindu di Bali
Dr. Ir. I Ketut Sukerta, MP
Dr. Ir. I Ketut
Sukerta, MP Pengertian Animisme, Dinamisme, Politeisme dan Henoteisme. Disadari ataupun tidak, manusia memerlukan suatu Dzat sebagai tempat berlindung dan meminta pertolongan.
Dari zaman pra sejarah hingga sekarang,
manusia terus mencoba mencari hakikat dari Dzat tersebut. Berbagai kepercayaan pun muncul sebagai wujud manusia untuk menghamba dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang mereka anggap sebagai penguasa alam semesta ini. Animisme,
Animisme adalah agama yang
mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik yang beryawa maupun tidak bernyawa mempunyai roh. Tujuan beragama dalam Animisme adalah mengadakan hubungan baiik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu dengan senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka. Dinamisme,
Dinamisme adalah kepercayaan pada
kekuatan gaib yang misterius. Tujuan beragama pada dinamisme adalah untuk mengumpulkan kekuatan gaib atau mana (dalam bahasa ilmiah) sebanyak mungkin. Politeisme,
Politeisme adalah kepercayaan
kepada dewa-dewa. Tujuan beragama dalam politeisme bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada dewa- dewa itu, tetapi juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang Henoteisme adalah paham tuhan nasional. Paham yang serupa terdapat dalam perkembangan keagamaan masyarakat yahudi. (Click the arrow when in Slide Show mode) Monotheisme adalah faham yang meyakini Tuhan itu tunggal dan personal, yang sangat ketat menjaga jarak dengan ciptaanNya.