Anda di halaman 1dari 31

Pneumonia Coronavirus

2019-nCoV

dr. Mayya Mumtaz


UPTD PUSKESMAS
PRANGGANG
Apa itu Coronavirus?
• Coronavirus merupakan virus Zoonotic  transmisi
dari hewan ke manusia
• Coronavirus merupakan RNA virus, bersirkulasi di
hewan, seperti unta, kucing, dan kelelawar.
• Hewan dengan coronavirus dapat berkembang dan
menginfeksi manusia  kasus MERS dan SARS serta Gambaran mikroskopik 2019-nCoV

kasus outbreak saat ini.


• Epidemi dua betacoronavirus  SARS dan MERS 
10.000 kasus (tingkat kematian 10 % untuk SARS dan
37% untuk MERS)
• Kode genetik 2019-nCoV mirip Corona virus SARS-like
Kelelawar, dan mungkin bermutasi sebelum
menginfeksi manusia  setelah diteliti lebih lanjut 
mirip di ular (Ular makan kelelawar). Ular di jual di
Pasar Tradisional di Wuhan.

Sumber gambar: https://www.gisaid.org/fileadmin/_processed_/csm_betacoronavirus_Wuhan_Jan_2020_a80d7aa623.png


Pendahuluan
• 31 Des 2019: Tiongkok melaporkan kasus
pneumoni misterius yang tidak diketahui
penyebabnya1,2
– 44 kasus dalam 3 hari
– 70% pasien terpajan dengan satu pasar di
Wuhan
• 7 Jan 2020: Sampel isolat pasien menunjukkan infeksi
coronavirus, jenis beta coronavirus tipe baru: 2019
novel Coronavirus (2019-nCoV)3
1. WHO. Novel Coronavirus (2019-nCoV) Situation Report-1. Januari 21, 2020.
2. Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Hu Y, et al. Clinical features of patients infected with
2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Elsevier; 2020.
• Pada mulanya transmisi virus ini belum dapat
ditentukan apakah dapat melalui antara
manusia-manusia
– Kasus 15 petugas medis terinfeksi oleh salah satu
pasien
• Transmisi pneumonia dikonfirmasi dapat menular dari
manusia ke manusia
• Sampai saat ini cara virus ini menyebar
dengan cepat masih diteliti lebih lanjut
SITUASI GLOBAL NOVEL CORONAVIRUS
sd 31 Januari 2020, bersumber dari WHO
• Total 9.826 kasus, tersebar di Cina (9.720),
Jepang (14), Korea Selatan (11), Vietnam
(5), Singapura (13), Australia (9), Malaysia
(8), Kamboja (1), Filipina (1), Thailand
(14), Nepal (1), Srilanka (1), India (1),
Amerika Serikat (6), Kanada (3), Prancis
(6), Finlandia (1), Jerman (5), Italia (2),
Uni Emirat Arab (4).
• Dari 106 kasus di luar Cina:
 7 kasus terdeteksi tanpa gejala
 7 kasus tidak memiliki riwayat
perjalanan ke Cina
 4 negara terindikasi adanya
penularan antar manusia
• Situasi di Cina:

• 9.720 kasus konfirmasi


• 15.238 kasus suspek
• 1.527 kondisi parah
• 213 kasus kematian

4
Beberapa Kota di China diisolasi
(20-54 Juta Penduduk)

1. Wuhan: 11 juta penduduk, Pemerintah China


membatalkan semua penerbangan, KA, bis, subway
dan ferries. Sebelumnya, setiap hari 30,000 orang
terbang dari Wuhan

2. Huanggang 7 juta penduduk, tidak boleh keluar kota


tanpa izin khusus

3. Ezhou: 1 juta penduduk, semua Kereta Api batal

4. Chibi dan Zhijiang: Restriksi untuk Travel


https://www.nytimes.com/2020/01/23/world/asia/china-coronavirus.html
Ular diduga sebagai sumber penyebab
penyakit Pneumonia Corona Virus
2019 nCoV
• KLB 2019-nCoV
Sebagai isyarat
agar manusia
membatasi diri
untuk tidak
mengkonsumsi
hewan liar,
sebagai
pencegahan
penyakit infeksi
zoonosis.
Penularan CoV
• Tranmisi dari manusia ke manusia:
– Via droplet saluran napas seperti batuk dan bersin
– Kontak dekat personal (menyentuh atau jabat tangan)
– Menyentuh benda atau permukaan yang terdapat virus
disana dan ketika menyentuh mulut, hidung, atau mata
sebelum mencuci tangan
– Kontaminasi feses,muntahan
• Prinsip dasar untuk mengurangi risiko umum penularan infeksi
pernapasan akut meliputi:
– Menghindari kontak erat dengan penderita infeksi
pernapasan akut
– Sering mencuci tangan, terutama setelah kontak langsung
dengan orang sakit atau lingkungannya
– Orang dengan gejala infeksi pernapasan akut harus berlatih
etika batuk (menjaga jarak, menutupi batuk dan bersin
dengan tisu sekali pakai atau kain, dan mencuci tangan)
Tanda Klinis Pneumonia
• Suhu tubuh >38C • Malaise, kelelahan
• Batuk kering atau • Suara nafas: rales, ronki,
berdahak, wheezing
• Nyeri dada • Suara nafas
pleuritik bronkovesikuler/bronkial
• Nyeri otot • Redup pada perkusi
• Gejala • Gejala atipikal pada
gastrointestinal pasien lanjut usia
• Sesak nafas
Diagnosis harus dikonfirmasi dengan
fototoraks
Manifestasi Klinis1
a. Tidak ada komplikasi
– Gejala yang muncul tidak spesifik.
– Gejala utama : demam, batuk, dapat disertai
dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise,
sakit kepala, dan nyeri otot.
– Perlu diperhatikan bahwa pada pasien lanjut usia dan
pasien imunocompromises, presentasi gejala
menjadi tidak khas atau atipikal.
• Pada beberapa kasus (confirmed) tidak ada demam dan
gejala relatif ringan.
– Pada kondisi ini pasien-pasien tersebut tidak memiliki gejala
komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek

WHO Interim Guideline


Klasifikasi Klinis2

b. Pneumonia ringan (pneumonia tidak


berat)
– Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan
sesak, namun tidak ada tanda pneumonia berat.
Pada anak-anak ditandai dengan batuk atau susah
bernapas atau tampak sesak disertai napas cepat atau
takipneu tanpa adanya tanda pneumonia berat.
– Definisi takipnea pada anak:
• < 2 bulan : ≥ 60x/menit
• 2-11 bulan : ≥ 50x/menit
• 1-5 tahun : ≥ 40x/menit
WHO Interim Guideline
Klasifikasi Klinis3
c. Pneumonia berat
– Pada pasien dewasa:
• Gejala: demam atau curiga infeksi saluran napas
• Tanda: takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit), distress
napas berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar
– Pada pasien anak-anak:
• Gejala: batuk atau tampak sesak, ditambah satu diantara
kondisi berikut:
– Sianosis central atau SpO2 <90%
– Distress napas berat (retraksi dada berat)
– Pneumonia dengan tanda bahaya (tidak mau menyusu atau
minum;
letargi atau penurunan kesadaran; atau kejang)
WHO Interim Guideline
Triage: Deteksi Dini
Pasien nCoV
• Pasien dengan gejala Infeksi saluran
• pernapasan akut
• (Demam, batuk, nyeri tenggorok, hidung tersumbat,
malaise, sakit kepala, nyeri otot)
• Pasien dengan tanda dan gejala
• pneumonia
• (Demam, batuk, nyeri dada/pleuritik, sesak napas, foto
toraks menunjukkan infiltrat)
Perlu waspada pada usia lanjut
dan imunocompromised karena
gejala dan tanda tidak khas,
namun bila sudah terjadi
pneumoniafoto toraks selalu
positif menunjukkan
infiltrat
Faktor Risiko/kondisi tertentu dalam
menentukan kemungkinan terifeksi nCoV
• Memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang terjangkit
(sesuai dengan perkembangan penyakit)* dalam waktu 14 hari sebelum timbul
gejala
• Merupakan petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat
pasien ISPA/pneumonia yang tidak diketahui penyebab/etiologi penyakitnya,
tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian
• Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV
• Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien
konfirmasi 2019-nCoV di China atau wilayah/negara yang terjangkit
• Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah
teridentifikasi) di China atau wilayah/negara yang terjangkit
• Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan ATAU kontak dengan orang yang
memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan
Orang dalam
Gejala Klinis Pemantauan

Faktor Risiko Pasien dalam


Pengawasan

Kasus Probabel
Kasus Konfirmasi
Alur Deteksi Dini
dan Respon
Penyelidikan epidemiologi

a. Identifikasi kasus
b. Identifikasi faktor risiko
c. Identifikasi kontak erat
d. Pengambilan spesimen di rumah sakit rujukan
e. Penanggulangan awal
Komunikasi risiko dan
pemberdayaan masyarakat
• Sistem Komunikasi Risiko
• Koordinasi internal dan kemitraan
• Komunikasi publik
• Keterlibatan komunikasi dengan masyarakat
yang terdampak
• Mengatasi ketidakpastian, persepsi, dan
manajemen informasi yang
salah/hoaks
• Pengembangan kapasitas
Perawatan di Rumah (Isolasi Diri) Orang
dalam Pemantauan
• Mengingat bukti saat ini yang masih sangat terbatas mengenai infeksi 2019-
nCoV dan pola penularannya maka dalam pengawasan 2019-nCoV dilakukan
dan dipantau di rumah sakit.
• Namun, untuk kasus dalam pemantauan diberikan perawatan di rumah (isolasi
diri) dengan tetap memperhatikan kemungkinan terjadinya perburukan. Bila
gejala klinis mengalami perburukan maka segera memeriksakan diri ke
fasyankes
• Pemantauan kasus dalam pemantauan ini dilakukan oleh petugas kesehatan
layanan primer dengan berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat
• Petugas melakukan pemantauan kesehatan terkini melalui telepon namun
idealnya dengan melakukan kunjungan secara berkala (harian).
• Pasien diberikan edukasi untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS)
Kriteria RS Rujukan
Terpenuhi :
• SDM yang kompeten
• Ruang Isolasi yang terstandar
• Sarana diagnostik
(laboratorium, alat pencitraan)
Prinsip Tatalaksana Medis
• Isolasi pada semua kasus
– Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik
ringan maupun sedang. Pasien bed-rest dan hindari
perpindahan ruangan atau pasien.
• Implementasi pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI)
• Serial foto toraks: menilai perkembangan
penyakit
• Suplementasi oksigen
• Terapi cairan
Prinsip Tatalaksana Medis2
• Pemberian antibiotik empiris
• Terapi simptomatik
• Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin
diberikan pada tatalaksana pneumonia viral
atau ARDS selain ada indikasi lain
• Antiviral: Belum ada obat antivirus yang
terbukti efektif.
• Observasi ketat
• Pahami komorbid pasien
Tatalaksana spesifik anti-nCoV

• Belum ada!
Vaksin Pneumonia
• Vaksin Pneumokokus (PCV : Pneumococcal Conjugate Vaccine)
• merek dagang Prevnar®
• kekebalan terhadap 13 strain bakteri Streptococcus pneumoniae, yang
Vaksin PCV13 paling sering menyebabkan penyakit pneumokokus pada manusia.
• Masa perlindungan sekitar 3 tahun.
• Vaksin PCV13 utamanya ditujukan kepada bayi dan anak di bawah usia 2
tahun.

• Vaksin PPSV23 (nama dagang Pneumovax 23®)


• proteksi terhadap 23 strain bakteri pneumokokus
Vaksin PPSV23 • Vaksin PPSV23 ditujukan kepada kelompok umur yang lebih dewasa. usia
65 tahun ke atas, atau usia 2 hingga 64 tahun dengan kondisi khusus

• Di negara berkembang, bakteri Haemophilus influenzae type B (Hib)


merupakan penyebab pneumonia dan radang otak (meningitis) yang
Vaksin Hib utama.
• Di Indonesia vaksinasi Hib telah masuk dalam program nasional imunisasi
untuk bayi.

TIDAK ADA VAKSIN UNTUK KASUS PNEUMONIA YANG SEDANG


OUTBREAK SAAT INI KARENA DISEBABKAN CORONAVIRUS JENIS BARU.
Alur Pneumonia
nCoV
Health Advice (WHO)
Cegah diri sendiri dari penyakit Cegah orang lain tertular/sakit
Hindari Tutup mulut dan
hidung dengan Hindari
kontak bepergian jika
tissue atau siku
langsung ketika batuk atau sakit atau
tanpa bersin bepergian ke
terproteksi Terapkan Buang tissue ke tempat tempat
dengan orang outbreak
hand sampah tertutup
sakit saluran
napas dan hygiene
Cuci tangan setelah
hewan batuk atau bersin atau Gunakan
peliharaan kontak orang sakit masker jika
ataupun sakit
hewan liar Ketika berbelanja di
Makanan yang aman Pasar Ketika bekerja di Pasar
Cuci tangan setelah
menyentuh hewan Gunakan proteksi tubuh,
atau produk hewan sarung tangan dan wajah Sering cuci tangan,
Masak ketika memegang produk terutam setelah
matang dan hewan memegang produk
Hindari menyentuh
higienis hewan
Hindari kontak Lepaskan baju pelindung
hewan sakit dan setelah bekerja, cuci
spoil meat setiap hari
Desinfektan
Hindari kontak stray tempat kerja,
animal dan sampah Hindari keluarga terpapar
pakaian kerja sehari sekali
atau cairan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai