Anda di halaman 1dari 12

Halangan Pernikahan

Gereja Katolik

Pendidikan Agama SMA Stella Duce 2 Yogyakarta


Pernikahan Sebagai Sakramen
Sakramen artinya “tanda”
Yang ditandakan dalam sakramen katolik ialah :

Tanda Cinta Kristus kepada Gereja-Nya


 Penikahan Kristiani menjadi gambaran dari
hubungan cintayang lebih mulia, yaitu persatuan
hidup kristus dengan umat-Nya
 “Hai suami, kasihilah istrimu.....” (Ef 5 :25-32)
Sifat – sifat Perkawinan Sakramental
Pernikahan sakramental adalah tanda cinta Allah
kepada manusia dan cinta Kristus kepada Gereja-
Nya.

Monogam/Monogami
 Salah satu perwujudan cinta dan kesetiaan
kristiani dalam perkawinan ialah pernikahan
kristiani menolah poliandri dan poligami.
 “Sebab itu laki-laki akan .....” (Mat 19 : 5-6a)
Sifat – sifat Perkawinan Sakramental
Pernikahan sakramental adalah tanda cinta Allah
kepada manusia dan cinta Kristus kepada Gereja-
Nya.

Tak Terceraikan
 Pernikahan kristiani bersifat tetap, hanya maut
yang dapat memisahkan keduanya.
 “Maka datanglah orang-orang....” (Mat 10 : 2-12)
Halangan – Halangan Pernikahan
Kurangnya umur (Kanon 1083)

 Syarat umur yang dituntut adalah laki-laki


berumur 16 tahun dan perempuan berumur 14
tahun , tidak dapat melangsungkan pernikahan
secara sah.
 Jika salah satu pihak belum mencapai umur
yang ditentukan hukum sipil, Ordinaris wilayah
harus diminta nasehat dan izinnya
Halangan – Halangan Pernikahan
Impotensi (kanon. 1084)

 Impotensi adalah halangan yang menggagalkan,


demi hukum kodrati, dalam perkawinan.
 Impotensi ada dua jenis: bersifat absolut
dan relatif.

laki-laki atau perempuan tertentu ini tidak


dapat melaksanakan hubungan seksual

laki-laki atau perempuan sama sekali impotens


Halangan – Halangan Pernikahan
Adanya ikatan perkawinan (kanon. 1085)
 Tidak sahlah perkawinan yang dicoba dilangsungkan
oleh orang yang terikat perkawinan sebelumnya
meskipun perkawinan itu belum consummatum

Disparitas cultus (Beda Agama) (kanon. 1086)


 Perkawinan antara dua orang yang diantaranya satu
telah dibaptis dalam Gereja Katolik dan tidak
meninggalkannya dengan tindakan formal,
sedangkan yang lain tidak dibaptis adalah tidak sah.
Halangan – Halangan Pernikahan
Tahbisan suci (kanon. 1087)
 Tidak sahlah perkawinan yang dicoba
dilangsungkan oleh mereka yang telah
menerima tahbisan suci

Kaul kemurnian dalam suatu tarekat


religius (kanon. 1088)
 Tidak sahlah perkawinan yang dicoba
dilangsungkan oleh mereka yang terikat kaul
kekal suatu tarekat religius
Halangan – Halangan Pernikahan
Penculikan dan Penahanan (kanon. 1089)
 Antara laki-laki dan perempuan yang diculik
atau sekurang-kurangnya ditahan dengan
maksud untuk dinikahi.

Pembunuhan (kanon. 1090)


 Tidak sahlah perkawinan yang dicoba
dilangsungkan oleh orang yang dengan maksud
untuk menikahi orang tertentu melakukan
pembunuhan terhadap pasangan.
Halangan – Halangan Pernikahan
Hubungan Darah (kanon. 1091)
 Tidak sahlah perkawinan antara mereka yang
mempunyai hubungan darah dalam garis
keturunan ke atas dan ke bawah

Hubungan Semenda (kanon. 1092)


 Hubungan Semenda dalam garis lurus
menggagalkan perkawinan dalam tingkat
manapun.
Halangan – Halangan Pernikahan
Halangan kelayakan publik (kanon. 1093)
 Pernikahan tidak sah yakni perkawinan yang
dilaksanakan menurut tata peneguhan yang
dituntut hukum.

Adopsi (kanon. 1094)


 Tidak dapat menikah satu sama lain  dengan sah
mereka yang mempunyai pertalian hukum yang
timbul dari adopsi dalam garis lurus atau garis
menyamping tingkat kedua.
Halangan – Halangan Pernikahan
Halangan berasal dari perkawinan
( kanon 1083, 1084 dan kanon 1085 )
Halangan berdasarkan Agama
( kanon 1086, 1087 dan kanon 1088 )
Halangan yang muncul karna dosa berat
( kanon 1089, 1090 dan kanon 1093 )
Halangan Hubungan persaudaraan
( kanon 1091, 1092 dan kanon 1094 )

Anda mungkin juga menyukai