Anda di halaman 1dari 20

BORDETELLA PERTUSSIS

Morfologi

▪ Bordetella pertussis berbentuk coccobacil kecil-kecil,


terdapat sendiri-sendiri, berpasangan, atau
membentuk kelompok-kelompok kecil.
▪ Pada isolasi primer, bentuk kuman biasanya
uniform, tetapi setelah subkultur dapat bersifat
pleomorfik.
Morfologi Bordetella pertussis
Bordetella pertussis
Scientific classification

Kingdom :: Proteobacteria
Phylum Bacteria
Class : Beta Proteobacteria
Order : Burkholderiales
Family : Alcaligenaceae
Genus : Bordetella
⚫ Penyakit pertusis atau batuk rejan (whooping
chough) atau batuk seratus hari merupakan penyakit
akut saluran pernapasan yang ditandai dengan
batuk berkepanjangan. Disebut juga batuk angsa.
⚫ Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia di
bawah 1 tahun.
⚫ 90 % kasus ini terjadi di negara berkembang dan
merupakan penyakit yang menular.
Sifat Fisiologis

▪ Bentuk koloni pada biakan agar yaitu smooth,


cembung, mengkilap, dan tembus cahaya.
Bentuk-bentuk filament dan batang-batang tebal
umum dijumpai.
▪ Simpai dibentuk tapi hanya dapat dilihat dengan
pewarnaan khusus.
▪ Aerob, tidak membentuk H2S, indol serta
asetilmetilkarbinol.
▪ Diketahui adanya antigen permukaan O yang
termostabil pada smooth strains dan rough strains
Bordetella pertussis.
▪ Antigen O ini berupa protein, mudah diekstraksi dari
sel dan terdapat di dalam cairan supernatant biakan
kuman.
Penularan

Pertusis menular melalui droplet batuk dari pasien yg


terkena penyakit ini dan kemudian terhirup oleh orang
sehat yg tidak mempunyai kekebalan tubuh.
Patogenesis

Setelah menghisap droplet yang terinfeksi, kuman


akan berkembang biak di dalam saluran pernafasan.
Gejala sakit hampir selalu timbul dalam 10 hari setelah
kontak, meskipun masa inkubasi bervariasi antara
5-21 hari.
Penyakit ini terbagi dalam 3 stadium.
⚫ Stadium I, prodromal (kataral) berlangsung selama
1-2 minggu.
Selama stadium ini, penderita hanya menunjukkan
gejala-gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas
yang ringan seperti bersin, keluarnya cairan dari
hidung, batuk dan kadang-kadang konjungtivitis.
Masa ini merupakan masa perkembangbiakan
kuman di dalam epitel pernafasan.
⚫ Stadium kedua biasanya berlangsung selama 1-6
minggu dan ditandai dengan peningkatan batuk
paroksismal (dalam jangka waktu 15-20 detik terjadi
batuk 5-20 x batuk) diakhiri dengan keluarnya
lendir/muntah, tdk ada kesempatan bernafas ketika
batuk.
Tarikan nafas setelah batuk menimbulkan bunyi yg
khas
⚫ Stadium ketiga berupa stadium konvalesen.
Batuk dapat berlangsung sampai beberapa bulan
setelah permulaan sakit.
Beratnya penyakit bervariasi.
Sindrom respiratorik ringan yang disebabkan oleh
Bordetella pertussis tidak mungkin dikenal atas dasar
klinik saja.
Komplikasi yg dapat mengikuti adalah ;
a.pneumonia
b.encephalitis
c. hipertensi
pada paru
d.infeksi
bakterial yg
mengikuti.
Diagnosis laboratorium

⚫ Bahan pemeriksaan berupa usapan nasofaring


penderita atau dengan menampung batuk secara
langsung pada perbenihan
⚫ Isolasi Bordetella pertussis dari bahan klinik sangat
bergantung pada transportasi dan pengolahan bahan
tersebut.
⚫ Waktu sebelum diperiksa > 2 jam,
sebaiknya menggunakan perbenihan
Stuart.
⚫ Media : Bordet-gengou.
⚫ Penambahan penicillin 0,25-0,5 unit/ml di dalam
perbenihan kedua adalah berguna untuk
menghambat pertumbuhan kuman positif gram
saluran pernafasan, tanpa mengurangi pertumbuhan
kuman pertusis.
⚫ Pewarnaan antibody fluoresensi (AF) dipakai
mengidentifikasi Bordetella pertussis dari nasofaring
dan untuk mengidentifikasi kuman-kuman yang tumbuh
pada media
⚫ Cara AF ini tidak dapat menggantikan isolasi kuman,
namun dapat mengidentifikasi kuman secara lebih cepat.
⚫ Metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Metode
paling sensitif. Paling baik menggantikan pembiakan dan
uji AF
⚫ Pencegahan dilakukan dengan cara mencegah
kontak langsung dengan penderita dan dengan
imunisasi.
⚫ Dilakukan vaksinasi aktif pada bayi. Setiap bayi
sebaiknya menerima 3 suntikan dari vaksin
pertusiss (DPT)
⚫ Pada saat ini, eritromisin merupakan obat
pilihan.
⚫ Pada kondisi yang berat, oksigen diberikan langsung
ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke
trakea.
⚫ Untuk menggantikan cairan yang hilang karena
muntah, dan bayi biasanya tidak dapat makan
karena batuk, maka diberikan cairan melalui infus.
Gizi yang baik sangat penting dan sebaiknya
makanan diberikan dalam porsi kecil namun
sering
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA
Kelas II A dan B
Kelompok 1, 3, 5, 7, 9 = sampel air kran
Kelomok 2, 4, 6, 8, 10 = sampel air sumur

Anda mungkin juga menyukai