Anda di halaman 1dari 31

GIGI SEBAGAI FOKUS INFEKSI

MH REAKTIF, SLE, TETANUS & RHD

Oleh:

Diky Armof Maulana


20140811014036

Pembimbing :
drg. Meiske Paoki, Sp. BM
BACKGORUND
• Infeksi odontogen adalah infeksi yang berasal
dari gigi.

Fokus infeksi :
Suatu daerah lokal jaringan yang terinfeksi oleh
mikroorganisme patogen (Guyton & Woods).

Fokal infeksi :
Adanya penyebaran kuman atau toksin dari suatu
fokus dan mampu menimbulkan infeksi atau
cedera dijaringan sekitarnya atau yg jauh letaknya
(Shuster).
2
Penjalaran Fokal Infeksi

Langsung Tidak langsung

Infeksi menyebar Infeksi menyebar


langsung dari melalui pembuluh
sumber infeksi ke darah, pembuluh
jaringan sekitar limfe/ melalui
reaksi inflamasi
ke organ- organ
Misal sinusistis, tubuh lainnya
faringitis, tonsilitis

3
ETIOLOGI

4
ETIOLOGI

5
1. MH REAKTIF

• Penyebabnya Mycobacterium leprae


• Saraf tepi: afinitas pertamakulit, mukosa
tr.resp.bgn atasorgan lain(kecuali ssp)
• Sel target u/pertumbuhan M.leprae  sel Schwann
(saraf)
• Port d’entry: mukosa hidung; lesi kulit nodular yang
pecah

Kusta PB Kusta MB
Klasifikasi

7
Diagnosis
• Tanda kardinal (utama):
1. Bercak kulit yg mati rasa
2. Penebalan saraf tepi
3. Ditemukan kuman tahan asam
• Dx : minimal 1 dari 3 tanda, bila ( -)tersangka
kusta, observasi 3 – 6 bulan  periksa kembali

8
1 2 3
Tatalaksana MH

9
MH Reaktif

• Kusta reaktif adalah reaksi tubuh yang hebat


terhadap invasi bakteri, munculnya spontan.
• Kusta reaktif tidak disebabkan oleh MDT, tetapi
merupakan kondisi alami dari suatu penyakit kusta
• Gejala yang dapat muncul malaise, cefalgia arthralgi
dan tergantung terkena yang tipe berapa
• Dapat digolongkan menjadi 3
1. Tipe 1 (reaksi reversal)
2. Tipe 2 (eritema nodusum leprosum/ENL)
3. Tipe 3 (lucio’s phenomenon)
Date Your Footer 10
Tatalaksana MH Reaktif

• Reaksi ringan
1.Non medikamentosa:
Istirahat, imobilisasi berobat jalan
2.Medikamentosa:
Aspirin,Klorokuin,Antimon,Talidomid
• Reaksi berat
MRS
Tipe 1: kortikosteroid, Tipe 2: klofazimin,
talidomid, kortikosteroid

11
Tatalaksana MH Reaktif

• Prednison:
Dimulai 30 – 80 mg prednison/hari, diturunkan 5-10 mg/2
minggu:
2 minggu I :40 mg/hari
2 minggu II :30 mg/hari
2 minggu III :20 mg/hari
2 minggu IV :15 mg/hari
2 minggu V :10 mg/hari
2 minggu VI : 5 mg/ hari
12
2. SLE

• Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah


penyakit sistemik yang bersifat kronis-progresif,
yang dapat menyebabkan peradangan di beberapa
bagian tubuh, termasuk kulit, mata, sendi, ginjal,
hingga otak
• Merupakan penyakit autoimun yang ditandai
dengan adanya antibodi terhadap inti sel.
Gejala Klinis

14
Diagnosis
ACR-
ACR ACR ACR
SILCC

• 1971,1982,1997: Diagnosis LES tegak jika ada ≥ 4kriteria diatas


• 2012: Diagnosis LES tegak jika ada ≥ 4kriteria diatas (minimal 1 clinical dan 1 laboratori)/ pasien nefritis yang sesuai dengan LES&
terbukti dari biopsi disertai ANA/ antidsDNA +
Diagnosis

Kriteria ACR 97/


ACR-SLICC 12/ ACR-
ACR-
EULAR
EULAR 19, dapat
2019 digunakan untuk
membantu penegakan
diagnosis. Yang mana
yang dipakai?
Tergantung lokasi dan
kemampulaksanaan

16
3. TETANUS
• Infeksi Tetanus adalah penyakit infeksi akut
disebabkan eksotoksin yang dihasilkan oleh
Clostridium tetani (gram +), ditandai dengan
peningkatan kekakuan umum dan kejang-kejang otot
rangka.

• Umumx menyertai luka yg kotor, logam b’karat,


luka bakar, ulkus dan kelahiran

• Masa inkubasi 3-21 hari. Tanda klinis tampak pd hr


ke-7 & 8

• Meliputi 3 hal : spasmus otot, kekakuan dan ggn


saraf otonom. Sakit tenggorokan, kaku kuduk &
kesulitan buka mulut biasanya merupakan tanda
17
Patofisiologi
gigi berlubang dapat dianggap sebagai port d’entre

Bentuk spora akan berubah menjadi bentuk vegetatif bila lingkungannya


memungkinkan

- perubahan bentuk tersebut dan kemudian mengeluarkan ekotoksin


- kuman tetanusnya sendiri tetap tinggal di daerah luka, tidak ada
penyebaran kuman.

- Selanjutnya, toksin akan diproduksi dan menyebar ke seluruh bagian


tubuh melalui peredaran darah dan sistem limpa
- Toksin tersebut akan beraktivitas pada tempat-tempat tertentu seperti
pusat sistem saraf termasuk otak 18
Gejala Klinis
• Trias tetanus: spasmus otot, kekakuan dan ggn saraf
otonom.

• Gejala klinis berhubungan dengan rongga


mulut; Biasanya didahului dengan ketegangaan
otot terutama pada rahang dari leher. Kemudian
timbul kesukaran membuka mulut(trismus,
lockjaw ) karena spasme dari Otot masetter.

• Risus sardonicus karena spasme otot muka


dengan gambaran alis tertarik keatas, sudut
mulut tertarik keluar dan ke bawah, bibir tertekan
kuat .
19
Tatalaksana
Membunuh organisme Memperbaiki susunan saraf
- Luka dibersihkan Mengatasi spasmus & kekakuan
- PP 1,2 juta IU/hari (selama 7-10 dg pemberian obat2 gol
hari) IM benzodiazepin (diazepam 200
- Metronidazol 500 mg/6 jam → IV mg IV drips/hari atau
midazolam)

Menetralisir toksin Perawatan


Human immunoglobulin tetanus Secara intensif dlm ruang isolasi
3.000-6.000 IU (multi site IM) & gelap utk menghindari
rangsang sinar & suara, serta
emosi
20
4. RHD
• Penyakit jantung reumatik (Reumatic Heart
Desease/ RHD) merupakan kelainan katup
jantung (stenosis/ regurgitasi) akibat demam
reumatik akut sebelumnya. Paling sering
stenosis katup mitral.

• Demam reumatik akut adalah penyakit sistemik,


terjadi setelah infeksi Group A Beta
Hemolyticus Streptococus (GABHS)/
Streptococus Beta Hemoliticu Grup A pada
saluran pernapasan bagian atas.

• RHD dimulai dengan sakit yang ringan berupa


nyeri tenggorokan atau "Strep Throat" yang
tidak kunjung diobati 21
Patogenesis
• GABHS  130 subtypes M-protein Molecules
• Rheumatogenic  Good adherence to pharyngeal
tissue & antiphagocytic properties  allow
persistence of bacteria for up to 2 weeks until
specific antibodies are created.
• M-protein and several other epitopes mimic
myocardium, heart valves, synovia, skin,
subthalamic & caudate nuclei in the brain

22
Patogenesis
M-protein fragments & streptococcal toxins

Autoimmune reactivity (B cells – T cells)

Inflammatory response

Host Factors :
- genetic susceptibility
(HLA) class II alleles Environmental factors

23
Patogenesis

Carapetis JR et al Lancet 366:155, 2005


24
Patofisiologi

25
Diagnosis

26
Diagnosis: Guidline 2015

Date Your Footer 27


Tatalaksana

Aspirin (100
mg/kg/day in
4 or more
divided
doses)

PSRA =
poststreptococ
calreactive
arthritis.

28
Raju BS, Turi ZG. Rheumatic Fever. In: Libby: Braunwald's Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine, 8th ed. 2007
Tatalaksana

29
KESIMPULAN
• Infeksi odontogen dapat menjalar ke organ yang
lain dan dapat menjadi MH Reaktif, SLE,
Tetanus, RHD

• Selain menobati infeksi sekundernya (MH nya,


reaksi MH reaktifnya, SLE-nya, Tetanus-nya,
RHD-nya), jika ditemukan infeksi odontogen
penting juga untuk mengobati giginya sebagai
fokus infeksi.

30
TERIMA KASIH

31

Anda mungkin juga menyukai