Anda di halaman 1dari 10

SWAMEDIKASI

"KETOMBE”
Disusun Oleh:
Putri Dwi Surya
Roni Setiawan
Suryani
01 DEFINISI SWAMEDIKASI

02 DEFINISI KETOMBE

03 KASUS

TATALAKSANA
04 PENGOBATAN
DEFINISI
SWAMEDIKASI
Menurut WHO Definisi swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat
modern, herbal, maupun obat tradisional oleh seorang individu untuk
mengatasi penyakit atau gejala penyakit (WHO, 2010). Swamedikasi berarti
mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang sederhana
yang dibeli bebas di apotik atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat
dokter (Rahardja,2010).

Menurut World Health Organization (WHO) dalam Responsible Self Medication,


swamedikasi atau self-medication perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya: a.
Obat yang digunakan adalah obat yang terbukti keamanannya, kualitas dan khasiat.
b. Obat-obatan yang digunakan adalah obat yang diindikasikan untuk kondisi yang
dikenali diri sendiri dan untuk beberapa kondisi kronis atau berulang (beserta
diagnosis medis awal). Dalam semua kasus, obat-obatan ini harus dirancang khusus
untuk tujuan tersebut, dan akan memerlukan bentuk dosis dan dosis yang tepat.
DEFINISI KETOMBE

Ketombe adalah kondisi kulit dimana terjadi pengelupasan sel-sel


kulit mati yang berlebihan, pada umumnya berbentuk serpihan
berwarna putih atau kekuningan. Ketombe dapat terjadi di alis dan
kulit kepala, namun umumnya terjadi di kulit kepala. Ketombe
merupakan salah satu permasalahan kulit yang sering terjadi di
masyarakat (Putri, et al. 2020).

You can delete this slide when you’re done editing the presentation.
Prevalensi penderita ketombe pada laki-laki dan perempuan berbeda, yang
mana laki-laki penderita ketombe cenderung lebih tinggi daripada
perempuan penderita ketombe. Hal ini dikarenakan laki-laki memiliki
hormon androgen yang lebih tinggi daripada perempuan. Sehingga,
tingginya hormon androgen meningkatkan resiko ketombe pada laki-laki
(Manuel dan Ranganathan, 2011). Selain tingginya hormon androgen,
ketombe dapat disebabkan oleh faktor lain seperti perbedaan demografi
(umur, gender, dan ras), riwayat kesehatan (seperti riwayat memiliki eksema
dan psoriasis), gaya hidup (higienitas, asupan makanan, penggunaan hair
product yang tidak cocok), faktor lingkungan (kelembapan lingkungan
sekitar, polusi dan paparan sinar matahari berlebih), serta faktor psikologi
yakni stres (Bergler-Czop dan Brzezińska-Wcisło, 2013; Devanthan, 2013).
KASUS

Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke apotek dengan


keluhan gatal dikepal, rambut rontok. Gatal-gatal disebabkan
ketombe. Pasien mengatakan sudah sering membersihkan rambut
dengan shampo anti ketombe hanya saja keluhan yang dialami
sering kambuh. Jelaskan metode swamedikasi yang diberikan
kepada pasien tersebut?
METODE SWAMEDIKASI
TATALAKSANA
PENGOBATAN
TERAPI NON
TERAPI FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI
Menggunakan ketomed pengatasan masalah ketombe dapat juga dilakukan
shampo Untuk mencuci rambut menggunakan bahan alami, seperti lidah buaya (Aloe
2x seminggu, biarkan 3-5 menit vera) selain untuk mengatasi masalah ketombe lidah
lalu dibilas, penggunaan buaya juga dapat mengatasi masalah rambut rontok.
selama 2-4 minggu.
Perilaku hidup sehat yang dapat dilakukan adalah
menjaga kebersihan diri, berjemur di bawah sinar
matahari, memperbanyak konsumsi air putih, diet
yang sehat dan bergizi, serta mengendalikan stres.
Menjaga kebersihan diri merupakan cara paling
murah untuk menjaga tubuh agar tetap sehat (WHO,
2009)
DAFTAR PUSTAKA

Bergler-Czop, B. dan Brzezińska-Wcisło, L. 2013.


Dermatological Problems of the Puberty. Postepy Dermatol
Alergol. Vol. 30. No. 3, pp. 178–187
Devanthan, V. 2013. Feature Article: The Dandruff Menace.
Science Report. pp. 24–27
Manuel, F. dan Ranganathan, S. 2011. A New Postulate on Two
Stages of Dandruff: A Clinical Perspective. International
Journal of Trichology, Vol. 3, No. 1, pp. 3–6
Putri, et al. 2020. Identifikasi Pengetahuan Dan Penggunaan
Produk Antiketombe Pada Mahasiswa Upn Veteran
Surabaya. Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
Rahardja, K., 2010. Obat- obat Sederhana untuk Gangguan
Sehari – hari. Elex Media Komputindo, Jakarta
World Health Organization. (2010). Rational Use of Medication
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai