Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPEPERAWATAN PADA

PASIEN
GOUT ARTHRITIS

Anggota Kelompok:
Fransiska Nova
Kalistus Nando Wiratno
Lusiana Dwi Trisna
Rosana Reni Wara
Pengertian
Gout arthritis adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit kristal monosodium urat di jaringan.
Deposit ini berasal dari cairan ekstraseluler yang sudah mengalami supersaturasi dari hasil akhir metabolisme
purin yaitu asam urat(Aru W. Sudoyo. 2009).

Ditandai dengan hipeurisemia dan deposit kristal urat dalam jaringan sendi yang menyebabkan serangan akut.
Gout ini sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).

Jadi, menurut kelompok kami dapat disimpulkan bahwa gout artritis adalah suatau penyakit gangguan
metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat, sehingga terjadi penumpukkan asam urat yang
menyebabkan nyeri pada tulang dan sendi.
Anatomi
Fisiologi

Muskuloskeletal berasal dari kata


muscle (otot) dan skeletal (tulang).
Rangka (skeletal) merupakan bagian
tubuh yang terdiri dari tulang, sendi
dan tulang rawan (kartilago),
sebagai tempat menempelnya otot
dan memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan sikap dan posisi.

Rangka digolongkan menjadi rangka


aksial, rangka apendikular, dan
persendian.
Persendian
Persendian dapat diklasifikasikan menurut struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara tulang-tulang
Yang beratikulasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan dengan persendian tersebut) dan menurut fungsi persendian
(berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin dilakukan pada persendian).

1. Klasifikasi Struktural Persendian:

a. Sendi Fibrosa
b. Sendi Kartilago
c. Sendi Sinovial

2. Klasifikasi Fungsional Persendian:


u
a. Sendi Sinartosis atau Sendi Mati
b. Amfiortosis
c. Diartosis

3. Klasifikasi Persendian Sinoval:


a. Sendi Sfenoidal
b. Sendi Enosel
c. Sendi Kisar
d. Persendian Kondiloid
e. Sendi Pelana
f. Sendi Peluru
Anatomi Fisiologi Otot

Otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh
dapat bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi
karena sitoplasma mengubah bentuk.Pada sel – sel, sitoplasmaini merupakan
benang – benang halus yang panjang disebut miofibril.
Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek. Dengan kata
lain sel otot akan memendekkan dirinya kearah tertentu (berkontraksi).

Otot dan Kerja Otot:

Ciri-ciri Otot: Otot rangka merupakan setengah dari berat


badan orang dewasa.Fungsi utamanya adalah
untuk menggerakan tulang pada
1. Kontraktilitas
artikulasinya. Kerja ini dengan memendekkan
2. Eksitabilitas (kontraksi) otot. Dengan memanjang
3. Ekstensibilitas (relaksasi) otot memungkinkan otot lain untuk
berkontraksi dan menggerakan tulang.
4. Elastilitas
Struktur dan Otot Rangka

Otot rangka tersusun atas sejumlah besar serat-serat otot.Sel-sel silindris tidak bercabang. Otot ini disokong
oleh jaringan ikat dan mempunyai banyak suplai darah dan saraf. Setiap sel mempunyai banyak nuklei dan
mempunyai penampilan lurik. Dindingnya atau sarkolema, mengandung myofibril. Setiap miofibril
mempunyai lurik (striasi) terang dan gelap secara bergantian. Striasi disebabkan oleh 2 tipe filamen, satu
Mengandung proteinaktin, dan lainnya mengandung protein myosin. Kontraksi otot adalah karena reaksi
filament aktin dan miosin

Histologi Otot:

1. Otot polos
2. Otot lurik
3. Otot Jantung
Persarafan Otot Rangka
Otot dipersarafi oleh 2 serat
saraf pendek :
1. Saraf sensorik
2. Saraf motorik
ETIOLOGI
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit atau
penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering
terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan kelainan
metabolik dalam pembentukkan urin dan ekskresi asam urat yang berkurang
dari ginjal.

01 02
Penyebab sekunder akibat
Faktor Genetik obesitas, diabetes miletus,
hipertensi dan gangguan ginjal

03 04
Pengggunaan Obat-obatan Mengkonsumsi makanan yang
mengandung kadar purin yang
tinggi
Klasifikasi berdasarkan Manifestasi Klinis

Pada tahap ini penderita akan Pada keadaan ini penderita dalam Tahap ketiga disebut sebagai tahap
mengalami serangan arthritis keadaan sehat dalam keadaan arthritis gout kronik bertofus atau
yang khas dan serangan waktu tertentu. Ada yang hanya 1 munculnya benjolan-benjolan keras
tersebut akan menghilang tahun, ada pula sampai 10 tahun, yang berisi serbuk seprti kapur yang
tanpa pengobatan dalam tetapi rata-rata berkisar 1-2 tahun merupkan deposit kristal
waktu 5-7hari. monosodium urat. Tahap ini terjadi
bila telah menderita penyakit selama
Stadium Arthritis Gout 10 tahun atau lebih.
Stadium Interkritikal Stadium Arthritis Gout
Akut Menahun (Kronik)
Kalsifikasi Berdasarkan Penyebabnya :

Gout primer Gout sekunder


Gout primer merupakan akibat Gout sekunder disebabkan
langsung pembentukan asam oleh penyakit maupun obat-
urat berlebihan,penurunan obatan.
ekskresi asam urat melalui
ginjal.
Manifestasi Klinis

Tahap 1 (Tahap Gout Artritis akut) Tahap 2 (Tahap Gout interkritikal)


Serangan pertama biasanya terjadi antara umur 40-60 tahun pada
laki-laki, dan setelah 60 tahun pada perempuan. Gejala yang Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat
muncul sangat khas, yaitu radang sendi yang sangat akut dan selama rentang waktu tertentu. Rentang
timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pada perjalanan penyakit waktu setiap penderita berbeda-beda. Dari
selanjutnya, terutama jika tanpa terapi yang adekuat, serangan
rentang waktu 1-10 tahun. Namun rata-rata
dapat mengenai sendi-sendi yang lain seperti pergelangan
tangan/kaki, jari tangan/kaki, lutut dan siku, atau bahkan beberapa rentang waktunya antara 1-2 tahun.
sendi sekaligus.

Tahap 3 (Tahap Gout Artritis Tahap 4 (tahap Gout Artritis


Akut Intermitten) Kronik Tofaceous)

penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yang Tahap ini terjadi bila penderita telah
jarak antara serangan yang satu dengan serangan menderita sakit selama 10 tahun atau lebih.
berikutnya makin lama makin rapat dan lama serangan Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-
makin lama makin panjang, dan jumlah sendi yang benjolan disekitar sendi yang sering meradang
terserang makin banyak. yang disebut sebagai Thopi.
PATOFISIOLOGI

Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa kurang dari 7 mg/dl, dan
pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabila konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7 mg/dl dapat
menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan
peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika kristal asam urat
mengendap dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan diteruskan dengan terjadinya serangan gout.
Dengan adanya serangan yang berulang – ulang, penumpukan kristal monosodium urat yang dinamakan thopi
akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Akibat penumpukan
Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit ginjal kronis.

Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan kristal monosodium urat dari depositnya dalam
tofi (crystals shedding). Pada beberapa pasien gout atau dengan hiperurisemia asimptomatik kristal urat
ditemukan pada sendi metatarsofalangeal dan patella yang sebelumnya tidak pernah mendapat serangan akut.
Dengan demikian, gout ataupun pseudogout dapat timbul pada keadaan asimptomatik. Pada penelitian penulis
didapat 21% pasien gout dengan asam urat normal. Terdapat peranan temperatur, pH, dan kelarutan urat
untuk timbul serangan gout. Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperatur lebih rendah pada sendi
perifer seperti kaki dan tangan, dapat menjelaskan mengapa kristal monosodium urat diendapkan pada kedua
tempat tersebut. Predileksi untuk pengendapan kristalmonosodium urat pada metatarsofalangeal-1 (MTP-1)
berhubungan juga dengan trauma ringan yang berulang-ulang pada daerah tersebut.
Pathway Ada Di Word ya!
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = ˃ 6 mg% normalnya pada pria 8 mg% dan pada
wanita 7 mg%.
2. Pemeriksaan cairan tofi sangan penting untuk pemeriksaan diagnose yaitu cairan bewarna putih seperti susu
dan sangat kental sekali.
3. Pemeriksaan darah lengkap
4. Pemeriksaan ureura dan kratinin
a. Kadar ureura darah normal: 5-20 mg/dl
b. Kadar kratinin darah normal: 0,5-1 mg/dl

Penatalaksanaan Medis

Fase akut

Obat yang digunakan:


1. Colkisin (0,6 mg) : beberapa pasien mengalami rasa mual yang hebat,muntah-muntah dan
diarhea.dan pada keadaan ini pemberian obat harus dihentikan.

2. Fenilbutanzon : Fenilbutazon,suatu agen anti radang juga digunakan untuk arthritis gout akut.

3. Indometasin (50mg 3x sehari selama 4-7)


Pengobatan jangka panjang terhadap hypenuricemia untuk mencegah komplikasi:

a. Golongan urikosurik.
i. Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam
urat dalam serum.
ii. Sulfinpirazon merupakan dirivat pirazonlon dosis 200-400 mg
perhari.
iii. Azapropazon, dosis sehari 4 x 300 mg.
iv. Benzbromaron.

b. Inhibitor xantin (alopurinol).


Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah hipoxantin
menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.

Dilakukan Pembedahan :

Jika ada tofi yang sudah mengganggu gerakan sendi, karena tofi
tersebut sudah terlalu besar.
Penatalaksanaan Keperawatan

81
%
54
%
42
%
23
%
Diet Rendah Tirah Baring Latihan Fisik 12
Purin %
Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain:


● Erosi
● Hipertensi dan albuminuria,Terdapat tiga bentuk kelainan ginjal yang
diakibatkan hiperurisemia dan gout, yaitu :
a. Nefropati urat
b. Nefropati asam urat
c. Nefrolitiasis
● Kerusakan tubuler ginjal yang menyababkan gagal ginjal kronik.
Asuhan Keperawatan
1. Anamnesa
a. Identitas : Identitas meliputi nama, jenis kelamin (lebih sering pada pria), usia (terutama pada usia
30-40 tahun), alamat, bahasa, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan,
golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa medis.
b. Keluhan utama : Nyeri pada persendian kaki dan atau tangan
c. Riwayat penyakit sekarang :
Quality of pain, nyeri yang dirasakan bersifat menusuk.
Region, radiation, relief, nyeri pada sendi metatarsophalangeal ibu jari.
Severity (scale) of pain, nyeri yang dirasakan antara skala 1-3 pada rentang pengukuran 0-4. Tidak ada
hubungan antara beratnya nyeri dan luas kerusakan yang terlihat pada pemeriksaan radiologi
Time, berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang
hari.
d. Riwayat penyakit dahulu : Pada pengkajian ini, kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya
gout (penyakit GGK, leukemia, hipertiroidisme), pernahkah klien dirawat dengan masalah yang sama.
e. Riwayat penyakit keluarga : Apakah ada keluarga dari generasi terdahulu yang mempunyai keluhan
yang sama dengan klien karena klien gout dipengaruhi oleh faktor genetic. Ada produksi/sekresi asam
urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.
f. Riwayat psiko sosial : Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien
dalam keluarga dan masyarakat.
Pemeriksaan Fisik
a. Sistem pernapasan: Suara resonan pada seluruh lapang paru. Auskultasi: suara napas
hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan suara ronchi.

b. Sistem kardiovaskuler: Klien keringat dingin dan pusing karena nyeri.

c. Sistem perkemihan: Jika sudah terdapat komplikasi ke ginjal berupa puelonefritis, batu asam urat, dan
GGK maka produksi urine berubah dan terdapat keluhan pada sistem perkemihan. Perlu dikaji frekuensi,
kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine.

d. Sistem pencernaan: Kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap dikaji
frekuensi, konsistensi, wanra, serta bau feses. Klien biasanya mual mengalami nyeri lambung, dan tidak
nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesic dan antihiperurisemia.

e. Sistem musculoskeletal: Keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang mendorong klien
mencari pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri
biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
kadang menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain. Deformitas sendi (pembentukan
tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi pergelangan kaki secara perlahan membesar. Adanya nyeri
tekan pada sendi kaki yang membengkak. Habatan gerakan sendi biasanya semakin bertambah berat .
3. Diagnosa Yang Mungkin Muncul
Nyeri akut b.d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane synovial, tulang rawan articular, erosi tulang rawan,
poliferasi synovial, dan pembentukan pannus.
Tujuan perawatan : Nyeri berkurang, hilang, atau teratasi.
Kriteria hasil : Klien melaporkan penurunan nyeri, menunjukkan perilaku yang lebih rileks, memperagakan keterampilan
reduksi nyeri. Skala nyeri 0-1 atau teratasi.

INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI Nyeri merupakan respons subjektif yang dapat dikaji dengan menggunakan
1. Kaji lokasi, intensitas, dan tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri ke daerah yang
baru. Kaji nyeri dengna skala 0-4. skala nyeri. Klien melaporkan nyeri biasanya di atas tingkat cidera.
2. Bantu klien dalam mengidentifkasi faktor pencetus. Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan dan peradangan oleh sendi.
3. Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tingkatan pereda nyeri nonfarmakologi
dan non-invasif. Pendekatan dengan menggunakan relaksasi menunjukkan keefektifan
4. Ajarkan relaksasi: Teknik terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi dalam mengurangi nyeri.
intensitas nyeri.
5. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut. Akan melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan oksigen pada
6. Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa jaringan terpenuhi dan mengurangi nyeri
lama nyeri akan berlangsung.
7. Hindarkan klien meminum alkohol, kafein, dan obat diuretic. Mengalihkan perhatian klien ke hal yang menyenangkan.
Pengetahuan membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kepatuhan
klien terhadap rencana terapeutik.
Pemakaian alkohol, kafein, dan obat-obat diuretic akan menambah
peningkatan kadar asam urat dalam serum.
KOLABORASI Allupurinol menghambat biosintesis asam urat sehingga menurunkan kadar
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian allupurinol.
asam urat dalam serum.
Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan rentang gerak, kelemahan otot, nyeri pada gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki
sekunder akibat erosi tulang rawan, poliferasi synovial, dan pembentukan pannus.
Tujuan perawatan : Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.
Kriteria hasil : Klien ikut dalam program latihan, tidak mengalami kontraktur sendi, kekuatan otot bertambah,
klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan koordinasi optimal.

INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan
1. Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan aktivitas.
kerusakan. Kaji secara teratur fungsi motoric.  
2. Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada  
ekstremitas yang tidak sakit. Gerakan aktif memberi massa, tonus, dan kekuatan otot, serta
3. Bantu klien melakukan latihan ROM dan perawatan diri memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan.
sesuai toleransi. Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi sesuai kemampuan.
4. Pantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien Untuk mendeteksi perkembangan klien.
dalam melakukan aktivitas.  
 
KOLABORASI Kemampuan mobilitas ekstremitas dapat ditingkatkan dengan
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien. latihan fisik.
Gangguan citra diri b.d perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tonus.
Tujuan perawatan : Citra diri klien meningkat.
Kriteria hasil : Klien mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang
situasi dan perubahan yang terjadi, mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi, mengakui dan menggabungkan
perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa merasa harga dirinya negatif.

INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI Menentukan bantuan individual dalam menyusun perawatan atau
1. Kaji perubahan persepsi dan hubungannya dengan derajat pemilihan intervensi.
ketidakmampuan. Mengizinkan klien untuk merasakan adanya harapan dan mulai
2. Ingatkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang menerima situasi baru.
sakit dengan belajar mengontrol sisi yang sehat.  
3. Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan. Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari
4. Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak satu area kehidupan.
mungkin hal untuk dirinya sendiri. Menghidupkan kembali kemandirian dan membantu perkembangan
5. Bersama klien mencari alternative koping yang positif. harga diri serta mempengaruhi proses rehabilitasi.
6. Dukung perilaku atau usaha peningkatan minat/partisipasi dalam  
aktivitas rehabilitasi. Dukungan perawat kepada klien dapat meningkatkan rasa percaya diri
klien.
KOLABORASI Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan memahami peran
Kolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi. individu di masa mendatang.
 
Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan
perasaan.
KESIMPULAN

Gout merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan produksi asam urat dan penurunan ekskres
asam urat oleh ginjal sehingga menyebabkan penumpukkan kadar asam uart disendi dan saluran ginjal
Untuk terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan mengurangi asupan makanan kaya purine (seper
jeroan), menghindari alcohol, dan mengurangi berat badan. Sedangkan untuk farmakologi dapat
digunakan obat-obatan seperti indometasin, NSAID, kolkisin, glukokortikoid, obat-obatan urikosurik,
inhibitor xanthine oksidase.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons


by Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai