Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PELAYANAN

KESEHATAN
• Kelompok 6 :

Indri Vania Dewita (1911313023)


Izzatun Nufus Arham (1911313035)
Afriani Fadillah (1911313032)
Wulandari Safira (1911313029)
Khaira Agusda Dasril (1911313044)
Mahya Rodhiyah (1911313038)
Edelweis Rinjani Oktaviola (1911313026)
Virna Aulia Candra (1911313041)
PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
• Komunikasi pada dasarnya adalah sebuah aktivitas antara dua orang atau lebih untuk
saling berbagi informasi atau saling bertukar pikiran, komunikator yang memberikan
informasi atau pesan yang ditujukan kepada sang penerima pesan atau informasi yang
biasa disebut sebagai komunikan. 
• Komunikasi itu sendiri memiliki beberapa tujuan yaitu melakukan sebuah tindakan,
membuat kebutuhan dan persyaratan yang diketahui, pertukaran informasi, gagasan,
sikap dan kepercayaan, memberikan pengertian dan membangun atau memelihara
hubungan (US Office of Disease Prevention dan Promosi Kesehatan, 2004)
KOMUNIKASI KESEHATAN JUGA DAPAT BERLANGSUNG DI SEJUMLAH
TINGKAT YANG BERBEDA DAN PUSAT PENGENDALIAN DAN
PENCEGAHAN PENYAKIT MENGIDENTIFIKASI TINGKAT DAMPAK
BERIKUT:
• Individu : target mendasar untuk perubahan terkait kesehatan
• Jejaring Sosial : hubungan individu dan kelompok tempat seseorang memiliki dampak signifikan terhadap
kesehatannya
• Organisasi : organisasi mencakup kelompok formal, seperti asosiasi, klub dan kelompok masyarakat
• Komunitas : komunitas yang direncanakan serta dipimpin oleh organisai dan institusi dapat memengaruhi
kesehatan
• Masyarakat : masyarakat secara keseluruhan memiliki banyak pengaruh terhadap perilaku individu, termasuk
norma dan nilai, sikap dan pendapat, hukum dan kebijakan dan lingkungan fisik, ekonomi, budaya dan informasi.
KOMUNIKASI KESEHATAN MEMILIKI BEBERAPA PERAN PENTING YANG
DIUNGKAPKAN OLEH CENTERS OF DISEASE CONTROL AND PREVENTION
DIANTARANYA SEBAGAI BERIKUT:

• Memengaruhi persepsi, kepercayaan, sikap dan norma sosial.


• Tindakan cepat
• Tingkatkan permintaan untuk layanan kesehatan
• Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan masalah kesehatan dan solusi kesehatan
• Menunjukkan ketrampilan
• Membantu menyatukan hubungan organisasi
• Memperkuat pengetahuan, sikap dan perilaku
• Advokat untuk masalah keseshatan atau kelompok sosial
• Sangkal mitos dan kesalahpahaman
JENIS KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN

PENGERTIAN DAN JENIS KOMUNIKASI

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan


memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya.
Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu
intrapersonal, interpersonal dan publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi
interpersonal yang terapeutik
A. KOMUNIKASI VERBAL
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit
adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka.

Komunikasi Verbal yang efektif harus:


1. Jelas dan ringkas
2. Perbendaharaan Kata
3. Arti denotatif dan konotatif
4. Selaan dan kesempatan berbicara
5. Waktu dan relevansi
6. Humor
B. KOMUNIKASI NON-VERBAL
Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata- kata. Merupakan
cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.

Komunikasi non-verbal teramati pada:


1. Metakomunikasi
2. Penampilan Personal
3. 3. Intonasi (Nada Suara)
4. 4 Ekspresi wajah
5. 5. Sikap tubuh dan langkah
6. 6. Sentuhan
KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM MENGATASI MORAL
PERAWAT
• Perawat harus memiliki tanggung jawab moral yang tinggi yang didasari atas sikap
peduli dan penuh kasih sayang, serta perasaan ingin membantu orang lain untuk
tumbuh dan berkembang. Addalati (1983), Bucaille (1979) dan Amsyari (1995)
menambahkan bahwa sebagai seorang beragama, perawat tidak dapat bersikap
tidak perduli terhadap ornag lain adalah seseorang pendosa yang memntingkan
dirinya sendiri.
TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian 9. Diam


2. Menunjukkan penerimaan 10. Meringkas
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan 11. Memberikan penghargaan
4. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata- 12. Menawarkan diri
kata sendiri 13. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai
5. Klarifikasi pembicaraan
6. Memfokuskan 14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
7. Menyampaikan hasil observasi 15. Menempatkan kejadian secara teratur
8. Menawarkan informasi 16. Menganjurkan klien unutk menguraikan persepsinya
17. Refleksi
DIMENSI TINDAKAN

Dimensi ini termasuk konfrontasi, kesegaran, pengungkapan diri perawat, katarsis emosional, dan bermain peran
(Stuart dan Sundeen, 1995, h.23). Dimensi ini harus diimplementasikan dalam konteks kehangatan, penerimaan, dan
pengertian yang dibentuk oleh dimensi responsif.
1. Konfrontasi
2. Kesegeraan
3. Keterbukaan perawat
4. Katarsis emosional
5. Bermain peran
SYARAT KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
1. Dapat dipercaya (credible)
2. Konteks (context)
3. Isi (content)
4. Kejelasan (clarity)
5. Kesinambungan dan konsistensi (continuity and consistency)
6. Saluran (chanel)
7. Kapasitas sasaran (capability of audience)
KOMUNIKASI EFEKTIF METODE REACH

1. Respect - Menghargai
2. Empathy – Empati
3. Audible - Dapat dipahami
4. Clarity - Jelas
5. Humble - Rendah Hati
KOMUNIKASI EFEKTIF METODE SBAR
• Pengertian
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk mengatur informasi sehingga
dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan SBAR (Situation,
Background, Assesment, Recomendation) untuk mencapai ketrampilan berfikir kritis, dan menghemat waktu
(NHS, 2012).

• Tujuan
Tujuan komunikasi SBAR adalah:
1. Menyediakan kerangka kerja untuk komunikasi yang efektif antara anggota tim perawatan kesehatan dengan
dokter
2. Memberikan informasi yang akurat tentang kondisi pasien saat ini dan setiap perubahan terbaru yang terjadi
atau untuk mengantisipasi apabila terjadi perubahan.
3. Membantu staf menajdi advokat pasien.
• Langkah-langkah komunikasi SBAR
1. Situation (Situasi)
2. Background (Latar Belakang
3. Assesment (Penilaian/pengkajian)
4. Recommendation (Rekomendasi)

• Alasan penggunaan komunikasi dengan SBAR


Komunikasiii yang terjadi antara perawat dan dokter di pelayanan ternyata tidak memadai,
hal ini telah menjadi akar penyebab paling umum dari kesalahan yang serius baik secara
klinis maupun secara keorganisasian. Beberapa hambatan yang mendasar telah terjadi
dalam komunikasi di seluruh disiplin ilmu yang berbeda pada staf di pelayanan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai