Anda di halaman 1dari 29

MODUL I SUB MODUL I

“Diabetes Melitus”
Dosen Pengampu : dr. Adinta Anandani, Sp.MK

NAMA KELOMPOK
- Sony Aditya Rizki S 2017730115
- Rulli Rustaman 2018730093
- Caesar Daffa N 2018730022
- Muhammad Ikmal Syafi’I 2018730067
- Putri Khalilah 2017730091
- Athira Azhar Budiani 2018730017
- Intan Karlina 2018730049
- Nadiah Cahyani 2018730074
- Firna Diantha Etika 2018730039
- Liana Rahayu 2018730054
- Hasri Indah Nur Alifiani 2018730046
Kasus 2
Seorang laki-laki 38 tahun, dating ke poliklinik RS ingin mengkonsultasikan hasil
pemeriksaan glukosa darah sewaktu (GDS) dengan hasil 185 mg/dl, dan pemeriksaan
GDS 2 minggu sebelumnya adalah 190 mg/dl. Pasien tidak ada keluhan lain. Berat badan
80 kg dan tinggi badan 165 cm. pada pemeriksaan fisik lain tidak didapatkan kelainan.
Pasien seorang karyawan pabrik dengan jadwal shift pagi dan malam, tidak rutin
berolahraga, merokok 10 batang/hari. Tidak ada riwayat keluarga menderita diabetes atau
hipertensi.
Kata sulit
• GDS (gula darah sewaktu): tes gula darah yang dilakukan tanpa ada batasan waktu
• Diabetes: gangguan metabolic kronik yang ditandai dengan hiperglikemia
• Hipertensi: tingginya tekanan darah diatas normal (120/80 mmHg)
Kata/Kalimat kunci
• Laki-laki, 38 tahun
• Hasil GDS = 185 mg/dL
• Hasil GDS 2 minggu sebelumnya = 190 mg/dL
• IMT : 29,38 (Obesitas I (menurut WHO))
• RPK : tidak ada riwayat keluarga yang menderita diabetes dan hipertensi
• Rpsikososial : - seorang karyawan pabrik dengan jadwal shift pagi dan malam

- merokok 10 batang/hari
Mind Map
Obesitas/Overweight
Sekresi
glukagon
Faktor usia meningkat
Hormon
genetik Klasifikasi
- Kurang
imun Hiperglikemia Berat badan
- Normal
- Overweight
- Obes I
Disfungsi - Obes II
Sel B
neurotransmiter - Obes III
pankreas
Resistensi Gejala
insulin - Poliurea
- Polidypsia
- polifagia
Rokok
Pola hidup buruk
Terpapar bahan
kimia stress

Pola makan tidak Kurang olahraga


teratur
Kurang istirahat
Peta Konsep
Laki-laki, 38 thn

Hiperglikemia Obesitas/Overweight Pola hidup buruk

Faktor pencetus

Penimbunan lemak dalam


sel lemak
Kerusakan sel B pankreas

Hipertrofi sel lemak


Keseimbangan produksi
insulin terganggu

Resistensi insulin

Gula darah tidak dapat Hiperinsulinisme yang Penimbunan lemak di


dikirimkan ke sel merangsang sekresi LPL adiposit bertambah

ALUR DIAGNOSIS
Pertanyaan
1. Apa Anatomi dan Histologi dari organ yang bersangkutan?

2. Apa Fisiologi dari organ yang bersangkutan?

3. Apa mekanisme dari hiperglikemia dan korelasi dengan obesitas dan pola hidup yang
buruk?

4. Apa Anamnesis dan Pemeriksaan fisik pada scenario?

5. Jelaskan DD I

6. Jelaskan DD II

7. Jelaskan DD III

8. Apa Pemeriksaan penunjang dari pada scenario?


ANATOMI

Sobbota. 2010. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 21. EEG Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
FISIOLOGI
PE R B E DAAN I N S U LI N DAN G LU KAG O N

Sherwood, Lauralee. 2013. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem, ed.8. Jakarta. Penerbit
buku kedokteran EGC
INSULIN

Sherwood, Lauralee. 2013. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem, ed.8. Jakarta. Penerbit
buku kedokteran EGC
GLUKAGON

Sherwood, Lauralee. 2013. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem, ed.8. Jakarta. Penerbit
buku kedokteran EGC
PATOMEKANISME HIPERGLIKEMIA
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK

 Identitas diri  Pemeriksaan TTV


 Laki-laki  Status gizi
 38 tahun  Rongga mulut dan kelenjar tiroid
 Konsultasi hasil pemeriksaan gula darah sewaktu
dengan hasil 185 mg/dL yang hasil 2 minggu
sebelumnya hasil nya 190 mg/dL
 Keluhan tambahan: tidak ada keluhan lain
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit keluarga
 Tidak ada yang menderita diabetes dan hipertensi
 Riwayat Psikososial
 Pasien seorang karyawan pabrik dengan jadwal
shift pagi dan malam
 Pasien merokok 10 batang/hari
 Riwayat Alergi
DD 1 “Diabetes Melitus Tipe-2”
I. Definisi

Suatu kelompok penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
III. Etiologi
sekresi insulin,kerja insulin atau kedua-duanya.

• Faktor genetik
• Resistensi insulin
II. Epidemiologi
• Sekresi insulin

WHO memprediksi kenaikan jumlah DM di


Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar
21,3 juta pada tahun 2030.
Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2007 oleh Departemen Kesehatan, menunjukan
bahwa rata-rata prevalensi DM di daerah urban untuk
usia diatas 15 tahun sebesar 5,7%.
DD 1 “Diabetes Melitus Tipe-2”

Kriteria diagnosis DM

Apabila ditemukan gejala khas DM, pemeriksaan glukosa


darah abnormal 1 kali aja cukup untuk menegakan diagnosis.
Apabila tidak ditemukan gejala khas DM, maka diperlukan 2
kali pemeriksaan glukosa darah abnormal.
1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl
(Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat
pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir)

2. Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl


(puasa sedikitnya 8 jam)
(Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan
sedikitnya 8 ajam)

3. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dl


(mengunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram
glukosa yang dilarutkan
didalam air)
DD 2 “Diabetes Melitus Tipe-1”

PATOMEKANISME DM TIPE 2
DD 2 “Diabetes Melitus Tipe-1”
KOMPLIKASI dan prognosis DM TIPE 2

Komplikasi DM Akut
• Ketoasidosis Diabetikum (KAD)
• Hyperglicemic Hyperosmolar State (HSS)
• Hipoglikemia

Komlikasi DM Kronik
• Makrovaskular : PJK, Stroke, dan penyakit arteri perifer
• Mikrovaskular : Retinopati Diabetikum, Nefropati Diabetikum, dan Neuropati
Diabetikum

Prognosis dari DM bergantung pada pola hidup yang dilakukan oleh pasien
dalam mengontrol kadar gula darah.
DD 2 “Diabetes Melitus Tipe-1”

Merupakan kelainan sistemik akibat gangguan metabolisme glukosa yang ditandai

oleh hiperglikemia kronik.

Keadaan ini disebabkan oleh kerusakan sel beta di pankreas, baik oleh proses

autoimun atau idiopatik sehingga produksi insulin berkurang atau berhenti.

Epidemiologi:

• insiden tertinggi terjadi di finlandia dengan 43/100000


• Insiden terendah terjadi di jepang dengan 2,4 /100000
• Lebih banyak terjadi pada ras kaukasia
• 50% penderita baru DM tipe 1 berusia kurang dari 20 tahun
• Dapat mengenai smua umur
DD 2 “Diabetes Melitus Tipe-1”

Perjalanan penyakit DM tipe


Gambaran klinis:
2

Perjalanan penyakit diabetes di • Poliuria


tandai melalui beberapa priode: • Polipsia
• Pre diabetes • Polifagia
• Manifestasi klinis diabetes • Berat badan turun
• Priode “ honeymoon” • Glicosuria
• Ketergantungan insulin yang • Dehidrasi
menetap • Pernafasan kussmaul
DD 2 “Diabetes Melitus Tipe-1”

Pathomechanism

Genetic abnormality Loss of self tolerance T-Cell attack B-Cell

Glucose stuck on
Hyperglicemia Less insulin
bloodstream
DD 2 “Diabetes Melitus Tipe-1”

Complication Education
Diabetic Ketoacidosis (DKA) 1. Diet
Highly acid level on bloodstream 2. Exercise

The effect
1. Kussmaul respiration
2. Hypercalemia
DD 3 “Sindrom Metabolik”

Sindroma Metabolik
• Suatu kondisi dimana terjadi penurunan sensitivitas jaringan terhadap kerja insulin
sehingga terjadi peningkatan sekresi insulin sebagai bentuk kompensasi sel beta
pancreas

• Kumpulan gejala yang menunjukkan risiko kejadian kardiovaskuler lebih tinggi,


resistensi insulin juga berhubungan dengan beberapa keadaan seperti hipepurisemia,
sindrom ovarium polikistik, dan perlemakan hati non-alkoholik
DD 3 “Sindrom Metabolik”

Penyebab Gejala
Pola makan tidak teratur Poliuria, Polifagia, Polidispia
Kurangnya aktivitas olahraga Mudah luka
Merokok Berat badan turun
Faktor Usia Mudah merasa lelah
DD 3 “Sindrom Metabolik”
• Komplikasi

Kondisi yang meningkat resiko DM, jantung, stroke terdiri dari kondisi aterosklerotik, antara lain

CVS : atrial fiblirasi, PJK, gagal jantung

Gastroesensial : perlemakan hepar

Neurologis : Stroke

Urologis : Kanker kandung kemih


obesitas

Patomekanisme
Metabolisme
lemak meningkat

ROS menurun Stress oksidatif

Menurunkan
Distegulasi jar Menurunkan Resistensi
antioksida dlm
lemak sekresi insulin insulin
darah

Menggangu
keseimbangan Dislipidemia Aterosklerosis DM
redox

Hipertensi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIABETES MELLITUS

GLIKEMIK NON-GLIKEMIK
• Pemeriksaan konsentrasi glukosa • Indeks penentuan kerusakan derajat sel beta
• Gula darah sewaktu • Indeks proses diabetogenik
• Gula darah puasa
• TTGO (tes toleransi glukosa oral)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
SINDROM METABOLIK

Minimal 3 dari 5 kriteria ditemukan dalam pemeriksaan yg dilakukan pd pasien


• Pemeriksaan obesitas abdominal
• Trigliserida
• HDL
• Tekanan darah
• GDP (gula darah puasa)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai