Anda di halaman 1dari 54

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN KOTA

Kelompok 8
Marisa K.C Sitepu / 170406148
Anastashya Gabriela / 170406158
Cathrine Tantya / 170406172
Chrescensia Sinambela / 170406173

Perencanaan Kota C
Dosen : Wahyuni Zahrah, ST, MS
Pembahasan
01 Pengertian Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Kota

Studi Kasus 1
02 Partisipasi Masyarakat Terhadap Penanggulangan Banjir Dikota
Banjarmasin

Studi Kasus 2
03 Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dan Penguatan Sinergi Dalam Pengelolaan Sampah
Perkotaan.

Studi Kasus 3
04 Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Jalan Poros Desa Di Kecamatan
Panceng Kabupaten Gresik

Studi Kasus 4
05 Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Kelurahan Sungai Keledang Kecamatan
Samarinda Seberang Kota Samarinda

06 Penerapan Pengelolaan Partisipasi Masyarakat Kota Medan Saat Ini


PARTISIPASI MASYARAKAT
Pengertian Partisipasi
(UU 24/1992).
Partisipasi masyarakat adalah berbagai
kegiatan orang seorang,kelompok atau
badan hukum yang timbul atas
kehendak dan keinginan sendiri di
tengah masyarakat,untuk berminat dan
Partisipasi masyarakat dalam
bergerak di penyelenggaraan penataan
penataan ruang adalah keikutsertaan dan
ruang
keterlibatan masyarakat dalam suatu proses
kegiatan penataan ruang,mulai dari
proses penyusunan rencana tata (Kamus Tata Ruang,1998;79).
ruang,pemanfaatan ruang dan
Partisipasi masyarakat adalah
pengendalian pemanfaatan ruang.
keterlibatan masyarakat sesuai dengan
hak dan kewajibannya sebagai subjek
dan objek pembangunan;keterlibatan
dalam tahap pembangunan ini dimulai
sejak tahap perencanaan sampai
dengan pengawasan berikut segala hak
dan tanggung jawabnya
Pentingnya Partisipasi Masyarakat
Partispasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai
kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya
01 program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.

Masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan


02 jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya,
karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut
dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut

Timbul anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila


03 masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka
sendiri.

Menurut Conyers (1994:154),ada tiga alasan utama mengapa partisipasi


masyarakat mempunyai sifat sangat penting.
Fungsi dan Manfaat Partisipasi
Masyarakat
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1996 pasal 15
menyebutkan bahwa peran serta masyarakat dalam proses
perencanaan tata
ruang wilayah Kabupaten/Kota dapat berbentuk:

Pengidentifikasian
berbagai potensi dan Pemberian masukan Pemberian Pengajuan Kerjasama dalam
Pemberian masukan masalah informasi,saran,perti keberatan terhadap penelitian dan
dalam merumuskan
untuk menentukan pembangunan termasuk mbangan atau rancangan Rencana pengembangan
perencanaan tata
arah pengembangan bantuan untuk pendapat Tata Ruang Wilayah dan atau;
ruang wilayah
wilayah yang memperjelas hak atas Kabupaten/Kota; dalam penyusunan Kabupaten/Kota;
akan dicapai; ruang wilayah, termasuk strategi pelaksanaan Bantuan tenaga
perencanaan pemanfaatan ruang ahli
tata ruang kawasan; wilayah
Kabupaten/Kota;
Santosa Heroepoetri (2005:5)
juga merangkum manfaat dari partisipasi
masyarakat yaitu sebagai berikut:

Menuju masyarakat Meningkatkan Meninimalisir Menimbulkan Menciptakan Keputusan dari hasil


yang lebih proses belajar perasaan terasing dukungan dan kesadaran politik partisipasi
bertanggung jawab penerimaan mencerminkan
dari rencana kebutuhan dan
pemerintah. keinginan masyarakat.

Menjadi sumber
Merupakan komitmen
dari informasi yang
sistem demokrasi.
berguna.
Peluang Partisipasi di Indonesia
Permendagri No. 9/1998 tentang
UU No. 24 tahun 1992 tentang Tata Cara Peran serta Masyarakat
Penataan Ruang. dalam Proses Penataan Ruang di
Mekanisme Daerah
partisipasi masyarakat dalam proses
perencanaan pembangunan, dan
khususnya dalam perencanaan tata ruang
di Indonesia berpedoman pada beberapa
Peraturan yang berlaku yakni :

PP No. 69/1996 tentang UU Otonomi No. 22 Tahun 1999,


Pelaksanaan Hak dan Kewajiban yang berisi bahwa semua urusan
serta Bentuk dan Tata Cara harus didesentralisasikan kepada
Peran serta Masyarakat dalam Kabupaten atau kota
Penataan
Ruang.

Peraturan Pemerintah (PP) No.25 tahun 2000 yang menyatakan bahwa


penetapan tata ruang nasional berdasarkan tata ruang Kabupaten/Kota.
Tingkatan Partisipasi Masyarakat
Citizen Control (kontrol masyarakat)
Pada tingkat ini masyarakat memiliki kekuatan untuk mengatur program atau 08
kelembagaan yang berkaitan dengan kepentingan mereka
Delegated Power (pelimpahan kekuasaan)
masyarakat diberi wewenang untuk membuat keputusan rencana dan rencana tersebut 07
kemudian ditetapkan oleh pemerintah.
Partnership (kerjasama)
Dalam hal ini disepakati bersama untuk saling membagi tanggung jawab dalam 06
perencanaan dan pembuatan keputusan serta pemecahan berbagai masalah.
Placation (penentraman/perujukan)
Dalam pelaksanaannya beberapa anggota masyarakat dianggap mampu dimasukkan 05
sebagai anggota dalam badan-badan kerjasama pengembangan kelompok masyarakat.
Consultation (konsultasi)
Meskipun telah terjadi dialog dua arah, akan tetapi cara ini tingkat keberhasilannya rendah karena
tidak adanya jaminan bahwa kepedulian dan ide masyarakat akan diperhatikan.
04 Menurut Sherry Arstein (1969)
pada
Informing (informasi) makalahnya yang termasuk di
pemberian informasi satu arah dari pihak pemegang kekuasaan kepada
masyarakat, tanpa adanya kemungkinan untuk memberikan umpan balik 03 Journal of
atau kekuatan untuk negosiasi dari masyarakat. the American Institute of Planners
Theraphy (terapi/penyembuhan) dengan judul
Kegiatan tersebut lebih banyak untuk 02 “A Ladder of Citizen
mendapatkan masukan dari masyarakat demi kepentingan pemerintah Participation”
Manipulation (manipulatif)
Dalam hal ini tidak ada partisipasi masyarakat yang 01
sebenarnya dan tulus, tetapi diselewengkan dan dipakai
sebagai alat publikasi dari pihak penguasa.
PERENCANAAN TATA RUANG
TATA RUANG
Tata ruang mengandung arti penataan
segala sesuatu yang berada di dalam ruang
sebagai wadah penyelenggara kehidupan.
Tata ruang pada hakikatnya merupakan
lingkungan fisik yang mempunyai
hubungan organisatoris/fungsional antara
berbagai macam objek dan manusia, yang
terpisah dalam ruang-ruang tertentu
(Rapoport dalam Kartasasmita, 1996:427).
BEBERAPA PERSOALAN DALAM PENATAAN
RUANG
Tidak
Kebijakan terbukanya para
Pemerintah pelaku
yang tidak pembangunan Rendahnya
sepenuhnya dalam Tidak
upaya-upaya
berorientasi menyelenggarak optimalnya panjangnya
pemerintah Pemahaman
kepada an proses kemitraan atau proses
penataan dalam Yang Tidak
masyarakat sinergi antara pengambilan
ruang memberikan Sama
informasi swasta dan keputusan
tentang masyarakat
akuntabilitas
dari program
penataan
ruang
Upaya Pelibatan Masyarakat untuk
Berpartisipasi dalam Tata Ruang
Menempatkan masyarakat sebagai pelaku
yang sangat menentukan dalam proses
penataan ruang
Pelibatan masyarakat dalam penataan Memposisikan pemerintah sebagai
ruang untuk mendukung pembangunan fasilitator dalam proses penataan ruang
wilayah, maka prinsip dasar yang perlu
diperankan oleh pelaksana pembangunan Menghormati hak yang dimiliki
adalah sebagai berikut: masyarakat serta menghargai kearifan
lokal dan keberagaman sosial budayanya

Menjunjung tinggi keterbukaan dengan


semangat tetap menegakkan etika dan
moral
Memperhatikan perkembangan teknologi dan profesional.
Strategi Peningkatan Partisipasi
Masyarakat dalam Pembangunan wilayah

Peningkatan Kesadaran (Awareness Advokasi Kebijakan (Policy Advocacy)


Raising)
• Membangun legal framework berupa
• Memperkaya konsep-konsep kebijakan dan peraturan yang
pembangungan partisipatoris dalam
pengembilan keputusan publik.
mendorong partisipasi.
• Mendorong kesadaran eksekutif dan
legislatitif agar lebih membuka diri • Mendorong terbentuknya berbagai
terhadap partisipasi masyarakat/warga. partnership antara Pemerintah
• Mendorong permintaan yang lebih dengan komponen civil society
besar untuk partisipasi dan
akuntabilitas dengan meningkatkan
dengan jalan mendesain dan
kesadaran masyarakat tentang melakukan uji coba proyek-proyek
kebutuhan dan hak mereka inovatif dan partisipatif.
berpartisipasi dalam proses
perencanaan dan pengambilan
keputusan publik.
Pengembangan Institusi Pengembangan
(Institution Kapasitas ( Capacity
Building) Building )
• Menyediakan skilled facilitator
untuk memfasilitasi proses
Mendorong terbentuknya partisipasi. Pelatihan untuk
Forum Tata Community Organiser (CO)
Ruang sebagai wujud dilakukan oleh banyak Lembaga
untuk mengkader fasilitator-
konsultasi fasilitator handal.
publik. • Membangun system informasi
dan komunikasi berbagai
komunitas (community based
development).
KASUS PADA PARTISIPASI
MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN
KOTA
PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PENANGGULANGAN
01 BANJIR DIKOTA BANJARMASIN

PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN PENGUATAN


02 SINERGI DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN.
PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP
PENANGGULANGAN BANJIR DIKOTA BANJARMASIN
Kota Banjarmasin sebagai ibu kota dari
(2) kondisi pasang tinggi
Kalimantan Selatan dengan luas daratan 72
km² dan datarannya yang rendah serta dilalui (3) jumlah dan kepadatan penduduk tinggi
oleh sungai Barito yang menjadi jalur menuju
laut Jawa, juga memiliki tingkat kerawanan (4) pengembangan Kota yang tidak terkendali, tidak
terhadap kenaikan muka laut yang cukup sesuai tata ruang daerah, dan tidak berwawasan
tinggi. lingkungan sehingga menyebabkan berkurangnya
daerah resapan dan penampungan air
Diseluruh daerah Banjarmasin baik kecamatan
(5) drainase Kota yang tidak memadai akibat sistem
maupun kelurahan dalam setahun pasti ada
drainase yang kurang tepat,kurangnya prasarana
kondisi banjir/tergenang. Penyebab banjir
darinase, dan kurangnya pemeliharaan lingkungan.
relatif sama, meskipun dengan intensitas
berbeda, yaitu: (6) berkurangnya kapasitas pengaliran sungai akibat
penyempitan sungai, penggunaan lahan illegal di
(1) curah hujan tinggi
bantaran sungai, dan pendangkalan sungai.
Partisipasi masyarakat sebelum terjadinya banjir
Partisipasi masyarakat merupakan proses teknis untuk memberi kesempatan
dan wewenang lebih luas kepada masyarakat (Firmansyah,2009).

Kurangnya kepedulian masyarakat dari penyebab terjadinya


banjir , yaitu:

Masyarakat membuang Mendirikan bangunan di bantaran


sampah disungai yang sungai karena keterpaksaan
akhirnya menyebabkan dikerenakan tidak ada punya lahan di
banjir tempat lain.

01 02 03 04

Kurangnya kepedulian masyarakat untuk Menyangkut drainase yaitu kurangnya


mengadakan gotong royong, umumnya prasarana dalam pembangunan dan
pemeliharaan kebersihan dilakukan oleh
pemeliharaan drainase
dinas sungai dan drainase
Partisipasi masyarakat dalam
menanggulangi banjir
Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan banjir sangatlah penting untuk
ditingkatkan. Dengan meningkatnya partisipasi masyarakat ini akan memperingan
upaya pemerintah dalam penaggulangan banjir.

Partisipasi masyarakat merupakan proses teknis untuk memberi


kesempatan dan wewenang lebih luas kepada masyarakat, agar masyarakat
mampu memecahkan berbagai persoalan bersama-sama.

partisipasi masyarakat juga bertujuan untuk mencari solusi permasalahan


lebih baik dalam suatu komunitas, dengan membuka lebih banyak
kesempatan bagi masyarakat untuk memberi kontribusi sehingga
implementasi kegiatan berjalan lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan.
Partisipasi masyarakat setelah terjadinya banjir

Partisipasi yang di tunjukkan masyarakat Kota


Banjarmasin setelah terjadinya banjir hanya berupa Upaya-upaya lain untuk menanggulangi
pembersihan lingkungan. Aktifitas membersihkan banjir di Kota Banjarmasin harus terus
lingkungan ini mereka lakukan setelah banjir surut. dilakukan oleh pemerintah, seperti:
Mereka akan membersihkan lumpur, sampah dan
material yang terbawa oleh banjir. • Menigkatkan kualitas sarana dan prasarana
seperti pembangunan siring dan drainase.
Partisipasi masyarakat dalam mendukung program-
program pemerintah dalam menanggulangi • Program pencegahan/penanggulangan
/mengantisipasi banjir mereka tunjukkan dengan banjir misalnya dengan menerapkan perda
aktifitas mereka ikut melakukan gotong royong mulai rumah panggung dan membebaskan
dari membersihkan drainase, membersihkan sungai perumahan di bantaran sungai.
dan membersihkan sekitar rumah.
PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN PENGUATAN
SINERGI DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN.
Masalah sampah merupakan salah satu masalah
Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) adalah
serius dalam lingkungan hidup diseluruh dunia dan
merupakan dasar dari berbagai usaha untuk
kaitannya sangat erat dengan kehidupan manusia
mengurangi limbah sampah dan mengoptimalkan
sehari-hari. Semua orang tidak bisa terlepas proses produksi sampah
dengan masalah sampah, sebagai pihak yang
menghasilkan sampah. 1. Reuse (menggunakan kembali) yaitu
penggunaan kembali sampah secara
Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup langsung,baik untuk fungsi yang sama maupun
sehat dan sejahtera di masa yang akan datang, fungsi lain.
akan sangat diperlukan adanya ling-kungan
permukiman yang sehat. Dari aspek persampahan, 2. Reduce (mengurangi) yaitu mengurangi segala
maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah.
akan dapat dicapai bila sampah dapat dikelola 3. Recycle (mendaur ulang) yaitu memanfaatkan
secara baik sehingga bersih dari lingkungan kembali sampah setelah mengalami proses
permukiman dimana manusia beraktifitas di pengolahan.
dalamnya (Permen PU nomor: 21/PRT/M/2006).
Partisipasi Penanggulangan Sampah di Kota Semarang
Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa
Tengah memiliki jumlah penduduk sebesar Sistem pengelolaan sampah di Kota Semarang dapat
1.434.025 jiwa pada tahun 2006 (BPS dikatakan masih tergolong menggunakan konsep
Semarang, 2006), dengan besarnya jumlah tradisional yang menganut konsep kumpul, angkut,
penduduk tersebut maka jumlah timbulan dan buang. Sistem ini masih terus digunakan karena
sampah juga sangat besar. masyarakat belum mengetahui cara pengelolaan
sampah dengan baik. Dimulai dari cara:
Timbunan sampah tiap harinya sampai
• mengurangi timbunan sampah domestik (reduce)
mencapai ±4.725 m3, yang terangkut sekitar
1100 ton, Sedangkan sampah yang terbuang di • menggunakan kembali sampah domestik yang
TPA Jatibarang tiap harinya sekitar 2.500 m3 masih layak digunakan (reuse)
atau sekitar 600 ton (Sobirin, Mei 2008). Dari • mendaur ulang sampah domestik (recycle)
jumlah timbulan sampah tersebut hanya 65% sehingga sampah tersebut dapat bernilai
yang dapat ditampung di TPA sedangkan
ekonomi.
sisanya (35%) dibuang ke kali, ditimbun atau
dibakar oleh masyarakat (Kompas 09 April
2008).
Partisipasi Masyarakat dalam Penguatan Sinergi
dalam Pengelolaan Sampah Perkotaan.
Partisipasi masyarakat secara sederhana diartikan dengan keikutsertaan masyarakat dalam
suatu kegiatan baik itu pada tahap persiapan, perencanaan, design, pelaksanaan maupun
monitoring dan evaluasi. Keikutsertaan masyarakat ini dapat dibagi atas beberapa tingkatan
sesuai kedalaman keterlibatannya.

Ada beberapa kegiatan yang hanya mengikut


sertakan masyarakat sebagai berikut :

Sebagai pendengar dalam suatu proses perencanaan

Ada juga kegiatan yang meminta masyarakat memberikan masukan


(konsultasi dengan masyarakat)
Ada juga yang bahkan meminta masyarakat untuk memutuskan
sendiri kegiatan apa yang akan dilakukan, bagaimana kegiatan
tersebut diorganisir.
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Sistem Pengelolaan Sampah yang berlaku

1. Teknis penanganan sampah 2. Partisipasi Masyarakat 3. Kekurangan dari sisi partisipasi


‐Masyarakat membuang sampah pada ‐Telah terdapat kepengurusan yang masyarakat
tong-tong sampah yang telah disediakan tetap yang mengelola kegiatan ‐Sejumlah sumber daya yang dapat
diluar rumah penanganan sampah warga didaur ulang dan digunakan kembali
‐Pada jadwal tertentu, petugas sampah ‐Pada umumnya anggota masyarakat tidak dimanfaatkan sendiri dan ikut
akan mengambil sampah-sampah dari telah membuang sampah pada tempat terbuang seperti plastik, kartoon,
masing-masing rumah tersebut dengan sampah yang telah disediakan kertas.
menggunakan gerobak sampah untuk -Telah sepakat membayar iuran ‐Warga diminta untuk menyediakan
dibuang ke container di Tempat pembuangan sampah. Pembayaran iuran satu tempat sampah dan membayar
Penampungan Sementara (TPS). sampah telah menjadi agenda rutin iuran pengangkutan sampah
‐Pada jadwal tertentu, container yang bulanan dalam pertemuan RT dan RW ‐Masih membutuhkan biaya untuk
telah penuh terisi sampah di TPS ‐Partisipasi warga dalam pengelolaan pengangkutan sampah dari rumah
diangkut oleh petugas sampah dari sampah terletak pada penyiapan tong tangga ke TPS.
kotamadya dengan menggunakan truck sampah dan TPS
sampah untuk dibuang ke Tempat
pembuangan Akhir (TPA).
Kesimpulan partisipasi masyarakat dalam perencanaan kota dari kasus yang didapat
Partisipasi masyarakat merupakan hal penting dalam
perencanaan pembangunan, hal tersebut sejalan dengan
pendapat Conyers (1994:154-155) yang lebih lanjut
mengemukakan tiga (3) alasan utama mengapa partisipasi
masyarakat dalam perencanaan mempunyai sifat sangat
Maka, partisipasi masyarakat pada
penting:
penanganan banjir dan penanggulangan
sampah sangat penting karena masyarakat
1. masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh
dapat sama-sama bertanggung jawab dan
informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat
masyarakat tetap menjaga lingkungan sekitar
setempat.
serta dapat memberikan pendapat mengenai
2. masyarakat akan lebih mempercayai program kegiatan
penanggulangan masalah-masalah pada
pembangunan apabila mereka dilibatkan dalam persiapan
lingkungan guna menciptakan lingkungan
dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui
yang nyaman.
seluk beluk program kegiatan tersebut dan akan mempunyai
rasa memiliki terhadap program kegiatan tersebut.
3. mendorong partisipasi umum karena akan timbul anggapan
bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat
dilibatkan dalam didalamnya.
7.4 KASUS 3: PARTISIPASI
MASYARAKAT DALAM
PEMBANGUNAN JALAN POROS
DESA DI KECAMATAN PANCENG
KABUPATEN GRESIK

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Kondisi Jaringan Jalan Poros Desa di Kecamatan
Panceng Kabupaten Gresik

Prasarana Jalan Poros Desa di Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik sepanjang


14,24 km, terdiri jalan paving stone 2,42 km kondisi baik dan 1,3 km kondisi jelek,
jalan aspal 2,62 km, jalan telford/makadam 5,9 km, jalan tanah 2 km. Dari kondisi
tersebut Pemerintah Kabupaten Gresik memiliki beban membangun dalam
kegiatan Bantuan Keuangan Jalan Poros Desa untuk peningkatan jalan dari kondisi
tanah menjadi macadam/telford 2 km, kondisi telford ditingkatkan menjadi
paving/aspal/cor beton sepanjang 5,9 km, dan belum lagi untuk menangani jalan
yang kondisinya rusak sepanjang 1,3 km.
Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Tahap
Perencanaan
Pada desa Wotan, Ketanen, Sukadono, Dalegan dan Siwalan Masyarakat hanya dominan pada
kerelaan warga untuk hadir dalam pertemuan membahas perencanaan. Diwujudkan dengan
bantuan desain, usulan proposal, dan rancangan perencanaan tahap demi tahap yang sudah
lengkap.
Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Tahap
Pelaksanaan
Bentuk partisipasi yang dominan pada tahap pelaksanaan berupa sumbangan tenaga, pikiran, dana,
dan barang yang cukup tinggi, tingkat keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan cukup tinggi.
Diwujudkan dengan banyaknya masukan dan usulan dalam evaluasi pelaksanaan. Pada tahapan
pembangunan konstruksi jalan sebagian besar Desa Sukodono, Siwalan, dan Dalegan menggunakan
tenaga kerja setempat. Sumbangan swadaya material barang ataupun dana cukup tinggi.
Masyarakat digilir bergantian untuk memberikan makanan dan minuman untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan
Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Tahap
Pemeliharaan
Pada desa Wotan dan Ketanen partisipask masyarakat kurang sehingga kurang
terkontrolnya perbaikan-perbaikan terhadap kerusakan jalan.
Pada Desa Sukodono, Dalegan, dan Siwalan yang masuk kategori desa dengan lokasi
pembangunannya dekat dari pemukiman, bentuk partisipasi masyarakat dalam
pemeliharaan sangat dominan. Karena lokasi jalan di sekitar lingkungannya, maka
kerusakan pada titik - titik tertentu segera diperbaiki, dengan inisiatif penduduk didekat
lokasi kerusakan maupun diselenggarakannya kerja bakti. Kegiatan pertemuan rutin
membahas pemeliharaan sarana/prasarana desa oleh warga yang di selenggarakan tiap
bulannya selalu menempatkan pemeliharaan jalan termasuk sebagai alternatif utama
Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Tahap
Perencanaan
Pada Desa Wotan dan Ketanen yang masuk kategori desa dengan lokasi
pembangunannya jauh dari pemukiman, tingkat partisipasi masyarakat pada tahap
ini dimulai pada saat penyusunan proposal pembangunan dan termasuk tingkat
partisipasi sedang.

Pada Desa Sukodono, Dalegan, dan Siwalan yang masuk kategori desa dengan
lokasi pembangunannya dekat dari pemukiman, tingkat partisipasi masyarakat
pada tahapan ini dimulai pada saat penyusunan proposal pembangunan termasuk
tingkat partisipasi tinggi.
Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Tahap
Pelaksanaan
Pada Desa Wotan dan Ketanen yang masuk kategori desa dengan lokasi
pembangunannya jauh dari pemukiman, tingkat partisipasinya sedang.
Pada desa Sukadono, Dalegan dan Siwalan termasuk kategori tingkat partisipasi
tinggi.

Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Tahap


Pemeliharaan
Pada Desa Wotan dan Ketanen yang masuk kategori desa dengan lokasi pembangunannya
jauh dari pemukiman, tingkat partisipasi masyarakat pada tahap pemeliharaan kurang.
Pada Desa Sukodono, Dalegan, dan Siwalan yang masuk kategori desa dengan lokasi
pembangunannya dekat dari pemukiman, tingkat partisipasi masyarakat dalam
pemeliharaan tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Bentuk dan Tingkat
Partisipasi Masyarakat
Faktor yang mempengaruhi bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat pada kategori ini antara lain :
1. Keingintahuan warga mengenai bentuk perencanaan jalan yang akan dibangun
2. Bantuan berupa jenis konstruksi yang sulit dan berat, yakni jenis jalan batu (telford) sehingga
mengurangi minat dan ketertarikan warga dalam berpartisipasi
3. Lokasi yang jauh dari pemukiman
4. Lokasi jalan yang jauh dari pemukiman
5. Lokasi pembangunan tidak sesuai dengan harapan aspirasi keinginan sebagian besar warga
masyarakat
6. Medan yang lebih sulit dan membutuhkan biaya pengelolaan
7. Lokasi yang jauh berhubungan dengan kurangnya pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan
8. Kurangnya tenaga ahli yang berpengalaman
7. 5 KASUS 4 : PARTISIPASI
MASYARAKAT DALAM
PEMBANGUNAN DIKELURAHAN
SUNGAI KELEDANG KECAMATAN
SAMARINDA SEBERANG KOTA
SAMARINDA

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
a. Pengertian Pembangunan
Menurut Rogers dan Shoemaker (dalam Agus Suryono, 2001: 30), pembangunan
adalah suatu jenis perubahan sosial dimana ide-ide baru perkapita dan tingkat
kehidupan yang lebih tinggi melaluimetode produksi yang lebih modern dan organisasi
sosial yang lebih baik. Pembangunan adalah modernisasi pada tingkat sistem sosial.
b. Pengertian Perencanaan Pembangunan
Menurut Bintoro Tjokromidjojo dalam Khairuddin (2000: 47) perencanaan
pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan sumber-sumber pembangunan
(termasuk sumber-sumber ekonomi) yang terbatas adanya, untuk mencapai tujuan-
tujuan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik secara lebih efisien dan efektif
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Fisik

a. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Sarana Pendidikan


Sarana pendidikan di Kelurahan Sungai Keledang sudah cukup memadai baik di tingkat
SD, SMP, SMA, SLB dan juga Universitas. Bentuk partisipasi masyarakat sendiri dalam
pembangunan sarana pendidikan di daerah ini yaitu ikut langsung ke lapangan
b. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Sarana Kesehatan
Bentuk Partisipasi pembangunan sarana diantaranya adalah Ikut langsung ke lapangan,
Menyumbangkan setiap ide, aspirasi dan pendapat pada setiap rapat, Ikut memberikan
waktu dan tenaga dalam proses pembangunan, Beberapa masyarakat yang rela
menyumbangkan sebagian lahan nya untuk pembangunan posyandu, Merencanakan
pembangunan puskesmas pembantu dan Ikut dalam pengukuran lahan
c. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Sarana Jalan
Bentuk Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sarana jalan di Kelurahan
Sungai Keledang ini antara lain memberikan bantuan berupa material, uang, waktu
dan juga tenaga dalam membantu pembangunan sarana jalan.
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Non Fisik

a. Menyumbangkan pemikiran dalam musyawarah untuk pembangunan


Bentuk Partisipasi masyarakat dalam menyumbangkan pemikiran dalam
musyawarah untuk pembangunan adalah Menetapkan program-program yang akan
di laksanakan, Memberikan masukan-masukan pada setiap rapat dan Terlibat
dalam musyawarah ataupun rapat
b. Partisipasi masyarakat dalam keterampilan berwirausaha
Partisipasi masyarakat dalam keterampilan wirausaha ini masih minim karena
masyarakat banyak yang terkendala dalam hal modal dan juga kurang nya
dukungan dan perhatian dari pemerintah daerah yang dapat memotivasi
masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri dengan cara wirausaha.
c. Partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban
Partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban dapat terlihat dari
masyarakat yang langsung ikut menjaga keamanan dengan mengawasi kawasan nya
masing-masing.
7.6 PARTISIPASI MASYARAKAT /
SISTEM PENGELOLAAN KOTA
MEDAN: PELUANG DAN
TANTANGAN

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Jangka


Panjang (RPJP) Kota Medan sebagai Broad Guide Line atau pedoman setiap kegiatan yang
diselengarakan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan untuk 5
dan 20 tahun ke depan.
RPJM & RPJP Kota Medan yang ditetapkan, juga menjadi strategi dasar bagi kebijakan,
program kegiatan perencanaan pembangunan dan pengembangan kota, serta diharapkan
dapat memberikan orientasi dan komitmen bagi penyelenggaraan pemerintahan. Dengan
begitu , selain adanya rencana pembangunan kota yang baik dan tepat, maka RPJM &
RPJP juga dapat berfungsi sebagai instrumen pengukuran pencapaian kerja sebagai
bentuk akuntabilitas publik guna menjamin peningkatan pelayanan umum yang
diinginkan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

Penyusunan RPJMD & RPJP juga dilakukan dengan memperhatikan dan


mempertimbangkan berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah
ditetapkan dalam RTRW Nasional, RTRW Provinsi Sumatera Utara dan
rancangan RTRW Kota Medan. Ketetapan tersebut dijadikan sebagai dasar
untuk menyusun program dan kegiatan pembangunan kota. Dengan
demikian, semua program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan
pemanfaatan ruang Kota Medan. Hal ini dilakukan sekaligus untuk
memperhatikan kaidah pembangunan kota yang berkelanjutan .
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Penyusunan Rencana Pembangunan Menengah Daerah tidak terlepas dari komitmen


politik Kepala Daerah dalam merencanakan pembangunan daerah karena mendengarkan
Visi-Misi dari Kepala Daerah akan dilakukan sebelum melakukan penyusunan. Proses
penyusunan nya adalah:
• Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
• Rancangan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra- SKPD) Rancangan
RPJMD
• Musyawarah Jangka Menengah Daerah.
• Rancangan Akhir RPJM
• Penetapan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Unsur yang terlibat dalam pelaksanaan Musyawarah Rencana


Pembangunan Menengah Kota Medan :
• Satuan Kerja Perangkat Daerah yaitu instansi Pemerintah Kota
Medan
• Unsur Masyarakat
• Pelaku Pembangunan Lainnya termasuk Perguruan Tinggi/Akademisi,
Media Massa
• Unsur DPRD Medan
PARTISIPASI MASYARAKAT
Untuk mengantisipasi minimnya pemberdayaan masyarakat terutama
partisipasinya dalam pembangunan pemerintah melalui UU No. 25 Tahun 2004
Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri Nomor 050 / 2020 / SJ Tahun 2005 tentang Tata Cara
penyusunan RPJP Daerah RPJM Daerah
Meregulasikan perlunya penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD),Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
yang melibatkan berbagai unsur dalam komunitas daerah seperti Pemerintah
Kota Medan, Masyarakat dan juga lembaga non pemerintahan agar terciptanya
pembangunan yang partisipasif dalam konteks multi stakeholder.  
Stakeholder : semua pihak di dalam masyarakat, baik itu individu, komunitas atau kelompok masyarakat, yang
memiliki hubungan dan kepentingan terhadap sebuah organisasi/ perusahaan dan isu/ permasalahan yang
sedang diangkat. 
PARTISIPASI MASYARAKAT KOTA MEDAN
DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Dari beberapa tahapan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2006-2010 telah
dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan, secara umum berjalan dengan baik, namun demikian ada beberapa hal
catatan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yaitu:
• Dari 6 (Enam) tahapan perumusan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah di atas hanya satu proses
saja yang dilibatkan secara utuh stakeholders pelaku pembangunan yaitu tahapan Musrenbang RPJMD sebagai
perumusan hasil kesepakatan dan komitmen stakeholder. Namun hal ini sudah sesuai dengan UU No. 25 Tahun
2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
• Pelaksanaan Musrenbang lebih banyak dilakukan secara formalitas dan tidak semua komponen stakesholder
dilibatkan secara utuh dalam pelaksanaan Musrenbang tersebut. Pihak Pemerintah Kota Medan terlihat sangat
mendominasi jalannya musyawarah. Hal ini disebakan lebih banyak nya jumlah peserta dari Pihak Pemerintah Kota
Medan.
• Waktu atau durasi yang disediakan Pemerintah Kota Medan dinilai terlalu singkat. Kegiatan musrenbang ini cuma
berlangsung satu hari, mulai dari pagi hingga sore hari. Padahal kegiatan ini untuk merumuskan kebijakan 5 (lima)
tahunan daerah. Sehingga kegiatan musrenbang ini kurang dapat mengakomodir dan merumuskan permasalahan
dan solusi pembangunan yang ada di Kota Medan.
Stakeholder : semua pihak di dalam masyarakat, baik itu individu, komunitas atau kelompok
masyarakat, yang memiliki hubungan dan kepentingan terhadap sebuah organisasi/ perusahaan dan
isu/ permasalahan yang sedang diangkat. 
PARTISIPASI MASYARAKAT KOTA MEDAN DALAM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DI KEL. SEI PUTIH TENGAH, KEC.MEDAN PETISAH

Partisipasi masyarakat di Kelurahan Sei Putih pada


Musrenbang I dan II adalah aktif, dilihat dari kehadiran. pada
dasarnya keterlibatan masyarakat Kelurahan Sei Putih Tengah
sudah cukup baik dalam Musrenbang yang tercermin dari
hasil data dan wawancara, persentasi kehadiran dan keaktifan
masyarakat, dimana sebagian masyarakat Kelurahan Sei Putih
tengah sudah cukup baik dalam menanggapi Musrenbang,
tetapi ada beberapa faktor rendah yang menghambat
partisipasi masyarakat disebabkan beberapa faktor dalam
tingkat pendidikan, sosial, dan pengalaman berorganisasi
masyarakat.
PARTISIPASI MASYARAKAT KOTA MEDAN DALAM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DI KEL. SEI PUTIH TENGAH, KEC.MEDAN PETISAH

KENDALA :
• Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) pada berbagai tingkatan masih bersifat seremonial, kurang
partisipasif, bahkan cenderung dianggap tidak demokratis
• lemahnya komitmen kepala daerah dalam melaksanakan hasil Musrenbang, dan kurangnya pengawalan dari
organisasi masyarakat sipil terhadap implementasi dari usulan warga. Kualitas usulan desa pada Musrenbang
kecamatan juga dinilai sangat lemah.
• Masyarakat terbiasa mengikuti peraturan tanpa partisipasi warga, Karenanya ketika kesempatan berpartisipasi
dibuka, sulit bagi mereka untuk mengubah pola pemikiran yang telah ada
• Masyarakat terlihat bingung dengan pembahasan-pembahasan tentang fisik dan prasarana apalagi tentang
pembangunan. Maka cukup beralasan apabila banyak masyarakat yang menganggap bahwa musrenbang
kelurahan bukan wadahnya sebagai tempat masyarakat.
• Perbedaan antara pengalaman berorganisasi masyarakat dengan tingkat partisipasinya
• Tidak semua anggota masyarakat juga memberikan perhatian pada apa yang terjadi didalam lingkungannya.
Sebagian masyarakat beranggaapan mereka memiliki kepentingan sendiri-sendiri. Mungkin kebijakan publik
tersebut tidak berhubungan dengan kepentingannya sehingga mereka merasa tidak ada manfaatnya untuk ikut
berpartisipasi.
KESIMPULAN
Perencanaan pembangunan dengan melibatkan partisipasi masyarakat di kota medan belum berjalan
efektif dengan merata di dalam setiap wilayah Kota Medan, begitupun dengan aspek- aspek yang ada
dalam hal penanganannya sehingga dinilai masih kurang efektif, akibatnya beberapa beranggapan
partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan cenderung menghambat pencapaian tujuan
pembangunan.
Ada beberapa pertimbangan untuk kemudian tidak melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan yaitu waktu yang lebih lama, serta kemungkinan besar akan banyak sekali pihak-pihak
yang menentang dan argumentasi dalam setiap proses pembangunan nantinya. Ada kalanya sebuah
kebijakan publik menuntut agar sebuah topik untuk cepat dibahas, salah satu alasannya karena
kebijakan itu mendesak. Jika melibatkan masyarakat, akan memakan waktu yang cukup lama.
Menurut Soetrisno (1995 : 48) hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan proses
pembangunan yang partisipatif adalah belum dipahaminya makna sebenarnya dari konsep partisipasi
oleh pihak perencana dan pelaksanaan pembangunan. Definisi partisipasi yang berlaku di kalangan
lingkungan aparat perencanaan dan pelaksanaan pembangunan adalah kemauan rakyat untuk
mendukung secara mutlak program-program pemerintah yang dirancang dan ditentukan tujuannya
oleh pemerintah.
PELUANG

1. Mewujudkan percepatan pembangunan daerah lingkar luar, dengan


meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan usaha kecil,
menengah dan Koperasi (UKMK) untuk kemajuan dan kemakmuran yang
berkeadilan bagi seluruh masyarakat kota.
2. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi yang lebih efisien,
efektif, kreatif, inovatif, dan responsif.
3. Penataan kota yang ramah lingkungan berdasarkan prinsip keadilan sosial
ekonomi, membangun dan mengembangkan pendidikan, kesehatan, serta
budaya daerah
4. Meningkatkan suasana religius yang harmonis dalam kehidupan berbangsa
serta bermasyarakat.
TANTANGAN

SISI MASYARAKAT SISI PEMERINTAH

• Keterbatasan masyarakat terhadap pemahaman • Lemahnya komitmen politik penguasa.


perencanaan pembangunan. • Lemahnya dukungan sumber daya
• Adanya sikap pesimis dan apatis masyarakat terhadap manusia yang dapat diandalkan.
proses perencanaan pembangunan karena usulan – • Lemahnya dukungan anggaran.
usulan mereka tidak terakomodasi. • Rendahnya kemampuan lembaga legislatif
• Kesibukan masyarakat dalam mencari nafkah sehingga dalam mengakomodir aspirasi
tidak memiliki waktu untuk ikut terlibat dalam proses konstituennya
perencanaan pembangunan.
• Budaya paternalisme atau takut bertindak beda.
• Pendidikan, sosial, dan pengalaman berorganisasi
masyarakat yang masih rendah
STRATEGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPASI
MASYARAKAT

Usulan Strategi pelaksanaan pembangunan partisipasi yang mungkin dapat


dilakukan di medan sebagai berikut : 
1. Pembentukan kelompok pakar , Membuat berbagai penelitian , Membuat
institusi
2. Melakukan Pelatihan (training)
3. Memasyarakatkan pendekatan Perencanaan Berkelanjutan Berwawasan
Lingkungan (PBBL)
4. Mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau
teknologi tepat guna.
5. Mengidentifikasi sumber kapital yang dapat digali dan dimobilisasi dalam
masyarakat.
STRATEGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPASI
MASYARAKAT

6. Mengidentifikasi berbagai indikator yang dapat difungsikan sebagai alat evaluasi


dan monitoring.
7. Merumuskan berbagai pengambilan keputusan hendaknya didasarkan kepada
beberapa prinsip, yaitu : desentralisasi, demokrasi yang direpresentasikan pada
semua level perencanaan, memberdayakan peran pemerintah dan NGO atau institusi
Perguruan Tinggi. Informasi dan komunikasi dijadikan sebagai suatu alat yang penting
untuk meningkatkan pengambilan keputusan yang rasional.
8. Penciptaan budaya institusi/budaya kelembagaan melalui perwujudan
pemerintahan yang baik (good governance)
9. Menanamkan pemahaman bahwa partisipasi adalah suatu proses Partisipasi tidak
langsung dapat berupa suatu produk, melainkan melalui proses.
10. Membentuk lembaga praktisi yang berfungsi memberikan kontribusi terhadap
penelitian tindak partisipasi, proses dokumentasi, monitoring, evaluasi partisipasi
serta refleksi kritik, serta upaya untuk menukar pengalaman dan membuka wawasan
tanpa batas dalam tanya jawab, penulisan, melalui diagram, video, publikasi, dan
networking.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai