TERAPEUTIK PADA
KLIEN DEWASA &
LANSIA
RETNO SRI HARTATI
PENDAHULUAN
• PERSEPSI
Cara seorang menyerap sesuatu yang terjadi disekelilingnya disebut persepsi. Mekanisme penyerapan sangat
terkait dengan fungsi pancaindera. Proses penyerapan stimulan yang dihimpun dan ditafsirkan oleh otak
membentuk persepsi. Persepsi seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu.
Persepsi berpengaruh pada proses komunikasi karena persepsi merupakan dasar terjadinya komunikasi. Bila
terjadi kesamaan persepsi antara komunikator dan komunikan (lawan komunikasi) maka pesan dapat
tersampaikan.
• NILAI
Keyakinan yang dianut oleh seseorang disebut nilai. Keyakinan, jalan hidup, pikiran, dan perilaku seseorang
berpengaruh terhadap nilai. Nilai seseorang berkaitan erat dengan etika.
Komunikasi keperawatan dipengharuhi oleh nilai-nilai yang dimiliki oleh perawat dan pasien. Nilai yang dianut
oleh perawat dalam komunikasi kesehatan berbeda dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh pasien/klien. Oleh karena
itu, perawat harus berpegang pada nilai-nilai profesionalisme dalam berkomunikasi. Seorang perawat tidak perlu
marah kepada pasien yang tidak kooperatif terhadap rencana tindakan yang akan dilakukan, namun harus lebih
memotivasi pasien untuk lebih cepat sembuh melalui nilai-nilai yang dianut oleh pasien.
• EMOSI
Subjektifitas seseorang dalam merasakan situasi di sekelilingnya disebut emosi. Dalam
membantu pasien perawat harus melibatkan perasaan, dan merasakan apa yang dirasakan oleh
pasien yang ada dalam perawatannya. Seorang perawat yang mengalami konflik dengan
teman sejawat, hendaknya tidak menampakkan suasana hatinya yang sedang marah di depan
pasien. Perawat harus dapat bersikap professional dalam mengendalikan diri dan emosinya.
Dengan demikian komunikasi antara perawat dan pasien dapat berjalan dengan baik dan
efektif.
• PENGETAHUAN
Perbedaan tingkat pengetahuan dapat menjadi kendala dalam komunikasi antara
perawat dan pasien. Pasien Diabetes Mellitus (DM) akan dapat dengan mudah
memahami penjelasan tentang kadar gula darah. Sementara orang awam
mengenai kesehatan memerlukan penjelasan tentang sakit yang dideritanya
dengan keterangan yang lebih sederhana. Pada komunikasi orang yang
berpengetahuan lebih memungkinkan terjadinya komunikasi satu arah karena
kemungkinan umpan balik sangat kecil.
Dengan demikian perawat dituntut untuk mumpuni dalam memahami tingkat
pengetahuan pasien.
• PERAN DAN HUBUNGAN
1. Kemampuan Bahasa :
- Afasia macam jenisnya: - Afasia Sensoria.
- Afasia Motoris
-Afasia Konduktif
- Afasia Amnestic
-Gangguan Bicara
-Gangguan Suara
2. INTERAKSI YANG
SULIT
• Kemarahan
• Kecemasan
• Depresi
3.KESULITAN WAWANCARA
4.PERILAKU SULIT
• Perilaku Menuntut
• Perilaku dengan Maksud Seksual
MODEL-MODEL KONSEP
KOMUNIKASI DAN
PENERAPANNYA PADA
KLIEN DEWASA
1. Model Shanon & Weaver
Suatu model yang menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat
kecermatannya. Model ini melukiskan suatu sumber yang berupa sandi atau
menciptakan pesan dan menyampaikan melalui suatu saluran kepada penerima.
Dengan kata lain model shannon; weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi
menghasilkan suatu pesan untuk di komunikasikan dari seperangkat pesan yang
dimungkinkan. Pemancar (Transmitter) mengubah pesan menjadi suatu signal yang
sesuai dengan saluran yang digunakan.
• Penerapannya terhadap komunikasi
klien dewasa :
Bila komunikasi ini diterapkan pada
klien dewasa, klien akan lebih mudah
untuk menerima penjelasan yang
disampaikan karena tanpa adanya
perantara yang dapat mengurangi
kejelasan informasi. Tetapi tidak ada
hubungan transaksional antara klien
dan perawat, juga tidak ada feedback
untuk mengevaluasi tujuan komunikasi.
2. Model Komunikasi Leary
Refleksi dari model komunikasi interaksi dari Leary (1950)
ini menggabungkan multidimensional yang ditekankan pada
hubungan interaksional antara 2 (dua) orang, dimana antara
individu saling mempengaruhi dan dipengaruhi.
Leary mengamati tingkah laku klien, dimana didapatkan
tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
Dari gambaran model leary ; pesan komunikasi dapat terjadi
dalam 2 dimensi: 1) Dominan-Submission (Penentu-
Ditentukan), dan 2) Hate-love (Suka-Tidak Suka).
• Penerapan Pada Klien Dewasa :
Bila model konsep ini diterapkan pada klien dewasa, peran
dominan oleh perawat hanya mungkin dilakukan dalam
keadaan darurat/akut untuk menyelamatkan kehidupan klien,
sehingga klien harus patuh terhadap segala yang dilakukan
perawat. Kita tidak dapat menerapkan posisi dominan ini
pada klien dewasa yang dalam keadaan kronik karena klien
dewasa mempunyai komitmen yang kuat terhadap sikap dan
pengetahuan yang kuat dan sukar untuk dirubah dalam waktu
yang singkat. Peran Love yang berlebihan juga tidak boleh
diterapkan terhadap klien dewasa, karena dapat mengubah
konsep hubungan profesional yang dilakukan lebih kearah
hubungan pribadi
3. Model lnteraksi King
Model interaksi King menekankan arti proses komunikasi
yang berlangsung antara perawat merupakan hasil
interaksi yang bertujuan untuk menentukan suatu
keputusan dalam pelaksanaan tindakan kesehatan. Proses
interaksi dalam komunikasi merupakan dasar tindakan
yang dilakukan oleh perawat kepada klien. Prosedur
tindakan dan risiko yang mungkin terjadi, dan biaya yang
harus ditanggung oleh pihak klien perlu dijelaskan
kepada klien. Penjelasan ini perlu dikomunikasikan agar
pihak klien dapat mengambil keputusan terbaik
• Penerapannya terhadap komunikasi klien dewasa:
Penerapan model ini didasarkan pada pertimbangan untuk membantu
klien agar berupaya mempertahankan kesehatan. Perawat perlu
memperhatikan dan menganalisis komponen yang berkaitan dengan
status kesehatan klien. Kesehatan klien bukan faktor yang berdiri
sendiri melainkan berhubungan erat dengan lingkungan, sosial, dan
budaya masyarakat disekitarnya. Model ini menekankan hubungan
timbal balik antara individu dan sistem sosial.
4. Model Komunikasi Kesehatan
Model komunikasi kesehatan memandang penting
persepsi klien sebagai upaya pencegahan penyakit.
Model komunikasi dicetuskan oleh Rossentock.
Persepsi klien penting dalam menjaga tingkat
kesehatan. Model ini dipengaruhi oleh psikologi yang
pada pokoknya menekankan cara individu berupaya
untuk sehat dengan cara menghindari penyebab sakit.
Komunikasi ini difokuskan pada transaksi antara
professional kesehatan-klien. Ada 3 (tiga) faktor
utama dalam proses komunikasi kesehatan yaitu : 1)
Relationship, 2) Transaksi, dan 3) Konteks
• Penerapannya terhadap komunikasi klien dewasa :
Model komunikasi ini juga dapat diterapkan pada klien dewasa, karena
profesional kesehatan (perawat) memperhatikan karakteristik dari klien yang akan
mempengaruhi interaksinya dengan orang lain. Transaksi yang dilakukan terjadi
secara berkesinambungan, tidak statis dan umpan balik. Komunikasi ini juga
melibatkan orang lain yang berpengaruh terhadap kesehatan klien. Konteks
komunikasi disesuaikan dengan tujuan, jenis pelayanan yang diberikan.
Keunggulan model ini terletak pada penerapan komunikasi yang lebih luas,
mengubah persepsi klien sehingga mereka berupaya meningkatkan aktivitas
dalam pencegahan penyakit.
PERAN PERAWAT DALAM KOMUNIKASI PADA DEWASA
• Klien dewasa adalah orang yang telah mampu menentukan sikap dan keputusan tertentu. Sikap yang
telah terbentuk dapat bertahan dalam jangka panjang dan tidak mudah untuk diubah. Sebagai orang
yang telah memiliki kepribadian matang dan mampu mengembangkan diri dengan menyerap
berbagai pengetahuan menjadikan klien dewasa memerlukan cara tertentu untuk menyampaikan
informasi.
• Komunikasi merupakan suatu proses emosional dan intelektual bagi klien dewasa yang telah mampu
berpikir dan berperasaan.
• Model konsep komunikasi yang tepat dan dapat diterapkan pada klien dewasa adalah model
komunikasi interaksi King dan model komunikasi kesehatan. Karena pada kedua model komunikasi
ini menunjukkan hubungan relationship yang memperhatikan karakteristik dari klien dan melibatkan
pengirim dan penerima, serta adanya umpan balik untuk mengevaluasi tujuan komunikasi.
SAMPAI JUMPA LAGI