Mutu Pangan
1818011010 JAYA FIRMANSYAH
1818011084 AHMAD HAFID
1858011005 MUHAMAD AQMAL HIDAYAH
1818011014 PUTRI ULAYYA ANJAYA
1818011015 MEYLIANA SUWANDA
1818011016 PINKAN AHDALIFA
1818011071 ALFINA INDAH NABILA
1818011072 A. A. MAS SINTA MAHARANI
1818011113 ALIFYA RIZKYANA QONITA FAUZAN
1858011021 VIKA KYNEISSIA GLISELDA
1858011042 STEVANI FEBELINE
Team 5 1758011039 WAHYU AGUNG DWI SAPUTRA
Analisis Mutu Pangan
Topik 1: Sifat dan Mutu Bahan Pangan
Sifat dan Mutu Bahan Pangan
• Jenis bahan pangan, kondisi pertumbuhan, • Pengujian tekstur bahan pangan: alat penggunting
tempat hidup dan faktor lingkungan lainnya akan atau penusuk
berpengaruh terhadap dimensi bahan pangan
dan dengan sendirinya akan berpengaruh • Informasi yang diperoleh berguna untuk
terhadap rasio dimensi peralatan. menentukan berapa kekuatan yang diperlukan
apabila akan menggunakan produk tersebut
• dipengaruhi oleh :
Sudut pisau, temperatur, ketebalan bahan panga,
kecepatan pemotongan, arah serat.
SIFAT FISIK
KEKENYALAN KOEFISIEN GESEK
Kekenyalan tenunan pengikat yang dimiliki dan Tekstur bahan pangan berpengaruh terhadap
tingkat kesegaran koefisien gesek.
• Pengukuran kekenyalan bahan pangan dapat • Bahan pangan dengan tekstur lebih kasar
dilakukan dengan menggunakan hardness memiliki koefisien gesek lebih besar --> energi
tester atau pnetrometer lebih besar untuk menggeser bahan pangan
Panas spesifik bahan pangan: jumlah panas Panas laten: jumlah panas yang harus dilepaskan
yang dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur oleh bahan pangan untuk merubah fase bahan pangan
satu satuan kuantitas bahan pangan sebesar satu tersebut pada suhu konstan.
derajat dikali bobot produk dikali perubahan
temperatur yang diinginkan • Contoh :
• Informasi mengenai panas spesifik merupakan Pada peristiwa perubahan kedua (padat ke cair):
bahan pertimbangan dalam menentukan energi panas yang dibutuhkan diambil dari lingkungan.
pemilihan bahan baku dan proses rancang Fenomena ini dijadikan dasar dalam merancang
bangun peralatan dan sarana penyimpanan bahan pangan.
SIFAT FISIK
PANAS RESPIRASI
Your Picture Here
Panas respirasi: panas yang dihasilkan karena
adanya aktivitas metabolisme dari bahan pangan.
Informasi mengenai penyebaran panas dalam bahan pangan Your Picture Here
sangat membantu pada proses pengolahan bahan pangan
yang mengandalkan perubahan suhu. Penyebaran panas
dapat dihitung dengan persamaan:
• Pada suhu rendah, karbohidrat yang dikandung bahan pangan berada dalam bentuk glukosa
Contoh: Pada jagung muda dan ubi jalar
• Kandungan senyawa kimia juga akan berubah apabila bahan pangan mengalami stres menjelang
kematiannyaContoh: Ternak dan ikan yang mengalami stres berat menjelang kematiannya akan memiliki masa
simpan
relatif lebih singkat dibandingkan dengan ternak dan ikan yang tidak stres.
SIFAT KIMIAWI
• Bahan pangan dengan nilai pH rendah cenderung memiliki masa simpan lebih lama dibandingkan
dengan bahan pangan yang memiliki nilai pH mendekati netral
karena sebagian besar mikroba pembusuk tidak tahan hidup pada lingkungan dengan pH rendah
Penilaian mutu sensori adalah suatu kegiatan ilmiah yang meliputi proses i
dentifikasi, pengukuran, pengujian dan interpretasi atribut mutu suatu pr
oduk pangan.
Disebut juga penilaian indrawi atau penilaian organoleptik.
Atribut-atribut penilaiannya yaitu pancaindera :
penglihatan (mata)
penciuman (hidung),
pencecap (lidah),
peraba (ujung jari)
pendengaran (telinga)
Penilaian Mutu Sensori
Perkembangan Nilai Mutu Sensori
• Pengujian Sensori sudah digunakan sejak kehidupan manusia di alam ini untuk
mengevaluasi kondisi lingkungan dan pangan menentukan mana yang baik, lay
ak dan mana yang tidak kayak dan kurang aman untuk dikonsumsi, yang menja
di kebutuhan primer setiap hari.
• Hal ini memacu perkembangan industri pangan secara “kualitas” dan “kuantitas”
yang memerlukan penilaian mutu pangan sebagai regulatornya.
• Penentuan kualitas pangan juga menjadi penentu dalam harga atau nilai jual ya
ng dapat diberikan pada produk pangan tersebut dimana penentu kualitas pang
an bergantung dari produk pangan tersebut.
Penilaian Mutu Sensori
Perkembangan Nilai Mutu Sensori
• Pada tahun 1964 dibuat pembakuan metodologi penilaian mutu sensori yang da
pat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
MUTU BAHAN PANGAN
Metode pengujian mutu dengan alat Metode pengujian mutu diukur dengan penginderaan
Jenis pengujian mutu secara objektif : Disebut juga mutu sensori atau mutu organoleptik
- Uji fisik
- Uji kimia Jenis pengujian mutu secara subjektif :
- Uji fisiko-kimia - Uji pembedaan (difference test)
- Uji mikrobologi - Uji penerimaan (acceptance test)
- Uji mikro analitik dan histologis - Uji deskriptif (descriptive test)
MUTU OBJEKTIF
UJI FISIKO-KIMIA
UJI FISIK
• pH-meter mengukur keasaman
Menguji warna, volume, tekstur, viskositas dan
• Refraktometer mengukur indeks refraksi
konsistensi, keempukan dan keliatan, serta
• Kolorimeter mengukur warna, menentukan
bobot jenis.
kadar nitrogen, fosfor, sitrat, vanili
gula dan sebagainya
UJI KIMIA
• Spektrometer analisis kualitatif.
• Analisis kualitatif/kuantitatif
Komponen makro (protein, lemak, karbohidrat)
maupun unsur mikro (kadar asam lemak, kadar
gula, kadar asam amino).
• Analisis proksimat
Kadar air, kadar protein, kadar lemak,
kadar karbohidrat, dan kadar abu.
MUTU OBJEKTIF
UJI MIKROBIOLOGIS
• Studi histologis: dengan kombinasi mikroskopi, baik sinar tampak, polarisasi maupun elektron.
• Uji histologis digunakan untuk mendapatkan gambaran struktur jaringan maupun pola kehidupan
di dalam sel jaringan hewani, nabati maupun mikroorganisme, maupun produk lainnya.
MUTU SUBJEKTIF
UJI PEMBEDAAN (DIFFERENCE TEST)
- Uji perbandingan berpasangan : Uji sederhana untuk menilai ada/tidaknya perbedaan karakteristik
organoleptik antara dua contoh produk. Dapat menggunakan contoh standar (pembanding) atau hanya
menggunakan dua contoh yang akan diuji Disajikan hanya dua contoh, sehingga peluang setiap contoh
dipilih adalah ½.
- Uji segitiga : Untuk mendeteksi adanya perbedaan karakteristik organoleptik yang kecil antara dua
contoh produk. Menggunakan tiga buah contoh produk, dimana dua contoh adalah sama (identik) dan
satu contoh lainnya berbeda. Dalam uji ini tidak dikenal adanya contoh standar (pembanding).
- Uji duo-trio : Pada dasarnya merupakan modifikasi dari uji pasangan dan uji segitiga. Sama dengan uji
segitiga, menggunakan tiga contoh, dua di antaranya sama (identik), satu contoh lainnya berbeda. Satu
contoh merupakan contoh standar (pembanding) yang diberi kode “P” dan dua contoh lainnya diberi kode
bilangan acak.
Cara lain yang kurang umum adalah uji dua-dari- lima, uji penjenjangan, uji pembedaan terhadap kontrol.
MUTU SUBJEKTIF
UJI PENERIMAAN (ACCEPTANCE TEST)
untuk melihat sejauh mana suatu produk dapat diterima oleh masyarakat.
UJI DESKRIPSI
• Pada uji ini banyak sifat sensorik dinilai dan dianalisa secara keseluruhan.
• Sifat sensorik yang dipilih sebagai pengukur mutu adalah yang paling peka terhadap perubahan mutu
dan yang paling relevan terhadap mutu.
Analisis Mutu Pangan
Topik 3: Penurunan Mutu Bahan Pangan
KERUSAKAN FISIK
MEMAR
LUKA
Pasir, isi hekter, rambut, kuku, patahan kaki serangga, atau pecahan
gelas adalah beberapa contoh benda-benda asing yang sering
dijumpai pada saat akan menyantap makanan dibanyak warung
makan bahkan restauran sekalipun.
PEMBERIAN PERLAKUAN
Perlakuan pemanasan yang diberikan dapat menyebabkan:
• terjadinya dehidrasi
Menguapnya cairan dari bahan pangan.
AUTOLISIS
Adanya terpaan sinar matahari dan oksigen membuat lemak pada makanan akan teroksidasi.
BROWNING
Peristiwa pecahnya dinding perut ikan yang disebabkan aktivitas enzim. Ikan yang t
ertangkap dalam keadaan perutnya kenyang mengandung banyak enzim pencerna
an yang apabila tidak segera disiangi, maka akan menyebabkan kerusakan jaringa
n daging di sekitarnya.
Keracunan Ciguatera
Ikan akan beracun apabila mengonsumsi makanan beracun dan menjadi tidak bera
cun setelah beberapa saat tidak mengkonsumsi makanan tersebut. Jenis racunnya
berupa brevetoksin, dinofisis toksin, asam domoik, asam okadaik, pektonotoksin, s
aksitoksin, dan yessotoksin.
Tetrodotoxin
Ikan dari keluarga Tetraodontidae mengandung racun di bagian gonad, hati, usus,
dan kulit. Salah satu contohnya adalah ikan buntal, ikan parrot, kodok dari genus At
elpus, oktopus, dan kepiting xanthid.
Keracunan Kerang
Kerang bersifat biofilter, sehingga kerang yang hidup di perairan tercemar racun at
au logam berat akan berpotensi sebagai penyebab keracunan.
KERUSAKAN BIOLOGI
Senyawa Racun (Bahan Pagan Menjadi Beracun)
Masakan bersantan yang disajikan dalam keadaan panas cukup aman untuk
dikonsumsi. Namun apabila masakan tersebut yang sudah dipanaskan dibiar
kan dalam keadaan tertutup, maka santan akan segera berubah menjadi sen
yawa beracun yang mematikan.
SELAMA PENANGANAN
• Precooling memperkecil perbedaan antara temperatur bahan pangan dan ruang penyimpanan.
• Penanganan steril mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi silang atau kontaminasi ulang
• Pencucian bahan pangan mengurangi populasi mikroba alami yang ada dibahan pangan.
• Penyiangan atau membersihkan
• Blansing (penggunaan suhu tinggi dalam waktu singkat) menghambat aktivitas mikroba dan enzim
proteolitik (pada produk hewani) & untuk menghilangkan lapisan seperti lendir penyebab bau busuk,
mempertahankan warna alami (Pada Produk buah-buahan)
• Pemiletan tidak menyertakan bagian yang keras, seperti duri, tulang, atau kulit.
• Pemisahan daging dari tulang atau kulit mempermudah proses penanganan atau pengolahan lanjut.
• Sortasi (pemisahan komoditi selama dalam aliran komoditas)
• Grading (pemisahan bahan pangan berdasarkan mutu, misalnya ukuran, bobot, kualitas)
PENCEGAHAN PENURUNAN MUTU BAHAN PANGAN
SELAMA PENGAWETAN
SELAMA PENGOLAHAN
• Suhu tinggi, menghambat mikroba pembusuk atau mendenaturasi enzim, dapat berupa :
- High Temperature Short Time (THTS) proses sterilisasi pada produk yang tidak tahan panas -
Perebusan
- Penguapan
• Penurunan kadar air mikroba pembusuk akan mengalami kesulitan untuk tumbuh dan berkembang.
Penurunan kadar air dapat dilakukan dengan cara Pengeringan dan pengaturan tekanan