1 1
POMR
SUMMARY OF CLUE AND CUE PROBLEM LIST INITIAL DIAGNOSIS PLANNING
DATA BASE DIAGNOSIS THERAPY MONITORING EDUCATION
R.Sos :
• Pasien seorang perawat
• Tidak merokok
• Minum jamu-jamuan (-)
• Riwayat berhubungan badan (-)
SUMMARY OF CLUE AND CUE PROBLEM LIST INITIAL DIAGNOSIS PLANNING
DATA BASE DIAGNOSIS THERAPY MONITORING EDUCATION
Riwayat Terapi: (-)
Riwayat Menstruasi
- Menarche : 13 tahun
- Siklus : 28 hari, teratur
- Lamanya haid : 6-7 hari
-Banyaknya:2-3 pembalut/hari
- HPHT : 16-11-2019
Riwayat Menikah:
Menikah : 1 kali
Lama menikah : 10 tahun
Riwayat Obstetric :
1. Laki-laki, usia 5 thn, lahir normal di
dokter BBL 3200 gr
2. Hamil ini
Riwayat ANC ,
Bidan 3x
Riwayat Kontrasepsi: -
Pemeriksaan Fisik :
- TB : 155 cm
- BB : 50 kg
- Keadaan umum : lemah
- Kesadaran: Composmentis, GCS : 456
- TD : 110/76 mmHg
- Nadi :92 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu aksila: 36.7 C
Back
SUMMARY OF CLUE AND CUE PROBLEM LIST INITIAL DIAGNOSIS PLANNING
DATA BASE DIAGNOSIS THERAPY MONITORING EDUCATION
Pemeriksaan fisik:
Kepala : A/I/C/D = +/-/-/-
Leher: Tidak ada pembesaran KGB ,
tidak ada deviasi trakea
Thorax :
Paru
- Inspeksi: bentuk dada normal,
pergerakan dinding dada simetris
- Palpasi: ekspansi dinding dada
simetris, stem fremitus normal
- Perkusi: sonor seluruh lapang paru
- Auskultasi suara nafas
vesikuler/vesikuler
Ronkhi -/- wheezing -/-
Cor
- Inspeksi: pulsasi perikordial (-), iktus
tidak tampak
- Palpasi: iktus tidak kuat angkat, thrill
(-)
- Perkusi: batas kanan di ICS IV
parasternal dekstra, batas kiri di ICS V
miclav sinistra
- Auskultasi: S1S2 tunggal, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen :
- Inspeksi: Striae (+),
- Auskultasi: BU (+) normal
- Palpasi : soepel, hepar, lien, ginjal
tidak teraba, nyeri tekan supra
symphisis (-),
- Perkusi: redup
Back
SUMMARY OF CLUE AND CUE PROBLEM LIST INITIAL DIAGNOSIS PLANNING
DATA BASE DIAGNOSIS THERAPY MONITORING EDUCATION
\
Ekstremitas :
- Superior-Inferior : Akral hangat,
merah, kering.
- Edema -/-
- Superior-Inferior : CRT <2dtk
Pemeriksaan Obstetri
I = perut membesar sesuai UK
P=
• Leopold
Leopold I : fundus teraba teraba keras
melenting, TFU 28 cm
Leopold II: Pada bagian perut
kanan ibu teraba punggung, DJJ
145x/menit. Pada bagian perut kiri
ibu teraba extremitas.
Leopold III: bagian terendah teraba
lunak.
Leopold IV: belum masuk ke panggul
VT = pembukaan 1cm.
Pemeriksaan Penunjang:
USG: -
NST: -
Laboratorium
Hb 7.1 gr%
Back
PEMBAHASAN dan Teori
Dari anamnesis keluhan utama pasien yaitu pusing sejak 1 bulan, menurut
kemkes, 2014 pusing merupakan hal yang biasa di usia kehamilan muda
atau trimester I, namun apabila pusing menetap atau menganggu aktivitas
sehari-hari dapat diwaspadai karena termasuk salah satu tanda bahaya
kehamilan. Diketahui hamil ini adalah hamil anak kedua dengan HPHT 16-
11-2019 sehingga didapatkan HPL 22-8-2020. Usia kehamilan pada pasien
ini yakni 33-34 minggu berarti pasien memasuki kehamilan trimester
ketiga (minggu 28 - minggu 40). Riwayat obstetri pasien melahirkan
pervaginam, anak hidup berusia 5 tahun dengan BBL 3200gr. Dari data ini
pasien dapat didiagnosis dengan GIIPI00IA000 UK 33-34 minggu T/H/IU
Back
Pada pemeriksaan leopold 1 didapatkan fundus terraba
keras melenting menunjukkan presentasi kepala dan.
leopold III bagian terendah teraba lunak menunjukkan
presentasi bokong, hal ini masih dalam batas normal
menurut Sarwono, 2014 Sebelum umur kehamilan 28
minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25 -
30 %, dan sebagian besar akan berubah menjadi
presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.
Back
Pasien didapatkan anemis dengan Hb 7,1 gr% berarti pasien mengalami anemia,
berdasarkan pemeriksaan ANC terpadu Kemkes, 2014 pemeriksaan kadar
hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan
sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu
hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi
anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Menurut Sarwono, 2014. pencegahan anemia pada kehamilan berdasarkan asuhan
antenatal yaitu jumlah protein yang diberikan selama kehamilan sekitar 85mg
perhari yang bisa didapatkan dari kacang-kacangan maupun hewani, pemberian
zat besi diberikan 30 mg/ hari, bisa diberikan 30 mg/minggu bila tidak ditemukan
adanya anemia, dan asam folat diberikan 400 mikrogram atau 0,4 mg/hari.
Back
Back
Back
Riwayat ANC pasien sebanyak 3 kali, pasien dianjurkan
untuk rutin ANC Menurut Sarwono, 2014 bila kehamilan
termasuk risiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan
harus lebih ketat. Namun, bila kehamilan normal jadwal
asuhan cukup empat kali. Minimal dilakukan sekali
kunjungan antenatal hingga usia keharnilan 28 minggu,
sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28 - 36
minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada
usia kehamilan di atas 36 minggu.
Back
Definisi ANC
d. perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
penyulit/komplikasi.
e. penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan.
f. Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarganya dalam menjaga kesehatan dan gizi
ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi penyulit/komplikasi.
Tujuan
Tujuan umum:
Minimal 4 kali
Pelayanan/asuhan standar “10T”
Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk
terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion)
2. Ukur Tekanan darah
Untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai
bawah; dan atau proteinuria)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih
dari 160 kali/menit menunjukkan adanya gawat janin.
6. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan:
7. Beri Tablet tambah darah (tablet besi)
e. Menanyakan jumlah tablet tambah darah (tablet Fe) yang dikonsumsi ibu hamil
h. Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit pada
pasangannya. Informasi ini penting untuk langkah-langkah penanggulangan
penyakit menular seksual.
i. Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah, frekuensi dan
kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan gizinya.
Back
Anemia pada Kehamialan
Definisi
Anemia adalah suatu keadaan dimana darah tidak memiliki jumlah sel darah
merah yang cukup, atau ketika sel darah merah tidak membawa hemoglobin
yang cukup untuk mengantar oksigen ke jaringan.
Epidemiologi
volume plasma
Peningkatan sel
lebih meningkat
darah merah +
dibandingkan sel
vol plasma darah darah merah
Konsentras
i HB turun
Mengurangi Perfusi
Vikositas plasenta
darah meningkat
RPS
Diagnosis
Anamnesis
RPD
Riwayat gizi
a. Warna kulit :
Pemeriksaan Fisik
Riwayat
pucat, sianosis,
paparan
ikterus, kulit
terhadap telapak tangan DL
Penunjang
bahan kimia kuning seperti
Riwayat Kadar Hb
jerami
pemakaian b. Kuku :
Indeks eritrosit
obat. koilonychias HDT
Riwayat (kuku sendok) Serum iron ,
Penyakit c. Mata : TIBC, saturasi
keluarga ikterus, transferrin
konjugtiva As. Volat
pucat, Vitamin B12
perubahan pada Comb test
fundus
Sitokimia
d. Mulut :
ulserasi,
hipertrofi gusi,
atrofi papil lidah
Limfadenopati,
hepatomegali,
splenomegali
Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi adalah defisiensi besi yang paling parah, yang ditandai
1. Penurunan cadangan besi,
2. Konsentrasi besi serum, dan saturasi transferin yang rendah, dan
3. Konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang menurun.
Kenaikan volume darah pada saat kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi.
T1 kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena peningkatan produksi
eritropoetin sedikit
T 2 kehamilan, pertumbuhan janin sangat cepat dan janin bergerak aktif
menghisap dan menelan air ketuban kebutuhan oksigen banyak yang diperlukan
Terapi
Dosis pencegahan
Tanpa pemeriksaan Hb.
Dosisnya yaitu 1 tablet (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat). WHO
menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologik selama kehamilan. Dosis lain, 100 mg besi setiap hari selama
16 minggu atau lebih pada kehamilan.
Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan suplementasi besi (30
mg - 60 mg) dan asam folat (0,4 mg).
Di wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan untuk
memberikan suplementasi postpartum 6-12 minggu .
Dosis Pengobatan
Hb < normal yaitu bila kadar Hb < 11gr% pemberian menjadi 3 tablet sehari selama
90 hari kehamilannya.
47
47
Perbedaan Terapi
Dulu Sekarang
Iron tablet 60 mg / hari + asam
Iron tablet 60 mg untuk anemia folat 400fg
ringan, 120 mg (2x60 mg) untuk
anemia sedang dan berat
Intravenous iron terapi
diindikasikan jika compliance pasien
Paraenteral iron terapi diberikan dipertanyakan, intoleransi,
secara im 100 mg dalam 2 ml NS jika malabsorbsi oral iron terapi
fasilitas tidak memadai atau iv
500mg dalam 10 ml NS dalam waktu Dosis iv iron terapi (2.4 x (target hb
10 menit – actual hb) x bb sebelum hamil)) +
1000 mg
Paraenteral diberikan jika terjadi
muntah profuse, atau tidak Monitoring hb 3 hari kemudian
memungkinkan untuk dikonsumsi kalau sudah normal 100-200 mg/
oral hari diberikan min 3 bulan
Transfusi jika hb <3g/dl Transfusi (terlampir next slide)
(WHO 1989)
Komplikasi
Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan
a) Abortus (keguguran)
b) Persalinan prematurus Pengaruh Anemia terhadap
c) Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim Persalinan
d) Mudah terjadi infeksi a) Gangguan his
b) Kala II dapat berlangsung lama dan
Pengaruh Anemia terhadap Janin partus lama
a) Kematian janin dalam kandungan
c) Kala uri dapat diikuti retensio
b) Berat bayi lahir rendah plasenta.
c) Kelahiran dengan anemia
d) Cacat bawaan
e) Mudah terinfeksi sampai kematian perinatal
Pengaruh Anemia pada Saat Nifas
f) Inteligensi rendah a) mudahkan infeksi puerpuerium
b) Pengeluaran ASI berkurang
c) Terjadinya dekompensasi kordis.
Diagnostik
Back
Terapi
Transfusi PRC
Dengan rumus (hb target – hb saat ini)
x bbx 4 (11-7,1) x 50 x 4 780 cc
(2-3 bag)
Back
Pemilihan PRC
Kehilangan darah:
Berdarah
Trauma
Penyakit
Mekanik
Darah lebih sering dibutuhkan dalam keadaan berikut:
5–29 tahun
Kerentanan selama rentang usia ini karena bayi di satu sisi (mis.
Kekurangan gizi, malaria) dan kaum muda di sisi lain (mis. sifat
pekerjaan yang mungkin lebih fisik dan lebih banyak kemungkinan
akan mengekspos individu terhadap kecelakaan).
Transfusi perioperatif:
8g / dL untuk pasien yang menjalani operasi kardiovaskular, ortopedi dan
perdarahan GI akut.
Anemia kronis:
7g / dL pada orang dewasa.
Isi
Hematokrit 35-45%
Tidak ada trombosit dan faktor koagulasi labil (V dan VIII) yang fungsional Penyimpanan
Darah harus sudah ditransfusikan kepada pasien dalam 30 menit setelah darah keluar dari
blood bank refrigerator
Indikasi
Penggantian sel darah merah pada perdarahan akut disertai hipovolumia - Transfusi tukar
Pasien yang membutuhkan penggantian sel darah merah tetapi komponen PRC tidak tersedia.
Kontraindikasi
Anemia kronis
Cara transfusi
Golongan darah ABO dan Rh antara pasien dan donor harus kompatibel/cocok -
Tidak boleh menambahkan obat dalam kantong darah
Catatan : Yang disebut fresh whole blood (FWB) adalah darah lengkap
dengan masa simpan ≤36 jam. Dalam masa simpan tersebut komponen
darah selain sel darah merah seperti trombosit dan faktor koagulasi
diharapkan masih viable dan bermanfaat bagi pasien.
Packed red cell (PRC)
Isi :
Hematokrit 55-75%
Penyimpanan
Disimpan pada suhu 2-6°C di blood bank refrigerator
Darah harus sudah ditransfusikan kepada pasien dalam 30 menit setelah darah
keluar dari blood bank refrigerator
Hb <10 g/dL dengan gejala anemia dan tanda vital tidak stabil
Cara transfusi
Golongan darah ABO dan Rh antara pasien dan donor harus kompatibel/cocok -
Tidak boleh menambahkan obat dalam kantong darah
Isi :
3,9 – 4,3 x 109 trombosit
Penyimpanan
Disimpan pada suhu 20-24°C di platelet agitator
Masa simpan 5 hari Penyimpanan lebih lama meningkatkan risiko kontaminasi bakteri
Indikasi
Trombositopenia
Kontraindikasi
Immune Thrombocytopenia Purpura (ITP)
Hipersplenisme
Cara transfusi
Indikasi:
1.PT dan APTT >1,5 kali nilai kontrol
4.PT>16 detik atau INR>1,8 dengan perdarahan atau untuk mengantisipasi tindakan invasif.
5.DIC
6.TTP
Indikasi:
1.Isolated Factor VIII, Factor IX, Factor XIII deficiency or von Willebrand’s disease
Setelah dikeluarkan oleh pusat darah, transfusi darah lengkap, sel darah merah,
konsentrat trombosit dan plasma beku segar yang dicairkan harus dimulai dalam 30
menit setelah pengangkatan dari kondisi penyimpanan yang optimal. Jika transfusi
tidak dapat dimulai dalam periode ini, unit harus disimpan dalam kondisi
penyimpanan optimal yang disetujui. Suhu di dalam setiap lemari es bank darah yang
digunakan untuk penyimpanan seluruh darah / sel darah merah harus dipantau dan
dicatat setiap hari untuk memastikan bahwa suhu tetap antara + 2 ° C dan + 6 ° C.
Jika bangsal atau ruang operasi tidak memiliki kulkas bank darah yang sesuai untuk
menyimpan darah, darah hanya boleh dilepaskan dari pusat darah sebelum transfusi.
Memeriksa identitas pasien dan kantong darah sebelum transfusi
Gunakan set darah baru dan steril yang mengandung filter 170-200 μg.
Dalam iklim yang sangat hangat, ganti set lebih sering dan biasanya
setelah setiap empat unit darah, jika diberikan dalam periode 12 jam.
Gunakan set pemberian darah segar atau set transfusi trombosit khusus,
dengan saline. Semua komponen darah dapat secara perlahan diinfuskan
melalui kanula kecil atau jarum kupu-kupu, mis. 21 hingga 25 G. Untuk
infus cepat, kanula besar, mis. 14 G, diperlukan.
Memantau transfusi
Dokumentasi transfusi
Volume dan jenis produk darah ditransfusikan. Tanda tangan dari individu yang
Nomor donasi unik dari semua produk yang bertanggung jawab untuk
ditransfusikan. administrasi darah.
Setiap efek samping. Catat waktu penyelesaian transfusi.
Identifikasi dan segera tanggapi efek samping, dengan menghentikan
transfusi
- Identitas pasien.
- Kantung darah.
- Label kompatibilitas.