Rhinitis vasomotor (RV) merupakan subtipe rhinitis non alergik Penelitian menunjukkan 70% dari
yang tidak berhubungan dengan alergi, infeksi, lesi structural, 450juta penduduk dunia menderita
penyakit sistemik, dan obat-obatan (Settipane, 2009). RV yang disebabkan oleh cuaca,
iklim, polusi, genetik (Settipane,
2009).
2
LAPORAN KASUS
Nama : Nn. RD
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
Alamat : Ds. BanyuAjuh-Kamal
Status perkawinan : Belum menikah
Suku : Madura
Pendidikan : S1
Tanggal MRS : 04/06/2021 (10.00 WIB)
Nomor register : 238***
3
ANAMNESA
• Keluhan Utama
Nyeri hidung kanan dan kiri
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien mengeluh nyeri hidung kanan dan kiri sejak bulan februari, sering tersumbat kanan
dan kiri secara bergantian dan hidung tersumbat biasanya hilang timbul sudah sekitar lebih
dari 3 bulan dan memberat 2 hari yang lalu.
• Hidung tersumbat hilang timbul biasanya pada pagi, malam hari dan pada cuaca dingin
dalam seminggu intensitasnya bisa mencapai 4x dan mengganggu aktivitas. Hidung
tersumbat biasanya diawali dengan bersin-bersin terus menerus. Udara dingin dan debu
memicu bersin bertambah parah. Ketika bersin pasien mengeluarkan ingus kehijauan,
kemudian keluhan tersebut akan menetap.
• Pasien tidak mengeluh hidung gatal (-), mata gatal (-), sering sakit mata (-), langit-langit
mulut gatal (-), tenggorokan gatal (-), hidung bau (-). Pusing (-), Demam (-), Mual (-), Muntah
(-), Sesak (-), BAK (normal), BAB (normal).
4
ANAMNESA • Riwayat Alergi :
• Pasien tidak memiliki alergi makanan, obat-
Riwayat Penyakit Dahulu : obatan
• Keluhan Serupa : (+) • Namun keluhan pasien akan memberat jika
• Riwayat Hipertensi : (-) terjadi perubahan cuaca, suhu atau adanya
debu.
• Riwayat Diabetes Mellitus: (-)
• Riwayat Asma : (-) • Riwayat Kebiasasaan
• Pasien makan 3x/sehari
• Riwayat Gastritis : (+)
• Merokok (-)
• Riwayat Pengobatan : (-) • Alkhohol (-)
• Konsumsi kopi (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga (-)
• Olahraga tidak rutin
5
ANAMNESA SISTEM
1. Kulit : warna kulit sawo matang, pucat (-), gatal(-), kulit kering(-)
2. Kepala : pusing (-), nyeri (-)
3. Mata : penglihatan kabur (-),
4. Hidung : tersumbat (+), sekret (+) mukoid, mimisan(-),
5. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdengung (-), keluar cairan (-)
6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), gatal (-)
7. Tenggorokan : gatal (-), nyeri telan (-)
8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk (-)
9. Kadiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-)
10. Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), diare (-), nyeri ulu hati (-)
11. Genitourinaria : Tidak ada keluhan
12. Neurologik : Pusing berputar (-), kelemahan salah satu sisi wajah (-)
13. Ekstremitas : Pucat (-), hangat (+)
6
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
GCS :E4 V5 M6
Tanda-Tanda Vital : TD : 110/70 N : 84x/mnt T : 36 C RR : 20x/mnt
7
Hidung Kanan Kiri
Rinoskopi anterior
- Vestibulum Nasi Lebar lubang hidung normal, krusta Lebar lubang hidung normal, krusta
(-), bisul (-) (-), bisul (-)
STATUS LOKALIS
PEMERIKSAAN HIDUNG
9
Bibir Mukosa bibir basah, berwarna merah muda (N)
Mulut Mukosa mulut basah berwarna merah muda STATUS LOKALIS
PEMERIKSAAN
Geligi Warna kuning gading, caries (-), gangren(-) OROFARING
Ginggiva Warna merah tua, sama dengan daerah sekitar
Lidah Ulkus (-), pseudomembrane (-), dalam batas normal
Uvula Ditengah, Bentuk normal, hiperemi (-), edema (-),
ulcus (-)
Palatum mole Ulkus (-), hiperemi (-), massa (-)
Palatum durum Ulkus (-), hiperemi (-), massa (-)
Faring Mukosa hiperemi (-), reflex muntah (+), membrane (-),
ulcus(-), Cobble stone (-)
10
STATUS LOKALIS
Tonsila palatine Kanan Kiri
PEMERIKSAAN
Ukuran T1 T1 OROFARING
Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Permukaan Rata Rata
Kripte Normal Normal
Detritus (-) (-)
Peri Tonsil Abses (-) Abses (-)
Fossa Tonsillaris hiperemi (-) hiperemi (-)
dan Arkus
Faringeus
11
No Pemeriksaan Lokasi KGB Pembesaran (d/s)
.
1. Level 1 Submental dan Pembesaran (-/-)
Submandibula
2. Level 2 Jugularis superior Pembesaran (-/-) PEMERIKSAAN KELENJAR
3. Level 3 Jugularis media Pembesaran (-/-) GETAH BENING
4. Level 4 Jugularis inferior Pembesaran (-/-)
5. Level 5 Segitiga posterior Pembesaran (-/-)
6. Level 6 Kompartemen Pembesaran (-/-)
anterior
12
RESUME
• Nn. RD datang dengan keluhan nyeri hidung kanan dan kiri bergantian, dan hidung
tersumbat sekitar lebih dari 3 bulan dan membera 2 hari yang lalu. Keluhan hilang
timbul biasanya pada pagi, malam hari dan pada cuaca dingin. Hidung tersumbat secara
bergantian kanan dan kiri. Bersin-bersin (+). Udara dingin dan debu memicu bersin
bertambah parah. Ketika bersin pasien mengeluarkan ingus kehijauan. Pada
pemeriksaan rhinoskopi anterior didapatkan, kavum nasi menyempit kanan dan kiri
karena edema konka media dan inferor dextra dan sinistra, Edema konka dextra lebih
besar daripada sinistra, tampak sekret mukoid, dan mukosa konka berwarna merah tua.
Fenomena palatum mole (+/+).
13
Diagnosis Banding
• -Rhinitis Vasomotor
• -Rhinitis Alergi
14
Usulan Pemeriksaan Penunjang
Tes Alergi : Mengetahui adanya alergi pada pasien ini dan untuk menyingkirkan diagnosis banding
Rhinitis Alergi
◦ Skin Prick Test
◦ Ig E spesifik
Ro Waters
15
Working
Diagnosa
16
Penatalaksanaan
• KRS
• Avamys spray 1x 2 puff
• Cetirizine 1x 10mg
• Tremenza 3 dd1
17
TINJAUAN PUSTAKA
Rhinitis Vasomotor
vasomotor catarrh, vasomotor rinorhea, nasal vasomotor instability,
atau non-allergic perennial rhinitis
suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi, eosinophilia,
perubahan hormonal dan pajanan.
Penyakit ini berupa kumpulan gejala dari obstruksi nasal, rhinorrea, dan kongestif nasal.
DEFINISI
ANATOMI HIDUNG
20
Rhinitis Vasomotor
Etiologi : Belum diketahui, diduga akibat ketidakseimbangan saraf otonom
Beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan vasomotor :
Obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis
Faktor fisik, seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban udara yang tinggi dan bau
yang merangsang.
Faktor endokrin, sepeti keadaan kehamilan, pubertas, pemakaian pil anti hamil dan
hipotiroidisme.
Faktor psikis, seperti stress, ansietas dan fatigue.
• Pada RV terjadi ketidak- Disfungsi hidung yang • Kadar NO yang tinggi • Komplikasi jangka
seimbangan impuls saraf diakibatkan meningkatnya dan persisten di Panjang dari trauma
otonom sehingga n. rangsangan terhadap saraf lapisan epitel hidung hidung dapat
parasimpatis meningkat sensoris serabut C di hidung dapat menyebabkan menyebabkan rhinitis
dan terjadi pelepasan menyebabkan peningkatan kerusakan epitel. vasomotor melalui
asetil kolin menyebabkan permeabilitas vaskuler dan Akibatnya terjadi mekanisme
vasodilatasi dan sekresi kelenjar sehingga reaktifitas vascular dan neurogenic atau
peningkatan sekresi terjadi hiperaktifitas hidung. kelenjar mukosa neuropeptide.
hidung hidung.
22
Manifestasi
Klinis
3Gejala
golongan
yang: ditemukan pada pasien :
Hidung tersumbat bergantian kanan- kiri
•• Golongan Bersin (Sneezers)
Hidung tersumbat bergantian
Rinore mucoid atau serosa
• Gejala yang paling menonjol adalah bersin-bersin
Bersin-bersin
Bersin- Bersin
•• Golongan Rinore (Runners)
Rinore mukoid
Dicetuskan oleh rangsangan non-spesifik, seperti
• keluarnya
Memberatcairan serushari,
pada pagi atau mukus
malam hari, yang cukup
cuaca dingin, asap rokok, bau menyengat, minuman beralkohol,
banyak makanan pedas, udara dingin, panas, perubahan
adanyadari
debuhidung disamping juga gejala-gejala yang
kelembaban, perubahan cuaca, perubahan suhu
• lainnya.
Tidak ada keluhan pada mata luar, kelelahan, stress/emosi.
•• Golongan Tersumbat
Tidak memiliki (Blockers)
Riwayat alergi
Keluhan yang menonjol adalah hidung tersumbat.
23
Penegakan Diagnosa
Anamnesa, Pemeriksaan THT, Pemeriksaan penunjang
24
Penegakan Diagnosa
Anamnesa, Pemeriksaan THT, Pemeriksaan penunjang
- Konka inferior - Warna merah tua edema - Warna merah tua edema
(+), permukaan licin (+), permukaan licin
25
Penegakan Diagnosa
Anamnesa, Pemeriksaan THT, Pemeriksaan penunjang
26
Penatalaksanaan
Tujuan dari terapi Rhinitis vasomotor adalah :
1. Meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis.
2. Mengurangi aktivitas sistem saraf parasimpatis.
3. Mengurangi pelepasan vasoaktif peptida.
4. Mengidentifikasi dan menjauhi faktor-faktor yang dapat mencetuskan gejala.
5. Pengobatan Gejala
27
Pengobatan Simptomatis
1. Dekongestan oral
2. Cuci hidung dengan larutan fisiologis Operatif
3. Kauterisasi konka hipertrofi dengan larutan AgNO3 25%
atau triklor-asetat pekat
1. frozen section concha
4. Kortikosteroid 100-200 mcg 1-2 minggu
5. Anti-kolinergik topical (ipatoprium bromide) 2. elektrokauter atau konkotomi parsial konka
inferior.
6. Anti-histamin
28
Terapi Teori (Soepardi et al., 2000)
Rhinitis Vasomotor - KRS - Fluticason furoat (Avamys spray)
Kortikosteroid topikal dapat menekan reaksi radang lokal yang disebabkan
- Avamys spray 1x 2
oleh vasoaktive mediator dengan cara menghambat phospholipase A2,
puff
mengurangi aktivitas reseptor Ach dan mengurangi jumlah basophil, mast
- Cetirizine 1x 10mg cel dan eosinofil di mukosa rongga hidung.
29
Kesimpulan
• Diagnosa rhinitis vasomotor pada laporan kasus ini ditegakkan melalui anamnesa dan
pemeriksaan fisik.
• Rhinitis vasomotor merupakan rhinitis non alergik, faktor pencetus dari rhinitis
vasomotor ini bisa terjadi pada seseorang dengan aktifitas parasimpatis yang berlebih,
diantaranya faktor fisik, faktor psikis, faktor endokrin dan faktor penggunaan obat-
obatan.
• Gejala yang sering didapatkan pada rhinitis vasomotor ini adalah hidung tersumbat
yang dominan yang bisa disertai dengan rinore dan bersin-bersin.
• Penatalaksanaannya dapat berupa konservatif (medis dan non medis) ataupun tindakan
pembedahan.
30
BIG IMAGE
TERIMA KASIH 31
DAFTAR PUSTAKA
Adams L George, 1 R Lawrence, Higler A Peter. 1997. 1 Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dhingra, PL. Editor. 1998. Otitis Media With Effusion. Disease of Ear, Nose, and
Marsogi, Miske dan Nina Amelia Gunawan. 2011. Otitis Media Efusi. Ilmu
Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Moore clinically oriented anatomy. Edisi ke7. Crystal Taylor, penyunting. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins, 2014.h. 966-70.
Patricia W. Wheeler, M.D., And Stephen F. Wheeler, M. D. (2005). Vasomotor Rhinitis. 72(6), 1057–1062.
Settipane, R. A. (2009). Epidemiology of Vasomotor Rhinitis. World Allergy Organization Journal, 2(6), 115–118. https://doi.org/10.1097/wox.0b013e3181ac91ae
Simbolon, Richard P. dan Komang Andi Dwi Saputra. 2019. Distribusi penderita otitis media efusi berdasarkan beberapa faktor risiko pada siswa Sekolah Dasar di Kabupaten
Karangasem, Propinsi Bali. Medicina. (50) 1: 85-89
Soepardi, Efiaty Arsyad dr Sp THT, Nurbaiti Iskandar Prof. Dr. Sp THT, Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT Fakultas Kedokteran UI, Edisi IV, Jakarta 2000 : 107– 108.
32