Anda di halaman 1dari 9

Pertumbuhan Emosi: Berpegang

Pada Kehendak Tuhan


KELAS X
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Emosi adalah Anugerah Tuhan
Emosi dapat didefinisikan sebagai luapan perasaan
yang berkembang dan surut dalam waktu yang
singkat. Emosi seseorang bergantung pada suasana,
situasi, dan kondisi yang terjadi sekelilingnya.
Misalnya, seseorang akan bersedih ketika ditinggalkan
orang yang dikasihinya. Sebaliknya, seseorang akan
senang dan bergembira ketika bertemu dengan orang
yang dikasihinya.
Ada dua jenis emosi manusia, yaitu emosi positif
dan negatif. Contoh emosi positif adalah rasa
diterima, kehangatan, bahagia, sukacita, dan lainnya.
Contoh emosi negatif adalah rasa ditolak, sedih,
kecewa, marah, dan lainnya. Kedua jenis emosi ini
pada dasarnya bukanlah hal yang buruk selama emosi
tersebut dapat kita kendalikan.
Emosi anak remaja masih labil dibandingkan
mereka yang sudah dewasa. Anak remaja memiliki dua
sifat khas, yaitu labil dan mudah terlarut. Labil artinya
emosi yang mudah berubah dalam kurun waktu yang
singkat. Mudah terlarut artinya ketika remaja
merasakan sesuatu (sedih, bahagia, kecewa, dll) akan
sangat mendalami perasaan tersebut hingga memiliki
dampak fisik dan psikis.
Seorang remaja harus memiliki kemampaun
untuk mengendalikan emosinya. Kegagalan
mengendalikan emosi bisa berdampak negatif
bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Emosi negatif seorang remaja yang tidak
terkendali bisa bersampak pada perusakan
lingkungan atau menyakiti orang lain. Emosi
tidak baik juga jika dipendam dalam hati. Setiap
emosi yang muncul harus dilampiaskan dengan
hati-hati dan harus pandai mengelola emosi
tersebut sehingga tidak menguasai dan
kehilangan kendali.
Teladan Tuhan Yesus dalam
Mengendalikan Emosi
Tuhan Yesus pernah meluapkan emosi yang Dia
rasakan ketika berada pada situasi tertentu.
Tuhan Yesus sangat bersedih ketika berada di
Taman Getsemani sebelum ditangkap (Lukas
14:34). Tuhan mengalami kengerian untuk
menebus dosa manusia, Dia tidak lari dari
panggilan dan tujuan-Nya datang ke dunia dan
dia tidak menyalahkan Bapa. Tuhan menerima
apa yang terjadi kepada-Nya dan taat kepada
kehendak Bapa.
Kisah ini mengajarkan kita untuk terus berserah
dan taat pada kehendak Allah. Kehidupan kita
tidak boleh dikuasai oleh emosi dan kehendak
kita sendiri. Kita harus percaya Allah memiliki
rencana yang indah bagi kita. Semua yang
terjadi dalam hidup kita adalah bagian dari
pendewasaan Tuhan atas hidup kita. Kita tidak
perlu takut dan khawatir karna Tuhan akan
memberikan Roh penolong bagi kita, yaitu Roh
Kudus.
Hikmat dan pertolongan Tuhan sangat
penting untuk mengembangkan setiap emosi
yang muncul sehingga tidak menimbulkan
dampak negatif. Berdoa, berpuasa, dan
membaca firman-Nya bisa menjadi sarana
untuk mengembangkan setiap emosi secara
positif.
Jadilah pribadi dewasa yang mampu
menguasai emosinya dengan baik dan benar.
Kita pasti bisa mengungkapkan emosi pada
saat yang tepat dan tempat yang tepat.
TUGAS I (kerjakan dibuku latihan)
Isilah tabel di bawah ini dengan memberi tanda centang () pada kolom
intensitas sikap.

JENIS TINDAKAN SS S J TP
Saya sering membanting pintu ketika marah.
Saya sering menyakiti hati orangtua saya
dengan kata-kata tidak baik saat marah.
Saya berusaha menjaga perasaan teman saya
yang lain saat mengekspresikan kebahagiaan
saya.
Saya memendam rasa sedih ketika kehilangan
orang atau benda yang saya sayangi.
Saya meluapkan rasa kecewa melalui
bentakan.
Saya menjelek-jelekan teman yang bersikap
tidak baik di dunia maya.
Saya tidak pergi ke gereja untuk beribadah
saat Tuhan tidak mendengarkan doa saya.
TUGAS II
 Gambarlah 3 ekspresi yang pernah kalian alami dan ceritakan
alasannya.

Contoh :

Waktu saya umur 19 tahun, saya merasa sangat sedih karena saya kehilangan orang yang
sangat saya sayangi untuk selama-lamanya. Saya tidak akan pernah bertemu dengan kakek
saya lagi karena dia sudah pergi bersama Tuhan di surga.

Anda mungkin juga menyukai