Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

GIGI TIRUAN SEBAGIAN


LEPASAN

Nur Raudhah Ihsaniyah Biala


J014191017
(Kamis, 01 Oktober 2020)

DEPARTEMEN PROSTODONTI
PEMBIMBING FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
drg. Vinsensia Launardo, Sp.Pros 2020
SKENARIO

Seorang wanita berusia 50 tahun datang ke


RSGM unhas untuk membuat gigi tiruan RA dan
RB karena banyak gigi yang hilang karena
lubang dan dicabut. Dari pemeriksaan intra oral
diketahui edentulous 12, 15,16,17,26,27,36,37,46.
Pernah menggunakan gigi tiruan dan sudah
tidak dipakai lagi karena hilang.
KATA KUNCI

1. Wanita berusia 50 tahun

2. Ingin dibuatkan gigi tiruan RA


dan RB

3. Edentulous
12,15,16,17,26,27,36,37,46

4. Pernah menggunakan gigi


tiruan dan sudah tidak dipakai
lagi karena hilang
Setiap Kunjungan

Mengenakan APD
1. Handwash dan handrub
2. Mengenakan APD (gaun, pelindung kepala, pelindung kaki,
masker, kacamata pelindung, handscoone)

Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL)


KUNJUNGAN PERTAMA
A. Anamnesis
Merupakan percakapan yang dilakukan oleh operator
dengan pasien atau keluarga pasien, meliputi:
•Identitas
•Keluhan utama B. Pemeriksaan Objektif
•Riwayat medis • Pemeriksaan kondisi
•Riwayat dental umum
•Riwayat keluarga • Pemeriksaan ekstra oral
•Riwayat sosial • Pemeriksaan intra oral
KUNJUNGAN PERTAMA
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
A. Anamnesis
 Nama Pasien : -
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
 Jenis Kelamin : Perempuan
B. Pemeriksaan Intraoral
 Umur : 50 Tahun
 Edentulous
 Alamat : - 12,15,16,17,26,27,
 Keluhan utama : Ingin dibuatkan 36,37,46
gigi tiruan RA dan RB
Status Gigi Geligi

Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL)


DIAGNOSA KASUS

RA : Kennedy Klas I
Modifikasi 1
RB : Kennedy Klas II
RENCANA PERAWATAN

Jenis Gigi Tiruan  Gigi Tiruan


Sebagian
Jenis GTS  Lepasan
Material GTS  Bahan Akrilik

DESAIN GTS RA DAN RB


PROSEDUR
PETAWATA
N
ALA 1. Pencetakan Anatomis dan Pembuatan Model Study
T: BAHA
N:

APD SENDOK CETAK


IRREVERSIBL Dental
E Stone
HIDROCOLLOI
D
Alat OD standar
Tray sekat
Air, Gelas kumur
Tissue
Suction/ saliva ejector AIR  
Bahan desinfeksi
RUBBER BOWL & SPATEL GELAS & SENDOK (natirum hipoklorit (NAOCl 1%)
Prosedur Pencetakan
1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk mencetak
2. Mempersiapkan posisi pasien untuk pencetakan
3. Menggunakan APD
4. Melakukan pemilihan sendok cetak dengan mencobakan pada pasien
5. Memberikan penjelasan dan instruksi pada pasien terhadap proses pencetakan
yang akan dilakukan
6. Membuat adonan cetakan alginate dengan perbandingan powder dan liquid
yang sesuai
7. Masukkan bahan cetak pada sendok cetak, kemudian sendok cetak dimasukkan
kedalam mulut pasien
8. Pada RA: sendok cetak ditekan dari belakang ke depan. Tangan operator
memfiksasi sendok cetak. Instruksikan pasien untuk : bernafas melalui hidung
dan sedikit menundukkan kepala.
9. Pada RB: instruksikan pasien mengangkat lidahnya
VIDEO
PENCETAKAN
ANATOMIS https://www.youtube.com/w
atch?
v=H4ELXRSF2mw&list=PL
Ousibb0H6keLaoSnQ06Zzr
9grSV7GNcN
Pembuatan Sendok Cetak Individual
1. Tanda dengan pensil pada model studi
sesuai batas sendok cetak (2 mm dari
dasar sulkus)
2. Pilih shellac sesuai rahang yang akan
dibuatkan sendok cetak
3. Shellac dipanaskan hingga lunak dan
ditekankan pada model studi hingga
memiliki bentuk rahang.
4. Lakukan pemotongan sesuai dengan
batas yang telah ditandai dengan
menggunakan gunting atau pisau
malam.
5. Buatlah pegangan sendok individual
dan buat pula lubang dengan bur bulat
no. 3 pada daerah palatum untuk
rahang atas dan diatas puncak ridge
alveolus untuk rahang bawah, berjarak
4-5 mm. Kegunaan stopper : untuk
VIDEO Sendok
Cetak Individual

https://youtu.be/cJVsYC9r9
K0
BORDER
MOULDING

Alat dan Bahan


1. Bunsen burner dan
Spiritus
2. Air
3. Pisau malam
4. Vaseline
5. Green stick compound
PROSEDUR
1. Oleskan Vaseline ke jari-jari operator Lelehkan green
stick
2. Pasang green stick diletakkan mengelilingi tepi sendok
cetak individual
3. Masukkan sendok cetak ke dalam rubber bowl yang berisi
air.
4. Masukkan sendok cetak ke dalam mulut pasien dimana
mulut dalam keadaan melakukan gerakan fisiologis.
5. Periksa batas-batas sendok cetak dan lelehkan lagi
greenstick seperti sebelumnya, masukkkan ke dalam air
dan masukkan ke dalam mulut pasien
Step 1
Border Moulding
RA
Labial / tepi di daerah anterior
: bibir diangkat lalu ditarik ke arah
Pasif
luar dan ke bawah, lalu baru
ditekan ke gingiva.
Aktif : pasien diinstruksikan untuk
mengerutkan bibir dan menghisap
jari dokter Step 2
Bukal / daerah frenulum bukalis
Pasif : pipi diangkat lalu ditarik ke arah luar,
ke bawah dan ke dalam lalu digerakkan
mundur dan maju.
Aktif
: pasien diinstruksikan untuk
mengerutkan bibir dan tersenyum
Border Moulding Daerah Distobukal
RA Step 3 Pasif : Pipi ditarik ke arah luar, ke bawah,
dan ke dalam.
Aktif : Pasien diinstruksikan untuk
membuka mulut dengan lebar, tutup
dan gerakkan mandibula dari sisi ke
sisi. Membuka mulut dengan lebar
menggambarkan kedalaman dan
Step 4 lebar dari distobukal flange seperti
yang diatur oleh otot, sementara
mandibula bergerak dari sisi ke sisi,
disediakan untuk pergerakan dari
prosesus koronoid.

Daerah Posterior Palatal (Post Dam)


Aktif : Pasien diinstruksikan untuk
mengatakan “AH” dengan singkat
Border Moulding
RB Step 6

Step 5

Bukal :
Pasif :Pipi diangkat ke arah luar, ke atas,
dan ke dalam dan digerakkan
mundur dan maju.
Labial : Aktif
:Pasien diinstruksikan untuk
Pasif : Bibir sedikit terangkat ke arah
luar, ke bawah, dan ke dalam mengerutkan bibir dan
tersenyum atau meminta pasien
mengisap pipinya.
Border Moulding
Step 8 RB
l
Anter Buka
io ah
lingu r
al : (daer al)
istobuk
d
:

Aktif : Pasien diinstruksikan untuk


menjulurkan lidah dan mendorong Pasif : Pipi ditarik ke bukal untuk
lidah kearah palatal anterior. Panjang
memastikan agar tidak terjebak
pada sendok cetak lalu
dan ketebalan masing-masing tepi digerakkan ke atas dan ke
dari area tersebut dapat bertambah Step 7 dalam.
Border Moulding
RB Step 9
Middle portion dari lingual :
Aktif : Pasien diinstruksikan untuk
menjulurkan lidah dan menjilat
bibir bagian atas dari sisi ke sisi

Step 10
Distolingual
Aktif : Pasien diinstruksikan untuk
menjulurkan lidah kemudian
letakkan lidah pada bagian distal
palatal pada kanan dan kiri
vestibulum distal
VIDEO BORDER
MOULDING

https://www.youtube.com/w
atch?v=N2Eg5wXkSj8
Prosedur Pencetakan Fisiologis
1. Membuat cetakan menggunakan
bahan elastomer (polyvinyl siloxane).
2. Pasien diinstruksikan untuk tegak
agar bahan cetak tidak mengalir ke
belakang.
3. Teknik mencetak rahang atas
maupun bawah yaitu sendok cetak
ditekan pada bagian posterior
kemudian lanjutkan penekanan di
bagian anterior.
4. Setelah selesai mencetak, cetakan
negatif dicor dengan menggunakan
dental gypsum tipe IV/V sehingga
diperoleh model kerja. Selanjutnya
model kerja tersebut dikirim ke
Survey Model Kerja
1. Penempatan model kerja pada
Surveyor
2. Menentukan bidang bimbing
(guiding plane)
3. Penentuan garis survey
(menandai garis kontur terbesar
gigi)
4. Pengukuran daerha retensi
5. Evaluasi masalah hambatan
6. Evaluasi faktor estetik
7. Rekaman hubungan model kerja
dengan surveyor (tripoding,
pemberian tanda garis, tanda
goresan, atau pemasangan pin)
Pembuatan Baseplate dan Bite
Rim
1. Lunakkan selembar malam merah
(wax) di api bunsen
2. Malam yang sudah lunak diletakkan
di atas model kerja sambil ditekan Alat dan Ba
pelan-pelan sesuai dengan han
permukaan (fitting surface). 1.CRBEuDnITS: is p
template wsenT/hla mrpesuentation
3. Kelebihan malam dipotong dengan spiritauss created by
including i Slidesgo,
2 . Pi sa c o n s by
menggunakan pisau malam sesuai infographi u malamlaticon, and
F
3. Malacsm& images by F
merah reepik.
dengan batas-batas basis. (modeling
4. Model wax)
4. Buat galengan gigit dengan melipat kerja
modelling wax dengan ketebalan 1x1
cm atau malam dicairkan kemudian
dimasukkan ke dalam cetakan
galengan gigit dan dikeluarkan
setelah dingin
Try in Basis dan Biterim
1. Pasien diminta duduk dengan
posisi tegak, lalu bite rim
dimasukkan ke dalam mulut
pasien dan dilakukan uji coba
bite rim.

Adaptasi base plate


2. Base plate tidak mudah lepas
dan bergerak
3. Permukaan base plate merapat
dengan jaringan pendukung.
4. Tepi base plate tepat
Kesejajaran
1. Atur posisi pasien
2. Tentukan titik-titik panduan bidang chamfer
3. Masukkan bite rim ke dalam mulut pasien
4. Pasang benang sebagai panduan pada titik-titik yang telah ditentukan
sebelumnya, mulai dari hidung pasien bagian bawah ke tragus telinga
(garis chamfer) pasien untuk membantu menilai kesejajaran
5. Masukkan fox plane ke dalam mulut pasien
6. Periksa kesejajaran fox plane dengan garis bantuan
VIDEO
KESEJAJARAN
https://www.youtube.com/wa
tch?
v=V1Q3ForDo98&list=PLOu
sibb0H6keLaoSnQ06Zzr9gr
SV7GNcN&index=15
Penentuan Dimensi Prosedur :
Vertikal 1. Posisi pasien harus duduk tegak, rileks,
kepala tegak dan pandangan lurus ke
depan) • DVI = DV
fisiologis yaitu
2. Tentukan titik acuan pengukuran DV yaitu saat mandibula
pada ujung hidung dan dagu (Pasang istirahat
fisiologis
plester) ditentukan oleh
3. Ukur DVI. Instruksikan pasien untuk otot dan
mengucapkan huruf M beberapa kali. gravitasi
• DVO = gigi atau
Kemudian ukur subnasion-gnation galangan gigit
4. Ukur DVO. Instruksikan pasien untuk dalam keadaan
kontak
beroklusi. Kemudian ukur titik subnasion- • Freeway space
gnation = jarak DVI
5. Tentukan free way space. Nilai normalnya - DVO = 2-4 mm

yaitu 2-4 mm
Penentuan Dimensi
Vertikal
https://www.youtube.com/w
atch?
v=wT1wN0nhzuM&list=PL
Ousibb0H6keLaoSnQ06Zzr
9grSV7GNcN&index=17
1. Sandaran dental unit diatur agar pasien
berada pada posisi supinasi. Dari sini
mandibula berada pada posisi yang paling
Penentua
distal.
2. Kemudian tentukan garis median dan n
garis kaninus. Relasi
3. Fiksasi bite rim rahang atas dengan
rahang bawah dengan menancapkan Sentrik
paper clip yang telah dipanaskan.
4. Kemudian, bite rim atas dan bawah yang
sudah terfiksasi tersebut dikeluarkan
bersamaan dengan cara pasien
diinstruksikan membuka mulut selebar
mungkin.
5. Lalu, bite rim atas dan bawah
dimasukkan pada model kerja. Bila telah
n gigi
Penyusuna
ecara
dilakukan s
bertahap ya
itu Penyusunan Gigi Artifisial
gigi
penyusunan n bawah
s da
anterior ata
ig i p os te rior atas
-> g Penentuan warna gigi :
dan bawah.
1. Hue : Memilih warda dasar shade
guide (Memilih A, B, C, D)
2. Chroma : Memilih warna chroma
sesuai dengan hue yang telah
dipilih dan atau intensitas atau
saturasi dari hue
3. Value : Tingkat kecerahan
Penyusunan Gigi Anterior RA

Gigi I2

• Sumbu gigi lebih miring dari gigi I1 yaitu 100

• Titik kontak mesial berkontak dengan titik


kontak distal I1
• Permukaan labial sesuai dengan lengkung bite
rim namun agak depresi pada 1/3 cervikalnya
sedikit lebih dalam dari gigi I1
T ry in a d a la h
o b a a n i n s e rs i Try In Gigi Anterior
perc
T m a l a m p a da
G
pasien untuk
memeriksa
t a n , e st e t i k,
keceka
Evaluasi
n h u b u n
estetik,g a n perlihatkan ke pasien dengan bantuan cermin;
da
Evaluasi ng.
rahadukungan bibir dan pipi :
1. 1/3 gigi anterior atas harus terlihat saat bibir atas dalam
keadaan istirahat
2. 1/2 gigi anterior atas terlihat saat pasien tersenyum
3. Ketebalan sayap labial/bukal mensuport wajah
Penyusunan Gigi Posterior RA

Gigi Gigi Gigi


P2 M1 M2

• Sumbu gigi tegak • Poros condong ke • Cusp-cuspnya terletak


lurus bidang oklusal distal pada bidang oblique dari
• Ujung cusp bukal kurva antero-posterior
• Cusp-cuspnya
menyentuh bidang o Cusp MP = cusp DP
terletak pada bidang
oklusal M1
oblique dari kurva o Cusp MB = cusp DB
• Ujung cusp palatal antero-posterior
M1 (di atas bidang
menyentuh bidang yaitu: cusp MP
oklusal 1 mm)
oklusal dan terletak terletak pada bidang o Ujung cusp DB paling
pada garis pedoman oklusi dan cusp MB
tinggi (1,5 mm)
rahang atas dan DP sama tinggi
• Dilihat dari bidang
• Dilihat dari bidang kira-kira 1mm diatas
oklusal permukaan
oklusal development  bidang oklusi
bukal gigi M-2 atas
groove sentralnya terletak pada kurva
terletak diatas lingir lateral
rahang Gigi M1
Penyusunan Gigi Posterior RB

1. Gigi M1 RB disusun terlebih dahulu, cusp mesio-bukal


gigi M1 atas terletak pada bukal groove gigi M1 RB,
gigi M1 RB berkontak dengan gigi P2 dan M1 RA, cusp
mesio-palatal gigi M1 RA terletak pada central fossa
gigi M1 RB
2. Gigi M2 RB berkontak dengan gigi M1 dan M2 RA,
cusp disto-palatal gigi M1 RA dan cusp mesio-palatal
gigi M2 RA terletak pada central fossa gigi M2 RB
a s i b id a n g o klusal
Evalu r R B=½-
a l p o s te r io
• Bidang oklus
pad
2/3 retromolar
• Bidang oklus a l an te r io r R A Try In Gigi Posterior
sejajar
l
garis interpupi e rior RA
o k l u sa l p o s t
• Bidang
ja r g a r i s c a m fe r  
se ja bagian
e r s a n d a r p a d a
• Lidah b
n g u a l g ig i a n terior RB
li
Evaluasi DV
• Periksa kembali DV
• Cek dengan metode CSS (closest speaking space) dari Silverman
Periksa fonetik 
• Huruf labiodental (F, V, W): tepi insisal RA ke bibir bawah
• Huruf BPM (bilabial): bila dukungan bibir kurang terganggu
• Huruf linguoalveolar (TDSZ): lidah menyentuh anterior palatum.
Dipengaruhi ketebalan basis GT.
Penyusunan Gigi

https://www.youtube.com/w
atch?v=VL_GMT1nmi4
Remounting dan Selective Grinding

Remounting
Pemasangan kembali geligi dalam artikulator yang bertujuan untuk
mengkoreksi hubungan oklusi yang tidak harmonis dari geligi tiruan
yang baru selesai diproses. Pengecekan kembali oklusi dapat
menggunakan articulating paper atau diletakkan pada artikulator
dan lihat apakah ada area yang mengalami prematur kontak.

Selective grinding
Pengasahan permukaan oklusal GT pada tempat-tempat
tertentu untuk memastikan bahwa oklusi sentrik GT tepat
dengan hubungan rahang sentrik dan juga GT harus
dalam kontak eksentrik yang seimbang pada semua sisi.
Insersi Gigi Tiruan

Hal – hal yang perlu diperiksa :


 Basis GT yang menghadap mukosa
- Oleskan PIP pada basis yang menghadap mukosa 1. Oklusi artikulasi :
sebelum dipasang untuk melihat apakah kontak di
menggunakan
articulating paper
basis sudah merata (jangan dioklusikan dulu) 2. DV & RS
- Jika ada undercut tertinggal di mukosa saat GT 3. Retensi
dilepas hilangkan undercut dengan pengasahan 4. Kestabilan GT saat
bicara dan menelan
- Jika sudah merata di RA dan RB, baru oklusikan
5. Evaluasi fonetik
cek lagi basisnya
 Perluasan tepi GT: apakah sesuai dengan ruangan
yang tersedia di vestibulum, sesuaikan dengan
daerah frenulum, hamular notch. Cek
INSTRUKSI
1. Ajarkan cara pasang dan lepas GTP
2. Kalau sangat retentif: pasien
mengucap Ah / meniup dgn mulut
tertutup
3. Perhatikan arah pemasangan bila ada
undercut
4. Pembersihan GT: kimia (rendam),
mekanik (disikat)
5. Hindari pemakaian saat tidur agar
suplai darah mukosa tidak terhambat,
tidak menyumbat napas, mencegah
candida
6. Instruksi kontrol 24 jam setelah inseri,
FOLLOW UP
CARE
1. Pemeriksaan I: 1-3 hari pasca pemasangan
GT. Pemeriksaan II: 1 minggu setelah
pemeriksaan I.
2. Menanyakan keluhan mengenai fungsi
bicara, mastikasi, estetik dan kenyamanan
3. Periksa rongga mulut (visual, palpasi) untuk
memeriksa adanya iritasi jaringan lunak.
4. Cek artikulasi saat kontrol
Sasaran: bilateral balanced occlusion = seluruh
gigi berkontak saat gerakan sentris dan
eksentris (protrusif & lateral) di working dan
non working sides. Keuntungannya
mendistribusikan tekanan kunyah secara
merata pada rahang.
DAFTAR
P U S T A K A
1. R.M. Basker, J.C. Davenport: Prosthetic treatment of the
edentulous patient. 4th edition 2002. Blackwell Munksgaard,
oxford UK.
2. Rangarajan V, PadmanabhanTV. 2017. Textbook of
Prostodontic. 2nd ed. India :Elsevier. p.65-75
3. Arthur O. Rahn, John R. Ivanhoe, Kevin D. Plummer:
Textbook of complete denture. 6th edition, 2009. PMPH, USA.
THANK YOU !!

LAPORAN KASUS GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN


Nur Raudhah Ihsaniyah Bialangi
J014191017
(Kamis, 01 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai