Anda di halaman 1dari 21

HAKEKAT BIMBINGAN DAN

BIMBINGAN KONSELING DI SD

ALFINA HASNA N (1800997)


FRISKY AFRINA (1806501)
I N TA N TATA S A R I ( 1 8 0 1 3 5 8 )
Q O N I TA H U M I S A B A R N I
(1800590)
A H
O L
E K
1 I S
D R
A N A
G A S
IN D
B
IM
B
TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD
Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar muncul
dari karakteristik dan masalah-masalah perkembangan murid.
Pendekatan perkembangan dalam bimbingan merupakan
pendekatan yang tepat digunakan di SD karena pendekatan ini
lebih berorientasi pada pengembangan ekologi perkembangan
murid.
Memahami karakteristik murid SD sebagai dasar untuk
pengembangan program bimbingan di SD di fokuskan kepada
pencapaian tugas-tugas perkembangan murid SD.

QONITAH
Pada jenjang pendidikan sekolah dasar,
pendidikan memiliki tujuan untuk memberikan
bekal kemampuan dasar kepada peserta didik
untuk mengembangkan kehidupannya sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, dan
anggota umata manusia serta mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan
menengah (UUSPN dan PP No.28 Tahun 1990).
Secara khusus, layanan bimbingan di Sekolah
Dasar bertujuan untuk membantu siswa agar
dapat mencapai tugas - tugas pengembangan yang
meliputi aspek pribadi sosial, pendidikan dan
karier sesuai dengan tuntutan lingkungan.
( Depdikbud,1994 )
TUJUAN BIMBINGAN UNTUK ANAK MENURUT
SOLEHUDDIN (2005)

1. Bimbingan pada hakikatnya merupakan aktivitas yang


terarah ke optimalisasi.
2. Tercapainya perkembangan anak yang optimal adalah
sasaran akhir dari bimbingan yang sekaligus juga dapat
merupakan sasaran akhir dari proses pendidikan secara
keseluruhan.
3. Dalam konteks bimbingan,upaya membantu anak dalam meraih
keberhasilan perkembangan anak dilakukan melalui tiga aktivitas
pokok sebagai berikut:

 Menyerasikan perlakuan dan lingkungan pedidikan dengan


kebutuhan perkembangan anak serta dengan mempertimbangkan
tuntunan nilai-nilai keagamaan dan kultural yang dianut.

 Menyelenggarakan layanan untuk mengembangkan berbagai


kemampuan dalam keterampilan pribadi-sosial,belajar dan karir anak
yang diperlukan untuk keperluan perkembangan dan belajarnya
seperti keterampilam belajar,bergaul,menyelesaikan konflik dan
sejenisnya.
 Menyelenggarakan layanan intervensi khusus bagi anak yang
memerlukan perhatian dan bantuan khusus.
 
KARAKTERISTIK BIMBINGAN DAN
KONSELING DI SEKOLAH DASAR
Muro dan Kottman mengkaji perbedaan bimbingan konseling di SD
dari karaktristik siswa termasuk beberapa keterbatasannya,teknik
pemberian layanan,dan jenis pemberian layanan.Menurut mereka terdapat
enam perbedaan penting yang harus dipertimbangkan konselor dalam
mengembangkan program bimbingan di SD,yaitu :

 Konselor memandang bahwa siswa belum memilki keajegan,Oleh


karena itu,konselor belum dapat menciptakan lingkungan belajar secara
permanen.

 Beberapa jenis layanan bimbingan tidak langsung kepada


siswa,melainkan diluncurkan melalui guru,orang tua ,dan orang dewasa
lainnya.
 Kesempatan anak untuk melakukan pilihan masih
terbatas.

 Siswa SD memiliki keterbatasan dalam menerima


tanggung jawab dirinya sendiri ( self-responsibility )

 Pengembangan program bimbingan hendaknya berawal


dari konsep dasar bimbingan,terutama kepedulian untuk
mmberikan bantuan kepada siswa sebagai pembelajar.

 Layanan bimbingan di SD kurang menekankan pada


penyimpanan data,testing ,perencanaan
pendidikan,endekatan yang berorientasi pada pemecahan
masalah,dan konselinng atau terapi individual.
FUNGSI DAN PERAN GURU
PEMBIMBING DI SD
Dalam SK Menpan No.83/1993 ditegaskan bahwa selain tugas
utama mengajar, guru SD ditambah dengan melaksanakan
program bimbingan di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

Bahkan Murro dan Kottman (1995:69) menempatkan posisi


guru sebagai unsur yang sangat kritis dalam implementasi
program bimbingan perkembangan. Guru yang memonitor
siswa dalam belajar, dan bekerja sama dengan orang tua untuk
keberhasilan siswa.
A S
AZ
2 AN
I D
S
G G A N
N
U IN
, F B
IP IM
N S B
I
PR
PRINSIP – PRINSIP BIMBINGAN
Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan , terdapat beberapa prinsip bimbingan sebagai
pijakan bertindak . Paryitno (1998 : 27 )menjabarkan bimbingan prinsip yaitu :

A. Prinsip Bimbingan yang berkaitan dengan sasaran layanan .


B. Prinsip Bimbingan yang berkaitan dengan pribadi dan
tingkah laku yang unik dan dinamis .
C. Prinsip Bimbingan yang berkaitan dengan program layanan
D. Prinsip Bimbingan yang berkaitan dengan tujuan dan
pelaksanaan layanan

ALFINA
PRINSIP BIMBINGAN KONSELING MENURUT MURO DAN KOTTMAN (1995:50-53)

1. Bimbingan konseling diperlukan untuk semua murid .


2. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan kepada
pembelajaran murid.
3. Konselor dan guru merupakan fungsionaris bersama dalam program
bimbingan perkembangan.
4. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian
penting dalam bimbingan perkembangan.
5. Program bimbingan perkembangan peduli dengan penerimaan diri,
pemahaman diri, dan pengayaan diri.
FUNGSI DAN LAYANAN
BIMBINGAN
a. Fungsi pemahaman
b. Fungsi preventif
c. Fungsi Developmental
d. Fugsi kuratif
AZAS – AZAS BIMBINGAN

 Rahasia
 Dinamis
 Sukarela  Terpadu
 Terbuka  Harmonis
 Kegiatan  Ahli
 Mandiri  Ahli tangan kasus
 Kini  Tut Wuri Handayani

FRISKY
GI N
T E GA
RA IN
S T B
3 I
/
K B IM
N
K ET IK
E
T E
,
S OD
I
N K
E
J A
R T
SE
JENIS, TEKNIS/STRATEGI SERTA KODE ETIK
BIMBINGAN

1. Jenis Layanan dan Struktur


Bimbingan
1. Layanan Dasar Bimbingan
2. layanan responsif
3. Layanan perencanaan Individual
4. kompenen dukungan sistem
Konseling
Individual
KONSULTA
SI
MENGAJAR
BERNUANSA
BIMBINGAN TEKNIK/
STRATEGI
BIMBING NASIHAT
AN
PENGAJARA
N REMEDIAL

BIMBINGAN
KONSELING KELOMPOK
KELOMPOK
INTAN
KODE ETIK PROFESI BIMBINGAN DAN
KONSELING
Berdasarkan Keputusan Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia (PBABKIN) Nomor 010 Tahun 2006 tentang
Penetapan Kode Etik Profesi dan Konseling, maka sebagian dari Kode
Etik itu adalah sebagai berikut :
a. Kualifikasi konselor dalam nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan dan
wawasan.
b. Penyimpanan dan penggunaan informasi.
c. Hubungan dengan Pemberian dan Pelayanan.
d. Hubungan dengan Klien.
e. Konsultasi dengan Rekan Sejawat.
f. Alih Tangan Kasus.

Anda mungkin juga menyukai