Anda di halaman 1dari 13

Prematur

Di Susun Oleh :

Annisa Zahrotul Fuadah


Definisi Prematur

Prematuritas adalah kelahiran yang berlangsung pada umur kehamilan 20 minggu hingga
37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Terdapat 3 subkategori usia kelahiran
prematur berdasarkan kategori World Health Organization (WHO), yaitu:
 
1) Extremely preterm (20 - 27 minggu)
2) Very preterm (28 – 32 minggu)
3) Moderate to late preterm (32 - 37 minggu).
 
Persalinan prematur adalah suatu persalinan dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi
belum aterm (cukup bulan). Berat janin antara 1000-2500 gram atau tua kehamilan antara
28 minggu sampai 36 minggu (Wiknjosastro, 2007).
Menurut berat badan lahir, bayi prematur dibagi dalam
beberapa kelompok :
1) Berat badan bayi 1500 – 2500 gram disebut bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
2) Berat badan bayi 1000 -1500 gram disebut bayi dengan
Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR)
3) Berat badan bayi <1000 gram disebut bayi dengan Berat
Badan Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) (Krisnadi,2009)

Epidemiologi
Angka kejadian kelahiran prematur di Indonesia belum dapat
dipastikan jumlahnya, namun berdasarkan data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan tahun 2007, proporsi
BBLR di Indonesia mencapai 11,5 %, meskipun angka BBLR tidak
mutlak mewakili angka kejadian kelahiran prematur. Dalam studi
yang dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2002
didapatkan kelahiran prematur sebesar 138 kasus (4,6%).
Patofisiologi
Bayi prematur adalah bayi yang lahir karena persalinan
prematur. Persalinan prematur menunjukkan adanya
kegagalan mekanisme yang bertanggung jawab untuk
mempertahankan kondisi uterus selama kehamilan atau
disebabkan karena adanya gangguan yang menyebabkan
singkatnya kehamilan. Kondisi memicu dimulainya proses
persalinan secara dini. Empat jalur penyebab prematuritas
terpisah yaitu stress, infeksi, perdarahan dan regangan.
(Norwitz dan John, 2007)

Secara umum, penyebab persalinan prematur


dikelompokkan dalam 4 golongan, yaitu :
1) Aktivasi prematur dari pencetus terjadinya
persalinan
2) Inflamasi / infeksi
3) Perdarahan plasenta
4) Peregangan yang berlebihan pada uterus.
Faktor Resiko Prematur

a. Faktor Iatrogenik (Indikasi Medis pada Ibu/ Janin)

Pengakhiran kehamilan yang terlalu dini dengan seksio sesarea karena alasan bahwa bayi
lebih baik dirawat di bangsal anak daripada dibiarkan dalam rahim. Hal ini dilakukan dengan
alasan ibu atau janin dalam keadaan seperti diabetes maternal,penyakit hipertensi dalam kehamilan
dan terjadi gangguan pertumbuhan intrauterin (Oxorn, 2003).

b. Faktor Maternal
1) Umur ibu
Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun. Pada kehamilan diusia
kurang dari 20 tahun secara fisik dan psikis masih kurang, misalnya dalam perhatian untuk
pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun
berkaitan dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang
sering menimpa diusia ini (Widyastuti, dkk, 2009).
2) Paritas ibu
 
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang pernah
dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak diketahui, maka dipakai umur
kehamilan lebih dari 24 minggu (Sumarah, 2008).

3) Trauma

Terjatuh, setelah berhubungan badan, terpukul pada perut atau mempunyai luka
bekas operasi/ pembedahan seperti bekas luka SC merupakan trauma fisik pada ibu
yang dapat mempengaruhi kehamilan. Sedangkan trauma psikis yang dapat
mempengaruhi kehamilan ibu adalah stres atau terlalu banyak pikiran sehingga kehamilan
ibu terganggu.
4) Riwayat prematur sebelumnya

 Wanita yang telah mengalami kelahiran prematur pada kehamilan terdahulu memiliki
risiko 20 % sampai 40 % untuk terulang kembali (Varney, 2007). Persalinan prematur
dapat terulang kembali pada ibu yang persalinan pertamanya terjadi persalinan prematur
dan risikonya meningkat pada ibu yang kehamilan pertama dan kedua juga
mengalami persalinan premature.

5) Plasenta Previa

Plasenta previa adalah posisi plasenta yang berada di segmen bawah uterus, baik
posterior maupun anterior, sehingga perkembangan plasenta yang sempurna menutupi
serviks (Varney, 2007). Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat menutupi seluruh osteum
uteri internum, sebagian atau tepi plasenta berada sekitar pinggir osteum uteri internum.
6). Inkompetensi Serviks

7). Infeksi Intra-amnion

8). Hidramnion

9). Hipertensi

10). Malnutrisi
Faktor Janin

Gemelli
Gemelli/kehamilan ganda adalah kehamilan dengan
dua janin atau lebih intrauteri. Kehamilan ganda
dianggap mempunyai risiko tinggi karena dapat
menyebabkan komplikasi lebih tinggi

Janin Mati Dalam Rahim (IUFD)

Kematian janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian


janin dalam uterus yang beratnya 500 gram atau Faktor Prilaku
lebih dan usia kehamilan telah mencapai 20
minggu atau lebih (Saifuddin, 2006).
1. Merokok

Kelainan Kongenital
2. Minum Alkohol
Kelainan kongenital atau cacat bawaan merupakan
kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang
timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur.
Tanda dan gejala bayi prematur menurut Surasmi
(2003)

1) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu 8) Tulang rawan dan telinga belum sempurna

2) Panjang badan kurang dari 46 cm pertumbuhannya,sehingga seolah-olah tidak

3) Batas dahi dan rambut kepala tidak teraba tulang rawan daun telinga.

jelas 9) Tumit mengkilap, telapak kaki halus

4) Lingkar kepala kurang dari 33 cm 10) Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif

5) Lingkar dada kurang dari 30 cm dan pergerakannya lemah.

6) Rambut lanugo masih banyak 11) Fungsi saraf yang belum atau kurang matang,

7) Jaringan lemak subkutan tipis atau mengakibatkan refleks isap, menelan dan batuk

kurang masih lemah dan tangisannya lemah.


Komplikasi Prematur

Komplikasi bayi prematur menurut David  


dan Derek (2008) dan Surasmi (2003) 5) Masalah pemberian makan :
yaitu :  
1) Pernafasan: 6) Enterokolitis nekrotikans.
 
2) Hipotermi. 7) Perdarahan intraventrikular.
   
3) Hipoglikemia. 8) Anemia.
 
4) Ikterus pada prematuritas.
 
Penatalaksanaan Bayi Prematur

Bayi prematur dapat dilahirkan dengan dua cara yaitu bisa dengan
pervaginam dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi atau dengan
abdominal. Bayi dapat dilahirkan secara pervaginam apabila bayi pada
presentasi kepala atau sungsang dengan kepala tidak defleksi, taksiran
berat janin tidak kurang dari 3176 gram, pembukaan sudah lebih dari
4 cm. sedamgkan untuk bayi prematur yang dilahirkan
perabdominal yaitu apabila bayi dalam posisi sungsang namun kepala
bayi dalam posisi defleksi, atau terjadi plasenta previa totalis sehingga
bayi tidak dapat dilahirkan pervaginam(Manuaba,2010).
Thanks A Lot

Anda mungkin juga menyukai