Anda di halaman 1dari 11

TUGAS VIROLOGI

SUFYAN ASSAURY
P07134119054

D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


1
PEMERIKSAAN ITD VIRUS
POLIO
PENGERTIAN VIRUS POLIO
Mari kita pahami apa itu virus polio terlebih dahulu!

Virus polio/poliovirus adalah virus dari genus enterovirus menyebabkan infeksi pada
manusia yang dikenal dengan Poliomielitis. Terdapat tiga serotipe dari poliovirus, yaitu:
poliovirus tipe 1 (Brunhilde/PV1), tipe 2 (Lansing/PV2), dan tipe 3 (Leon/PV3).3
Transmisi penyakit ini sangat mudah lewat oral-oral (orofaringeal) dan fekal-oral
(intestinal). 9 Polio sangat infeksius antara 7-10 hari sebelum dan sesudah timbulnya
gejala, tetapi transmisinya mungkin terjadi selama virus berada di dalam saliva atau
feses..
Poliomielitis yang disebabkan oleh poliovirus memiliki beberapa jenis, yaitu:
1. Polio paralitik
2. Polio spinal
3. Polio bulbar
4. Polio bulbospinal

4
Patofisiologi Poliovirus
Poliovirus masuk kedalam tubuh melalui mulut, menginfeksi sel yang pertama
ditemuinya, yaitu di faring dan mukosa saluran cerna. Virus ini masuk dan
berikatan dengan immunoglobulin-like receptor, yang dikenal sebagai reseptor
poliovirus atau CD 155, pada membran sel.10 Di dalam sel-sel saluran cerna,
virus ini bertahan selama sekitar 1 minggu, kemudian menyebar ke tonsil,
jaringan limfoid saluran cerna dan kelenjar limfa mesenterik dan servikal dimana
virus ini berkembang biak. Selanjutnya, virus ini masuk ke dalam aliran darah.
Poliovirus dapat bertahan dan berkembang biak dalam darah dan kelenjar limfa
untuk waktu lama, kadang-kadang hingga 17 minggu.
5
DIAGNOSA POLIOVIRUS
Virus polio dapat diisolasi dan dibiakkan dari bahan hapusan
tenggorok pada minggu pertama penyakit, dan dari tinja sampai
beberapa minggu. Bila pemeriksaan isolasi virus tidak dapat
dilakukan, maka dipakai pemeriksaan serologi berupa tes
netralisasi dengan memakai serum pada fase akut dan
konvalesen. Selain itu bisa juga dilakukan pemeriksaan
complement fixation (CF). Diagnosis laboratorik biasanya
berdasarkan ditemukannya poliovirus dari sampel feses atau
dari hapusan faring. Antibodi dari poliovirus dapat didiagnosis,
dan biasanya terdeteksi di dalam darah pasien yang terinfeksi.
Pada pemeriksaan ini diambil sampel feses.

7
PROSEDUR KERJA
Sampel feses di
ekstrak dengan
NaCL, lalu di
centrifuge dengan
kecepatan 1000 rpm
selama 20 menit. Inkubasi selama 5
Supernathan diambil hari di suhu 37℃
dan ditambahkan
antibiotik .
1 2 3 4

Hasil ekstrak feses


Lakukan pengamatan
tersebut, ditanam
setiap hari untuk
pada sel L20B
melihat adanya
dan RD
Cytophatic effect
(CPE)
INTERPRETASI HASIL

Jika Sel L20B menunjukkan adanya CPE


maka dilaporkan sebagai virus Polio tetapi
jika tidak menunjukkan adanya CPE di sel
RD maka dilaporkan sebagai Non Polio
Enterovirus. Untuk mengidentifikasi serotipe
dari Non Polio Enterovirus maka dilakukan
tes netralisasi dengan menggunakan sel RD.

9
PEMBAHASAN

Pemeriksaan lainnya yang mampu menunjang


pemeriksaan polio yaitu tes serologi.
Untuk memastikan adanya virus Polio maka
dilakukan uji lebih lanjut dengan menggunakan
metoda netralisasi atau saat ini digantikan dengan
metoda PCR. Tes RT-PCR mampu menentukan tipe
poliovirus yang menginfeksi manusia, apakah dari
strain liar atau strain vaksin.

10
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

11

Anda mungkin juga menyukai