Anda di halaman 1dari 17

PENANGGULANGAN BENCANA

KECELAKAAN MASSAL
KELOMPOK 3B

KIDUNG ASMARA DANA (30901800102)


LAILI ULIN NI’MAH (30901800103)
LAILIYATUL KIFTIYAH (30901800104)
LINA ARIFATUN NISA (30901800105)
LINA FEBRIANA (30901800106)
LISA ARYANI (30901800108)
MARLINA RIKMAWATI (30901800109)
MAULIDIYAH SAFITRI (30901800110)
MAULINA INDRIYANI (30901800111)
MEGA WULANDARI (30901800112)
MELLINIA RAMADYANTI (30901800113)
MESIHATUS SAFAAH (30901800114)
Latar Belakang

Kecelakaan lalu lintas saat ini merupakan permasalahan bagi


negara-negara berkembang, masalah tersebut sama halnya yang
terjadi di Indonesia yang menghadapi masalah keselamatan jalan yang
sangat serius. Permasalahan ini kemungkinan besar akan semakin
memburuk sebagai akibat pertumbuhan jumlah kendaraan yang sangat
pesat (terutama sepeda motor), pertumbuhan jumlah penduduk,
pertumbuhan ekonomi, dan berbagai faktor lainnya.
Data Kepolisian Republik Indonesia menyebutkan pada tahun
2011, terjadi kecelakaan lalu lintas di Indonesia sebanyak 109.776
kasus dengan korban meninggal sebanyak 31.185 orang, sedangkan
pada tahun 2012 terjadi sebanyak 109.038 kasus kecelakaan lalu lintas
dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang (Kepolisian
RI, 2012). Berdasarkan data Internasional Labor Organization (ILO)
tahun 2014 diketahui kasus kecelakaan kerja Indonesia sebanyak
99.000 kasus kecelakaan kerja. Dari total jumlah itu, sekitar 70%
berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup
Tindakan pertolongan pertama merupakan sebuah
perlakuan pada korban kecelakaan sebelum ditangani oleh
petugas medis dengan tujuan menghindarkan korban dari
cidera yang lebih parah. Tujuan dilakukannya tindakan
atau penanganan awal kondisi gawat darurat untuk
menyelamatkan kehidupan, mencegah keadaan menjadi
lebih buruk dan mempercepat kesembuhan pada korban.
Upaya Pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus
dipandang sebagai satu sistem yang terpadu dan tidak
terpecah-pecah, mulai dari pre hospital stage, hospital stage
dan rehabilitation stage, sehingga mampu mengurangi
resiko kematian dan kecacatan fisik (Khoirul, 2013).
A. KONSEP TEORI

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2009 Pasal 1


angka 24 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahwa Kecelakaan Lalu
Lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. bahwa
Kecelakaan merupakan kejadian yang terjadi tiba-tiba, tak terduga dan
secara tidak sengaja di bawah keadaan yang tak terduga. Kecelakaan lalu
lintas jalan dapat didefinisikan sebagai "Kecelakaan yang terjadi pada cara
atau jalan untuk lalu lintas umum; mengakibatkan satu orang atau lebih
menjadi tewas atau terluka, dan setidaknya satu bergerak kendaraan terlibat.
Dengan demikian, kecelakaan di jalan adalah tabrakan antara kendaraan;
antara kendaraan dan pejalan kaki, antara kendaraan dan binatang, atau
antara kendaraan dan hambatan geografis atau arsitektur " penyebab utama
dari suatu kecelakaan lalu lintas di pengaruhi oleh faktor manusia,
kendaraan dan lingkungan jalan, serta interaksi dan kombinasi dua atau
lebih faktor tersebut di atas.
Definisi Kecelakaan

Kecelakaan didefinsikan sebagai suatu kejadian yang tak terduga,


semula tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah
diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik
bagi manusia atau harta benda, sedangkan kecelakaan kerja
adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan serta tidak
terencana yang mengakibatkan luka, sakit, kematian, kerugian
lainnya pada manusia maupun barang atau lingkungan
Definisi Kecelakaan masal

Insiden Korban Massal atau kecelakaan masal (MCI)


adalah peristiwa luar biasa, yang menghasilkan lebih banyak
pasien pada satu waktu daripada sumber daya yang tersedia
secara lokal dapat mengelola menggunakan prosedur rutin.
Ini membutuhkan pengaturan darurat yang luar biasa dan
bantuan tambahan atau luar biasa. MCI dapat terjadi sebagai
akibat dari berbagai macam peristiwa: bencana (baik alam
maupun buatan manusia), serangan teroris, tabrakan
kendaraan bermotor, dll. Apa pun penyebabnya, ciri khas
MCI adalah jumlah korban yang besar
Konsep Teori Mitigasi Bencana

Masalah mitigasi dan keterkaitannya dengan bencana, pola pikir masyarakat


masih tetap mainstream dalam arti kata selalu memikirkan bencana alam seperti
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, longsor, dan lain-lain. Jarang sekali
atau hampir tidak pernah masalah mitigasi dikaitkan dengan transportasi, ada
68 juta unit lebih moda transportasi yang menjadi hidden disaster yang
berperan sebagai mesin pembunuh dan bisa membunuh kapan saja. Setiap hari
ada sekitar 120 jiwa melayang akibat kecelakaan lalu lintas. Dalam hal ini,
penting sekali merumuskan kembali model mitigasi untuk bencana transportasi
di Indonesia. Sebab, kecelakaan juga merupakan peristiwa yang mengancam
dan menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat oleh faktor nonalam
atau faktor manusia sehingga megakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan dan dampak psikologis sehingga dibutuhkan serangkaian upaya
untuk mengurangi resiko (mitigasi), baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
Faktor penyebab kecelakaan lalu lintas

1. Faktor Kesalahan Manusia


Penyebab dari adanya kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan karena faktor
pelanggaran lalu lintas. pelanggaran yang dilakukan para pengemudi yang
berdampak pada terjadinya laka lantas biasanya seperti melawan arus, menerobos
lampu merah, melanggar rambu lalu lintas atau marka jalan, melebihi batas muatan,
mengabaikan standar keselamatan
2. Faktor Pengemudi Kecelakaan
Pengemudi tidak konsentrasi, mengantuk, mengemudi sambil menggunakan HP,
mengutak-atik audio/video, mengobrol, melihat iklan/reklame. Hal ini sangat kurang
diperhatikan oleh para pengendara, terutama paling banyak dilakukan oleh para
remaja.
3. Faktor jalan
adalah kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, pagar pengaman di daerah
pegunungan ada tidaknya median jalan, jarak pandang, dan kondisi permukaan jalan.
Jalan yang rusak atau berlubang dapat menimbulkan adanya kecelakaan dan dapat
membahayakan pemakai jalan terutama bagi pengguna jalan
4. Faktor Kendaraan
Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban
pecah, rem tidak berfungsi sebagaimana seharusnya,
kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan
patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti, dan berbagai
penyebab lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat
terkait dengan teknologi yang digunakan, perawatan yang
dilakukan terhadap kendaraan.
5. Cuaca
cuaca yang juga bisa berkontribusi terhadap terjadinya
kecelakaan, faktor cuaca yang dimaksud menjadi penyebab
terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah faktor cuaca hujan
yang dapat mempengaruhi jarak pandang pengendara dan
kinerja kendaraan.
Perawatan untuk individu dan kelompok korban
bencana
Tindakan setelah bencana (Emergensi)
1. melakukan tindakan A: Airway control
2. melakukan tindakan B: Breathing support
3. melakukan tindakan C: Circulator support
Pembagian Triase
• Triase Tag Merah ("Segera-Immediate" atau T1 atau Prioritas 1): Pasien
yang hidupnya berada dalam bahaya langsung dan yang membutuhkan
pengobatan segera
• Triase Tag Kuning ("tertunda-delayed" atau T2 atau Prioritas 2): Pasien
yang hidupnya tidak dalam bahaya langsung dan siapa yang akan
membutuhkan mendesak, tidak langsung, perawatan medis
• Triase Tag hijau ("Minimal" atau T3 atau Prioritas 3): Pasien dengan luka
ringan yang akhirnya akan memerlukan pengobatan
• Tag Triase hitam ("hamil-expectant" atau Tidak Prioritas): Pasien yang
mati atau yang memiliki luka yang luas sehingga mereka tidak bisa
diselamatkan dengan sumber daya terbatas yang tersedia
B. ANALISIS VIDEO
• Pengelolaan penanggulangan bencana kecelakaan massa
Penanganan yang harus dilakukan pada saat terjadi bencana kecelakaan
massal :
1. Polisi datang dan segera memasang police line dan menandai tempat
korban kecelakaan dengan menggunakan pilok
2. Pemadam kebakaran datang dan segera memadamkan api yang membara
di lokasi terjadinya kecelakaan
3. Relawan datang dan segera mengecek kondisi keadaan korban kecelakaan
4. Relawan berlari membawa tandu menghampiri korban kecelakaan tersebut
dan mengevakuasi korban ke tempat yang lebih aman
5. Relawan segera memindahkan pasien ke tandu dan memasukkan ke dalam
ambulance
6. Pada korban yang mengalami patah tulang segera beri pertolongan dengan
mengikat kain ke bagian yang patah tulang agar anggota badan yang
mengalami patah tulang tidak tergeser
7. Kemudian ambulance tersebut membawa korban ke
rumah sakit terdekat
8. Setelah sampai di rumah sakit, perawat segera
menolong pasien dan membawanya ke IGD dan
menentukan triage
Warna merah: kondisi berat
Warna kuning: kondisi sedang
Warna hijau : kondisi ringan
Warna hitam : meninggal atau tidak bisa diselamatkan
9. Pada video tersebut tindakan pasca kecelakaan tidak
dilakukan pemulihan psikis korban
KESIMPULAN
Kecelakaan lalu lintas saat ini merupakan permasalahan
bagi negara-negara berkembang, masalah tersebut sama
halnya dengan yang terjadi di Indonesia yang menghadapi
masalah keselamatan jalan yang sangat serius. Indonesia
merupakan negara yang sering terjadi bencana. Semua
petugas medis bisa terlibat dalam pengelolaan bencana.
Semua petugas wajib melaksanakan Sistim Komando
Bencana dan berpegang teguh pada SPGDT-S/B pada
semua keadaan darurat darurat. Karena banyak keadaan
bencana yang kompleks, dianjurkan bahwa semua petugas
harus berperan-serta dan pmenerima pelatihan tambahan
dalam pengelolaan bencana agar lebih terampil dan mampu
melakukan tugas selama bencana yang sebenarnya.
SARAN
Pada saat kejadian bencana begitu banyak pihak yang menaruh
perhatian dan mengulurkan tangan memberikan bantuan tenaga,
moril maupun materi. Banyaknya bantuan yang datang
merupakan sebuah keuntungan yang harus dikelola dengan baik,
agar setiap bantuan yang masuk dapat tepat guna, tepat sasaran,
tepat manfaat dan terjadi efisien
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai