Anda di halaman 1dari 31

“READINESS FOR

CHANGE DALAM
KEPERAWATAN
PADA MASA
PANDEMI COVID-
OLEH TIM 3 KELOMPOK 5 PROFESI NERS
19” (20110206
Yasmin Achmad Badegeil
Tesya Neks Widri (20110206
n Pembimbing : Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS
KONSEP UMUM

MANAJEMEN PERUBAHAN

Varkey dan Antonio (2010) berpendapat bahwa manajemen


perubahan adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan berbagai
tindakan yang dilakukan agar peralihan proses bisnis dari kondisi saat ini
pada kondisi yang diharapkan terjadi pada masa depan dapat berjalan
lancar baik pada level individu maupun tim. Kotter (2011) menyatakan
bahwa manajemen perubahan adalah istilah yang seringkali digunakan
untuk menjelaskan satu set alat dasar atau struktur agar setiap upaya
perubahan dapat dikendalikan. Oleh karena itu manajemen perubahan
mengacu pendekatan yang digunakan dalam peralihan individu, tim, dan
organisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan pada masa depan.
KONSEP UMUM

Tahap manajemen perubahan menurut Varkey dan Antonio (2010) dimulai dari :

Assess readiness for change Develop implementation plan


Mengukur kesiapan untuk berubah. Mengembangkan rencana
implementasi

Establish a sense of urgency Implement and evaluate pilot


Membangun rasa bahwa perubahan Melaksanakan rencana pada
yang akan dilakukan penting. percontohan

Disseminate change
Assemble steering team Menyebarkan perubahan
Membentuk tim pengarah
Anchor change, create culture
shift
Menjaga perubahan disemua bagian
organisasi
1. DEFENISI
•Readiness for change adalah suatu keadaan psikologis yang diartikan
sebagai sikap, keyakinan dan niat mengahadapi perubahan (Riddell &
KONSEP UMUM Roisland, 2017). Armenakis, Harris, dan Mossholder (1993) menyimpulkan
bahwa readiness for change merupakan hal yang memberikan kontribusi
READINESS terhadap efektifitas implementasi dari perubahan yang dilakukan
organisasi. Readiness for change merupakan faktor psikologis dimana
FOR CHANGE anggota organisasi merasa harus menerapkan perubahan dalam
organisasi serta percaya akan kemampuan untuk melakukan perubahan
(Holt, Armenakis, Feild, & Harris, 2007).
KONSEP UMUM READINESS FOR CHANGE

2. KLASIFIKASI
a. Kesiapan individu untuk berubah
Holt et al. (2007) yang mendefinisikan kesiapan individu untuk
berubah sebagai kesiapan untuk berubah menunjukkan sejauh mana
individu secara kognitif dan emosi cenderung menerima dan
mengadopsi rencana tertentu yang bertujuan untuk mengubah status
quo.
Menurut Holt et al. (2010) kesiapan individu untuk berubah terdiri
dari faktor struktural dan faktor psikologis. Structural factors (faktor
kognitif) kesiapan individu untuk berubah terdiri dari knowledge, skills,
and ability alignment (pengetahuan, kompetensi dan kemampuan
individu yang berkaitan dengan esensi perubahan), sedangkan faktor
afektif kesiapan individu untuk berubah terdiri dari appropriateness
(kesesuaian perubahan), management support (dukungan manajemen),
self efficacy (kepercayaan terhadap kemampuan pribadi).
KONSEP UMUM READINESS FOR CHANGE

b. Kesiapan organisasi untuk berubah


Menurut Weiner (2009) kesiapan organisasi untuk berubah mengacu pada komitmen anggota
organisasi untuk berubah dan kepercayaan dirinya untuk melaksanakan perubahan organisasi.
Kesiapan organisasi untuk berubah terdiri dari change commitment (komitmen untuk berubah) dan
change efficacy (kepercayaan terhadap kemampuan untuk berubah).
Change commitment dan change efficacy secara kontekstual saling terkait dan dipengaruhi
oleh change valence (manfaat perubahan bagi organisasi), informational assessment (pengukuran
informasi) serta possible contextual factors (faktor kontekstual yang memungkinkan) yang terdiri
dari organizational culture (budaya organisasi), politics and procedures (kebijakan dan prosedur),
past experience (pengalaman masa lampau), organizational resources (kesiapan sumber daya
organisasi), dan organizational structure (struktur organisasi). Kelima faktor tersebut dapat
mempengaruhi kesiapan organisasi untuk berubah melalui change valence dan informational
assessment.
Weiner (2009) menyebutkan bahwa menurut teori sosial kognitif, jika tingkat kesiapan
organisasi untuk berubah tinggi maka anggota organisasi akan dengan mudah bersedia
melaksanakan perubahan tersebut. Dengan demikian anggota organisasi dengan sendirinya
mampu menginisiasi dirinya untuk melaksanakan perubahan (initiation), gigih dalam
melaksanakan perubahan (persistence) dan menunjukkan sikap kooperatif pada setiap upaya
pelaksanaan perubahan (cooperative behavior). Namun hal ini belum cukup untuk mensukseskan
perubahan tanpa adanya pelaksanaan perubahan yang efektif (implementation effectiveness).
KONSEP READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN
1. DEFENISI
Perubahan adalah cara keperawatan mempertahankan diri sebagai
Perencanaan perubahan,
profesi dan berperan aktif dalam menghadapi era global (milenium III). sebagaimana proses
Masyarakat ilmuwan dan profesional keperawatan Indonesia melihat dan keperawatan, memerlukan
mempersiapkan proses profesionalisasi pada era global ini bukan sebagai suatu pemikiran yang
matang tentang
suatu ancaman untuk ditakuti atau dihindari, tetapi merupakan tantangan keterlibatan individu atau
untuk berupaya lebih keras memacu proses profesionalisasi keperawatan di kelompok. Penyelesaian
Indonesia serta menyejajarkan diri dengan keperawatan di negara-negara masalah, pengambilan
lain. Keperawatan sebagai profesi yang merupakan bagian dari masyarakat keputusan, pemikiran
kritis, pengkajian, dan
akan terus berubah sejalan dengan masyarakat yang terus berkembang dan efektivitas penggunaan
mengalami perubahan (Nursalam, 2014). keterampilan interpersonal
seperti kemampuan
komunikasi, kolaborasi,
2. JENIS DAN PROSES PERUBAHAN negosiasi, dan persuasi
Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, yaitu perubahan adalah kunci dalam
yang tidak direncanakan dan yang direncanakan. Secara umum, erubahan perencanaan perubahan.
Orang yang mengelola
terencana lebih mudah dikelola daripada perubahan tidak terencana yang perubahan harus
terjadi pada perkembangan manusia, tanpa persiapan, atau karena suatu mempunyai visi yang jelas
ancaman. Oleh karena alasan tersebut, perawat harus dapat mengelola bagaimana proses akan
perubahan. Proses perencanaan terjadi karena adanya perubahan yang dilaksanakan dengan cara
yang terbaik untuk
sangat kompleks dan melibatkan interaksi banyak orang, faktor, dan tekanan mencapai tujuaN
(Nursalam, 2014). (Nursalam, 2014).
Ada empat skenario masa depan yang diprediksikan
akan terjadi dan harus diantisipasi dengan baik oleh
profesi keperawatan Indonesia, yaitu:
• Masyarakat berkembang ditunjukkan dengan tingkat
Pendidikan sehingga membuat mereka memiliki
KONSEP kesadaran yang lebih tinggi akan hak dan hukum,
menuntut berbagai bentuk dan jenjang pelayanan
READINESS FOR kesehatan yang profesional, ditambah pula rentang
kehidupan daya ekonomi masyarakat ikut semakin

CHANGE DALAM melebar


• Rentang masalah kesehatan meluas, sehingga
berdampak pada sistem pemberian pelayanan
KEPERAWATAN kesehatan, mulai dari teknologi yang sederhana
sampai pada teknologi yang sangat canggih
• Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang
dan harus dimanfaatkan secara tepat guna;
• Tuntutan profesi meningkat karena didorong oleh
perkembangan iptek medis, permasalahan internal
pada profesi keperawatan, dan era global.
KONSEP READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN

3. TEORI-TEORI PERUBAHAN
Dalam buku Manajemen Keperawatan oleh Nursalam (2014) terdapat beberapa teori-teori perubahan menurut
beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
a. Teori Kurt Lewin (1951)
Lewin (1951) mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi tiga tahapan,
yaitu unfreezing (pencairan), moving (bergerak), dan refreezing (pembekuan).

b. Teori Roger (1962)

Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang tiga tahap perubahan dengan
menekankan latar belakang individu yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan di mana
perubahan tersebut dilaksanakan. Terdapat lima tahap dalam perubahan, yaitu: kesadaran,
keinginan, evaluasi, mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga sebagai awareness, interest,
evaluation, trial, adoption (AIETA).
c. Teori Lipitts (1973)
Lippits (1973) mendefenisikan perubahan sebagai sesuatu yang direncanakan atau tidak
direncanakan terhadap status quo dalam individu, situasi atau proses, dan dalam
perencanaan perubahan yang diharapkan, disusun oleh individu, kelompok, organisasii atau
system sosial yang mempengaruhi secara langsung tentang status quo, organisasi lain, atau
situasi lain
KONSEP READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN

4. STRATEGI PERSIAPAN MENGHADAPI 5. PERSIAPAN UNTUK TERJADINYA


PERUBAHAN PERUBAHAN YANG BAIK

Berdasarkan buku Manajemen Keperawatan oleh Keberhasilan perubahan bergantung pada


Nursalam (2014), terdapat beberapa strategi persiapan strategi yang diterapkan oleh agen pembaru. Hal yang
dan tingkatan dalam menghadapi perubahan. paling penting adalah harus memulainya.
Perubahan dalam organisasi terdiri atas tiga tingkatan a. Mulai dari Diri Sendiri => Sebagai anggota profesi,
yang berbeda, yaitu: perubahan individu yang bekerja perawat tidak akan pernah berubah atau bertambah
di organisasi tersebut, perubahan struktur dan sistem, baik dalam mencapai suatu tujuan profesionalisme
serta perubahan hubungan interpersonal. Ketiga jika perawat belum memulai pada dirinya sendiri.
tingkatan tersebut membutuhkan strategi untuk b. Mulai dari hal-hal yang kecil => Perubahan yang
menciptakan perubahan yang baik. Strategi membuat besar untuk mencapai profesionalisme manajer
perubahan dikelompokkan menjadi empat hal, yaitu: keperawatan Indonesia tidak akan pernah berhasil,
memiliki visi yang jelas, menciptakan budaya jika tidak dimulai dari hal-hal yang kecil.
organisasi tentang nilai-nilai moral dan percaya c. Mulai secepatnya (sekarang) dan jangan menunda
kepada orang lain, sistem komunikasi sesering => Memanfaatkan kesempatan yang ada merupakan
mungkin secara jelas dan singkat, serta keterlibatan konsep manajemen keperawatan saat ini dan masa
orang yang tepat. yang akan datang.
KONSEP READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN

6. TAHAP DAN PEDOMAN PENGELOLAAN PERUBAHAN


Pengelolaan perubahan menjadi kompetensi utama bagi manajer perawat saat ini. Ketidakefektifan penerapan
perubahan akan berdampak buruk terhadap manajer, staf, dan organisasi serta menghabiskan waktu dan dana
yang sia-sia. Nursalam (2014) menjelaskan sembilan tahap pengelolaan perubahan organisasi sebagaimana
dijelaskan berikut ini.

LEGITIMASI PENDIDIKAN
KETERLIBATAN MOTIVASI PERENCANAAN
(ASPEK LEGAL)

ASUH
MANAJEMEN HARAPAN PERCAYA
(DUKUNGAN)
READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN PADA
MASA COVID-19

Pandemi COVID-19 telah berdampak drastis pada komunitas global. Populasi global telah mengalami
kesulitan terkait dengan jarak fisik, keterbatasan perjalanan, kerugian ekonomi, dan tekanan psikologis. Upaya
lokal, nasional, dan global telah dimobilisasi dalam upaya meminimalkan efek negatif virus SARS-CoV-2, dengan
sistem perawatan kesehatan meningkatkan respons yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lebih lanjut, rumah
sakit telah mengatasi kekurangan peralatan dan obat-obatan, berjuang untuk memastikan staf yang tepat, dan
mengalami tantangan keuangan karena pasien menghindari perawatan (Bindman, 2020). Perawat terdaftar sebagai
komponen terbesar dari tenaga kerja rumah sakit (Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat, 2020) telah
memainkan peran penting dalam merawat pasien selama pandemi dan di tengah tekanan pada sistem perawatan
kesehatan, namun pengalaman tenaga keperawatan garis depan selama pandemi masih belum diketahui. Pandemi
COVID-19 ini telah menyebabkan perubahan mendadak dalam praktik keperawatan untuk memenuhi permintaan
perawatan terkait pandemi yang tiba-tiba dan meningkat. Perubahan ini tentu didasari persiapan yang matang
terlebih dahulu. Adapun beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan dijelaskan sebagai berikut ini.
READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN PADA
MASA COVID-19

Dalam penelitian Anja Hesnia K, Nurul H, dan Ratna P. (2021) dengan judul Snapshot of Nurse Readiness for
the Covid-19 Pandemic in Indonesia, didapatkan hasil penelitian bahwasanya pandemic COVID-19 memaksa
perawat untuk lebih siap menghadapi stressor yang ada. Manajemen rumah sakit harus mendukung perawat dan
megembangkan protokol dan rencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka. Hal utama yang perlu disiapkan
perawat adalah kesiapan mental untuk lebih yakin dan percaya diri dalam menangani kasus COVID-19.
Selanjutnya mengatur dengan rinci mengenai penerapan dan pengelolaan APD untuk dapat meningkatkan
keselamatan kerja. Pihak rumah sakit membuat protokol COVID-19 yang wajib diterapkan oleh seluruh anggota
yang bekerja di rumah sakit. Semua petugas kesehatan yang menangani pasien selain COVID-19 atau lainnya harus
mematuhi Tindakan pencegahan, kebersihan tangan, dan penggunaan APD. Rumah sakit harus memberikan
perlindungan ekstra dan mampu menghentikan transmisi ke bagian lain. Persiapan infrastruktur seperti jalur
evakuasi khusus pasien COVID-19 diperlukan untuk mencegah penularan. Sumber daya perawatan kesehatan
(manusia dan material) memerlukan reorganisasi karena jumlah pasien yang membutuhkan peningkatan intensitas,
ventilasi buatan, dan dalam beberapa kasus yang bervariasi. Ketersediaan perawat yang memadai akan
mengurangi beban kerja perawat dan meningkatkan kinerja. Selain itu, manajemen rumah sakit harus focus untuk
membuat rencana persiapan keperawatan, dalam memberikan asuhannya di garis depan. Mereka harus
memastikan bahwa perawat merespons pandemi secara efektif dan semua perlengkapan medis tersedia, seperti
APD, untuk membantu menjaga keselamatan hidup perawat dan pasien.
READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN PADA
MASA COVID-19

Menurut hasil penelitian K. Schroeder., et al (2020) yang berjudul Nursing perspectives on care delivery during
the early stages of the covid-19 pandemic, didapatkan bahwa sebagian besar tenaga medis termasuk perawat,
menghadapi perubahan dengan tenang, dan terus mengoptimalkan dan menyesuaikan dengan situasi yang terus
berkembang. Perawat selalu mengevaluasi peran mereka dalam pemberian perawatan di masa COVID-19.
Persiapan yang telah dilakukan meliputi, pengupgradean ilmu melalui pelatihan, media dll. Selalu sigap dan
tanggap serta waspada terhadap hal-hal kecil, seperti pemakaian APD tambahan. Peserta penelitian menyatakan
memiliki rasa keyainan dan tanggung jawab yang besar secara keseluruhan untuk merawat pasien dengan baik
namun juga berhati-hati. Perawat menyadari bahwa mereka akan merawat pasien dengan COVID-19, untuk itu
mereka akan dnegan cepat mengevaluasi dan menyesuaikan praktik klinis mereka untuk memenuhi permintaan
perawatan.
READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN PADA
MASA COVID-19

Berdasarkan hasil penelitian Brydges., et all (2020) mengenai Lessons learned in preparing for and responding
to the arly stages of the COVID_19 pandemic: one simulation’s program experience adapting to the new normal,
menyatakan bahwa masa pandemic telah mendorong untuk melakukan perubahan dengan mengatur ulang
prioritas mulai dari bulan Januari 2020, untuk mengantisipasi dampak klinis COVID-19 melalui prioritas unit
khusus dengan simulasi berbasis pusat. Secara umum organisasi akan mengembangkan dan menyempurnakan
protocol khusus COVID-19 untuk mengenakan dan melepaskan APD, dan prosedur yang dilindungi. Rumah sakit
juga menyediakan pelatihan profesional ditempat kerja unit dengan penjagaan protokal yang ketat dengan
menerapkan pedoman mengatur jarak fisik. Tim RS juga melakukan pengujian dan penyempurnaan kebijakan,
serta mengevaluasi setiap kinerja rumah sakit. Hal lain yang dipersipkan dalam menghadapi perubahan di masa
COVID-19 yaitu analisis sumber daya, membentuk prioritas dan meningkatkan skala pelatihan dengan cepat di
seluruh tim, membentuk kemitraan yang melegitimasi untuk membangun hubungan yang kuat dengan kantor
pencegahan dan pengendalian infeksi (IPAC) yang meneri kredibilitas untuk bertindak cepat dan tegas di seluruh
organisasi, melakukan standarisasi, melakukan pendekatan berulang dengan menjalankan simulasi, melibatkan
peserta dalam sesi umpan balik terstruktur dan dengan cepat memodivikasi hinga versi kebijakan berikutnya,
brainstorming berkelanjutan dengan mendorong semua tim untuk mengembangkan strategi inovatif.
READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN PADA
MASA COVID-19

Begitu juga dengan penelitian Gianluca C, et all (2020) lesson from Italian front-line nurses’ experiences during
the COVID-19 pandemic dimana wabah COVID-19 yang tiba-tiba membutuhkan perubahan yang mendesak di
dalam rumah sakit baik dari sudut pandang organisasi maupun logistik. Sumber daya manusia dan material harus
ditingkatkan untuk menghadapi keadaan darurat ini. Beberapa rumah sakit secara eksklusif didedikasikan untuk
pasien COVID-19, sedangkan yang lain mendirikan bangsal COVID-19 baru, yang memerlukan penugasan ulang
staf dan pembentukan tim perawat baru. Sejak awal hampir semua departemen mengalami perubahan staf yang
tiba-tiba, menghadapi pengurangan staf yang signifikan karena tingkat sakit yang tinggi dan staf yang
dipindahkan dari unit lain. Perawat berpengalaman dalam pengalaman perawatan intensif melakukan intervensi
untuk cepat melatih rekan-rekan dari bangsal lain. Perubahan terus menerus dan tiba-tiba diperlukan semangat
yang kuat adaptasi dan fleksibilitas. Perubahan staf yang diberlakukan oleh keadaan darurat COVID-19
menyebabkan situasi perpaduan keterampilan yang sangat menantang. Dalam beberapa kasus, perawat yang baru
lulus tiba-tiba menjadi profesional paling senior di bangsal, yang pengalaman perawatan dan manajemen
pertamanya adalah dengan pasien COVID-19. Perasaan disorientasi ini tidak hanya merasuki perawat baru, tetapi
semua orang di bangsal akhirnya harus mendapatkan pengetahuan baru tentang pandemi dan memahami
pengaturan organisasi baru. Banyak perawat bereaksi positif terhadap realitas baru ini: mereka memperkuat basis
pengetahuan mereka dan menemukan solusi baru. Konsekuensi terkait dengan penularan yang mungkin atau
aktual ini telah banyak dan sangat penting, baik dari sudut pandang manusia dan profesional. Hal ini diperlukan
pengembangan ad-hoc dan protokol yang baru dibuat. Selain itu, di beberapa daerah, pelatihan dengan kursus
cepat dikembangkan dan disampaikan langsung di departemen untuk memastikan prosedur mengenakan dan
membuka pakaian APD yang benar dan aman.
KESIMPULAN

Tahap manajemen perubahan dimulai dari assess readiness for change (mengukur kesiapan untuk berubah) yang
diartikan sebagai sikap, keyakinan dan niat mengahadapi perubahan yang dapat meningkatkan kinerja anggota
organisasi terutama di rumah sakit di masa Pandemi COVID-19.

Dari segi kesiapan individu untuk berubah dibutuhkan kesiapan mental dan keyakinan terhadap kemampuan
yang dimiliki sebagai hal utama yang harus dipersiapkan sebagai seorang perawat dimana menjadi garda garis
terdepan untuk menangani masalah terkait COVID-19. Sebagai seorang perawat, untuk terjun dan menghadapi
masalah terkait COVID-19 tentunya dibutuhkan peningkatan pengetahuan, kompetensi dan kemampuan individu
yang berkaitan dengan esensi perubahan. Oleh sebab itu perawat harus mengupgrade ilmu, skill dan kompetensi
yang dimiliki dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, dan selalu aktif mencari informasi dan ilmu terkini terkait
dengan COVID-19. Perawat harus yakin bahwa perubahan yang akan dilakukan sesuai dengan tuntutan situasi
pada masa kini dan masa yang akan datang. Perawat harus yakin bahwa pimpinan organisasi memiliki komitmen
yang serius untuk mensukseskan perubahan. Selain itu perawat juga harus mampu beradaptasi untuk mendukung
perubahan dalam organisasi secara keseluruhan.
KESIMPULAN

Hal lain yang dipersipkan dalam menghadapi perubahan di masa COVID-19 dari segi organisasi rumah sakit
yaitu analisis sumber daya, membentuk prioritas dan meningkatkan skala pelatihan dengan cepat di seluruh tim,
membentuk kemitraan yang melegitimasi untuk membangun hubungan yang kuat dengan kantor pencegahan dan
pengendalian infeksi. Secara umum organisasi akan mengembangkan dan menyempurnakan protocol khusus
COVID-19. Manajemen rumah sakit harus focus untuk membuat rencana persiapan keperawatan, dalam
memberikan asuhannya di garis depan. Mereka harus memastikan bahwa perawat merespons pandemi secara
efektif dan semua perlengkapan medis tersedia, seperti APD, untuk membantu menjaga keselamatan hidup
perawat dan pasien. Rumah sakit harus menyediakan pelatihan profesional ditempat kerja unit dengan penjagaan
protokal yang ketat dengan menerapkan pedoman khusus. Tim RS juga harus melakukan pengujian dan
penyempurnaan kebijakan, serta mengevaluasi setiap kinerja rumah sakit. Memastikan tingkat peralatan
keselamatan yang sesuai dan pelatihan yang sesuai untuk penggunaannya telah terbukti menjadi elemen kunci
dalam kepemimpinan keperawatan dalam pandemi ini.
KESIMPULAN

Selama keadaan darurat ini, organisasi perawatan kesehatan dan pemimpin keperawatan harus lebih jauh
mendefinisikan ulang dan memperkuat struktur organisasi agar mampu menghadapi situasi lebih darurat yang
mungkin muncul di masa depan dengan cara yang terstandarisasi dan spesifik. Secara khusus, identifikasi area
yang didedikasikan untuk pengelolaan pasien selama keadaan darurat; mendefinisikan dan mengelompokkan
tokoh-tokoh profesional yang terlibat dengan keterampilan mereka dan jalan yang harus diikuti; memastikan yang
baik komunikasi dan koneksi layanan antara rumah sakit dan wilayah dan keselamatan praktisi dan pasien.
Pentingnya menyediakan dukungan psikologis tidak dapat diremehkan, baik untuk staf kesehatan mental dan
mengurangi penyakit gesekan terkait selama waktu ketika tenaga kerja penuh.
REFERENSI JURNAL

No. Identitas Artikel Tujuan Metodologi Hasil


1 Penulis : Dewiana N, Penelitian ini Survey dilakukan di Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
Francisca S, and bertujuan untuk salah satu rumah sakit kepemimpinan transformasional berpengaruh
Masduki mengukur pengaruh di Jabodetabek tidak signifikan terhadap kinerja karyawan, namun
Judul : The Role of kepemimpinan dengan menggunakan kepemimpinan transformasional berpengaruh
Readiness to Change transformasional teknik simple random positif dan signifikan terhadap kesiapan untuk
between dengan persiapan sampling dan hasil berubah. Temuan juga mengungkapkan bahwa
Transformational perubahan terhadap kuisioner yang valid kesiapan untuk berubah berpengaruh positif dan
Leadership and kinerja karyawan dan valid sebanyak signifikan terhadap hubungan antara
Performance: Evidence suatu rumah sakit di 154 sampel. kepemimpinan transformasional dan kinerja
from a Hospital during Indonesia dimasa Pengolahan data karyawan. Studi ini juga menegaskan bahwa
Covid-19 Pandemic COVID-19 menggunakan metode kesiapan untuk berubah sebagai mediator
Nama Jurnal : Asia- SEM dengan software sepenuhnya. Penelitian baru ini mengusulkan
Pacific Management and SmartPLS 3.0. model untuk membangun kinerja pegawai di
Business Application kalangan pegawai rumah sakit di Indonesia
Volume : 9 melalui peningkatan praktik kepemimpinan
Tahun : 2020 transformasional dengan kesiapan untuk berubah
Link Jurnal : sebagai mediator. Penelitian ini dapat membuka
jalan untuk meningkatkan kesiapan karyawan
https://apmba.ub.ac.id/in dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
dex.php/apmba/article/d
ownload/378/285
 
2 Penulis : Anja H, et all Penelitian ini Penelitian Perawat prihatin terhadap
Judul : Snapshot of Nurse bertujuan untuk menggunakan berbagai elemen
Readiness for the Covid-19 mengetahui pendekatan termasuk tertular
Pandemic in Indonesia kesiapan perawat fenomenologi kualitatif penyakit itu sendiri,
Nama Jurnal : KnE Life menghadapi dengan purposive menyesuaikan diri
Sciences perubahan di sampling. Peserta dengan lingkungan dan
Volume : 6 masa pandemi direkrut dari rumah prosedur kerja yang baru,
Tahun : 2021 Covid-19 di sakit daerah di Jawa ketidaknyamanan fisik
Link Jurnal : Indonesia. Timur, Indonesia. akibat alat pelindung
https://knepublishing.com/inde Kriteria partisipan khusus, menyaksikan
x.php/KnE-Life/article/view/861 adalah perawat yang penderitaan dan kematian
9/14758 bekerja tatap muka pasien, serta perpisahan
  dengan pasien Covid- jangka panjang dari
19 dari berbagai anggota keluarga. Mereka
bangsal. Jumlah membutuhkan sistem
sampel total adalah 20 pendukung terintegrasi
peserta. Wawancara untuk membantu mereka
mendalam dilakukan melawan Covid-19.
untuk mengumpulkan Perhatian dari sesama
data, yang dianalisis perawat yang saling
menggunakan metode membantu dalam
fenomenologi Colaizzi. menghadapi krisis,
dukungan keluarga, dan
dukungan institusi
merupakan sistem
pendukung yang
menentukan kesiapan
perawat.
3 Penulis : Abuhammad S, Alazzam M, Studi ini bertujuan untuk Peneliti menggunakan Perawat dianggap
Tariq M. mengevaluasi konten yang mesin pencari Facebook melakukan peran
Judul : The Perception of Nurses tersedia di kelompok untuk memilih grup konstruktif ketika bertindak
Towards Their Roles During The perawat Facebook lokal Facebook lokal. sebagai penyedia
COVID-19 Pandemic Yordania mengenai kesehatan lini pertama,
Nama Jurnal : Article persepsi peran dan   memiliki peran kesadaran
Volume : 1 kesiapan mereka selama publik dan memberikan
Tahun : 2020 pandemi virus corona. perawatan kepada pasien.
Link Jurnal : Mengadvokasi dan
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/   mendukung orang sakit dan
10.1111/ijcp.13919 keluarganya, mengabaikan
  peran mereka, perawat
memiliki persepsi positif
tentang peran mereka
selama pandemi virus
corona. Selain bertanggung
jawab atas aktivitas sehari-
hari selama epidemi,
mereka memiliki peran
tambahan untuk
memastikan keamanan dan
kepuasan pasien. Mereka
menyesuaikan dan
beradaptasi dalam
perubahan selama masa
COVID-19.
4 Penulis : Aziz A, Havva D, and Derya Dalam studi ini, Pekerjaan ini; Perawat mengalami
B selama wabah dilakukan dengan insomnia, stres dan
Judul : Assessment of The COVID-19, perawat partisipasi 50 (13 Pria kecemasan, tetapi hanya
Experience and Mood of COVID-19 perawatan pandemi; + 37 Wanita) perawat 2% (1) melaporkan
Pandemic Care Nurses Ini bertujuan untuk relawan yang merawat menggunakan obat tidur,
Nama Jurnal : Journal of memeriksa langsung pasien atau 36% (17) berlatih meditasi,
Engineering and Natural Sciences pengalaman dan tersangka COVID-19. relaksasi otot dan latihan
Volume : 1 suasana hati mereka On line pertanyaan pernapasan. Selama
Tahun : 2020 dalam menyesuaikan survei diminta untuk periode sulit ini, 62% (31)
Link Jurnal : perubahan yang menentukan perawat ditemukan
https://dergipark.org.tr/tr/download/a terjadi dengan pengalaman dan mengalami kebutuhan
rticle-file/1347427 kuesioner suasana hati perawat psikologi verbal / fisik oleh
  selama intervensi. kerabat mereka.
Data yang diperoleh Dukungan psikologis
dianalisis dengan membantu diri mereka
program IBM SPSS untuk yakin dan percaya
20®. dalam melaksanakan
asuhan di masa pandemic
COVID-19. Terlebih dengan
semua keadaan yang
berbeda mengharuskan
mereka untuk banyak
melakukan perubahan.
5 Penulis : Heyam F, et all Studi ini menyelidiki Studi cross- Analisis kami menunjukkan bahwa
Judul : Assessment of the pemahaman umum HCP sectional ini mayoritas HCP (97,6%) telah
Awareness, Perception, tentang risiko kesehatan menggunakan memperbarui informasi tentang mode
Attitudes, and Preparedness of COVID-19 dan sejauh mana kuesioner penularan COVID-19, risiko
Health-care Professionals mereka dibekali dengan terstruktur kontaminasi, kelompok berisiko tinggi,
Potentially Exposed to COVID-19 pengetahuan untuk berbasis web dan konsekuensi potensial dari
in the United Arab Emirates melindungi diri mereka yang diposting pengujian positif. Lebih lanjut, hasil
Nama Jurnal : Journal of sendiri dan orang lain dari di portal survei pengujian chi-squared
Multidisciplinary Healthcare penularan ini. elektronik mengungkapkan bahwa kepercayaan
Volume : 14 pemerintah dan kewaspadaan HCP terhadap
Tahun : 2021 UEA. ancaman COVID-19 meningkat secara
Link Jurnal : Kumpulan 941 signifikan ( p < 0,01) dengan
https://www.dovepress.com/ass HCP dari pengalaman, pernah mengikuti
essment-of-the-awareness-perce beragam rumah pelatihan pengendalian infeksi, atau /
ption-attitudes-and-preparednes sakit umum dan telah menjalani pendidikan
s-of-h-peer-reviewed-fulltext-arti
cle-JMDH dan khusus di COVID-19.
  UEA
menanggapi
undangan
partisipasi
elektronik
6 Penulis : K. Schroeder, A.A. Untuk Studi deskriptif kualitatif, Dua puluh satu perawat terdaftar
Norful and J. Travers et al. mengeksplorasi dipandu oleh Kerangka berpartisipasi dalam penelitian ini.
Judul : Nursing perspectives pengalaman menjadi Kualitas Donabedian Tiga tema muncul dari data, termasuk
on care delivery during the perawat terdaftar Studi deskriptif kualitatif, satu yang relevan dengan struktur dan
early stages of the covid-19 yang merawat pasien dipandu oleh Kerangka dua yang relevan dengan proses
pandemic dengan COVID-19 di Kualitas Donabedian perawatan selama pandemi. Perawat
Nama Jurnal : International pusat medis untuk Evaluasi terdaftar menganggap konteks klinis
Journal of Nursing Studies akademik perkotaan Pemberian Perawatan sangat dinamis, tetapi dengan cepat
Advances (Elsevier) selama tahap awal Kesehatan yang berfokus beradaptasi dengan pemberian
Volume : 2 pandemic pada struktur, proses, perawatan terkait pandemi. Mereka
Tahun : 2020 dan hasil pemberian merasakan “rasa kewajiban” untuk
Link Jurnal : perawatan. Peserta merawat pasien dengan COVID-19,
https://www.journals.elsevier.c direkrut untuk wawancara meski takut tertular atau menyebarkan
om/international-journal-of-nur semi-terstruktur secara infeksi. Dibandingkan dengan rekan
sing-studies-advances/recent- perorangan. Wawancara klinis, perawat terdaftar melaporkan
articles
dilakukan selama Maret peningkatan paparan pasien dan
 
dan April 2020 dan melakukan tugas yang sebelumnya
direkam serta ditranskrip. ditugaskan kepada anggota tim klinis
Transkrip dianalisis oleh lainnya.
dua peneliti
menggunakan analisis isi
kualitatif muncul untuk
mengidentifikasi tema.
Hasil: Dua puluh satu
perawat terdaftar
berpartisipasi dalam
penelitian ini.
7 Penulis : Gianluca C, et all Jelajahi masalah Penelitian kualitatif Dua puluh tiga kesaksian
Judul : Lessons from Italian manajemen deskriptif dengan dari perawat klinis
front-line nurses’ keperawatan dalam analisis tematik. dianalisis. Enam tema
experiences during the narasi COVID-19 makro diidentifikasi:
COVID-19 pandemic perawat lini depan perubahan organisasi
Nama Jurnal : Italia. dan logistik; model
Volume : 1 kepemimpinan yang
Tahun : 2020 diadopsi untuk
Link Jurnal : mengelola keadaan
https://pubmed.ncbi.nlm.ni darurat; perubahan
h.gov/33107657/ dalam pendekatan
  keperawatan; masalah
alat pelindung diri;
dampak fisik dan
psikologis pada perawat;
dan nilai / semangat tim
8 Penulis : Ana D., et al Untuk menganalisis strategi Penelitian empiris dan Hasil penelitian menunjukkan
Judul : Managerial Strategies yang telah diadopsi oleh para penelitian teoritis. Untuk bahwa selama periode
for Long-Term Care profesional perawatan penelitian empiris, rencana pencarian, jumlah kematian
Organization Professionals: kesehatan selama pandemi para profesional selama dan jumlah orang yang
COVID-19 Pandemic Impacts virus Corona (COVID-19) di pandemi COVID-19 di terinfeksi COVID-19 di
Nama Jurnal : Sustainability organisasi perawatan jangka organisasi perawatan jangka organisasi ini rendah jika
Volume : 12 panjang di kota Rio de panjang diamati, dan dibandingkan dengan statistik
Tahun : 2020 Janeiro, Brasil, dengan kuesioner diterapkan untuk umum kota Rio de Janeiro.
Link Jurnal : https menyelidiki kompetensi menganalisis integritas data Hasil ini menyimpulkan
://www.mdpi.com/2071-1050/12 mereka terutama kompetensi yang diamati. Data dianalisis bahwa adopsi strategis ini
/22/9682 manajerial. melalui bahasa telah membawa manfaat yang
pemrograman Python dan signifikan bagi organisasi
    IBM SPSS Statistic, dan perawatan jangka panjang,
analisis deskriptif dan mungkin memotivasi para
menggunakan proporsi peneliti untuk
statistik deskriptif, rate, mengembangkan studi masa
minimum, maximum, mean, depan terkait dengan
median, standar deviasi, dan organisasi perawatan jangka
koefisien variasi (CV). panjang, membantu mengisi
Pendekatan non-parametrik kesenjangan literatur tentang
melakukan perbandingan subjek tersebut.
ukuran berulang
menggunakan uji Wilcoxon,
sedangkan uji McNemmar
digunakan untuk mengulang
variabel kategori.
Signifikansi statistik
diasumsikan pada tingkat
5%.

 
9 Penulis : Purba AK Artikel ini membahas Artikel Review Perawat, sebagai advokat, memainkan
Judul : How should the beberapa pendekatan yang peran penting dalam proses ini.
role of the nurse change memerlukan pertimbangan Investasi untuk meningkatkan
in response to Covid-19? mendesak dari pemerintah pengetahuan dan keahlian perawat
Nama Jurnal : Nursing Inggris, pemimpin perawat dan tidak hanya akan memberikan hasil
Times [online] pembuat kebijakan untuk yang positif sekarang tetapi juga akan
Volume : 116 memastikan investasi jangka menjamin kesiapan untuk wabah di
Tahun : 2020 panjang dibuat untuk masa depan. Jika ada pelajaran yang
Link Jurnal : mendukung profesi dan bahwa dipetik dari kedaruratan kesehatan
http://eprints.gla.ac.uk/217 perawat diperlengkapi dengan masyarakat ini, biaya dari kelambanan
179/1/217179.pdf baik untuk secara efektif sangat besar. Dunia kemungkinan
  menanggapi wabah, dengan besar akan melihat pandemi lain di
fokus khusus pada pertemuan masa depan. Upaya harus dilakukan
kebutuhan kelompok rentan untuk memastikan Covid-19 tidak
dan mengadvokasi atas nama menjadi kenangan yang memudar,
mereka untuk mengurangi seperti kasus wabah Ebola 2014, dan
ketidaksetaraan dalam akses bahwa les son dipelajari.
ke perawatan kesehatan,
perlindungan kesehatan dan  
kepekaan budaya.
10 Penulis : Anne A. Artikel ini akan Study kualitatif Pandemi COVID-19 global telah menantang
Judul : Nursing leadership memberikan contoh para pemimpin perawat dengan cara yang
during COVID-19: Enhancing tentang bagaimana tidak dapat dibayangkan enam bulan lalu.
patient, family  and pemimpin perawat Seiring dengan prioritas berkelanjutan
workforce experience  menggunakan dalam memberikan perawatan berkualitas
Nama Jurnal : Patient pengambilan keputusan tinggi, hemat biaya, dan aman, pemimpin
Experience Journal yang menentukan, perawat juga berkomitmen untuk
Volume : 7 disesuaikan dengan menciptakan lingkungan yang mendukung
Tahun : 2020 situasi dan masalah kesempurnaan dalam pengalaman pasien
Link Jurnal : baru, memastikan dan keluarga. Selama krisis ini, pemimpin
https://pxjournal.org/cgi/vie pemberian perawatan perawat telah belajar bagaimana bergulat
wcontent.cgi?article=1482&c yang andal dan aman dengan pengambilan keputusan yang cepat
ontext=journal serta melibatkan pasien, dan seringkali tidak pasti, cara yang
  keluarga dan tenaga disesuaikan untuk melibatkan pasien dan
  kerja mereka untuk keluarga di tengah situasi perawatan baru
menciptakan dan kebijakan operasional, memberikan
pengalaman perawatan perawatan dengan andal dengan metrik dan
yang sangat baik selama ukuran yang selalu berubah dan
pandemi. menciptakan lingkungan untuk mendukung
dan membawa. tersenyum kepada perawat
dan staf perawatan kesehatan lainnya.
Kesempatan baru untuk merawat dan
melibatkan pasien dan keluarga secara
positif telah muncul.
REFERENSI BUKU

No. Judul Buku Nama Tahun Tempat


Pengarang Terbit dan Nama
Penerbit

1 Manajemen Keperawatan, Nursalam 2014 Jakarta


Aplikasi dalam Praktik (Edisi 4) Selatan,
Keperawatan Profesional Salemba
Medika
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai