CHANGE DALAM
KEPERAWATAN
PADA MASA
PANDEMI COVID-
OLEH TIM 3 KELOMPOK 5 PROFESI NERS
19” (20110206
Yasmin Achmad Badegeil
Tesya Neks Widri (20110206
n Pembimbing : Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS
KONSEP UMUM
MANAJEMEN PERUBAHAN
Tahap manajemen perubahan menurut Varkey dan Antonio (2010) dimulai dari :
Disseminate change
Assemble steering team Menyebarkan perubahan
Membentuk tim pengarah
Anchor change, create culture
shift
Menjaga perubahan disemua bagian
organisasi
1. DEFENISI
•Readiness for change adalah suatu keadaan psikologis yang diartikan
sebagai sikap, keyakinan dan niat mengahadapi perubahan (Riddell &
KONSEP UMUM Roisland, 2017). Armenakis, Harris, dan Mossholder (1993) menyimpulkan
bahwa readiness for change merupakan hal yang memberikan kontribusi
READINESS terhadap efektifitas implementasi dari perubahan yang dilakukan
organisasi. Readiness for change merupakan faktor psikologis dimana
FOR CHANGE anggota organisasi merasa harus menerapkan perubahan dalam
organisasi serta percaya akan kemampuan untuk melakukan perubahan
(Holt, Armenakis, Feild, & Harris, 2007).
KONSEP UMUM READINESS FOR CHANGE
2. KLASIFIKASI
a. Kesiapan individu untuk berubah
Holt et al. (2007) yang mendefinisikan kesiapan individu untuk
berubah sebagai kesiapan untuk berubah menunjukkan sejauh mana
individu secara kognitif dan emosi cenderung menerima dan
mengadopsi rencana tertentu yang bertujuan untuk mengubah status
quo.
Menurut Holt et al. (2010) kesiapan individu untuk berubah terdiri
dari faktor struktural dan faktor psikologis. Structural factors (faktor
kognitif) kesiapan individu untuk berubah terdiri dari knowledge, skills,
and ability alignment (pengetahuan, kompetensi dan kemampuan
individu yang berkaitan dengan esensi perubahan), sedangkan faktor
afektif kesiapan individu untuk berubah terdiri dari appropriateness
(kesesuaian perubahan), management support (dukungan manajemen),
self efficacy (kepercayaan terhadap kemampuan pribadi).
KONSEP UMUM READINESS FOR CHANGE
3. TEORI-TEORI PERUBAHAN
Dalam buku Manajemen Keperawatan oleh Nursalam (2014) terdapat beberapa teori-teori perubahan menurut
beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
a. Teori Kurt Lewin (1951)
Lewin (1951) mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi tiga tahapan,
yaitu unfreezing (pencairan), moving (bergerak), dan refreezing (pembekuan).
Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang tiga tahap perubahan dengan
menekankan latar belakang individu yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan di mana
perubahan tersebut dilaksanakan. Terdapat lima tahap dalam perubahan, yaitu: kesadaran,
keinginan, evaluasi, mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga sebagai awareness, interest,
evaluation, trial, adoption (AIETA).
c. Teori Lipitts (1973)
Lippits (1973) mendefenisikan perubahan sebagai sesuatu yang direncanakan atau tidak
direncanakan terhadap status quo dalam individu, situasi atau proses, dan dalam
perencanaan perubahan yang diharapkan, disusun oleh individu, kelompok, organisasii atau
system sosial yang mempengaruhi secara langsung tentang status quo, organisasi lain, atau
situasi lain
KONSEP READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN
LEGITIMASI PENDIDIKAN
KETERLIBATAN MOTIVASI PERENCANAAN
(ASPEK LEGAL)
ASUH
MANAJEMEN HARAPAN PERCAYA
(DUKUNGAN)
READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN PADA
MASA COVID-19
Pandemi COVID-19 telah berdampak drastis pada komunitas global. Populasi global telah mengalami
kesulitan terkait dengan jarak fisik, keterbatasan perjalanan, kerugian ekonomi, dan tekanan psikologis. Upaya
lokal, nasional, dan global telah dimobilisasi dalam upaya meminimalkan efek negatif virus SARS-CoV-2, dengan
sistem perawatan kesehatan meningkatkan respons yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lebih lanjut, rumah
sakit telah mengatasi kekurangan peralatan dan obat-obatan, berjuang untuk memastikan staf yang tepat, dan
mengalami tantangan keuangan karena pasien menghindari perawatan (Bindman, 2020). Perawat terdaftar sebagai
komponen terbesar dari tenaga kerja rumah sakit (Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat, 2020) telah
memainkan peran penting dalam merawat pasien selama pandemi dan di tengah tekanan pada sistem perawatan
kesehatan, namun pengalaman tenaga keperawatan garis depan selama pandemi masih belum diketahui. Pandemi
COVID-19 ini telah menyebabkan perubahan mendadak dalam praktik keperawatan untuk memenuhi permintaan
perawatan terkait pandemi yang tiba-tiba dan meningkat. Perubahan ini tentu didasari persiapan yang matang
terlebih dahulu. Adapun beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan dijelaskan sebagai berikut ini.
READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN PADA
MASA COVID-19
Dalam penelitian Anja Hesnia K, Nurul H, dan Ratna P. (2021) dengan judul Snapshot of Nurse Readiness for
the Covid-19 Pandemic in Indonesia, didapatkan hasil penelitian bahwasanya pandemic COVID-19 memaksa
perawat untuk lebih siap menghadapi stressor yang ada. Manajemen rumah sakit harus mendukung perawat dan
megembangkan protokol dan rencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka. Hal utama yang perlu disiapkan
perawat adalah kesiapan mental untuk lebih yakin dan percaya diri dalam menangani kasus COVID-19.
Selanjutnya mengatur dengan rinci mengenai penerapan dan pengelolaan APD untuk dapat meningkatkan
keselamatan kerja. Pihak rumah sakit membuat protokol COVID-19 yang wajib diterapkan oleh seluruh anggota
yang bekerja di rumah sakit. Semua petugas kesehatan yang menangani pasien selain COVID-19 atau lainnya harus
mematuhi Tindakan pencegahan, kebersihan tangan, dan penggunaan APD. Rumah sakit harus memberikan
perlindungan ekstra dan mampu menghentikan transmisi ke bagian lain. Persiapan infrastruktur seperti jalur
evakuasi khusus pasien COVID-19 diperlukan untuk mencegah penularan. Sumber daya perawatan kesehatan
(manusia dan material) memerlukan reorganisasi karena jumlah pasien yang membutuhkan peningkatan intensitas,
ventilasi buatan, dan dalam beberapa kasus yang bervariasi. Ketersediaan perawat yang memadai akan
mengurangi beban kerja perawat dan meningkatkan kinerja. Selain itu, manajemen rumah sakit harus focus untuk
membuat rencana persiapan keperawatan, dalam memberikan asuhannya di garis depan. Mereka harus
memastikan bahwa perawat merespons pandemi secara efektif dan semua perlengkapan medis tersedia, seperti
APD, untuk membantu menjaga keselamatan hidup perawat dan pasien.
READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN PADA
MASA COVID-19
Menurut hasil penelitian K. Schroeder., et al (2020) yang berjudul Nursing perspectives on care delivery during
the early stages of the covid-19 pandemic, didapatkan bahwa sebagian besar tenaga medis termasuk perawat,
menghadapi perubahan dengan tenang, dan terus mengoptimalkan dan menyesuaikan dengan situasi yang terus
berkembang. Perawat selalu mengevaluasi peran mereka dalam pemberian perawatan di masa COVID-19.
Persiapan yang telah dilakukan meliputi, pengupgradean ilmu melalui pelatihan, media dll. Selalu sigap dan
tanggap serta waspada terhadap hal-hal kecil, seperti pemakaian APD tambahan. Peserta penelitian menyatakan
memiliki rasa keyainan dan tanggung jawab yang besar secara keseluruhan untuk merawat pasien dengan baik
namun juga berhati-hati. Perawat menyadari bahwa mereka akan merawat pasien dengan COVID-19, untuk itu
mereka akan dnegan cepat mengevaluasi dan menyesuaikan praktik klinis mereka untuk memenuhi permintaan
perawatan.
READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN PADA
MASA COVID-19
Berdasarkan hasil penelitian Brydges., et all (2020) mengenai Lessons learned in preparing for and responding
to the arly stages of the COVID_19 pandemic: one simulation’s program experience adapting to the new normal,
menyatakan bahwa masa pandemic telah mendorong untuk melakukan perubahan dengan mengatur ulang
prioritas mulai dari bulan Januari 2020, untuk mengantisipasi dampak klinis COVID-19 melalui prioritas unit
khusus dengan simulasi berbasis pusat. Secara umum organisasi akan mengembangkan dan menyempurnakan
protocol khusus COVID-19 untuk mengenakan dan melepaskan APD, dan prosedur yang dilindungi. Rumah sakit
juga menyediakan pelatihan profesional ditempat kerja unit dengan penjagaan protokal yang ketat dengan
menerapkan pedoman mengatur jarak fisik. Tim RS juga melakukan pengujian dan penyempurnaan kebijakan,
serta mengevaluasi setiap kinerja rumah sakit. Hal lain yang dipersipkan dalam menghadapi perubahan di masa
COVID-19 yaitu analisis sumber daya, membentuk prioritas dan meningkatkan skala pelatihan dengan cepat di
seluruh tim, membentuk kemitraan yang melegitimasi untuk membangun hubungan yang kuat dengan kantor
pencegahan dan pengendalian infeksi (IPAC) yang meneri kredibilitas untuk bertindak cepat dan tegas di seluruh
organisasi, melakukan standarisasi, melakukan pendekatan berulang dengan menjalankan simulasi, melibatkan
peserta dalam sesi umpan balik terstruktur dan dengan cepat memodivikasi hinga versi kebijakan berikutnya,
brainstorming berkelanjutan dengan mendorong semua tim untuk mengembangkan strategi inovatif.
READINESS FOR CHANGE DALAM KEPERAWATAN PADA
MASA COVID-19
Begitu juga dengan penelitian Gianluca C, et all (2020) lesson from Italian front-line nurses’ experiences during
the COVID-19 pandemic dimana wabah COVID-19 yang tiba-tiba membutuhkan perubahan yang mendesak di
dalam rumah sakit baik dari sudut pandang organisasi maupun logistik. Sumber daya manusia dan material harus
ditingkatkan untuk menghadapi keadaan darurat ini. Beberapa rumah sakit secara eksklusif didedikasikan untuk
pasien COVID-19, sedangkan yang lain mendirikan bangsal COVID-19 baru, yang memerlukan penugasan ulang
staf dan pembentukan tim perawat baru. Sejak awal hampir semua departemen mengalami perubahan staf yang
tiba-tiba, menghadapi pengurangan staf yang signifikan karena tingkat sakit yang tinggi dan staf yang
dipindahkan dari unit lain. Perawat berpengalaman dalam pengalaman perawatan intensif melakukan intervensi
untuk cepat melatih rekan-rekan dari bangsal lain. Perubahan terus menerus dan tiba-tiba diperlukan semangat
yang kuat adaptasi dan fleksibilitas. Perubahan staf yang diberlakukan oleh keadaan darurat COVID-19
menyebabkan situasi perpaduan keterampilan yang sangat menantang. Dalam beberapa kasus, perawat yang baru
lulus tiba-tiba menjadi profesional paling senior di bangsal, yang pengalaman perawatan dan manajemen
pertamanya adalah dengan pasien COVID-19. Perasaan disorientasi ini tidak hanya merasuki perawat baru, tetapi
semua orang di bangsal akhirnya harus mendapatkan pengetahuan baru tentang pandemi dan memahami
pengaturan organisasi baru. Banyak perawat bereaksi positif terhadap realitas baru ini: mereka memperkuat basis
pengetahuan mereka dan menemukan solusi baru. Konsekuensi terkait dengan penularan yang mungkin atau
aktual ini telah banyak dan sangat penting, baik dari sudut pandang manusia dan profesional. Hal ini diperlukan
pengembangan ad-hoc dan protokol yang baru dibuat. Selain itu, di beberapa daerah, pelatihan dengan kursus
cepat dikembangkan dan disampaikan langsung di departemen untuk memastikan prosedur mengenakan dan
membuka pakaian APD yang benar dan aman.
KESIMPULAN
Tahap manajemen perubahan dimulai dari assess readiness for change (mengukur kesiapan untuk berubah) yang
diartikan sebagai sikap, keyakinan dan niat mengahadapi perubahan yang dapat meningkatkan kinerja anggota
organisasi terutama di rumah sakit di masa Pandemi COVID-19.
Dari segi kesiapan individu untuk berubah dibutuhkan kesiapan mental dan keyakinan terhadap kemampuan
yang dimiliki sebagai hal utama yang harus dipersiapkan sebagai seorang perawat dimana menjadi garda garis
terdepan untuk menangani masalah terkait COVID-19. Sebagai seorang perawat, untuk terjun dan menghadapi
masalah terkait COVID-19 tentunya dibutuhkan peningkatan pengetahuan, kompetensi dan kemampuan individu
yang berkaitan dengan esensi perubahan. Oleh sebab itu perawat harus mengupgrade ilmu, skill dan kompetensi
yang dimiliki dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, dan selalu aktif mencari informasi dan ilmu terkini terkait
dengan COVID-19. Perawat harus yakin bahwa perubahan yang akan dilakukan sesuai dengan tuntutan situasi
pada masa kini dan masa yang akan datang. Perawat harus yakin bahwa pimpinan organisasi memiliki komitmen
yang serius untuk mensukseskan perubahan. Selain itu perawat juga harus mampu beradaptasi untuk mendukung
perubahan dalam organisasi secara keseluruhan.
KESIMPULAN
Hal lain yang dipersipkan dalam menghadapi perubahan di masa COVID-19 dari segi organisasi rumah sakit
yaitu analisis sumber daya, membentuk prioritas dan meningkatkan skala pelatihan dengan cepat di seluruh tim,
membentuk kemitraan yang melegitimasi untuk membangun hubungan yang kuat dengan kantor pencegahan dan
pengendalian infeksi. Secara umum organisasi akan mengembangkan dan menyempurnakan protocol khusus
COVID-19. Manajemen rumah sakit harus focus untuk membuat rencana persiapan keperawatan, dalam
memberikan asuhannya di garis depan. Mereka harus memastikan bahwa perawat merespons pandemi secara
efektif dan semua perlengkapan medis tersedia, seperti APD, untuk membantu menjaga keselamatan hidup
perawat dan pasien. Rumah sakit harus menyediakan pelatihan profesional ditempat kerja unit dengan penjagaan
protokal yang ketat dengan menerapkan pedoman khusus. Tim RS juga harus melakukan pengujian dan
penyempurnaan kebijakan, serta mengevaluasi setiap kinerja rumah sakit. Memastikan tingkat peralatan
keselamatan yang sesuai dan pelatihan yang sesuai untuk penggunaannya telah terbukti menjadi elemen kunci
dalam kepemimpinan keperawatan dalam pandemi ini.
KESIMPULAN
Selama keadaan darurat ini, organisasi perawatan kesehatan dan pemimpin keperawatan harus lebih jauh
mendefinisikan ulang dan memperkuat struktur organisasi agar mampu menghadapi situasi lebih darurat yang
mungkin muncul di masa depan dengan cara yang terstandarisasi dan spesifik. Secara khusus, identifikasi area
yang didedikasikan untuk pengelolaan pasien selama keadaan darurat; mendefinisikan dan mengelompokkan
tokoh-tokoh profesional yang terlibat dengan keterampilan mereka dan jalan yang harus diikuti; memastikan yang
baik komunikasi dan koneksi layanan antara rumah sakit dan wilayah dan keselamatan praktisi dan pasien.
Pentingnya menyediakan dukungan psikologis tidak dapat diremehkan, baik untuk staf kesehatan mental dan
mengurangi penyakit gesekan terkait selama waktu ketika tenaga kerja penuh.
REFERENSI JURNAL
9 Penulis : Purba AK Artikel ini membahas Artikel Review Perawat, sebagai advokat, memainkan
Judul : How should the beberapa pendekatan yang peran penting dalam proses ini.
role of the nurse change memerlukan pertimbangan Investasi untuk meningkatkan
in response to Covid-19? mendesak dari pemerintah pengetahuan dan keahlian perawat
Nama Jurnal : Nursing Inggris, pemimpin perawat dan tidak hanya akan memberikan hasil
Times [online] pembuat kebijakan untuk yang positif sekarang tetapi juga akan
Volume : 116 memastikan investasi jangka menjamin kesiapan untuk wabah di
Tahun : 2020 panjang dibuat untuk masa depan. Jika ada pelajaran yang
Link Jurnal : mendukung profesi dan bahwa dipetik dari kedaruratan kesehatan
http://eprints.gla.ac.uk/217 perawat diperlengkapi dengan masyarakat ini, biaya dari kelambanan
179/1/217179.pdf baik untuk secara efektif sangat besar. Dunia kemungkinan
menanggapi wabah, dengan besar akan melihat pandemi lain di
fokus khusus pada pertemuan masa depan. Upaya harus dilakukan
kebutuhan kelompok rentan untuk memastikan Covid-19 tidak
dan mengadvokasi atas nama menjadi kenangan yang memudar,
mereka untuk mengurangi seperti kasus wabah Ebola 2014, dan
ketidaksetaraan dalam akses bahwa les son dipelajari.
ke perawatan kesehatan,
perlindungan kesehatan dan
kepekaan budaya.
10 Penulis : Anne A. Artikel ini akan Study kualitatif Pandemi COVID-19 global telah menantang
Judul : Nursing leadership memberikan contoh para pemimpin perawat dengan cara yang
during COVID-19: Enhancing tentang bagaimana tidak dapat dibayangkan enam bulan lalu.
patient, family and pemimpin perawat Seiring dengan prioritas berkelanjutan
workforce experience menggunakan dalam memberikan perawatan berkualitas
Nama Jurnal : Patient pengambilan keputusan tinggi, hemat biaya, dan aman, pemimpin
Experience Journal yang menentukan, perawat juga berkomitmen untuk
Volume : 7 disesuaikan dengan menciptakan lingkungan yang mendukung
Tahun : 2020 situasi dan masalah kesempurnaan dalam pengalaman pasien
Link Jurnal : baru, memastikan dan keluarga. Selama krisis ini, pemimpin
https://pxjournal.org/cgi/vie pemberian perawatan perawat telah belajar bagaimana bergulat
wcontent.cgi?article=1482&c yang andal dan aman dengan pengambilan keputusan yang cepat
ontext=journal serta melibatkan pasien, dan seringkali tidak pasti, cara yang
keluarga dan tenaga disesuaikan untuk melibatkan pasien dan
kerja mereka untuk keluarga di tengah situasi perawatan baru
menciptakan dan kebijakan operasional, memberikan
pengalaman perawatan perawatan dengan andal dengan metrik dan
yang sangat baik selama ukuran yang selalu berubah dan
pandemi. menciptakan lingkungan untuk mendukung
dan membawa. tersenyum kepada perawat
dan staf perawatan kesehatan lainnya.
Kesempatan baru untuk merawat dan
melibatkan pasien dan keluarga secara
positif telah muncul.
REFERENSI BUKU
TERIMAKASIH