Anda di halaman 1dari 34

HAK MILIK MENURUT ISLAM

A. Pendahuluan
B. Milik Allah
C. Hak Milik Bagi Manusia
D. Metode Memperoleh Hak Milik
E. Hak Milik Umum
F. Pembelaan Dan Perlindungan Hukum
G. Pencemaran Hak Milik
H. Hak Milik Berfungsi Sosial
A. Pendahuluan.
 Inti ajaran Islam ialah keseimbangan.
 Seimbang antara dimensi spiritual rohaniah
dan dimensi material duniawi
 Dua dimensi ini wajib ditegakkan secara
selaras dan seimbang dalam kehidupan
manusia.
 Al-Qur’an telah menetapkan dasar-dasar
ajarannya tentang hak milik, demikian pula
dalam hadits-hadits.
B. Milik Allah
 Segala yang wujud ini, yang nampak dan yang
tersembunyi, yang di bumi dan yang di langit,
seluruh alam semesta dan diri manusia,
pemiliknya adalah Allah SWT.
 Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi
dan apa yang di antara keduanya (al-Maidah, 17)
 Ia tiada mempunyai sekutu dalam kerajaannya
(al-Isra’, 111)
 Jika suatu ketika Pemilik Tunggal itu mengambil
kembali milikNya dengan jalan musibah,…
 Seorang muslim disyari’atkan membaca
kalimat: Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun.
(al-Baqarah,156)
 Keyakinan seperti itu menanamkan hikmah
yang agung pada diri muslim, bahwa ia tidak
perlu lupa daratan apabila mendapatkan
keberuntungan, dan tidak perlu kecewa,
berputus asa apabila mendapat musibah.
C. Hak Milik Bagi Manusia
 Hak milik ialah sesuatu yang diperoleh orang
dengan jalan syar’i, baik berupa benda atau
manfaat ataupun kedua-duanya.
 Islam mengakui adanya hak milik bagi seseorang
yang diperolehnya secara perorangan ataupun
secara bersekutu.
 Islam tidak membatasi kadar hak milik bagi
seseorang selama tidak membahayakan masyarakat.
 Allah memerintahkan untuk menjelajah bumi
sebagai sumber rezeki bahkan di angkasa luar.
 Tidakkah kamu perhatikan, bahwasanya Allah telah
menundukkan untuk kepentinganmu apa yang di langit dan apa
yang di bumi, dan Ia telah menghamparkan bagi kamu karunia-
Nya ada yang lahir dan ada pula yang masih
batin(QS.Luqman,20)
 Dialah yang telah menjadikan bumi ini mudah bagimu, maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah dari rezekinya.
(QS. Al-mulk,15)
 Dan di langit terdapat rezekimu, dan apa yang telah dijanjikan
kepadamu. (Adz-Dzariyaat,22)
 Islam memberikan pengakuan adanya hak
milik, baik laki-laki maupun perempuan…
(an-Nisa’ , 32)
D. Metode Memperoleh Hak Milik
 Islam telah membentangkan jalan lurus bagi
manusia.
 Islam melarang memperoleh harta dengan jalan
batil dan dosa.
 Islam melarang cara jastifikasi harta untuk
dimiliki. ….. Al-Baqarah, 188
 Adapun yang diperkenankan oleh Islam:
1. Usaha
 Berbuat dengan menggerakkan anggota badan
dalam usaha seseorang untuk memperoleh harta.
 Usaha merupakan cara asli dan alami untuk
memperoleh harta.
 Harta hasil usaha merupakan harta yang terpuji
dalam pandangan Islam.
 HR. Bukhari; “… lebih baik bagi seseorang di
antaramu, apabila ia mengambil seutas tali dan
memikul kayu api di punggungnya , daripada ia
datang kepada seseorang, lalu meminta-minta, baik
dia diberi maupun tidak”.
 Islam tidak membatasi bentuk dan macam/jenis
usaha untuk memperoleh harta.
 Berbagai bentuk dan jenis usaha serta lapangan
pekerjaan, misalnya:
 Pertanian,
 Perkebunan,
 Peternakan,
 Perikanan dan
 Pertukangan,
 Menjadi Pegawai Negeri atau
 Pegawai Swasta,
 dll.
 Nabi Muhammad saw, sebelum memangku
jabatan Rasul Allah adalah seorang pedagang
dan peternak.
 Beliau Dua kali membawa sendiri komoditinya
ke Syria (suatu perdagangan internasional).
 Sesudah beliau memangku risalah, para
sahabatnya digairahkan berusaha, berekonomi
dan berdagang.
 Abu Bakar ra, seorang pedagang.
 Usman bin Affan seorang pedagang besar,
kegiatan ekonominya menjangkau negri-negri
di luar Hijaz.
 Umar bin Khattab, seorang petani yang rajin.
 Demikian juga sahabat-sahabat lainnya,
pantang bagi mereka menggantungkan
nasibnya pada belas kasihan orang lain.
2. Warisan.
 Adalah memperoleh harta pusaka dari
seseorang yang meninggal dunia.
3. Wasiat.
 Adalah memperoleh harta dari seseorang yang
meninggal dunia karena ada wasiat sebelum
orang tersebut meninggal.
 Ia berhak menerima harta menjadi hak
miliknya yang sah dari harta pemberi wasiat,
dengan syarat:
 Penerima wasiat bukanlah ahli waris.
HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Turmudzi; Laa
Washiyata li- waaritsin.
 Tidak melebihi sepertiga dari jumlah harta pusaka.
HR. Bukhari Muslim, mengenai petunjuk
Rasulullah saw kepada Sa’ad bin Abi Waqqas.
4. Hibah.
Artinya pemberian, sehingga terjadi pemindahan
hak milik kepada orang yang diberi dari si
pemberi.
 Hibah disebut juga dengan istilah hadiyah
(hadiah).
HR. Bukhari, “Tahaadau tahaabbuu” (hendaklah kamu
saling memberi hadiah agar kamu saling mencintai)
5. Hutang-Piutang (qardhun)(5):2
 Ialah memberikan sesuatu harta (uang, emas atau
lainnya) kepada seseorang, dengan perjanjian bahwa
yang meminjam itu akan mengembalikannya atau
membayarnya kembali pada waktu tertentu dengan
jumlah yang sama atau seharga dari harta yang
dipinjamnya.
 Pemberi utang adalah seorang yang berperan memenuhi
hajat keperluan orang yang berhutang, sehingga timbul
di antara keduanya ikatan rasa mawaddah dan rahmah.
 Untuk tegaknya ikatan mawaddah dan rahmah Islam
mengatur lebih lanjut bbp ketentuan bagi kedua
pihak utk dilaksanakan:
(a) Pemilik harta (pemberi hutang)agar berlaku
sabar dan menangguhkan waktu bagi yang
berhutang.(2:280)
(b) Agar penagihan dilakukan dengan baik.
HR. Bukhari, “Allah mengasihi kepada orang
yang mempermudah urusan apabila jual beli dan
apabila utang piutang”.
(c) Yang berhutang agar segera mengembalikan
hutangnya bila sudah mendapat
kelapangan.
 H.Muttafaq ‘Alaih, “Penangguhan dari orang kaya
(dalam membayar hutang) adalah suatu aniaya”.
(d) Ketika mengembalikan hutangnya, bila tidak
memberatkan, dianjurkan supaya dengan
sukarela memberi kelebihan sekedarnya.
H.Muttafaq ‘Alaih, “Sesungguhnya yang
terbaik
diantara kamu ialah orang yang terbaik dalam
membayar hutang”.
(e) Dalam urusan hutang-piutang agar diadakan
pencatatan dan persaksian seperlunya.
(2):282
6. Pinjaman (‘Ariyah).
 Pinjam meminjam salah satu cara untuk
memperoleh harta secara halal.
 Pinjam meminjam mengandung nilai tolong-
menolong.
 Perbedaan antara hutang-piutang dengan
pinjam-meminjam pada kewenangan
penggunaannya (tasharruf).
 Dalam hal pinjaman, si peminjam tidak boleh
menggunakan benda yang dipinjam sehingga
habis walaupun akan diganti. Ia hanya
berwenang mengambil manfaatnya.
E. Hak Milik Umum.
 Sesuatu yang digunakan utk kepentingan
umum .
“Kami telah menentukan penghidupan mereka dalam
kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan
sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa
derajat, agar sebagian mereka dapat bekerja untuk
sebagian yang lain”. Az-Zukhruf(43):32.
 Dalam ajaran Islam ada jenis harta yang tidak
boleh dimiliki secara individual.
 Penggunaan dan pemanfaatannya, terletak di
tangan penguasa/pemerintah (Ulil-Amri).
“HR. Ahmad dan Abu Dawud, Manusia secara
bersama-sama mempunyai hak atas tiga macam benda
alam, yaitu: air, api dan rumput”.
 Ketiga benda alam itu merupakan hajat hidup
manusia yang primer.
 Islam tidak membenarkan adanya sistem
monopoli individual atau keluarga.
 Air: sungai, danau, laut, irigasi, waduk.
 Api: termasuk listrik.
 Rumput: dapat dimasukkan hutan.
 Benda-benda vital lainnya:
 Pos,
 Telepon,
 Kereta api,
 Gunung,
 Bukit,
 Jembatan,
 Minyak bumi,
 Gas dan
 Barang-barang tambang lainnya.
F. Pembelaan dan Perlindungan Hukum.
 Islam mengakui hak milik pribadi.
 Islam mengharuskan adanya pembelaan dan
perlindungan hukum terhadap hak milik
pribadi.
 seorang muslim wajib melakukan pembelaan
terhadap setiap bentuk kezaliman yang
menimpa harta bendanya.
 Pembelaan terhadap hak milik disejajarkan
dengan pembelaan agama, kehormatan dan
darah.
 Gugur membelanya dinyatakan syahid.
HR. Bukhari dan Muslim, “orang yang gugur
membela hak miliknya adalah mati syahid”.
 Orang yang mengambil harta orang lain secara
tidak sah maka tangannya harus dipotong
sebagai imbalan dari perbuatannya. (al-Maidah
(5):38).
 Ketentuan itu memiliki nilai filosofis yang
tinggi;
Pertama, masyarakat akan aman dari tangan-
tangan jahil.
Kedua, menjadi pendidikan bagi pelakunya
untuk tidak mengulang perbuatannya lagi.
Ketiga, menjadi pelajaran bagi orang lain agar
tidak meniru perbuatan buruk tersebut.
 Perampok hukumannya lebih berat, karena
lebih buruk dan biasanya disertai perbuatan
sadis.
 Hukumannya dengan memotong tangan dan
kakinya secara bersilang…al-Maidah(5):33.
G. Pencemaran Hak Milik.
 Harta yang dimiliki oleh seseorang dapat
tercemar baik sedikit maupun banyak
pencemarannya.
 Sebabnya, karena cara memperolehnya atau
zat harta itu sendiri.
 Menurut bahasa Syari’at:
 Haram melakukannya; HARAM.
 Dilarang menjamahnya; NAJIS
 Haram, Najis; bercampur dengan harta benda
lainnya sehingga menjadi tercemar.
 Harta benda yang dinyatakan haram:
a. Harta benda dari hasil pencurian, perjudian,
perzinahan.
b. Benda-benda yang dinyatakan haram bagi
seorang mukmin, seperti; Bangkai, darah,
babi, binatang yang dipotong bukan karena
Allah, khamar, dsb...al-Baqarah(2):173 dan
al-Maidah(5):90
H.Muttafaq Alaih, “Sesungguhnya Allah dan
Rasul-Nya telah mengharamkan menjual
khamar, bangkai, babi dan patung.
c. Harta benda dari hasil riba.
QS. Al-baqarah(2): 275,276,278 dan 279.
 …, dan Allah telah menghalalkan jual- beli
dan mengharamkan riba.
 Allah memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah..
 dst
d. Harta benda yang diperoleh dari hasil
perbuatan curang dalam menakar,
menimbang, mengukur dan memanipulasi
mutu barang barang... (Al-Muthaffifiin(83):1-3).
e. Harta benda dari hasil sogokan.
HR. Abu Dawud dan at-Turmudzi “Allah
melaknat orang yang menyogok dan yang
disogok.
f. Harta benda yang tidak dikeluarkan zakatnya
atau tidak bersih zakatnya.
“Ambillah dari harta benda mereka zakat
untuk membersihkan dan mensucikan
mereka dengan zakat itu” At-Taubah(9):103.
H. Hak Milik Berfungsi Sosial.
 Islam mengakui adanya harta benda yang dimiliki
secara perorangan.
 Kemerdekaan penggunaannya bukan dalam arti tanpa
batas.
 Syari’at Islam menetapkan batas-batas penggunaan
hak milik, sbb:
PERTAMA, harta benda hendaklah digunakan untuk
kepentingan pribadi dan keluarga secara obyektif,
tidak boleh boros.
“Makan dan minumlah, tapi jangan berlebih-lebihan,
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yg
berlebih-lebihan” al-A’raaf(7):31
KEDUA, Harta benda itu adalah karunia Allah,
karena itu:
 Tidak boleh dipakai sebagai alat keangkuhan
/pamer kepada orang yang tidak punya.
 Allah telah mengabadikan kisah QARUN
seorang paling kaya di zaman FIR’AUN.
 Ia sangat sombong dengan kekayaannya, pamer
kekuatan, bakhil terhadap fakir-miskin, menari-
nari di atas penderitaan masyarakat.
 Allah mengazabnya dengan cara
membenamkannya dengan semua harta bendanya
ke dalam tanah.. Al-Qashash(28):76-82.
KETIGA, Harta benda tidak boleh dijadikan
alat untuk berbuat maksiat atau membantu
orang lain berbuat maksiat.
 Penggunaan harta itu jangan sampai
merugikan orang lain.
 Menurut Syari’at Islam, harta benda harus
dipergunakan untuk hidup BERTADHAMUN
(saling menjamin) dan BERTAKAFUL (saling
mencukupi) dalam kehidupan masyarakat.
 Seorang muslim harus menyadari bahwa harta
benda bukanlah tujuan hidup.
 “Agar harta tidak hanya beredar di antara
orang-orang kaya di antara kamu”.. al-Hasyar(59):7.

 “Berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya,


dan dermakanlah sebagian daripada apa yang
telah Ia jadikan kamu sebagai pengurus
atasnya.. Al-Hadied(57):7

 “Dan berikanlah kepada mereka (orang-orang


miskin) sebagian dari harta Allah yang
dikaruniakan-Nya kepadamu..An-Nur(24):33.
 Islam membangun suatu sistem sehingga harta
dapat bersirkulasi ke seluruh masyarakat secara
adil, yaitu:
(1) Zakat
(2) Infak dan Sedekah
(3) Wakaf
(4) Qurban
(5) Waris
‫وهللا أعلم بالصواب‬

Anda mungkin juga menyukai