EKONOMI ISLAM
Hak terhadap
harta.
Ketidaksamaan
ekonomi dalam
batasan.
Kesamaan sosial.
Prinsip ekonomi islam
Keselamatan
sosial.
Larangan
menumpuk
kekayaan.
Larangan
terhadap institusi
anti-sosial.
Kebajikan
individu dalam
masyarakat
Al-Qur'an telah memberikan beberapa contoh
tegas mengenai masalah-masalah ekonomi
"(Ingatlah) ketika Syu'aib berkata kepada mereka
(penduduk Aikah): 'Mengapa kamu tidak bertaqwa?'
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul yang telah
mendapatkan kepercayaan untukmu. Karena itu
bertaqwalah kepada Allah dan ta'atilah aku. Aku sama
sekali tidak menuntut upah darimu untuk ajakan ini,
upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan Penguasa seluruh
alam. Tepatilah ketika kamu menakar dan jangan sampai
kamu menjadi orang-orang yang merugi. Timbanglah
dengan timbangan yang tepat. Jangan kamu rugikan
hak-hak orang (lain) dan janganlah berbuat jahat dan
menimbulkan kerusakan di muka bumi." (Qs.26:177-183)
Sumber pedoman ekonomi Islam
adalah al-Qur'an dan sunnah Rasul, yaitu dalam:
Qs.al-Ahzab:72 (Manusia sebagai makhluk
pengemban amanat Allah).
Qs.Hud:61 (Untuk memakmurkan kehidupan
di bumi).
Qs.al-Baqarah:30 (Tentang kedudukan
terhormat sebagai khalifah Allah di bumi).
Hal-hal yang tidak secara jelas diatur dalam
kedua sumber ajaran Islam tersebut diperoleh
ketentuannya dengan jalan ijtihad.
Dasar-dasar Ekonomi Islam
1) Bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera
baik di dunia dan di akhirat, tercapainya pemuasan
optimal berbagai kebutuhan baik jasmani maupun
rohani secara seimbang, baik perorangan maupun
masyarakat. Dan untuk itu alat pemuas dicapai secara
optimal dengan pengorbanan tanpa pemborosan dan
kelestarian alam tetap terjaga.
2) Hak milik relatif perorangan diakui sebagai usaha dan
kerja secara halal dan dipergunakan untuk hal-hal
yang halal pula.
3) Dilarang menimbun harta benda dan menjadikannya
terlentar.
4. Dalam harta benda itu terdapat hak untuk orang
miskin yang selalu meminta, oleh karena itu harus
dinafkahkan sehingga dicapai pembagian rizki
5. Pada batas tertentu, hak milik relatif tersebut
dikenakan zakat.
6. Perniagaan diperkenankan, akan tetapi riba
dilarang.
7. Tiada perbedaan suku dan keturunan dalam
bekerja sama dan yang menjadi ukuran perbedaan
adalah prestasi kerja.
Tujuan Ekonomi Islam
1. Mewujudkan perikehidupan ekonomi umat manusia
yang makmur dan selalu dalam taraf yang lebih
maju
2. Mewujudkan perikehidupan ekonomi umat manusia
yang adil dan merata
3. Mewujudkan perikehidupan ekonomi umat manusia
yang stabil dengan jalan menghindarkan dari
gangguan-gangguan inflasi dan depresi dan stagnasi
4. Mewujudkan perikehidupan ekonomi yang serasi,
bersatu, damai dan Maju, dalam suasana
kekeluargaan sesama umat
5. Mewujudkan perikehidupan ekonomi umat manusia
yangrelatif menjamin kemerdekaan dalam
memilih jenis barang dan jasa, memilih sistim dan
jenis produksi maupun sistim distribusi
6. Mewujudkan perikehidupan ekonomi umat manusia
yang tidak menimbulkan kerusakan dibumi,
kelestarian alam dapat dijaga baik-bai, baik dalam
fisik, kultural, sosial maupun spiritual keagamaan
7. Mewujudkan perikehidupan ekonomi umat manusia
yang relatif mandiri tanpa ketergantungan terhadap
kelompok lain.
Prinsip kusus perekonomiam islam
1. SDA adalah milik Allah SWT , secara mutlak(QS:20:6,
2:255,284,3:189, 191,5:120
2. SDA adalah nikmat Allah SWT untuk manusia (QS:
14:32,34, 30:20-27, 31:20, 1:2
3. Allah SWT melarang menguras/memanfaatkan SDA
secara berlebihan(QS:6:141, 28:77)
4. Hak milik perseorangan diakui apabila diperoleh
secara halal, dan mempergunakannya kepada yang
halal(Qs: 2:168, 5:87-88, 16:114, 8:69, 2:42, 261-274
5. Allah SWT melarang menimbun kekayaan, tanpa ada
manfaat bagi sesama manusia(Qs: 9:34, 59:7,17:99-100
6. Pada harta orang kaya, terdapat hak-hak orang-
orang tertentu yang wajib dikeluarkan, sebagai
zakat, infaq dan sedekah (Qs:9:60, 2: 177,59:7)
7. Ekonomi islam menganut prinsip “ekonomi
tauhid’ (QS: 4:134, 63:9, 102:1-2, 9:24,4:29-
30, 2:219)
8. Laksanakan transaksi sesuai dengan ketentuan
Allah SWT dalam (QS: 2:282-283)
9. Praktek riba haram (Qs: 2:275-281, 30:39,
3:130
Pola umum praktek ekonomi Islam
1. Cara produksi dapat diperoleh melalui jalan
iktisab(usaha), dengan jalan waratsa(mewarisi)
dan dengan jalan hibah(pemberian)QS: 4:32, 7:20
2. Dilarang memperoleh harta kekayaan dengan cara
yang haram(tidak sah) 4:29, 2:188, 5:33, 38,
4:58,2:219,5:90-91)
3. Harta milik dipergunakan dengan motivasi untuk
mensyukuri nikmat Allah SWT, maka
pemanfaatannya harus sesuai dengan hukum Allah
SWT(25:67, 17:29, 4:5, 2:228, 3:134, 9:34-35)
4. Harta milik wajib dipelihara(QS:2:254)
5. Utamakan kejujuran dalam urusan
perjanjian dan transaksi
perjanjian(Qs:2:282-283, 83:1-3, 17:35,
26:181-183
6. Modal utama dalam segala bentuk
perdagangan adalah iman kepada Allah
SWT dan RasulNya serta berjihad dalam
kebenaran(QS:61:10-14)
Konsumsi dalam Islam
1. Mengkonsumsi makanan yang halal dan bergizi(QS:2:168-
169,172-173)
2. Hukum mengkonsumsi bangkai ikan dan belalang
ikan dan segala binatang air tidak perlu disembelih, dan semuanya
halal dimakan, baik yang ditangkap oleh orang yahudi, nasrani,
majusi atau oleh siapa saja(HR> Bukhori) demikian pula semua
ikan yang terdampar ditepi laut atau sungai atau yang tertinggal
didaratan setelah air surut(QS: 5:96,16:14) dan yang telah mati
sebelum ditangkap semuanya halal, kecuali menurut ibnu abas
yang telah rusak.
dalam sebuah hadis dijelaskan yang substansiartinya ialah bahwa
semua bangkai haramdi konsumsi kecuali ikan dan belalang
3. Minuman yang diharamkan
- Khamr(QS:2:119, 4:43, 5:90, 16:67)
Mengandung
kotoran yg
mempunyai
pengaruh jahat
terhadap pikiran,
M jasmanidan akhlak
Bangkai manusia
A
K
A
darah
N Najis
A
N Pengaruh jahat
Daging babi terhadap rohani
H manusia, karena
A menyekutukan
Binatang yg Fisqun/durha
R Allah
disembelih dgn ka terhadap
A
disebut selain perintah Allah
m
nama Allah
Macam-macam makanan yg diharamkan
Binatang yg mati
terjerat
Binatang yg mati
ditanduk
Binatang yg mati
diterkam binatang
buas
Kewajiban menyebut nama ALLAH pada waktu
menyembelih binatang berdasarkan QS: 6:122(bismillahi
Allahu Akbar)