Anda di halaman 1dari 16

SETELAH UTS

PENGERTIAN LEASING (SEWA GUNA


USAHA)
• KEGIATAN PEMBIAYAAN DALAM BENTUK PENYEDIAAN BARANG MODAL
BAIK SECARA SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI (FINANCE LEASE)
MAUPUN SEWA GUNA USAHA TANPA HAK OPSI
• Pihak user: leasee
• Pihak yang memberikan: lessor

• Hak opsi untuk membeli atau memperpanjang sewa


• Kalau membeli berarti nanti membayar harga yang sudah ditentukan di awal
kontrak (nilai sisa).nilai sisa? Barang akan dinilai sesuai dengan manfaat dari
barang tersebut di akhir periode leasing (dihitung penyusutannya).
Unsur-unsur Leasing
1. Kegiatan pembiayaan
2. Penyediaan barang modal
3. Jangka waktu tertentu
4. Pembayaran secara berkala
5. Hak opsi untuk memmbeli barang modal
6. Nilai sisa (residu) yang disepakati bersama
Jenis Leasing
1. Financial lease: ada hak opsi
a. Direct financial lease
b. Sale and lease back: si leasing (perusahaan pelayaran kapal), dia butuh
modal untuk membiayai pembukaan trayek baru. Maka dia bisa menjual
kapal tadi kepada pihak leasor. Emilik, dia jual, dia menjadi penyewa guna
usaha. Dia nyewa barang yang dijualnya sebagai sewa guna usaha.
2. Operating lease: sama dengan leasing biasa, tidak ada opsi. Hampir
sama dengan sewa-menyewa tapi yang disewakan adalah barang
modal, bukan untuk konsumsi.
Ciri-ciri Finance Lease
• Dikelola oleh lembaga pembiayaan lessee menentukan sendiri jenis serta
spesifikasi barang modal yang dibutuhkan
• Lessee mengadakan negosiasi langsung dengan supplier mengenai harga,
syarat perawatan, dll
• Lessor sebagai pemilik barang dan pembayar barang yang dibeli
• Barang diserahkan secara langsung dari supplier kepada lessee
• Pembayaran secara berkala oleh lessee meliputi harga barang, bunga, dan
keuntungan pihak lessor
• Perawatan menjadi tanggung jawab
• Hak milik ada pada lessor (retention of title)
Ciri operating lease
• Lessor membel barang dan menyewakan kepada lessee
• Harga sewa tidak meliputi harga barang dan biaya yang dikelurkan
lessor
• Lessor bertanggungjawab terhadap perawatan barang
• Tidak ada hak opsi
• Resiko ada pada lessor
Perbedaan perjanjian leasing (financial)
dengan jual beli angsuran/kredit
1. LS, lessor adalah pihak penyedia dana dan membiayai seluruh
pembelian barang, dalam JBA, sebagian harga pembelian dibayar
oelh pembeli
2. Hak milik pada LS beralih kepada lessee jika lessee menggunakan
hak opsi untuk membeli, JBA hak milik beralih sejak bendanya
diserahkan kepada pembeli
3. Pada JBA benda yang dibeli dijadikan jaminan, pada LS tidak
Perbedaan Finance Lease (FL) dengan
Operating Lease (OP)
• FL adalah perjanjian pembiayaan, OP adalah perjanjian pemberian jasa
• FL resiko ekonomis atas objek berada pada lessee, sedangkan OP ada pada lessor
• FL lessor menanggung resiko berkenaan dengan keuangan, kemampuan membayar
lessee, sedangkan OP menanggung resiko hilangnya atau rusaknya barang yang di
lessee
• FL jangka waktu kontrak sama atau hampir sama dengan kegunaan barang, OP tidak
• FL ada opsi, OP tidak
• FL pada akhir periode perjanjian nilai barang/harga barang hampir tak ebrarti, OP
relative memiliki nilai ekonomis tinggi
• FL Lessor tidak memberikan jasa penggunaan, pengoperasian, dan peeliharaan,
sedangkan OP memberikan hal tsb
PERJANJIAN PENGADAAN BARANG
DAN JASA
• Kontrak pengadaan barang/jasa adalah perjanjian tertulias natara PA (Pengguna Anggaran)/KPA
(Kuasa Pengguna Anggaran pada pelaksanaan APBN/APBD)/ PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)
dengan Penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola
• PA: Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran kementerian negara/lembaga/perangkat daerah
• KPA (APBN): pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran pada kementerian negara/lembaga ybs
• KPA (APBD): pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran
dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi perangkat daerah
• PPK: adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakkan
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah
• Penyediaan barang/jasa pemerintah adalah pelaku usaha yang menyediakan barang/jasa berdasrakan
kontrak

• (pasal 1 Perpres RI No 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah)


Pengertian
• Pengadaan b/j dalam perpres 16/2018 meliputi:
• Barang: setiap benda baik berwujud aupun tidak berwujud, bergerka maupun
tidak bergerak yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau
dimanfaatkan oleh pengguna barang
• Pekerjaan konstruksi: keseluruha atau sebgaian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan
• Jasa konsultasi: jasa layanan professional yang embutuhkan keahlian tertentu
diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya oleh pikir
• Jasa lainnya: jasa non-konsultasi atau jasa yang memmbutuhkan peralatan,
metodologi khusus, dan/atau keterampilan dalam suatu sistem tata kelola
yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaiakn suatu pekerjaan
Jenis kontrak pengadaan barang/jasa
pemerintah
• Lumsum : kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah harga yang
pasti dan tetap dalam batas waktu tertentu, dengan ketentuan semua resiko
sepenuhnya ditanggung oleh penyedia b/j berorientasi kepada keluaran, dan
pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai
dengan kontak
• Tidak dirinci, yang penting hanya keluarannya saja
• Harga satuan: kontrak pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya
dengan harga satuan yang tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan
dengan spesifikasi teknis tertentu atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
batas waktu yang telah ditetapkan dengan ketentuan volume atau kuantitas
pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat kontrak itu ditandatangani;
pembayaran berdasarkan hasil pengukuran Bersama atas realisasi volume
pekerjaan dan akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan diselesaikan
Cont’d
• Gabungan lumsum dan harga satuan: kontrak pengadaan
barang/pekerjaan konstruksi.jada lainnya gabungan lumsun dan harga
satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan
• Terima jadi (turnkey): kontrak pengadaan pekerjaan konstruksi atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan
ketentuan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai
dilaksanakan, dan pembayaran dapat dilakukan berdasarkan termin sesuai
kesepakaran dalam kontrak
• Kontrak payung: dapat berupa kontrak harga satuan dalam periode waktu
tertentu untuk barang/jasa yang belum dapat ditentukan volume dan/atau
waktu pengirimannya pada saat kontrak dutandatangani
Jenis kontrak pengadaan jasa konsultasi
• Lumsum: Kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah harga yang pasti dan tetap
dalam batas waktu tertentu,  dengan ketentuan semua resiko sepenuhnya ditanggung
oleh penyedia barang atau jasa,  berorientasi pada Keluaran dan pembayaran didasarkan
pada tahapan produk atau keluaran yang dihasilkan sesuai dengan kontrak
• Waktu penugasan: kontrak jasa konsultasi untuk pekerjaan yang ruang lingkupnya belum
bisa didefinisikan dengan rinci dan atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan belum bisa dipastikan
• Kontrak payung: Dapat berupa kontrak harga satuan dalam periode waktu tertentu
untuk barang atau jasa yang belum dapat di tentukan volume dan atau waktu
pengirimannya pada saat kontrak ditandatangani

(Pasal 27 Perpres 16/2018)


Bentuk kontrak pengadaan barang/jasa
• Bukti pembelian/pembayaran: Digunakan untuk pengadaan barang atau jasa lainnya dengan nilai Paling
banyak 10 juta Rupiah
• Kuitansi: digunakan untuk pengadaan barang atau jasa lainnya dengan nilai paling banyak 50 juta Rupiah
• Surat perintah kerja (SPK):  digunakan untuk pengadaan jasa konsultasi dengan nilai paling banyak 100
juta rupiah, pengadaan dengan Nilai paling sedikit di atas tas 50 juta Rupiah sampai dengan nilai paling
banyak Pak dua ratus juta rupiah,  dan pengadaan pekerjaan konstruksi dengan nilai paling banyak 200
juta rupiah
• Surat perjanjian:  digunakan untuk pengadaan barang atau pekerjaan konstruksi atau jasa lainnya
dengan nilai paling sedikit di atas 200 juta rupiah dan untuk pengadaan jasa konsultasi dengan nilai
paling sedikit di atas 100 juta rupiah
• surat pesanan:  digunakan untuk pengadaan barang atau jasa melalui e-purchasing  atau Pembelian
melalui toko daring

Pasal 28 perpres 16/2018


Jaminan pengadaan barang/jasa
• Jaminan penawaran (hanya untuk pekerjaan konstruksi)
• Jaminan sanggah banding (hanya untuk pekerjaan konstruksi)
• Jaminan pelaksanaan
• Jaminan uang muka
• Jaminan pemeliharaan
(Pasal 30 ayat (1) perpres 16/2018)

• Jaminan dapat berupa bank garansi (bank, kalo dicarikan, jatohnya ngutang ke pihak yang
minta diterbitkan bank garansi) atau surety bond (perusahaan asuransi, kayak premi
asuransi. Kalo dia wanprestasi, maka akan dicairkan oleh pihak pemerintah. Dia ga perlu ganti
karena sudah ada premi)
(Pasal 30 ayat (3) perpres 16/2018)
Cont’d
• Pengadaan jasa konsultasi tidak diperlukan jaminan penawaran,
sanggah banding, jaminan pelaksanaan, dan jaminan pemeliharaan
(Pasal 30 ayat (2) perpres 16/2018 )

Anda mungkin juga menyukai