Anda di halaman 1dari 23

HIPERTENSI

Edward Sundoro
112021006

Pembimbing : dr. Christy Efiyanti, Sp.PD


HIPERTENSI
 Definisi

 Hipertensi adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, pada usia 18 tahun keatas dengan penyebab

yang tidak diketahui. Pengukuran dilakukan dua kali atau lebih dengan posisi duduk, kemudian
diambil reratanya pada dua kali atau lebih kunjungan.
EPIDEMIOLOGI
 Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada

penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2018 di Indonesia adalah sebesar


34.11%. Menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan
Selatan (44.13%) dan terendah di Papua (22,22%).6 Sedangkan jika
dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi kenaikan sebesar 2.41% (dari 31,7%
menjadi 34.11%)
FAKTOR RESIKO
 Riwayat hipertensi atau kardiovaskular pada pasien atau keluarga pasien

 Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarganya

 Riwayat diabetes melitus pada pasien atau keluarganya

 Kebiasaan merokok

 Pola makan

 Kegemukan, intensitas olahraga

 Kepribadian
KLASIFIKASI (JNC VIII)
Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Tekanan Darah Diastolik (mmHg)

Optimal <120 <80


Normal <130 <85
Normal Tinggi 130-139 85-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 160-179 100-109

Hipertensi derajat 3 ≥180 ≥110


KLASIFIKASI (ESH/ECH 2013)
Kategori TD Sistolik (mmHg)   TD Diastolik (mmHg)

Optimal < 120 Dan < 80

Normal 120 – 129 dan/atau 80 – 84

Normal Tinggi 130 – 139 dan/atau 85 – 89

Hipertensi Tingkat 1 140 – 159 dan/atau 90 – 99

Hipertensi Tingkat 2 160 – 179 dan/atau 100 – 109

Hipertensi Tingkat 3 ≥ 180 dan/atau ≥ 110

Hipertensi Isolated Systolic ≥ 140 Dan < 90


PATOFISIOLOGI
Asupan Natrium Jumlah nefron Stress Genetik Obesitas
berkurang

Retensi Permukaan Saraf Renin – Perubahan Hiper-


Natrium di filtrasi Simpatis Angiotensin membran sel insulinemia
Ginjal

Volume cairan Vena konstriksi

Hipertrofi jantung
Preload Kontraktilitas Vasokonstriksi

Tekanan darah = isi sekuncup x resistensi perifer

Hipertensi = isi sekuncup x resistensi perifer

Autoregulasi
DIAGNOSTIK
 Anamnesa
 Penyakit penyerta
 Riwayat penyakit dahulu
 Kebiasaan (alkohol, kopi dan rokok) dan pola makan

 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan dengan tensimeter

 Pemeriksaan penunjang
TATALAKSANA
 Intervensi Pola Hidup
 Penentuan Batas Tekanan darah untuk inisiasi obat
 Farmakologis
AMBANG BATAS TEKANAN
DARAH UNTUK INISIASI OBAT
TATALAKSANA NON-
FARMAKOLOGI
 Menurunkan berat badan berlebih atau kegemukan
 Pembatasan asupan garam
 Meningkatkan konsumsi buah dan sayur
 Menurunkan konsumsi alkohol tidak lebih dari 2 kali minum/hari
 Meningkatkan aktivitas fisik paling tidak berjalan 30 menit/hari selama 5 hari/minggu
 Menghentikan merokok
PENGEGAHAN
 Pencegahan dan pengobatan obesitas: peningkatan indeks massa tubuh (BMI) dan lingkar
pinggang dikaitkan dengan peningkatan risiko kardiovaskular, seperti hipertensi, diabetes
mellitus, glukosa puasa terganggu, dan hipertrofi ventrikel kiri.
 Aktifitas fisik aerobik yang cukup
 Diet rendah garam, lemak total, dan kolesterol
 Menghindari konsumsi alkohol
 Menghindari konsumsi rokok
 Menghidari penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain.
PROGNOSIS
Apabila hipertensi ditangani dengan penatalaksanaan cepat, baik dan tepat. Maka prognosis bisa
tergolong baik.
KESIMPULAN
 Hipertensi merupakan kondisi dimana seseorang memiliki tekanan darah diatas 140/90 secara

konsisten minimal 2x pengukuran setiap kunjungan dalam 2x kunjungan. Hipertensi primer


paling banyak terjadi pada kasus hipertensi. Gaya hidup dan factor genetic menjadi peran
penting dalam kasus hipertensi. Penanganan yang cepat dan tatalaksana yang tepat bisa
memberikan prognosis yang baik pada pasien hipertensi primer maupun sekunder.
DAFTAR PUSTAKA
 Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019. Jakarta 2019. Diakses
pada 5 Desember 2021
 Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit
Kardiovaskular. Edisi Pertama. Diakses pada 5 Desember 2021
 Muhadi. 2016. JNC 8:Evidence Guideline Penanganan Pasien Hipertensi Dewasa. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Vol. 43 no.1. pp. 1-6. Diakses pada 5 Desember 2021.
 Mohani, C.I,e t al. (2015). Hipertensi Esensial. Dalam Sudoyo, et al (ed). Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi VI.
Jilid II. Jakarta, Interna Publising. pp. 2284-2293.
 Weber, et al. (2015). Clinical Practise Guidelines for Management of Hypertension in The Community. The
Journal of Clinical Hypertension 16 (1): 1-13. Diakses pada 5 Desember 2021.
 Balitbang Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS 2018. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI; 2018.
 Lauralee Sherwood (2018). Pembuluh Darah dan Tekanan Darah. Dalam Yesdelita, Nella (ed). Fisiologi Manusia
dari Sel ke Sistem. Edisi IX. Jakarta, EGC : 370-415.
 Liswanti R, dan Yulanda G. 2017. Penatalaksanaan Hipertensi Primer. Lampung: Universitas Kedokteran
Lampung. Vol. 6 no. 1. pp 25-33. Diakses pada 5 Desember 2021.

Anda mungkin juga menyukai