Anda di halaman 1dari 14

Klasifikasi Ajaran Islam

Akhlak

Deni Wahyuni, S.Pd.I,.M.A


Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” (Akhlaq) berasal dari   bahasa Arab,merupakan
bentuk jamak dari ”khuluq” yang menurut bahasa berarti budi
pekerti,perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Kata tersebut mengandung segi persesuaian dengan kata”khalq”
yang berarti kejadian.
Ibnu ‘Athir menjelaskan bahwa khuluq adalah gambaran batin
manusia yang sebenarnya (yaitu jiwa dan sifat-sifat
batiniah),sedang khalq merupakan gambaran bentuk
jasmaninya (raut muka, warna kulit,tinggi rendah badan, dan
lain sebagainya.
Landasannya

Kata khuluq sebagai bentuk tunggal dari akhlak,


tercantum dalam Al-quran surah Al-Qalam(68):4, yang

artinya:”Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di


atas budi pekerti yang agung”

Hadis riwayat Imam Malik, yang


artinya:”Bahwasanya aku (Muhammad) diutus tidak
lain adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia”;
Menurut Para Ahli
Secara terminologis, terdapat beberapa definisi akhlak yang dikemukakan
oleh para ahli.
1. Ahmad Amin mendefinisikan akhlak sebagai”kehendak yang dibiasakan”.
2. Ibnu maskawaih menyebutkan bahwa akhlak adalah “sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.
3. Sedangkan Abdullah Darraz mengemukakan bahwa akhlak adalah “suatu
kekuatan dalam kehendak yang mantap yang membawa kecendrungan
kepada pemilihan pada pihak yang benar (akhlak yang baik) atau pihak
yang jahat (akhlak yang buruk)”.       Selanjutnya menurut Abdullah
Darraz,perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai manifestasi
dari akhlaknya
Proses
Terbentuknya
Akhlak

1. Iradah 2.Pembiasaan
Proses Terbentuknya Akhlak
1- Niat: hasil dari perbuatan yang mempertimbangkan masukan berupa ilham
(HIDAYAH AL-IMAN) dan was-was (RAGU-RAGU)
Niat termasuk perbuatan hati maka tempatnya adalah didalam hati, bahkan
semua perbuatan yang hendak dilakukan oleh manusia, niatnya secara otomatis
tertanam didalam hatinya. Oleh karena itu, niat merupakan awal yang sangat
penting bagi pembentukan akhlak manusia. Karena, nuat dapat dikatakan
sebagai penentu bagaimana perilaku, kebiasaan dan akhlak kita nantinya.
2-Prilaku: ekspresi niat dengan kesadaran dan pemikiran, biasanya masih ada rasa
keterpaksaan 
3- Kebiasaan: setelah perilaku dibiasakan maka ia menjadi ringan untuk dilakukan,
tidak ada rasa berat dalam melakukan itu 
4- Akhlak: jika kebiasaan itu diinternalisasikan lebih dalam maka akan terbentuklah
pebuatan yang muncul tanpa pemikiran dan pertimbangan lagi. Pada level ini
pelaku akan selalu merasakan kenikmatan melakukan akhlak terkait.
Faktor yang Mempengaruhi Akhlak
1. Aliran Nativisme : faktor yang mempengaruhi diri
seseorang adalah faktor bawaan dari dalam yang
bentuknya dapat berupa kecenderunan, bakat dan akal
2. Aliran empirisme : faktor yang mempengaruhi adalah
faktor luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan
dan pendidikan yang diberikan
3. Aliran konvergensi : faktor yang mempengaruhi yakni
faktor internal (pembawaan) dan eksternal (luar diri).
Aliran ini sesuai dengan ajaran Islam
Akhlak Terhadap Allah dan
Ciptaannya
1. Akhlak Kepada Allah
Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah.
Adapun perilaku yang dikerjakan adalah:
1) Bersyukur kepada Allah
Manusia diperintahkan untuk memuji dannbersyukur kepada Allah karena orang yang bersyukur akan
mendapat tambahan nikmat sedangkan orang yang ingkar akan mendapat siksa.
2) Meyakini kesempurnaan Allah
Meyakini bahwa Allah mempunyai sifat kesempurnaan. Setiap yang dilakukan adalah suatu yang baik
dan terpuji.
3) Taat terhadap perintah-Nya
Tugas manusia ditugaskan di dunia ini adalah untuk beribadah karena itu taat terhadap aturanNya
merupakan bagian dari perbuatan baik.
4) Beribadah Kepada Allah
Melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya.
5) Berdzikir
Mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati.
6) Tawakal kepada Allah
Berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu
keadaan.
2. Akhlak Kepada Rasul
1. Ridha dalam Beriman kepada Rasul
Iman kepada rasul merupakan salah satu bagian dari rukun iman. Keimanan akan terasa menjadi nikmat
dan lezat manakala kita memiliki rasa ridha dalam keimanan. Hadits Nabi SAW:
“Aku ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, Muhammad sebagai nabi dan rasul.” (HR.
Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Majah)
2. Menanti dan Memuliakan Rasul
Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul.
3. Mengakui dan Mentaati Rasul
Merupakan suatu sifat mutlak bagi orang-orang yang beriman.
4. Mengucapkan Shalawat dan Salam Kepada Rasul
Firman Allah:
“Sesungguhnya Allah dan para nikmat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya, (QS. 33:56)
5. Menghidupkan Sunnah Rasul
6. Menghormati Pewaris Rasul
7. Melanjutkan Misi Rasul
adalah menyebarkan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum
muslimin.
3. Akhlak Kepada Ibu Bapak
Akhalak kepada orang tua adalah berbuat baik kepada
keduanya dengan ucapan, maupun perbuatan. Allah
mewariskan agar manusia berbuat baik kepada orang
tua, sebagaimana firman Allah:
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada kedua orang tuanya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepadaku dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya
kepada-Ku lah kembalimu. (QS. Luqman, 31:14)
Akhlak Kepada Keluarga dan Karib Kerabat

Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat adalah


mengembangkan kasih sayang yang diungkapkan
dalam bentuk komunikasi dalam keluarga
diungkapkan dalam bentuk perhatian baik
melalui kata-kata, isyarat, maupun perilaku.
Seperti:
1. Bersilahturahmi
2. Mengetahui Silsilah atau Nasab Kerabat
3. Berbuat Baik
5. Akhlak Kepada Diri Sendiri
1. Sabar
Perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari
pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang
menimpanya.
2. Syukur
Sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa
terhitung banyaknya.
3. Tawaduk
Sikap rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya.
Sikap ini lahir dari kesabaran akan hakikat dirinya sebagai manusia
yang lemah dan serba terbatas yang tidak layak untuk bersikap
sombong dan angkuh dimuka bumi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai