Daftar isi
[sembunyikan]
1 Definisi
2 Syarat
3 Sumber
4 Budi pekerti
5 Karsa
6 Moral
7 Pembagian Akhlak
o 7.1 Akhlak Baik (Al-Hamidah)
7.1.1 1. Jujur (Ash-Shidqu)
7.1.2 2. Berprilaku baik (Husnul Khuluqi)
7.1.3 3. Malu (Al-Haya')
7.1.4 4. Rendah hati (At-Tawadlu')
7.1.5 5. Murah hati (Al-Hilmu)
7.1.6 6. Sabar (Ash-Shobr)
o 7.2 Akhlak Buruk (Adz-Dzamimah)
8 Ruang Lingkup Akhlak
o 8.1 Akhlak pribadi
o 8.2 Akhlak berkeluarga
o 8.3 Akhlak bermasyarakat
o 8.4 Akhlak bernegara
o 8.5 Akhlak beragama
9 Referensi
[sunting] Definisi
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan
secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya
sewaktu-waktu saja.[4] Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya
didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran
apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan
untuk berbuat.[2] Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah
pencerminan dari akhlak.[2]
Dalam Encyclopedia Brittanica[5], akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti
sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya
benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu,
selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.[2]
[sunting] Syarat
Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak.[2]
1.
2.
3.
4.
[sunting] Sumber
Akhlak bersumber pada agama.[2] Peragai sendiri mengandung pengertian sebagai suatu sifat
dan watak yang merupakan bawaan seseorang.[2] Pembentukan peragai ke arah baik atau
buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari luar, yaitu kondisi
lingkungannya.[2] Lingkungan yang paling kecil adalah keluarga, melalui keluargalah
kepribadian seseorang dapat terbentuk. Secara terminologi akhlak berarti tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan
yang baik.[2] Para ahli seperti Al Gazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang
melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Peragai sendiri mengandung pengertian sebagai
suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang.[2]
Secara bahasa kata akhlak jamak dari khuluqin yang diartikan tabiat, kebiasaan, adab.
Sedangkan secara istilah adalah sifat yang mantap di dalam diri yang membuat perbuatan
yang dilakukannya baik atau buruk, bagus atau jelek.
Oleh karenanya, apabila amal dan pikiran seseorang sholeh (baik) maka sholeh pula diri dan
akhlaknya, dan sebaliknya apabila amal dan pikirannya rusak maka rusak pula dirinya
akhlaknya.
Nabi bersabda :( alaa wainna filjasadi mudzghotan, idzaa soluhat soluha jasada kulluh wa
idza fasadat fasadaljasadu kulluh wahiya alqolbu).
Adapun Akhlak memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam, karena Allah SWT
memuji Nabi s.a.w karena akhlaknya yang hasan. Allah berfirman : (wainnaka la'alaa
khuluqin 'adzim)(Alqolam: 4).
(walaa tastawi alhasanatu walaa assayiatu idfang billati hiya ahsanu faidza aldzi bainaka
Diterjamah dari kitab Is`af thalibi Ridhol Khllaq bibayani Makarimil Akhlaq. Transkip pidato Habib
Umar di Televisi Shan'a yemen.
Segala puji bagi Allah, pemilik alam semesta, dzat sang maha pencipta yang mengatur dan
menentukan, Tuhan kita yang maha tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan, yang
menentukan dan memberi petunjuk.
Kami bersaksi bahwa Allah adalah dzat yang menjadikan dan menciptakan, yang maha mengetahui
suatu yang Dhahir dan bathin. Dan kami bersaksi bahwa Nabi kita Sayyidina Muhammad adalah
Hamba dan utusannya. Diutus untuk menyenpurnakan Akhlak dan dia adalah Kekasih Tuhan sang
pencipta.
Ya Allah tetapkan ShalawatMu pada orang yang engkau Agungkan budi pekertinya didalam kitab
Sucimu, pemuka para Utusan dan pemungkas para Nabi. Yaitu Muhammad SAW dan pada
keluarganya yang suci serta sahabatnya yang terpilih serta orang-orang yang berjalan pada jalan
mereka.
Ya Allah...karuniailah kami Akhlak seperti Akhlanya dan Adab seperti Adabnya dengan RahmatMu
wahai Dzat yang maha pengasih. Ammaba'du.
Diantara pokok bahasan utama yang sering dibicarakan oleh pengikut agama ini dan diantara yang
menjadi pemikiran dan pusat perhatian mereka serta yang menjadi tujuan penciptaan dan diutusnya
para Nabi adalah pokok bahasan tentang Akhlak yang harus dimiliki oleh orang-orang yang beriman
pada Allah dan RasulNya serta orang-orang yang tunduk pada Allah dan yang percaya bahwa setiap
yang datang dariNya adalah haq... yakni Akhlak Islam.yaitu perilaku yang diajarkan oleh agama
islam.dan yang dianjurkan kepada setiap muslim untuk bersifat dan bersikap dengannya.
Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang di umpamakan pada manusia sebagai gambaran bathin
yang bersifat maknawi dan rohani. Dimana dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan disaat
hakikat segala sesuatu tampak di hari Kiamat nanti
Akhlak adalah kata jamak dari khuluk, yang kalau dihubungkan dengan Manusia, kata khuluk lawan
kata dari Kholq. Jasmani apabila tersusun dengan rapi dan baik maka disebut Husnul Kholq (baik
ciptaanya) yaitu gambaran Dhahirnya baik.
Begitu pula gambaran Batin Manusia apabila tersusun dari sifat-sifat yang indah, pribadi yang baik
dan prilaku yang mulya maka gambaran Batinnya baik, dan itulah yang disebut Husnul Khuluk
(Akhlak yang baik). Gambaran Batin itulah yang dilihat oleh Allah SWT. Dan dengan gambaran itu
pula Manusia dibangkitkan kelak dihari kiamat.
Dari penjelasan ini menunjukkan bahwa Potret jasmani seorang Manusia derajatnya sama sekali
tidak menyamai Potret Rohaninya.
Dengan demikian seorang yang berakal serta beriman wajib untuk mengerahkan segala
kemampuannya untuk meluruskan Akhlaknya dan berprilaku dengan prilaku yang dicintai oleh Allah
SWT. serta melaksanakan maksud dan tujuan dari terutusnya baginda Rasulullah saw yang bersabda:
Sesungguhnya Aku diutus hanya untuk menyempurnakan Akhlak.
Dan membangkitkan keinginnan untuk berperilaku dengan perilaku yang baik tersebut, dapat
menyampaikan seseorang berakhlak dengan sempurna, dengan artian :
kadangkala manusia mempunyai tabiat yang tidak baik dan tidak terpuji, apakah ada kemungkinnan
mengurus urusan jasmaninya belaka tanpa menghiraukan urusan ruhaninya dengan perkataan
beliau :
Itulah kuburan yang menjadikan hancur badan yang tadinya segar dan gemuk.
Setelah bersenang-senang dan makan makanan yang lezat, esok mereka menjadi makanan ulat dan
cacing di bawah tanah.
Warna kulit kini berubah, ketampanan wajah , keindahan mata dan pipi telah tiada.
Handai taulan, keluarga dan kawan yang dulu menyayangi mereka, kini telah melupakan
PENTINGNYA SEORANG MU'MIN untuk MELURUSKAN AKHLAKNYA
Maka jelas bagi seorang Mu'min bahwa meluruskan Akhlak merupakan hal penting yang harus
difikirkan dan dilaksanakan. dan dengan alasan itu pelajaran-pelajaran ini diadakan, guna untuk
menyembuhkan, mengingatkan dan menjelaskan cara untuk meraih Akhlak tersebut. Sehingga
seorang Mu'min dapat melaksanakan kewajibannya dalam hidup ini serta dapat menghubungkan diri
dengan Baginda Rasulullah SAW yang memang diutus guna untuk menyempurnakan Akhlak.
Allah yang maha Agung telah memujinya dalam kitab suci Al Quran disaat orang-orang kafir
mensifati beliau dengan sifat gila.
Nuun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat tuhanmu, kamu (Muhammad) sama
sekali bukan orang gila dan sesungguhnya bagimu pahala besar yang tidak akan terputusdan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti Agung.(Al Qalam 1-3)
Allah menolak kata-kata orang-orang kafir itu dengan apa yang mereka saksikan pada pribadi
Rasulullah SAW berupa Akhlak Agung yang telah mereka lihat.
Dalam ayat tersebut Allah juga menjelaskan bahwa Akhlak Agung tidak bisa di pisahkan dengan Akal
yang sehat. Seandainya Rasulullah SAW gila tentu tidak akan tampak darinya Akhlak yang Agung.
Sesungguhnya Akhlak mulya merupakan Manhaj yang lurus (cara pas) untuk menghadapi likaliku
hidup ini. Dan hal ini tidak bisa di lakukan kecuali oleh orang yang mempunyai Akal luas, oleh sebab
itulah Akal di difinisikan dengan : Tabiat dalam jiwa yang dapat mencegah pemiliknya untuk tidak
mengerjakan hal-hal yang jelek.
Maka kemampuan Manusia untuk mencegah dirinya dari hal-hal jelek dan keji itu merupakan
Hakikat Akal Jadi hanyalah orang yang berakal luaslah yang mampu menguasai dirinya di saat marah
dan tetap berakhlak dengan Akhlak baik. Semakin luas akal seseorang maka akan semakin mampu
untuk menjaga dan menahan Hawa nafsnya dari perbuatan yang tidak semestinya.
Dari penjelasan ini menunjukkan bahwa: kesempurnaan Akhlak yang hanya untuk itu Rasulullah di
utus, merupakan ukuran baik dan tidaknya sesorang baik didunia ini atau di Akhirat nanti. Oleh
karena itu wajib bagi setiap kaum muslimin agar memperhatikan budi pekertinya. Baik kepada
dirinya, keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Semoga Allah memberi pertolongan kepada kita untuk membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela
dan menghiasi diri dengan sifat-sifat mulya, Ya Allah..jadikan Nasf kami selalu bertakwa padaMu,
sucikanlah dari kotoran wahai Dzat yang maha menyucikan, karena engkaulah yang menguasai
semuanya. Ya Allah...tunjukkan kami pada Akhlak yang terbaik karena hanya engkaulah yang dapat
menunjukkan pada sebaik-baiknya Akhlak dan palingkanlah kami dari Akhlak yang buruk karena
tidak ada yang dapat memalingkannya selain engkau..demi kasih sayangmu wahai Dzat yang maha
penyang...dan dengan kemurahanmu wahai Dzat yang maha pemurah... (hamid ja'far al Qadri)
1.KONSEP AKHLAK
Walaupun manusia boleh dipisahkan daripada bidang ilmu atau pemikiran, bahkan juga boleh
dipisahkan daripada agama dan kepercayaan, tetapi tidak boleh dipisahkan dengan akhlak
atau moral. Ini kerana setiap perbuatan, amalan atau tindakan yang diambil tidak terlepas atau
terkeluar daripada lingkungan hukuman sama ada terhadap dirinya atau orang lain ataupun
benda lain iaitu adakah baik atau tidak segala tindakan tersebut. Jika baik jawapannya perkara
itu akan dilakukan tetapi jika jahat perkara itu akan ditinggalkan. Itulah akhlak yang baik.
Tetapi jika sebaliknya yang dilakukan itulah akhlak yang buruk.
Dari sini ternyata kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia sehingga di kalangan orang
yang tidak bermoral mereka merasakan perlu adanya suatu akhlak yang diakui bersama oleh
mereka supaya dapat mengatur kehidupan yang lebih baik menurut pandangan mereka.
Islam merangkumi aqidah, dan syariat mengandungi roh akhlak. Islam tanpa akhlak seperti
rangka yang tidak mempunyai isi, atau jasad yang tidak bernyawa. Sabda Rasulullah saw
yang bermaksud : "Islam itu akhlak yang baik". Begitu juga sabda Baginda yang bermaksud :
"Tidak ada sesuatu yang lebih berat timbangannya selain daripada akhlak yang mulia."
2.PENGERTIAN AKHLAK
i) Akhlak merupakan satu sistem yang menilai tindakan zahir dan batin manusia manakala
moral ialah satu sistem yang menilai tindakan zahir manusia sahaja.
ii) Akhlak mencakup pemikiran, perasaan dan niat di hati manusia dalam hubungan manusia
dengan Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan makhluk lain manakala moral
mencakupi pemikiran, perasaan dan niat di hati manusia dalam hubungan manusia dengan
manusia sahaja.
iii) Nilai-nilai akhlak ditentukan oleh Allah swt melalui al-Quran dan tunjuk ajar oleh
Rasulullah saw manakala moral ditentukan oleh manusia.
iv) Nilai-nilai akhlak bersifat mutlak, sempurna dan tetap manakala nilai-nilai moral bersifat
relatif, subjektif dan sementara.
1. Pakaian : Menurut Islam pakaian bagi seseorang muslim mestilah menutup aurat.
Seandainya mereka tidak menutup aurat maka ia telah dianggap sebagai orang yang tidak
berakhlak kerana telah melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Berbeza
dengan moral, jika seseorang itu mendedahkan aurat tetapi masih mempunyai perlakuan yang
baik, maka mereka masih dianggap bermoral oleh sesetengah pihak.
2. Pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan : Fenomena seumpama ini sudah menjadi
suatu lumrah bai masyarakat di Barat dan masyarakat kita. Berdasarkan penilaian Barat
perkara ini masih dianggap bermoral, sebaliknya jika dilihat dari sudut akhlak Islam,
perlakuan sedemikian sudah dianggap tidak berakhlak.
3. Bersalaman : Bersalaman di antara lelaki dan perempuan yang bukan mahramnya adalah
haram menurut Islam walaupun tujuannya untuk merapatkan hubungan. Tetapi perkara ini
dibolehkan dalam sistem moral.
Skop akhlak Islam adalah luas merangkumi segenap perkara yang berkaitan dengan
kehidupan manusia sama ada hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan
manusia dan hubungan manusia dengan makhluk lain.
a) Akhlak dengan Allah : Antara ciri-ciri penting akhlak manusia dengan Allah swt ialah :
-Beriman kepada Allah : iaitu mengakui, mempercayai dan meyakini bahawa Allah itu wujud
serta beriman dengan rukun-rukunnya dan melaksanakan tuntutan-tuntutan di samping
meninggalkan sebarang sifat atau bentuk syirik terhadapnya.
-Beribadah atau mengabdikan diri, tunduk, taat dan patuh kepada Allah : iaitu melaksanakan
segala perintah dan meninggalkan segala larangannya dengan ikhlas semata-mata kerana
Allah swt.
-Sentiasa bertaubat dengan tuhannya : iaitu apabila seseorang mukmin itu terlupa atau jatuh
kepada kecuaian dan kesilapan yang tidak seharusnya berlaku lalu ia segera sedar dan insaf
lalu meminta taubat atas kecuaiannya.
-Mencari keredhaan Tuhannya : iaitu sentiasa mengharapkan Allah dalam segala usaha dan
amalannya. Segala gerak geri hidupnya hanyalah untuk mencapai keredhaan Allah dan
bukannya mengharapkan keredhaan manusia walaupun kadang kala terpaksa membuat
sesuatu kerja yang menyebabkan kemarahan manusia.
-Melaksanakan perkara-perkara yang wajib, fardhu dan nawafil.
-Redha menerima Qadha' dan Qadar Allah : Sabda Rasulullah saw yang bermaksud :
"Apabila mendapat kesenangan dia bersyukur dan apabila dia ditimpa kesusahan dia bersabar
maka menjadilah baik baginya."
b) Akhlak dengan manusia :
-Akhlak dengan Rasulullah : iaitu beriman dengan penuh keyakinan bahawa nabi Muhammad
saw adalah benar-benar nabi dan Rasul Allah yang menyampaikan risalah kepada seluruh
manusia dan mengamalkan sunnah yang baik yang berbentuk suruhan ataupun larangan.
-Akhlak dengan ibubapa : iaitu berbuat baik (berbakti) ke pada ibu bapa. Berbuat baik di sini
mengandungi erti meliputi dari segi perbuatan, perkataan dan tingkah laku. Contohnya
berkata dengan sopan dan hormat, merendahkan diri, berdoa untuk keduanya dan menjaga
keperluan hidupnya apabila mereka telah uzur dan sebagainya. Firman Allah swt yang
bermaksud : " Kami perintahkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapa."
-Akhlak dengan guru : Maksud dari sebuah hadith Nabi saw: "Muliakanlah orang yang kamu
belajar daripadanya." Setiap murid dikehendaki memuliakan dan menghormati gurunya
kerana peranan guru mengajarkan sesuatu ilmu yang merupakan perkara penting di mana
dengan ilmu tersebut manusia dapat menduduki tempat yang mulia dan terhormat dan dapat
mengatasi berbagai kesulitan hidup sama ada kehidupan di dunia ataupun di akhirat.
-Akhlak kepada jiran tetangga : Umat Islam dituntut supaya berbuat baik terhadap jiran
tetangga. Contohnya tidak menyusahkan atau mengganggu mereka seperti membunyikan
radio kuat-kuat, tidak membuang sampah di muka rumah jiran, tidak menyakiti hati mereka
dengan perkataan-perkataan kasar atau tidak sopan dan sebagainya. Malah berbuat baik
terhadap jiran tetangga dalam pengertiannya itu dapat memberikan sesuatu pemberian kepada
mereka sama ada sokongan moral atau material.
-Akhlak suami isteri : Firman Allah swt yang bermaksud : "Dan gaulilah olehmu isteri-isteri
itu dengan baik."
-Akhlak dengan anak-anak : Islam menetapkan peraturan terhadap anak-anak. Sabda
Rasulullah saw yang bermaksud : "Kanak-kanak lelaki disembelih aqiqahnya pada hari
ketujuh dari kelahirannya dan diberi nama dengan baik-baik dan dihindarkan ia daripada
perkara-perkara yang memudharatkan. Apabila berusia enam tahun hendaklah diberi
pengajaran dan pendidikan akhlak yang baik."
-Akhlak dengan kaum kerabat : Firman Allah yang bermaksud : "Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan dan memberi kepada kaum kerabat."
c) Akhlak terhadap makhluk selain manusia :
-Malaikat :Akhlak Islam menuntut seseorang muslim supaya menghormati para malaikat
dengan menutup kemaluan walaupun bersendirian dan tidak ada orang lain yang melihat.
-Jin : Adab terhadap golongan jin antaranya Rasulullah melarang membuang hadas kecil di
dalam lubang-lubang di bumi kerana ia adalah kediaman jin. Sabda Rasulullah saw yang
bermaksud : "Jangan kamu beristinjak dengan tahi kering dan jangan pula dengan tulangtulang kerana sesungguhnya tulang-tulang itu adalah makanan saudara kamu dari kalangan
jin."
-aiwan ternakan : Haiwan yang digunakan untuk membuat kerja, maka tidak boleh mereka
dibebani di luar kesanggupan mereka atau dianiaya atau disakiti. Malah ketika hendak
menyembelih untuk dimakan sekalipun, maka hendaklah penyembelihan dilakukan dengan
cara yang paling baik iaitu dengan menggunakan pisau yang tajam, tidak mengasah pisau di
hadapan haiwan tersebut atau menyembelih haiwan di samping haiwan-haiwan yang lain.
-Haiwan bukan ternakan : tidak menganiayai haiwan-haiwan bukan ternakan seperti
mencederakannya dengan menggunakan batu dan sebagainya.
-Alam : Manusia diperintahkan untuk memakmurkan sumber-sumber alam demi kebaikan
bersama. Islam menetapkan bahawa alam ini tidak boleh dicemari dengan kekotoran yang
boleh merosakkan kehidupan manusia dan kehidupan lainnya.
Dalam Islam akhlak adalah bersumber dari dua sumber yang utama iaitu al-Quran dan alSunnah. Ini ditegaskan leh Rasulullah saw dalam sepotong hadith yang bermaksud :
"Sesungguhnya aku diutuskan hanya semata-mata untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia."
Allah swt telah memuji Rasulullah kerana akhlaknya yang baik seperti yang terdapat dalam
al-Quran, firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya engkau seorang memiliki
peribadi yang agung (mulia)."
Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dalam agama Islam. Antaranya :
-Akhlak dihubungkan dengan tujuan risalah Islam atau antara perutusan utama Rasulullah
saw. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Sesungguhnya aku diutuskan untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia." Pernyataan Rasulullah itu menunjukkan pentingnya
kedudukan akhlak dalam Islam.
-Akhlak menentukan kedudukan seseorang di akhirat nanti yang mana akhlak yang baik
dapat memberatkan timbangan amalan yang baik. Begitulah juga sebaliknya. Sabda
Rasulullah saw yang bermaksud : "Tiada sesuatu yang lebih berat dalam daun timbangan
melainkan akhlak yang baik."
-Akhlak dapat menyempurnakan keimanan seseorang mukmin. Sabda Rasulullah saw yang
bermaksud : "Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik
akhlaknya."
-Akhlak yang baik dapat menghapuskan dosa manakala akhlak yang buruk boleh merosakkan
pahala. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Akhlak yang baik mencairkan dosa seperti
air mencairkan ais (salji) dan akhlak merosakkan amalan seperti cuka merosakkan madu."
-Akhlak merupakan sifat Rasulullah saw di mana Allah swt telah memuji Rasulullah kerana
akhlaknya yang baik seperti yang terdapat dalam al-Quran, firman Allah swt yang bermaksud
: "Sesungguhnya engkau seorang yang memiliki peribadi yang agung )mulia)." Pujian allah
swt terhadap RasulNya dengan akhlak yang mulia menunjukkan betapa besar dan pentingnya
kedudukan akhlak dalam Islam. Banak lagi ayat-ayat dan hadith-hadith Rasulullah saw yang
menunjukkan ketinggian kedudukan akhlak dan menggalakkan kita supaya berusaha
menghiasi jiwa kita dengan akhlak yang mulia.
-Akhlak tidak dapat dipisahkan dari Islam, sebagaimana dalam sebuah hadith diterangkan
bahawa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw : "Wahai Rasulullah, apakah itu
agama?" Rasulullah menjawab : "Akhlak yang baik."
-Akhlak yang baik dapat menghindarkan seseorang itu daripada neraka sebaliknya akhlak
yang buruk menyebabkan seseorang itu jauh dari syurga. Sebuah hadith menerangkan
bahawa, "Si fulan pada siang harinya berpuasa dan pada malamnya bersembahyang
sedangkan akhlaknya buruk, menganggu jiran tetangganya dengan perkataannya. Baginda
bersabda : tidak ada kebaikan dalam ibadahnya, dia adalah ahli neraka."
-Salah satu rukun agama Islam ialah Ihsan, iaitu merupakan asas akhlak seseorang muslim.
Ihsan iaitu beribadat kepada allah seolah-olah kita melihatNya kerana walauun kita tidak
melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihat kita.
Akhlak merupakan garis pemisah antara yang berakhlak dengan orang yang tidak berakhlak.
Akhlak juga merupakan roh Islam yang mana agama tanpa akhlak samalah seperti jasad yang
tidak bernyawa. Oleh itu salah satu misi yang dibawa oleh Rasulullah saw ialah membina
kembali akhlak manusia yang telah runtuh sejak zaman para nabi yang terdahulu ekoran
-Islam menyeru agar manusia menghiasi jiwa dengan akhlak yang baik dan menjauhkan diri
dari akhlak yang buruk. Yang menjadi ukuran baik dan burukna adalah syarak, iaitu apa yang
diperintahkan oleh syarak, itulah yang baik dan apa yang dilarang oleh syarak itulah yang
buruk.
-Lingkungan skop akhlak Islam adalah luas meliputi segala perbuatan manusia dengan Allah,
manusia dengan manusia dan manusia dengan makhluk selain manusia. -Islam
menghubungkan akhlak dengan keimanan. Orang yang paling sempurna keimanannya ialah
orang yang paling baik akhlaknya.
-Adanya konsep balasan dan ganjaran pahala atau syurga oleh Allah dan sebaliknya orang
yang berakhlak buruk akan mendapat dosa atau disiksa dalam neraka.
Akhlak adalah sesuatu perilaku yang boleh diubah dan dibentuk, contohnya Saidina Umar alKhattab, sebagaimana keadaan beliau semasa berada di zaman jahiliyyah berbanding
keadaannya sesudah memeluk agama Islam. Dari sini dapat disimpulkan bahawa akhlak
merupakan sesuatu yang semulajadi tetapi ianya perlu dibentuk. Terdapat beberapa cara
untuk membentuk dan membina akhlak mulia. Antara cara-cara itu ialah melalui :
a) Pendidikan Iman sebagai Asas Akhlak
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencorak manusia menjadi seseorang yang
beriman. Iman adalah asas kepada akhlak Islam. Tidak akan sempurna iman seseorang jika
tidak disertai oleh akhlak yang baik. Contohnya dengan melaksanakan segala perintah Allah
yang berupa ibadah kerana kesemua perintah Allah tersebut bertujuan untuk membersihkan
diri dan menyuburkan jiwa manusia dengan sifat-sifat terpuji.
Lantaran itu setiap ayat al-Quran menyeru manusia berbuat baik dan mencegah manusia
daripada melakukan perbuatan mungkar. Biasanya didahului dengan panggilan "Wahai
orang-orang yang beriman" kemudian barulah diikuti dengan perintah atau larangan. Iman
yang teguh tetap memerlukan akhlak yang teguh. Jika berlaku kemerosotan akhlak di
kalangan manusia, puncanya adalah kelemahan iman dan tertakluk kepada kefasikan atau
kejahatan yang dilakukan oleh seseorang.
Pendidikan iman bolehlah disimpulkan sebagai suatu pemulihan tenaga keimanan seseorang
supaya dapat mempertahankan diri manusia daripada segala kerendahan dan keburukan serta
dapat mendorong manusia ke arah kemuliaan.
pendidikan berbentuk formal. Ibu bapa seharusnya mempunyai keperibadian dan akhlak yang
mantap sebagai pendidik dan pembinbing seperti lemah lembut dalam pertuturan, pergaulan,
sabar, lapang dada, istiqamah, berwawasan dan seumpamanya.
c) Mengambil Rasulullah saw Sebagai Contoh
Rasulullah adalah contoh teladan dan ikutan yang paling tepat bagi semua peringkat
kehidupan. Bersesuaian dengan itu, Allah swt telah berfirman bahawa Nabi Muhammad saw
diutuskan kepada manusia untuk menyempurnakan akhlak di kalangan mereka. Firman Allah
yang bermaksud : "Demi sesungguhnya bagi kamu pada diri Rasulullah saw itu contoh ikutan
yang baik bagi orang-orang yang sentiasa mengharapkan keredhaan Allah dan balasan baik di
hari akhirat serta sentiasa menyebut dan memperingati Allah dalam masa senang dan susah."
Contoh-contoh akhlak Rasulullah saw :
1. Akhlak Rasulullah saw dengan Allah swt
-Mengabdikan diri setiap detik dan masa kepada Allah dengan penuh kepatuhan, ketaatan,
kecintaan dan kesyukuran yang tidak berbelah bagi terhadap Allah di samping redha dengan
apa yang telah ditentukan oleh Allah kepadanya.
-Melaksanakan kewajipan yang wajib atau difardhukan serta amalan-amalan sunat seperti
bangun malam mengadakan Qiyamullail, berpuasa sunat, zikir, istighfar, doa, tasbih, tahmid
dan sebagainya.
2. Akhlak Rasulullah saw dengan sesama manusia
-Akhlak Rasulullah saw meliputi aspek kekeluargaan, soaial, ekonomi, politik dan
sebagainya. Dari aspek kekeluargaan, Rasulullah saw berjaya mewujudkan suasana yang
harmoni dan Rasulullah saw pernah bersabda : "Rumahku adalah syurgaku."
-Rasulullah saw merupakan seorang yang bertanggungjawab, sentiasa memberi kasih sayang,
berlemah lembut dan bertolak ansur terhadap semua ahli keluarganya.
-Rasulullah saw juga selalu berbincang dengan para sahabat dan menghargai pandangan yang
diberikan oleh mereka. -Begitu juga akhlak dan sikap Rasulullah saw terhadap orang bukan
Islam iaitu menghormati mereka, bersopan santun dan memberi haknya kepada mereka
terutama dari segi kejiranan. Contohnya kisah baginda dengan seorang wanita Yahudi
(jirannya) yang akhirnya wanita Yahudi tersebut telah memeluk Islam atas keprihatinan,
kesabaran dan kemuliaan akhlak yang ditonjolkan oleh Rasulullah saw.
-3. Akhlak Rasulullah saw dengan makhluk lain.
-Rasulullah saw begitu peka dan prihatin terhadap makhluk yang lain seperti haiwan,
tumbuha-tumbuhan dan alam sekitar.
-Rasulullah saw menasihati umatnya supaya berlaku ihsan kepada haiwan dan binatang
ternakan serta tidak menzalimi atau menyiksa mereka. Demikian juga tumbuh-tumbuhan dan
alam sekitar.
c) Syaitan
Satu lagi musuh ghaib yang sentiasa mendampingi manusia dengan memperalatkan nafsu
manusia iaitu syaitan. Fungsi syaitan adalah sebagai agen perosak akhlak manusia berlaku
sejak Nabi Adam a.s. dan berterusan hingga ke hari kiamat.
Kesimpulannya setiap manusia yang hidup terpaksa menghadapi ujian dan cubaan hidup
dalam usaha melatih diri menjadi manusia yang berakhlak dan bersedia menghadapi segala
rintangan.
-Mempelajari kehidupan para nabi, sahabat, ulama atau auliya dan menjadikan kehidupan
mereka sebagai contoh teladan dalam kehidupan kita.
-Dalam segala tindak tanduk kita hendaklah sentiasa mengikuti dan menggunakan akal
fikiran dan janganlah mengikut perut dan hawa nafsu kita.
-Sentiasa berdoa memohon bantuan Allah swt agar dilengkapkan diri dengan akhlak yang
mulia dan mendapatkan perlindungan daripada perkara-perkara yang tidak diingini.
Wallahu a'lam