Anda di halaman 1dari 9

DESAIN PENELITIAN STUDI

KASUS KONTROL/CASE
CONTROL
KELOMPOK 5
1.GLORIA TOPAKE
2.FAHRI LAMBANA
3.SHINTIA ASUKA
DEVINISI
Desain penelitian kasus kontrol/case control merupakan
penelitian jenis analitik observasional yang dilakukan
dengan cara membandingkan antara kelompol kasus
dan kelompok kontrol berdasarkan status paparanya.
Kelebihan
1. Studi kasus kontrol kadang atau bahkan menjadi satu-satunya cara untuk meneliti
kasus yang jarang atau yang masa latenya panjang,atau bila penelitian prospektif
tidak dapat dilakukan karna keterbatasan sumber atau hasil diperlukan secepatnya

2 Hasil dapat diperoleh dengan cepat

3 Biaya yang diperlukan relatif lebih sedikit sehingga lebih efesien

4 Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor resiko sekaligus dalam


suatu penelitian (bila faktor resiko tidak diketahui)

5 Tidak mengalami kendala etik seperti penelitian eksperimen atau kohort


Kelemahan
 Data sekunder dalam hal ini catatan medik rutin sering dipakai sebagai sumber
data juga tidak begitu akurat(objektifitas dan reliabilitas pengukurang variabel
yang kurang)

 Validasi informasi terkadang sukar diperoleh

 Sukarnya meyakinkan bahwa kelompok kasus kontrol sebanding karna banyak


faktor eksternal/faktor penyerta dan sumber bias lainnya yang sukar
dikendalikan

 Tidak dapat dilakukan untuk penelitian evaluasi hasil pengobatan

 Tidak dapat memberikan incidence rates karna porporsi kasus dalam penelitian
tidak mewakili porposi orang dengan penyakit tersebut dalam populasi
SESUAI JURNAL
 Hubungan lingkungan fisik ruang tidur dan keluarga dengan kasus baru
tubercolosi paru BTA positif di wilaya kerja puskesmas songgon banyuwangi

 Metode penilitian menggunakan desinge case control yang bertujuan untuk


membandingkan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol terhadap
keterpaparan dengan faktor resiko tibi paru yang di duga sebagai penyebab
banyaknya jumlah kasus tibi paru BTA positif di puskesmas songgon banyuwangi

 Populasi kasus dalam penelitian ini adalah semua orang yang berusia minimal 15
tahun dan telah terdiaknosis menderita penyakit tibi paru BTA positif melalui
pemeriksaan bakteriologis tercatat sebagai pasien di puskesmas songgon pada
bulan november 2007-maret 2018 yakni sebanyak 23 org

 Populasi kontrol semua orang yang berusia minimal 15 tahun dan tidak pernah di
diaknosis menderita penyakit tibi
next
 Perbandingan jumlah kasus dan kontrol 1:2 jumlah sampel
kelompok kasus menggunakan rumus perhitungan besar
sampel keis kontrol lemeshow sehingga di dapat jumlah
sampel sebanyak 15 org dan dipilih menggunakan metode
sampling random sampling kemudian sampel kelompok
kontrol sejumlah 30 org dipilih dari tetangga penderita yang
metching berdasarkan jenis kelamin dan kelompok kasus
Kriteria inklusi kelompok kasus dan kontrol

 Bertempat tinggal diwilaya kerja puskesmas songgon


minimal 6 bulan
 Bersedia berpartisipasi dalam penelitian yang

dibuktikan dengan penandatanganan infromconsen


 Tidak memiliki gejala TB berdasarkan anamesa

perawat (kelompok kontrol)


Kriteria ekslusi kelompok kasus dan
kontrol

 Tidak berada di tempat pada saat pengumpulan data


selama 3 hari berturut” dan tidak dapat di temui
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai